Tugas Metodelogi Penelitian (Enny w)
-
Upload
meongsweet -
Category
Documents
-
view
178 -
download
6
Embed Size (px)
Transcript of Tugas Metodelogi Penelitian (Enny w)

TUGAS METODELOGI PENELITIAN
MANFAAT STATISTIKA DALAM PENELITIAN, TEKNIK
ANALISIS DATA, DAN UJI HIPOTESIS
Oleh
Nama Kelompok :
Arifani Siswidiasari 0508505008
Ni Luh Gede Lisniawati 0808505021
Ni Luh Putu Ariasih 0808505020
Ni Komang Enny Wahyuni 0808505025
Bayu Anggara 0808505027
I B.P Dharma Santosa 0808505036
Aryandi Yastawa 0808505034
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2011

MANFAAT STATISTIKA DALAM PENELITIAN, TEKNIK ANALISIS DATA,
DAN UJI HIPOTESIS
1. Manfaat Statistika Dalam Penelitian
Disadari atau tidak peranan statistika telah banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dunia penelitian atau riset, dimana pun dilakukan, bukan saja telah
mendapatkan manfaat yang baik dari statistika tetapi sering harus menggunakannya.Untuk
mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih baik daripada cara lama, melalui riset
yang dilakukan di laboratorium, ataupenelitian yang dilakukan dilapangan perlu dilakukan
penilaian statistika. Statistika juga mampu menentukan apakah faktor yang satu
dipengaruhi atau mempengaruhi yang lainnya.
Statistik berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah“status” atau negara. Pada
mulanya statistika berhubungan dengan fakta dan angka yang dikumpulkan oleh
pemerintah untuk bermacam-macam tujuan. Statistik juga diturunkan dari kata bahasa
Inggris yaitu state atau pemerintah.Pengertian yang sangat sederhana tentang statistik
adalah sebagai suatu kumpulan data yang berbentuk angka dan tersusun rapi dalam suatu
tabel, grafik, gambar, dan lain-lain. Misalnya tabel mengenai keadaan pegawai di kantor-
kantor, grafik perkembangan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, dan lain
sebagainya.Sedangkan pengertian yang lebih luas mengenai statistik merupakan kumpulan
dari teknik mengumpulkan, analisis, dan interpretasi data dalam bentuk angka.Dan statistik
juga merupakan bilangan yang menunjukkan sifat-sifat (karakteristik) data yang
dikumpulkan tersebut. Statistika dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan fakta/data, pengolahan data, kemudian
menganalisis data tersebut sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan/keputusan (Anonim,
2010)
Peranan statistika dalam penelitian sebagai berikut:
1. Alat menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dan populasi
Dalam penelitian awal, seorang peneliti tentunya harus menentukan berapa jumlah
populasi dan sampel yang dibutuhkan untuk keperluan penelitiannya. Jumlah
anggota populasi yang banyak akan sulit menentukan siapa saja yang akan terpilih
menjadi sampel. Tujuan teknik penentuan sampel yaitu agar diperoleh sampel yang
dapat mewakili populasinya. Seperti pada teknik random sampling proporsional,

diperlukan suatu statistika untuk menentukan banyak sampel yang diambil dari
populasi sehingga bagian yang diambil proporsional.
2. Peranan stasistika dalam perumusan
Peranan statistik sebagai pernyataan yang menujukan pertautan antara dua variabel
atau lebih itu sebenarnya adalah perumusan menurut model matematis. Selanjutnya
perumusan-perumusan hipotesis dalam hipotesis alternatif dan hipotesis nol adalah
konsep dalam statistik. Hipotesis nol dirumuskan atas dasar teoritis probabilitas.
Karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar mengenai teori ini akan
sangat membantu sesorang untuk merumuskan hipotesisnya secara lebih cermat
3. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument
Sebelum seseorang menggunakan suatu alat pengambil data, dia harus mempunyai
kepastian bahwa alat yang digunakannya itu mempunyai taraf reliabilitas dan taraf
validitas yang diperlukan. Untuk menguji kualitas alat pengambil data itu cara yang
terbaik ialah dengan menerapkan metode-metode statistik tertentu.
4. Teknik untuk menyajikan data sehingga data lebih komunikatif
Data hasil penelitian agar dapat dimengerti dan mudah dibaca perlu dibuat suatu
penyajian data yang baik. Dengan statistika, data dapat disajikan dalam bentuk
tabel yang terorganisir, diagram, kurva, maupun grafik. Apabila orang lain
membaca penelitian kita, mereka akan mudah mengerti dengan membaca arsiran
kurva, grafik, diagram yang dibuat.
5. Alat untuk menganalisis data, menguji hipotesis
Statistika memberikan peranan penting di dalam penelitian terutama dalam proses
analisis data. Dimana statistika telah membantu mengembangkan teknik-teknik
penyajian dan pengklasifikasian data sehingga data yang diperoleh tidak tersebar
dan dapat dapat diolah dengan mudah. Seringkali dalam penelitian data yang
diperoleh ribuan dan kadang analisa kuantitatif memberikan data yang angkanya
rumit dihitung. Statistika memiliki teknik-teknik perhitungan yang mampu
memudahkan analisa data. Statistika juga mengembangkan teknik dalam pengujian
hipotesis.
(Nasrulah dan A. Pollet,1994)
2. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dan diarahkan untuk menjawab
pertanyaan apakah model yang dibuat sudah memenuhi tujuan penelitian. Teknik analisis

data merupakan bagian dari statistika. Diperlukan suatu teknik analisa data guna
mempermudah pembacaan data dan penyajian data.
Dalam menentukan teknik analisa data yang digunakan dipertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut :
Tipe penelitian
Jenis variabel
Tingkat pengukuran variabel
Banyaknya variabel
Maksud statistik
(Anonim, 2010)
a) Tipe Penelitian
Dalam statistika jenis penelitian dibedakan menjadi penelitian deskriptif dan
penelitian inferensial. Statistika deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan
(menggambarkan) keadaan yang sebenarnya (fakta) dari satu sampel penelitian untuk
penelitian deskriptif. Analisis statistik deskriptif membatasi lingkup generalisasinya
hanya pada kelompok individu tertentu yang diobservasi, kesimpulannya tidak
diperluas atau tidak berlaku bagi kelompok lain Penelitian deskriptif tidak untuk
menguji suatu hipotesis. Sedangkan analisis statistik inferensial selalu berkaitan
dengan proses sampling dan pemilihan sekelompok kecil (sampel) yang diasumsi
berhubungan dengan kelompok besar (populasi) tempat sampel itu diambil. Tujuan
dilakukan analisis statistik inferensial, yaitu untuk penarikan kesimpulan tentang
populasi didasarkan pada hasil observasi sampel. Penelitian inferensial digunakan
untuk mengolah data kuantitatif dengan tujuan untuk menguji kebenaran suatu teori
baru yang diajukan peneliti yang dikenal dengan hipotesis. Dalam penelitian
inferensial, teknik analisis statistik yang digunakan mengacu kepada suatu pengujian
hipotesis.
Peneltian inferensial berdasarkan pengolahan datanya dibagi menjadi dua yaitu data
parametrik dan non parametrik.
Data parametrik, adalah jenis data yang terukur, menggunakan tes statistik
yang diasumsikan bahwa, data tersebut memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Tes parametrik digunakan untuk data berskala interval
ataupun data berskala rasio.

Data nonparametrik, adalah jenis data yang dihitung atau diranking. Tes
statistik nonparametrik merupakan tes bebas distribusi, tidak berdasarkan pada
asumsi bahwa populasinya berdistribusi normal.
(Nasution, 2003)
b) Jenis Variabel
Variabel adalah sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi
antara satu objek ke objek lainnya. Misalnya: berat badan, tinggi badan, suhu,
motivasi, kinerja bidan, tingkat pendidikan.
a. Variabel Bebas (Independent Variable) disebut juga variabel prediktor, input, atau
variabel yang mempengaruhi dan merupakan variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variable dependen (terikat).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) disebut juga variabel kriteria, respon dan
output (hasil) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variable independen (bebas). Biasanya antara variabel independen
dengan variabel dependen tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing tidak
bisa berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan.
Contohnya dari variabel bebas dan terikat pada suatu penelitian
Jenis Obat dan tingkat kesembuhan
Jenis Obat : Variabel Independen
Tingkat Kesembuhan : Variabel Dependen
c) Tingkat Pengukuran variabel
Didasarkan pada sifat variabel dan ketepatan instrumen penelitian yang digunakan,
tingkat pengukuran atau skala pengukuran, dibedakan menjadi empat macam yaitu:
a. Skala Nominal, merupakan skala pengukuran yang menggambarkan perbedaan
berbagai hal berdasarkan pada kategori-kategori, tidak menunjukkan adanya
kriteria urutan tinggi rendah dalam kedudukan. Skala nominal ini adalah
metode kuantifikasi tingkat terendah. Contoh: setiap anggota dalam tim sepak
bola, jenis kelamin ( pria, wanita), guru utama, guru madya, guru muda,
agama, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Itu semua hanya merupakan
kategori dalam kelompok, tidak merupakan tingkatan paling tinggi sampai ke
paling rendah.
b. Skala Ordinal, merupakan skala yang menyatakan perbedaan jumlah dan
tingkatnya. Bisa pula merupakan urutan kedudukan klasifikasi yang bisa

dinyatakan “lebih besar daripada atau lebih kecil daripada”. Data ordinal
dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau urutan kedudukan dalam suatu
kelompok: ke 1, ke 2, ke 3, ke 4, dan seterusnya. Ukuran ordinal dinyatakan
dalam harga mutlak.
c. Skala Interval, merupakan suatu skala yang didasarkan pada unit-unit
pengukuran yang sama, menunjukkan besar kecilnya suatu sifat atau
karakteristik tertentu. Skala interval tidak memiliki harga nol mutlak. Misalnya
perbedaan jarak karakteristik yang dimiliki siswa yang mencapai skor 90 dan
91, diasumsikan sama dengan perbedaan jarak karakteristik yang dimiliki oleh
siswa yang mencapai skor 70 dan 71. Skala interval menunjukkan besarnya
karakteristik yang sebenarnya.
d. Skala Rasio, sebenarnya skala ini memiliki interval yang sama dengan skala
interval, namun masih ada ciri lainnya yaitu bahwa, skala rasio memiliki harga
nol mutlak, misalnya: titik nol pada skala sentimeter, menunjukkan tidak
adanya panjang atau tinggi sama sekali. Ciri lainnya lagi dari skala rasio ini,
yaitu skala rasio memiliki kualitas bilangan nyata (riil) yang dapat
dijumlahkan, dikurangi, dikalikan, dibagi yang dinyatakan dalam hubungan
rasio. Contoh: 10 gram sama dengan dua kali lima gram, tiga gram adalah
separo dari enam gram, dan seterusnya.
(Arikunto, 1998)
d) Banyak Variabel
Banyak variabel yang dimaksud disini yaitu berupa dua variabel atau lebih yang
digunakan peneliti.
e) Maksud Statistik
Kecenderungan memusat, variabilitas, hubungan (korelasi, asosiasi),
pembandingan (komparasi), interaksi, kecocokan, dan sebagainya
Tabel 1.Teknik Analisa Data Dalam Penelitian Deskriptif Berdasarkan Skala Pengukuran
Skala Pengukuran Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran
Nominal Modus Rentangan
Ordinal Median Kuartil
Interval/rasio Mean Standsr deviasi
(Husein, 2004)

Tabel 2. Teknik Analisa Data Berdasarkan Banyak Variabel
Univariat Bivariat MultivariatAnalisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel
Untuk melihat hubungan dua variabel
Memungkinkan uji hipotesis tentang hubungan dua variabel atau lebih, sambil mengendalikan variabel lainnya
Untuk menginformasikan suatu variabel dalam kondisi tertentu tanpa dikaitkan dengan variabel lain◦Untuk mengetahui perkembangan data suatu varaibel dengan cara dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
Tiga kemungkinan hubungan bivariata.Hubungan simetris; ada hubungan tetapi sifatnya simetris yakni tidak saling mempengaruhib.Hubungan Kausal ◦Hubungan yang bersifat sebab akibat. ◦Ada variable independen (variable yang mempengaruhi) dan Dependent (dipengaruhi), c.Hubungan Interaktif◦Adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
◦Disini tidak diketahui mana variable independent dan dependent
Teknik statistika yang memusatkan pada struktur hubungan simultan di antara variabel yang diteliti
Contoh :Penerimaan masyarkat terhadap program Keluarga Berencana
Berapa persen pasangan usia subur di Kabupaten Banyumas yang menjadi akseptor KB
Distribusi frekuensi akseptor KB menurut jenis kontrasepsi
Perbadingan antara target akseptor KB dengan jumlah akseptor KB
Contoh:a.hubungan simetris: hubungan antara banyaknya TV di desa dengan jumlah penjualan motor Hondab.hubungan kausal:adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerjac.hubungan interaktif:hubungan antara motivasi dan prestasi
Contoh:pengaruh kepemimpinan, motivasi dan laeder member-excange terhadap kinerja guru sma di kabupaten purbalingga

Tabel 3. Aplikasi Tes Parametrik dan Non Parametrik
(Nasrulah dan A. Pollet, 1994)
Tabel 4. Penggunaan Statistika Parametrik dan Non Parametrik Untuk Pengujian Hipotesis
(Suryanto,2009)

3. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan yang mungkin benar yang harus diuji kebenarannya
dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dasar penelitian lebih
lanjut.
Fungsi Hipotesis
Untuk menguji kebenaran suatu teori,
Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari
(Nasution, 2003)
Hipotesis Yang Baik :
• Dirumuskan dari teori/konsep yang sudah ada, sehingga relevan dengan fakta
• Dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) singkat dan sederhana
• Berlaku dalam tingkat populasi sehingga mempuyai daya ramal yang tinggi
• Mencerminkan tentang hubungan antar variabel
• Dapat diuji untuk membuktikan kebenaran/kesalahannya
(Nasution,2003)
Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan bagian dari penelitian ilmiah, biasanya, sebagai
jawaban terhadap pertanyaan ilmiah (masalah). Dalam Hipotesis ini peneliti
mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris
melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya
selama melakukan penelitian.
Contoh :
Pengujian hipotesis bahwa suatu jenis vaksin baru lebih efektif mencegah
penyakit AIDS. Maka rumusan hipotesisnya adalah:
Hipotesis nol, H0 : vaksin baru = vaksin lama
Hipotesis alternatif, H1 : vaksin baru lebih efektif daripada vaksin lama
2. Hipotesis Operasional
Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya
peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya,
tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat

belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu
peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau
secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian
karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis
penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
3. Hipotesis Statistik
Jika pengujian hipotesis dilakukan melalui statistika maka diperlukan hipotesis
statistika. Disusun hipotesis statistika yang sesuai dengan rumusan hipotesis
penelitian. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap
populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Hipotesis statistika berbicara
tentang parameter populasi sehingga perlu dicari parameter yang sesuai dengan
rumusan hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis statistika dapat dilakukan secara :
Parametrik
Nonparametrik
Ada tiga model dasar perangkat hipotesis statistika
a. H0 : parameter = konstanta
H1 : parameter > konstanta
b. H0 : parameter = konstanta
H1 : parameter < konstanta
c. H0 : parameter = konstanta
H1 : parameter ¹ konstanta
Catatan: H0 dapat juga berbentuk
H0 : parameter ≥ konstanta
H0 : parameter ≤ konstanta
Di antara H0 dan H1 terdapat syarat yang harus dipenuhi agar apabila H0
ditolak maka satu-satunya alternatif adalah menerima H1
Syarat ini dapat berbentuk
Tidak boleh tumpang tindih, artinya, tidak boleh ada di H0 dan juga ada di H1,
seperti
H0 : mX = 7
H1 : mX > 6 (7 ada di dua-duanya)

Tidak boleh ada pilihan ketiga selain H0 atau H1 seperti
H0 : mX = 7
H1 : mX > 8 (7,5 adalah pilihan ketiga)
Karena itu dalam hal seperti hipotesis statistika
H0 : mX = 0
H1 : mX > 0
perlu ada perjanjian bahwa hipotesis ini sama sekali tidak melibatkan mX < 0
Contoh :
Seorang dokter mengatakan bahwa lebih 60% pasien kanker adalah karena
merokok
Hipotesis nol, H0 : p = 0.6
Hipotesis alternatif, H1 : p > 0.6
(Nasution, 2003)
Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian hipotesis
berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau
salahnya ) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita
memeriksa seluruh populasi. Prinsip pengujian hipotesa adalah perbandingan nilai statistik
uji (z hitung atau t hitung) dengan nilai titik kritis (Nilai z tabel atau t Tabel)
Pada prinsipnya pengujian hipotesis adalah:
• penerimaan H0 atau
• penolakan H0 yang menyebabkan penerimaan H1
Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena tidak cukup bukti untuk menolak
hipotesis tersebut dan bukan karena hipotesis itu benar dan penolakan suatu hipotesis
terjadi karena tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis tersebut dan bukan karena
hipotesis itu salah.
Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis
1. Tentukan H0 dan H1
Pengujian Hipotesis secara statistiska memerlukan pembentukan Hipotesis Nol
(H0) dan Hipotesis Alternatif (H1). Hipotesis Nol (H0) merupakan pernyataan yang
menjadi dasar pembanding . Secara matematik, Hipotesis Nol (H0) ditulis dalam
bentuk persamaan (“=”) . H0 harus menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada
hubungan. Hipotesis Alternatif (H1) merupakan pernyataan yang menjadi altenatif

H0. Secara matematik, Hipotesis Alternatif (H1):ditulis dalam bentuk pertidak-
samaan (“≠. <, >”) . H1 menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan.
2. Tentukan statistik uji [ z atau t]
3. Tentukan arah pengujian [1 atau 2]
Berdasarkan arah pengujian, pengujian hipotesis dibedakan menjadi 2, yaitu
Uji Satu Arah
Pengajuan dan dalam uji satu arah adalah sebagai berikut:
: ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
: ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
Contoh
Contoh Uji Satu Arah
a. : m = 50 menit b. : m = 3 juta
: m < 50 menit : m > 3 juta
Uji Dua Arah
Pengajuan dan dalam uji dua arah adalah sebagai berikut :
: ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
: ditulis dengan menggunakan tanda ¹
Contoh
Contoh Uji Dua Arah
a. :m = 50 menit a. : m=3juta
:m ¹ 50 menit : m ¹ 3 juta
*) adalah suatu nilai tengah yang diajukan dalam
**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran contoh
sampel besar menggunakan z; sampel kecil menggunakan t.
(Basuki, 2006)
4. Taraf Nyata Pengujian [α atau /2]
Uji Satu Arah

Nilai a tidak dibagi dua, karena seluruh a diletakkan hanya di salah satu sisi selang
misalkan :
:
:
Wilayah Kritis**) : atau
*) adalah suatu nilai tengah yang diajukan dalam
**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran contoh
contoh besar menggunakan z; contoh kecil menggunakan t.
Uji Dua Arah
Nilai a dibagi dua, karena a diletakkan di kedua sisi selang misalkan :
:
:
Wilayah Kritis**) : dan
atau
dan (Basuki, 2006)
5. Tentukan nilai titik kritis atau daerah penerimaan-penolakan H0
Titik Kritis adalah nilai yang menjadi batas daerah penerimaan dan penolakan
hipotesis. Nilai kritis dapat dilihat pada tabel yang telah disediakan. Nilai α
merupakan risiko kesalahan yang bersedia ditanggung. Untuk menentukan nilai
kritis dipengaruhi oleh :Tingkat signifikansi atau α yang ditentukan. Distribusi
probabilitas yang akan digunakan misal Z atau t
Misal : pengujian dua arah dengan α = 1% maka daerah kritisnya Z-0,005 dan Z
0,005 adalah 2,58 sehingga Z<-2,58 dan Z>2,58. Jika pengujian searah atas dengan
α = 1% maka daerah kritisnya Z-0,01 sehingga Z > 2,33.
6. Cari nilai Statistik Hitung
Dilakukan perhitungan penduga parameter dari data sampel yagn diambil secara
random dari populasi.

7. Tentukan Kesimpulan (terima atau tolak H0)
4. Uji Hipotesis
A. Uji Z
Uji Z adalah salah satu uji statistika yang pengujian hipotesisnya didekati
dengan distribusi normal. Menurut teori limit terpusat, data dengan ukuran sampel
yang besar akan berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji Z dapat digunakan utuk
menguji data yang sampelnya berukuran besar. Jumlah sampel 30 atau lebih dianggap
sampel berukuran besar. Selain itu, uji Z ini dipakai untuk menganalisis data yang
varians populasinya diketahui. Namun, bila varians populasi tidak diketahui, maka
varians dari sampel dapat digunakan sebagai penggantinya (Werdhani, 2008)
Kriteria Penggunaan uji Z
1. Data berdistribusi normal
2. Variance (σ2) diketahui
3. Ukuran sampel (n) besar, ≥ 30
4. Digunakan hanya untuk membandingkan 2 buah observasi.
(Werdhani,2008)
Contoh Penggunaan Uji Z
a. Uji-Z Dua Arah
Contoh kasus:
Suatu populasi berupa pelat baja yang diproduksi suatu perusahaan memiliki
rata-rata panjang 80 cm dengan simpangan baku 7 cm. Sesudah berselang 3 tahun,
teknisi perusahaan meragukan hipotesis mengenai rata-rata panjang pelat baja tersebut.
Guna meyakinkan keabsahan hipotesis tersebut, diambil suatu sampel acak sebanyak
100 unit pelat baja dari populasi di atas, dan diperoleh hasil perhitungan bahwa rata-
rata panjang pelat baja adalah 83 cm dan standard deviasinya tetap. Apakah ada alasan
untuk meragukan bahwa rata-rata panjang pelat baja yang dihasilkan perusahaan itu
sama dengan 80 cm pada tingkat signifikan α = 5%?
Hipotesis
1. Rumusan hipotesis statistik yang diuji adalah
H0 : μ = 80

H1 : μ ≠80
2. Uji yang digunakan yaitu uji z karena ukuran sampel besar
3. Uji yang dilakukan adalah uji dua arah
4. Tingkat signifikan α = 0.05
5. Nilai kritisnya Zα/2 = Z0.025. Dari tabel distribusi normal baku diperoleh Z0.025 =1.96
sehingga titik kritisnya Z<-1,96 dan Z>1,96
6. Sampel berukuran besar n = 100 dan x = 83
Z =
Z = = 4,29
Gambar 1. Kurva distribusi normal
Tabel 5. Nilai Z dari luas di bawah kurva normal baku
α 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0.009
0.00 3.090 2.878 2.748 2.652 2.576 2.512 2.457 2.409 2.366
0.01 2.326 2.290 2.257 2.226 2.197 2.170 2.144 2.120 2.097 2.075
0.02 2.054 2.034 2.014 1.995 1.977 1.960 1.943 1.927 1.911 1.896
0.03 1.881 1.866 1.852 1.838 1.825 1.812 1.799 1.787 1.774 1.762
0.04 1.751 1.739 1.728 1.717 1.706 1.695 1.685 1.675 1.665 1.655
0.05 1.645 1.635 1.626 1.616 1.607 1.598 1.589 1.580 1.572 1.563
0.06 1.555 1.546 1.538 1.530 1.522 1.514 1.506 1.499 1.491 1.483
0.07 1.476 1.468 1.461 1.454 1.447 1.440 1.433 1.426 1.419 1.412
0.08 1.405 1.398 1.392 1.385 1.379 1.372 1.366 1.359 1.353 1.347
0.09 1.341 1.335 1.329 1.323 1.317 1.311 1.305 1.299 1.293 1.287
0.10 1.282 1.276 1.270 1.265 1.259 1.254 1.248 1.243 1.237 1.232

7. Kriteria Pengambilan Kesimpulan
Jika |Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika |Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0
Kesimpulan
Karena harga |Zhit| = 2,49 > harga |Ztabel | = 1,96, maka tolak H0
Kesimpulan, karena nilai statistik uji Z jatuh di daerah penolakan H0, yaitu 4.29 >
1.96, maka hipotesis H0 ditolak, dan menerima H1. Artinya pada α = 5% ada
perbedaan signifikan dari rata-rata 83 cm yang dihitung dari sampel dengan nilai
rata-rata 80 cm yang dihipotesiskan.
b. Uji- Z satu arah
Contoh kasus
Suatu sampel acak catatan 100 kematian di AS tahun lalu menunjukkan rata-rata usia
mereka 71.8 tahun. Diketahui simpangan bakunya 8.9 tahun, apakah ini menunjukkan
bahwa rata-rata usia dewasa ini lebih dari 70 tahun? Gunakan tingkat signifikan 5%.
1. Rumusan hipotesis statistiknya adalah
H0 : μ = 70
H1 : μ > 70
2. Uji yang digunakan uji z
3. Uji yang dilakukan adalah uji satu arah
4. Taraf nyata (α) = 5%.
5. Nilai kritisnya adalah Zα = Z0.05 , dan dari tabel distribusi normal baku diperoleh
Z0.05 = 1.645.
6. Sampel berukuran besar n = 100 dan = 71,9
Z =

Z = = 2,02
7. Kriteria Pengambilan Kesimpulan
Jika |Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika |Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0 alias terima H1
Kesimpulan : Karena harga |Zhit| = 2,02 > harga |Ztabel | = 1,645, maka tolak H0 alias
terima H1 disimpulkan bahwa rata-rata usia dewasa orang AS melebihi 70 tahun.
Uji Hipotesis Beda 2 Rata-Rata Sampel Besar
Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat training dengan yang
tidak mendapat training.
DGN TRAINING TANPA TRAINING
rata-rata nilai prestasi = 300 = 302
Ragam = 4 = 4.5
ukuran sampel = 40 = 30
Dengan taraf nyata 5 % ujilah : Apakah perbedaan rata-rata nilai prestasi kerja >
0?
Jawab : a = 5 % = 0
1. : = 0 : > 0
2* statistik uji : z karena sampel besar
3* arah pengujian : 1 arah
4* Taraf Nyata Pengujian = a = 5%
5. Titik kritis z > z > 1.645
6. Statistik Hitung
= = = 4
7.Kesimpulan : z hitung = 4 ada di daerah penolakan
ditolak, diterima beda rata-rata prestasi kerja > 0

b) ditinggalkan sebagai latihan ( : ¹ 0; Uji 2 arah, a/2 = 2.5%, statistik
uji=z)
B. UJI MANN WHITNEY U TEST
Uji dua sampel bebas pada statistik non parametrik mempunyai tujuan yang sama
dengan uji t pada statistik parametrik, yaitu ingin mengetahui apakah dua buah sampel
yang bebas berasal dari populasi yang sama. Pada metode statistik parametrik, uji
perbedaan dua sampel dilakukan dengan menggunakan uji t. Namun dalam uji t terdapat
dua asumsi yang harus dipenuhi, yaitu data harus bertipe interval atau rasio dan data
mengikuti distribusi normal atau dianggap normal. Jika salah satu syarat tersebut tidak
terpenuhi, maka uji t harus diganti dengan uji statistik non parametrik yang khusus
digunakan untuk dua sampel bebas (Ainul,tt)
Uji Mann-Whitney adalah semacam uji jumlah jenjang Wilcoxon untuk dua sampel
yang berukuran tidak sama. Uji ini dikembangkan oleh H.B. Mann dan D.R. Whitney pada
tahun 1947. Seperti uji non parametrik yang lain, uji Mann-Whitney tidak memerlukan
anggapan tertentu mengenai populasi darimana sampel diambil.
Uji Mann-Whitney dinamakan juga uji U (U Test) dan digunakan sebagai alternatif lain
dari uji t parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji t tidak dipenuhi. Uji Mann-
Whitney dapat dipakai untuk menguji apakah dua sampel bebas telah ditarik dari populasi
yang sama, jika tercapai setidak-tidaknya pengukuran ordinal. Uji ini termasuk dalam uji-
uji yang paling kuat di antara uji-uji non parametrik lainnya (firmansyah, 2009)
Data untuk uji Mann Whitney dikumpulkan dari dua sampel yang independen.
A. Uji Mann-Whitney dengan Sampel Kecil
Tabel 1. menunjukkan gaji yang diterima oleh 5 orang sarjana ekonomi dan 4 orang
insinyur setelah 3 tahun bekerja yang diperoleh dari sampel secara random
Tabel 1 Data Untuk Uji Mann-Whitney
SE Gaji Urutan Ir Gaji Urutan
A 710 1 O 850 5
B 820 3,5 P 820 3,5
C 770 2 Q 940 8
D 920 7 R 970 9
E 880 6

R2 = 25,5 R1=19,5
Penyelesaian:
1) Hipotsis nol adalah bahwa setelah tiga tahun bekerja, gaji sarjana ekonomi tidak
lebih rendah dibanding insinyur . Hipotesis alternatif adalah gaji sarjana ekonomi
lebih rendah dibanding gaji insinyur.
2) Menetapkan tingkat signifikan ( ). Misalkan = 5 %. Sementara n1 = 5 dan n2 = 4,
maka nilai kritisnya U =2
3) Menentukan nilai test statistik melalui tahap-tahap berikut.
a. Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya; gaji yang kecil diberi angka 1
dan yang lebih besar diberi angka 2 dan seterusnya; jika terdapat data yang sama
maka digunakan angka rata-rata, seperti gaji 820 diberi angka (3+4)/2 = 3,5.
b. Menjumlahkan urutan masing-masing sampel;
Misalkan R1: jumlah urutan sampel n1
Dan R2: jumlah urutan sampel n2
Maka R1 = 19,5 dan R2 = 25,5.
c. Menghitung statistik U melalui dua rumus
Pertama U = = 15,5
Kedua U =
Nilai U yang dipilih untuk menguji hipotesis nol adalah nilai U yang lebih kecil
yaitu 4,5.
Untuk memeriksa apakah perhitungan kedua nilai U benar, dapat digunakan
dengan rumus berikut:
Uterkecil=n1n2-Uterbesar
4,5 =20 – 15,5
Jadi benar
4) Membuat keputusan secara statistik. Aturannya adalah : “Tolak Ho jika test statistik U
nilai kritis.”Karena nilai test statistik lebih besar dari nilai kritis maka Ho tak ditolak
berarti gaji sarjana ekonomi tidak lebih rendah dibanding sarjana insinyur.
B. Uji Mann-whitney Dengan Sampel Besar

Jika ukuran sampel yang lebih besar di antara kedua sampel yang independent, lebih besar
dari 20, maka distribusi sampling U menurut Mann & Whitney (1974), akan mendekati
distribusi normal dengan rata-rata dan standar error:
dan
Sehingga variabel normal standarnya dirumuskan
Dalam menghitung rata-rata, standar error dan variabel normal standar, dapat digunakan U
yang manapun.
Contoh:
Kita ingin menentukan apakah volume penjualan tahunan yang dicapai salesman yang
tidak berpendidikan akademis berbeda dengan volume penjualan yang dicapai oleh
salesman yang berpendidikan akademis. Diambil sampel random 10 salesman yang tidak
berpendidikan akademis (n1=10), dan diambil sampel random lain yang independent 21
salesman yang berpendidikn akademis (n2=21). Dua grup tersebut dipisahkan sebagai grup
A dan grup B. Volume penjualan dan jenjangnya ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 6.Volume penjualan tahunan dari salesman yang tidak berpendidikan akademis (A) dan
yang berpendidikan akademis (B) beserta jenjangnya.
Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
JenjangSalesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
Jenjang
1 82 24 1 92 31
2 75 19 2 90 29,5
3 70 15 3 90 29,5
4 65 11 4 89 28
5 60 8 5 86 27
6 58 7 6 85 26
7 50 4,5 7 83 25
8 50 4,5 8 81 22,5

9 46 3 9 81 22,5
10 42 2 10 78 21
11 76 20
12 73 18
13 72 17
14 71 16
15 68 14
Salesman
A
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
JenjangSalesman
B
Volume
Penjualan
Tahunan
(dalam
ribuan Rp)
Jenjang
16 67 13
17 66 12
18 64 10
19 63 9
20 52 6
21 41 1
R1=98 R2=398
U = = 10(21)+
Jumlah ini lebih besar daripada
Maka Nilai U yang digunakan :
U = = 10 (21) – 167 =43
Angka ini akan diperiksa dengan:
U =
Dalam contoh tersebut n2 > 20 maka digunakan pendekatan kurva normal
=

=
Z = =
Bila digunakan = 0,01, nilai Z = 2,58. Dengan demikian Ho ditolak dan disimpulkan
bahwa volume penjualan tahunan salesman yang tidak berpendidikan akademis tidak sama
dengan volume penjualan tahunan salesman yang berpendidikan akademis.
DAFTAR PUSTAKA
Ainul.tt. Pengujian Non Parametrik. (serial online). (cited 2011 May 7). Avalaible from:http://www.ainul.staff.gunadarma.ac.id/
Anonim. 2010. Statistik Pengujian Hipotesis. (serial online). (cited 2011 May 7). Availaible from:http://www.staf.ui.ac.id/
Anonim. tt. Konsep Uji Z dan Uji T-Modifikasi AR. (serial online). (cited 2011 May 8). Availaible from : http://www.repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3115.pdf
Arikunto.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Basuki, Ahmad. 2006. Statistik dan Probabilitas : Uji Hipotesis. Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Firmansyah.2009. Statistik Tutorial: Mann Whitney U Test. (serial online). (cited 2011 May 7). Available from:http://www.nyx.net/…/mann_whi.ssi
Husein, Umar. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama.
Nasrulah dan A. Pollet. 1994. Penggunaan Metode Statistika Untuk Ilmu Hayati. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Suryanto.2006. Permasalahan Penelitian dan Hipotesis Penelitian. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Werdhani, Retno Asti. 2008. Konsep Uji Z dan Uji T,Pemakaian Pada Sampel Bebas dan Berpasangan. Jakarta:Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI.
