METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

download METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

of 55

Transcript of METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    1/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    1.  PENDEKATAN TEKNIS

    a. Proses Pekerjaan Perancangan

    PENTERJEMAHAN

    INFORMASIPERANCANGAN

    PRA

    PERANCANGANSKEMATIK DESIGN

    PENGEMBANGAN

    RANCANGAN

    PEMBUATAN

    GAMBARKERJA

    DOKUMEN

    LELANG

      PenyusunanRencanaPelaksanaan dan Alokasi Tenaga.

      Uraian Maksuddan tujuan

    perancangan

      Penyelidikan tanahsederhana.

      Pembuatanrencana tapak,Prarancangan.

      Penyusunan ijin

    pendahuluan

      Gambar rencanaarsitektur.

      Gambar rencanastruktur.

      Penjelasan-penjelasan rencana.

    Perhitungan struktur

      Pembuatangambar detail.

      Pembuatanrencana kerjadan syarat-syarat.

    Pembuatan

    BAB E

    PENDEKATAN METODELOGI DAN PROGRAM

    KERJA

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    2/55

    perancangan pendahuluan Perhitungan struktur Pembuatan  

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    pelaksanaan di lapangan mengutamakan menggunakan produksi dalam negeri khususnya

    produksi setempat.

    Tahap awal yang dilakukan dari studi untuk mendapatkan data dan mengolahnya lebih lanjut

    dilakukan pada tahap ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini pada dasarnya

    dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:

    1.  Tersepakatinya metoda, lingkup, dan rencana kerja.

    2.  Berkembangnya substansi pekerjaan dan gagasan/ide-ide yang mendukung pencapaian

    tujuan dan sasaran pekerjaan.

    3.  Teridentifikasinya kebutuhan data dan alat analisisnya.

    4.  Terumuskannya rancangan survei dan format kompilasi data.

    Metoda Pendekatan Metodologi

    1)  Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

    Teknik pengumpulan data berorientasi pada cara data dikumpulkan, yaitu data primer dan data

    sekunder. Kerangka teknik pengumpulan data pada studi ini adalah sebagai berikut :

    a). Survey sekunder :

    Survey pustaka yaitu pengumpulan data dan informasi yang relevan dari data data pustaka

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    3/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Data yang diperlukan :

    -  Data keadaan sekitar lingkungan.

    -  Data keadaan topografi lokasi.

    -  Data kondisi eksisting bangunan yang akan ditingkatkan

    Teknik Pengolahan Data

    Setelah seluruh kegiatan pengamatan langsung, wawancara, kuisioner dan pengumpulan data

    sekunder selesai dilaksanakan oleh tim pelaksana, semua data dan informasi yang terkumpul

    kemudian diseleksi, diadakan uji keabsahan data dan klarifikasi. Data yang tidak dapat

    dipercaya dibuang, sedangkan data yang meragukan dan tidak jelas diadakan cek ulang ke

    lapangan. Hasil pengolahan data tersebut akan digunakan sebagai acuan dari Penyusunan

    Teknis Perencanaan Ruang Tunggu Bandara Nunukan.

    2)  Analisis Penilaian Kualitas Visual

    Penilaian kualitas visual pada prinsipnya didasarkan pada hasil analisis kualitas ekspresif dan

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    4/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Analisis atau penilaian visual dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode

    kualitatif merupakan metode yang menguraikan kelebihan dan kelemahan visual suatu

    lingkungan secara deskriftif, atau melalui grafis/foto. Metode kuantitatif merupakan alat

    bantu dalam menilai lingkungan visual secara lebih formal dengan kriteria, tolok ukur, dan

    metode penilaian yang lebih obyektif misalnya scoring, perbandingan berpasangan, atau

    dengan rumus-rumus lainnya.

    Pada umumnya, penilaian akhir visual dihasilkan secara kualitatif, misalnya dengan

    membaginya dalam klasifikasi baik sekali, baik, sedang, kurang, dan buruk. Klasifikasi tersebut

    dapat langsung dihasilkan dengan metode kualitatif, tetapi subyektifitasnya tinggi sekali.

    Latar belakang dan kemampuan pengamat sangat mempengaruhi hasil penilaian.

    Pada penilaian kuantitatif, meskipun umumnya hasil penilaian dikemukakan secara kualitatif

    (baik sekali sampai dengan buruk sekali), tetapi dasar-dasar dan langkah-langkah penilaian

    pengamat dapat diikuti dan dapat diuraikan secara rinci. Meskipun angka-angka perhitungan

    yang digunakan berasal dari penilaian secara kualitatif, tetapi perbandingan antar kondisi

    visual dapat dilakukan dengan lebih jelas dan obyektif. Metode ini juga berguna untuk

    mengurangi subyektifitas penilaian pengamat, terutama jika penilaian dilakukan oleh

    b b / ih k P d d t d k tit tif i i h k l t b t

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    5/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    diwilayah tersebut.

    Sumber data aspek hukum dapat diperoleh dari Pemerintah Daerah dan instansi terkait

    ditingkat kota.

    4)  Aspek Dampak Lingkungan (AMDAL)

    a. Lingkup Pekerjaan

    1). Mengkaji Dampak penting yang akan terjadi akibat interaksi antara komponen kegiatan

    yang direncanakan dengan komponen lingkungan hidup yang perlu dikelola dan

    dipantau agar dampak negatif dapat ditekan sekecil mungkin serta mengembangkan

    dampak positif yang terjadi.

    2). Tinjauan dilakukan dengan Studi RPL dan RKL dimana hasil studi harus dapat

    memberikan masukan terhadap desain dan pelaksanaan kegiatan proyek.

    b. Dasar Hukum

    Sebelum dilaksanakan  pembuatan Penyusunan Teknis Perencanaan Ruang Tunggu Bandara

    N k l dil k k b t P d P l k U P l l

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    6/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    tidak menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan. Uraian secara terperinci

    mengenai besaran dampak yang diperkirakan timbul dari masing-masing tahapan kegiatan

    yaitu pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan paska operasi adalah sebagai berikut :

    Dampak yang timbul pada masa prakonstruksi diperkirakan sebagai berikut :

    1)  Persepsi Masyarakat

    Umumnya penduduk menginginkan kejelasan mengenai proyek dan mereka dapat

    mengetahui sedini mungkin mengenai tata letak proyek, sehingga kebutuhan lahan dapat

    diketahui. Berdasarkan pengamatan di lapangan umunya penduduk telah mengetahui

    rencana proyek dan lahan yang akan digunakan. Pertimbangan lainnya bahwa spekulasi

    harga tanah di daerah setempat mungkin akan melonjak. Karena pada tahap survey ini

    akan menimbulkan berbagai persepsi masyarakat maka dampak negatif yang timbul perlu

    dikelola.

    2)  Perubahan Fungsi Ruang

    Berubahnya fungsi ruang, lahan dan tanah akibat adanya proyek akan diikuti perubahan

    fungsi lahan sekitar proyek yang awalnya didominasi lahan terbuka atau sawah menjadi

    f i l i ti h/j l h t P b h f i l h t b t kh k

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    7/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    terhamburnya butiran tanah dan menyebur tertiup angin pada saat kendaraan

    pengangkut alat berat dan material konstruksi melewati jalan tanah (jalan

    proyek). Selain itu dampak yang terjadi adalah peningkatan kebisingan pada saat

    kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi. Kebisingan berasal dari

    suara mesin kendaraan pengangkut alat berat dan material konstruksi.

      Pekerjaan Sipil

    Pelaksanaan pembangunan akan berdampak pada

    -. Kualitas Udara

    Sumber dampak terhadap penurunan kualitas udara adalah pada saat

    pembangunan jalan, bangunan dan prasarana lainnya. Pekerjaan tersebut

    akan menimbulkan debu lokal sehingga akan menurunkan kualitas udara.

    dan secara estetika kurang baik yang akan menyebabkan penurunan nilai

    estetika lingkungan khususnya terhadap bangunan rumah sekitar jalan masuk

    proyek.

    Dampak tersebut walaupun terjadi selama pekerjaan sipil sekitar 12 bulan

    atau lebih, tetapi akan menimbulkan ketidak puasan terhadap proyek

    hi dikh ti k k i b lk k flik i l t k t

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    8/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Kegiatan pembangunan kemungkinan akan menimbulkan dampak berupa

    menurunnya kualitas air dikarenakan kemungkinan adanya sidementasi

    akibat terbawanya material/tanah galian dan dikuatirkan akan terjadi

    pelumpuran yang menyebabkan pendangkalan sungai. Dampak yang terjadi

    perlu dikelola.

    d. Kebersihan Material Sisa Operasional

    b). Tahap Pasca Konstruksi / Operasi

    Tahap Pasca Konstruksi adalah tahap operasional Penyusunan Teknis Perencanaan

    Ruang Tunggu Bandara Nunukan dimana kegiatan pelayanan telah berjalan.

    Dampak yang terjadi tahap operasional Pembangunan ini adalah sebagai berikut :

    1)  Kualitas Udara

    Sirkulasi udara tidak normal akibat pembangunan bangunan yang cukup tinggi

    terhadap lingkungan sekitar.

    2)  Kebisingan

    Sumber kebisingan berasal dari generator meskipun pemakaiannya hanya

    b i d d l kt t t t

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    9/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud harus

    memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas

    bangunan, yaitu :

    1.  Persyaratan Peruntukan dan Intensitas

    a.  Menjamin bangunan yang didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata

    bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.

    b.  Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya

    c.  Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan

    2.  Persyaratan arsitektur dan lingkungan

    a.  Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan berdasarkan karakteristik

    lingkungan, ketentuan wujud bangunan dengan lingkungan

    b.  Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan

    dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya

    c.  Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak

    menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

    3 P t St kt B

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    10/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    a.  Menjamin tersedianya transportasi yang layak, aman dan nyaman didalam

    bangunan gedung

    b.  Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk

    bangunan fasilitas umum dan social

    6.  Persyaratan Instalasi Listrik

    Menjamin terpasang instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang

    terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya

    7.  Persyaratan Sanitasi

    a.  Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang

    terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai dengan fungsinya

    b.  Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi

    penghuni bangunan dan lingkungan

    c.  Menjamin upaya beroperasi peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik

    8.  Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara

    a.  Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan

    dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai

    d f i

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    11/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung. Standar

    ini menetapkan ketentuan, perencanaan umum struktur gedung, perencanaan struktur gedung

    tak beraturan, kinerja struktur gedung, pengaruh gempa pada struktur bawal, pengaruh gempa

    pada unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi mesin listrik. Syarat-syarat perencana struktur

    gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam standar ini tidak berlaku untuk bangunan sebagai

    berikut: 1)gedung dengan sistem struktur yang tidak umum atau yang masih memerlukan

    pembuktian tentang kelayakannya; 2) gedung dengan sistem isolasi landasan (hase isolation)

    untuk meredam pengaruhi gempa terhadap struktur atas; 3) Bangunan Teknik Sipil seperti

    Jembatan, bangunan air, dinding, dan dermaga pelabuhan, anjungan lepas pantai dan bangunan

    non gedung lainnya; 4).Rumah tinggal satu tingkat dan gedung-gedung non-teknis lainnya

    SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung Tata cara ini

    digunakan untuk memberikan beban yang diijinkan untuk rumah dan gedung, termasuk beban-

    beban hidup untuk atap miring, gedung parkir bertingkat dan landasan helikopter pada atap

    gedung tinggi dimana parameter-parameter pesawat helikopter yang dimuat praktis sudah

    mencakup semua jenis pesawat yang biasa dioperasikan. Termasuk juga reduksi beban hidup

    t k b l k i d k d t l t i j k i ti l

    http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001451http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001451http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000612http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000612http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000612http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001451

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    12/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    SNI 03-1735-2000  Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk

    Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Tata cara ini digunakan

    dalam merencanakan bangunan dan lingkungannya khususnya dalam hal pencegahan terhadap

    bahaya kebakaran meliputi pengamanan dan penyelamatan terhadap jiwa, harta benda dan

    kelangsungan fungsi bangunan

    SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebaka-

    ran pada Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan untuk perencanaan struktur

    bangunan terhadap pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

    SNI 03-1745-2000  Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

    pada Bangunan Rumah dan Gedung. Tata cara ini digunakan sebagai panduan dalam pemasangan

    sistem hidran untuk memberikan persyaratan minimum pada pemasangan sistem hidran dalam

    upaya pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

    SNI 03-1746-2000  Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk

    P l t T h d B h K b k d G d Di k t k l t

    http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001457http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001457http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001458http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001458http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001459http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001459http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000912http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000912http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000912http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001459http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001458http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=001457

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    13/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    berat isi (unit weight) beton segar (fresh concrete) serta banyaknya semen per meter kubik

    beton. Cara uji ini meliputi penentuan berat isi dari campuran beton segar dan beberapa formula

    untuk menghitung volume produksi campuran, kadar semen, dan kadar udara dalam beton.

    SNI 03-2396-2001  Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung

    Standar ini menetapkan cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

    yang mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan alami siang hari dalam bangunan

    gedung

    SNI 03-2410-1994  Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi Tata cara ini

    dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis dalam mengerjakan pengecatan dinding tembok

    dengan cat emuisi agar diperoleh hasil yang baik, dan memuat tentang persyaratan bahan dan

    alat, pelaksanaan pengecatan, dan cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan.

    NI 03-2453-2002  Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan

    Pekarangan Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan

    pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai

    bili h j k h d b hi d i

    http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000682http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000682http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000624http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000624http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000697http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000697http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000697http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000624http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000682

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    14/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    SNI 03-2853-1992  Tata Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan dengan Batu Pecah Tata cara ini

    digunakan untuk menda-patkan lapis pondasi jalan menggunakan batu pecah yang memenuhi

    syarat sebagai lapis pondasi

    SNI 03-2916-1992  Spesifikasi Sumur Gali Untuk Sumber Air Bersih Spesifikasi ini bertujuan

    memberikan persyaratan teknis sumur gali sebagai sumber air baku untuk air bersih yang

    terlindung dari pencemaran

    SNI 03-3399-1994  Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium Metode ini digunakan

    untuk menentukan nilai kuat tarik sejajar serat dan tegak lurus serat kayu.

    SNI 03-3400-1994  Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium Metode ini digunakan

    untuk menentukan nilai kuat geser sejajar serat kayu

    SNI 03-3430-1994  Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton Berongga

    Bertulang Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan dalam perencanaan dan

    pelaksanaan bangunan yang menggunakan struktur pasangan blok beton berongga bertulang 

    http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000541http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000541http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000718http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000718http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000268http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000268http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000269http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000269http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000658http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000658http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000658http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000269http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000268http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000718http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/detail_sni.asp?gto=000541

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    15/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    a.  Kriteria Umum

      Bangunan harus mencerminkan filosofi kenyamanan dalam berkunjung.

      Ketahanan bangunan menerima beban manusia, peralatan maupun kekuatan alam.

      Ketahanan bahan bangunan terhadap kelesuhan dan keausan, karena penggunaannya

    terhadap bangunan, sifat bahan dan cuaca.

      Keselamatan penghuni pada saat terjadinya bencana karena ulah manusia, alam, atau

    pencemaran yang mengancam kesehatan.

      Bangunan harus memberi manfaat, hemat energi dalam pengoperasiannya.

      Bangunan dapat menampung kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.

    b.  Kriteria Khusus

      Bangunan diupayakan dapat memanfaatkan semaksimal mungkin potensi alami

    (pencahayaan alami, pada kondisi tertentu dapat diupayakan pengkondisian udara alami).

      Pengelompokan fungsi dalam bangunan dilakukan sesuai dengan sifat dan hierarkhi serta

    masih kesatuan yang utuh.

      Jaringan sirkulasi manusia atau barang harus disusun seefisien mungkin dan tidak

    f i b

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    16/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Dasar-Dasar Perencanaan

    1.  Perencanaan Arsitektur mempunyai 2 tujuan pokok, yaitu:

      Menciptakan ruangan-ruangan dimana dapat diselenggarakan secara sebaik-baiknya

    semua kegiatan yang direncanakan.

      Menciptakan lingkungan fisik dan non fisik yang diinginkan.

    2.  Terciptanya ruangan-ruangan yang tepat guna bagi kegiatan operasional fungsi ini.

    3.  Lingkungan fisik yang tercipta haruslah :

      Menggambarkan penampilan bangunan sebagai sarana pelayanan

    umumnya/masarakat.

      Adaptif dengan lingkungan sekitar.

      Selaras dengan sosial budaya setempat.

    4.  Lingkungan non fisik yang ingin diciptakan yakni suasana lingkungan bekerja dan pelayanan

    yang harmonis.

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    17/55

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    18/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Pendekatan Lingkungan

    Kondisi exsisting lahan serta lingkungan sekitarnya merupakan titik tolak dalam melakukan

    pemantapan rencana tapak.

    Hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

      Kondisi fisik dan biotik lahan dan lingkungan sekitar.

      Kondisi sosial ekonomi lingkungan.

      Kondisi iklim setempat.

    Pendekatan Simbolisme

    Selaku sarana pelayanan, bangunan ini seyogyanya harus menunjukan keberadaannya. Faktor-

    faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai ini, yaitu :

    1. Skala pandang

    Skala ini merupakan ukuran visual antar fasilitas, proporsi dan keseimbangan terhadap

    komposisi massa.

    2. Patokan pandang :

    Adanya unsur tertentu yang dapat ditonjolkan sehingga menimbulkan citra khas yang dapat

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    19/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    pada dasarnya untuk menghasilkan suatu desain yang aman, nyaman, sekaligus memenuhi

    persyaratan fungsional dan estetika.

    Persyaratan Ruang

    Yang dimaksud dengan persyaratan ruang disini adalah segala hal yang dapat melengkapi serta

    meningkatkan mutu fungsi ruang yaitu: penghawaan, penerangan, pengendalian kebisingan,

    penetrasi matahari, dan kenyamanan audial/visual.

    Pada prinsipnya adalah cukup penerangan, cukup ventiliasi dan tidak lembab serta tidak silau,

    maka

    dipertimbangkan persyaratan sebagai berikut :

      Memanfaatkan cahaya alami secara optimal dan juga menggunakan pencahayaan

    buatan.

      Setiap ruang harus mendapatkan ventilasi alami kecuali ruang-ruang tertentu yang

    perlu pengkondisian buatan terhadap tata udara.

      Hubungan antar ruang terutama didasarkan pada fungsi serta arus kegiatan yang timbul

    sesuai dengan organisasi ruang dari masing-masing fasilitas.

      Untuk menjaga kelembaban udara dalam ruangan perlu pengaturan temperatur antara

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    20/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Diutamakan bahan produksi dalam negeri atau produksi lokal.

      Berkualitas baik.

      Memenuhi standar-standar dan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk bahan

    bangunan.

    2. Pemilihan material yang digunakan antara lain :

    a.  Lantai :

      Marmer lokal/homogenous tile, diperuntukan pada hall.

      Karpet, diperuntukan pada Mushola.

      Keramik, diperuntukkan pada ruang tunggu, selasar/koridor

      Rabat beton/paving block/paving grass, diperuntukkan pada ruang luar (parkir).

      Aspal, diperuntukkan pada jalur sirkulasi untuk kendaraan.

      Pearlstone atau bahan lainnya untuk ornamen lantai pada taman.

    b.  Pasangan dinding, kombinasi antara beton bertulang, dinding batu bata, dinding/bataco.

    c.  Lapisan Dinding :

      Marmer lokal, ruang-ruang khusus

      Plester difinish wallpaper pada Gedung Serba Guna (GSG).

    l d f h d l

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    21/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    1. Strategi Penataan Bangunan dan Ruang Luar. Di sini diaplikasikan pertimbangan arsitektural

    seperti tema komponen pembentuk ruang, bentuk/gaya/style, fungsi ruang kesan ruang, nilai

    ruang, komposisi, skala, warna, bahan material, sistem konstruksi, estetika, tekstur, dan

    lainnya.

    2. Konsep Penataan Fisik Bangunan dan Ruang Luar, terdiri dari: Konsep Zonasi, Konsep

    Penataan Bangunan, Konsep Sirkulasi, Konsep Pengembangan Infrastruktur, dan Konsep

    Penataan Ruang Terbuka Hijau/Taman. Pembahasan selengkapnya pada bagian perencanaan

    ruang luar berikutnya.

    2.  PERANCANGAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

    Perencanaan/perhitungan struktur dan konstruksi disesuaikan dengan lingkup yang dikerjakan

    oleh bidang Teknik Sipil, terutama mengenai struktur dan konstruksi karena pembebanan berat

    dan kekuatan terhadap gempa.

    Lingkup pekerjaannya harus memenuhi hal-hal :

    a.  Kriteria Dasar Perencanaan Struktur :

    1)  Struktur bangunan (termasuk pondasi) harus memenuhi persyaratan : kekuatan

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    22/55

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Beban Angin

      Beban Gempa

      Beban Konstruksi

      Konstruksi Pondasi

    b.  Kriteria Perencanaan Struktur, harus memenuhi pertimbangan-petimbangan utama, yaitu :

    1)  Penggunaan bahan-bahan konstruksi secara ekonomis.

    2)  Kesederhanaan demi mudahnya pelaksanaan.

    3)  Keberuntungan unsur-unsur struktur untuk kemungkinan pelaksanaan yang cepat dan

    tepat.

    4)  Bangunan berlantai majemuk cukup digunakan sistem portal terbuka (open frame

    system) tanpa shear wall.

    5)  Untuk bangunan bertingkat unsur-unsur struktural, perlu dimanfaatkan seoptimal

    mungkin dan sejauh mungkin mereduksi ketebalan/ketinggian suatu rancangan struktural

    guna mendapatkan ruang yang semaksimal mungkin.

    6)  Siar dilatasi harus ditempatkan diantara dua bangunan yang berbeda ketinggian, untuk

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    23/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Struktur pendukung atap dipilih dari balok baja sayap lebar (monobeam), dengan

    pertimbangan sistem ini akan mampu memberikan dukungan penuh kepada arsitek

    untuk mengembangkan desain langit-langit (plafond). Struktur dari balok monobeam ini

     juga menjamin pelaksanaan yang lebih sederhana dan lebih cepat, jika dibandingkan

    dengan struktur rangka batang yang biasa. Untuk kecepatan pelaksanaan dan kekuatan

    serta kekakuan yang terjamin, gording-gording menggunakan profil tipis bentuk C yang

    di pabrik dibentuk dalam keadaan dingin (cold formed steel), diperkuat dengan batang-

    batang tarik (trekstang) pada sumbu-sumbu lemahnya.

      Struktur tangga dipilih dari beton bertulang untuk menjamin kenyamanan pemakai

    tangga (tangga bebas dari getaran).

    b) Sistem Struktur Bagian Bawah.

      Untuk menjamin pondasi yang stabil dan aman dari penurunan (settlement) dan

    mengikat gedung ini terdiri dari satu atau dua lantai, maka untuk pondasi kolom-kolom

    dipilih sistem pondasi sampai mencapai lapisan tanah keras. Untuk kedalaman tanah

    keras lebih dari 10 m atau muka air tanah dangkal, dipilih pondasi tiang pancang mini

    dengan penampang segitiga. Bagian pertemuan dengan kaki-kaki kolom ditutup dengan

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    24/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    V.)  Pondasi ramah lingkungan (tidak menarik bangunan sekitar akibat

    settlement)

    VI.)  Pondasi fleksibel terhadap kondisi sekitar (perencana harus meninjau

    kondisi lapangan sebelum mendesain pondasi)

    2)  Desain Struktur dan Konstruksi

    Desain (perancangan dan perhitungan) struktur dan konstruksi dilaksanakan sesuai dengan

    peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, khususnya untuk menjamin agar struktur

    bangunan ini memenuhi persyaratan sebagai bangunan tahan gempa.

    Kriteria-kriteria desain struktur yang digunakan, adalah :

      Kekuatan, untuk menjamin kekuatan struktur dalam memikul berbagai macam

    kombinasi pembebanan yang mungkin bekerja pada struktur tersebut.

      Kekuatan, untuk menjamin kenyamanan pemakai gedung.  Stabil, terhadap berbagai macam kombinasi pembebanan yang mungkin terjadi pada

    struktur tersebut.

      Teknis pelaksanaan pembangunannya sederhana dan cepat.

      Ekonomis.

    Desain struktur dilaksanakan sesuai dengan :

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    25/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    1)  Hendaknya semua rancangan menggunakan peralatan yang mutahir untuk kemudahan

    baik pemasangan, pemeliharaan maupun perawatannya.

    2)  Rancangan pipa-pipa, kabel-kabel, dan ducts hendaknya memperhatikan kemudahan

    untuk pemeliharaan, perawatan dan kemudahan untuk perbaikan/penggantian

    peralatan-peralatan utilitasnya tanpa harus mengadakan pembobolan/pengrusakan

    terhadap bagian bangunan.

    3)  Semua sistem elektrikal mempunyai outlet dengan tegangan 220/380 V, baik untuk

    sistem Penghawaan Udara (AC) atau ventilasi, maupun jaringan telepon. Sistem

    pengadaan air bersih, tekanan udara ruang hendaknya dirancang sesuai dengan kegunaan

    dan ketentuan yang berlaku.

    4)  Penanganan khusus dibuat tata letak sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran,

    baik jalur daruratnya maupun sistem perlindungan terhadap api.

    b.  Standard peraturan yang digunakan :

      PPI : Pedoman Perpipaan Indonesia

      NPC (AS) : National Plumbing Codes

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    26/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    c.  Perancangan Sistem Utilitas, meliputi :

    1)  Perancangan Sumber Energi :

    Semua sistem pengadaan dan jaringan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga

    memungkinkan pengamatan energi dan mengurangi hilangnya energi yang dipergunakan

    dengan sia-sia baik dengan cara perlindungan (insulation) maupun penggunaan peralatan

    untuk menggunakan rancangan, peralatan dan perangkat/perlengkapan yang mutakhir.

    Sumber energi yang digunakan adalah sumber utama dan PLN serta sumber energi

    cadangan (Genset) yang peletakannya dipusatkan di Bangunan Utilitas dilengkapi Gardu

    Pengatur Aliran Listrik, sehingga tetap ada aliran listrik walaupun salah satu sumber tidak

    dapat mengalirkan arus listrik.

    Sumber Energi ini digunakan untuk :

      Sistem pengolahan data elektronik (PDE) dan perangkat komputernya.

      Sistem pencahayaan ruang kantor terutama yang tidak mendapatkan cahaya

    langsung dari luar bangunan.

      Lift elevator (khusus empat lantai keatas).

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    27/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Memilih dan merencanakan sistem pengadaan dan peredam suara pembangkit

    tenaga listrik cadangan.

      Merencanakan sistem dan penempatan peralatan fire alarm dan pemadam

    kebakaran.

    3)  Sistem Komunikasi

      Perencanaan sistem komunikasi antar ruangan dan keluar gedung.

      Menghitung kebutuhan/dimensi sentral telepon/PABX/Key telepon dan jaringannya.

      Merencanakan pola penempatan peralatan/perangkat telekomunikasi.

    4)  Building Automation System (BAS)

    Untuk pemantauan operasi fungsi-fungsi yang berkaitan dengan Mekanikal & Elektrikal

    termasuk Lift, Plumbing, guna didapat effisiensi dan efektivitas biaya dalam maintenance

    operating gedung dikemudian hari.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    28/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    b. 

    Water to Water System

    Pendinginan dilakukan dengan memanfaatkan air dan gas freon. Sistem yang digunakan

    adalah sentral  dengan chiller  dan AHU, serta packaged water cooled system.

    Menurut literatur lain pendinginan ruang ada dua macam :

    a.  Sistem Langsung (Direct Cooling)

    Dalam sistem ini udara didinginkan langsung oleh refrigerant dengan menggunakan

    mesin-mesin paket seperti window unit  atau  package air  conditioner  dengan atau tanpa

    tabung udara dingin (ducting). 

    b.  Sistem Tidak Langsung (Indirect Cooling)Dalam sistem ini udara tidak langsung didinginkan oleh refrigerant, tetapi menggunakan

    media air es / chilled water  dengan temperatur sekitar 5º C, yang diproduksi dalam chilled

    melalui refrigerant.

    Uraian kesimpulan : Maka sistem pendinginannya ada dua yaitu dengan menggunakan air dan

    chiller, udara atau FAI.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    29/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Persyaratan tangki bawah :

    a)  Tangki air harus dapat menampung kebutuhan air bersih untuk kebutuhan seluruh

    bangunan.

    b)  Dinding tangki bawah harus terbuat dari bahan kedap air.

    c)  Dilengkapi dengan pipa pelepas udara.

      Pompa

    Pompa ditempatkan dalam sebuah bangunan yang berdekatan dengan tangki bawah,

    hal ini memungkinkan sistem operasiaonal yang disyaratkan.

      Pipa distribusi

    Pipa yang didistribusikan secara vertikal ditempatkan pada shaft berupa ruangan

    yang menghubungkan antara satu lantai dan lantai berikutnya. Sedangkan untuk pipa

    yang didistribusikan secara horizontal ditempatkan di bawah lantai kerja.

    d) Persyaratan pipa :

      Pemipaan dibuat sependek mungkin untuk menghindari kemungkinan bocor.

      Pipa tidak langsung dimasukkan ke dalam dinding tapi dimasukkan ke dalam pipa

    yang diameternya lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar pipa tersebut dapat bergerak

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    30/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    3) Sistem Penangkal Petir

    Untuk melindungi bangunan atau bagian bangunan yang tinggi dipergunakan penangkal petir

    dengan daerah perlindungan yang cukup dan tepat. Sistem yang dipergunakan adalah sistem

    Faraday (yang terdiri dari batang rod penangkal petir, penghantar penyalur dan penahan).

    Ada beberapa sistem pertahanan, yaitu pentanah petir, pentanah sistem listrik dan pentanah

    perangkap elektronik yang terpisah. Tahanan petanah masing-masing disesuaikan untuk masing-

    masing sistem (penangkal petir 6 ohm, sistem listrik 6 ohm, dan perangkat sistem komputer 3

    ohm atau disesuaikan).

    4) Sistem Alarm dan Pemadam Kebakaran

    Sistem alarm adalah unit pendeteksi adanya asap dan panas yang timbul karena adanya

    kebakaran. Detector tersebut ditempatkan pada langit-langit ruangan terdapat pada setiap ruang

    sesuai dengan fungsi ruang dan dengan daerah jangkauan tertentu. Fire alarm ini dikendalikan

    oleh panel alarm otomatic. Pengendalian kebakaran dilakukan dengan mempergunakan sirene,

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    31/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    kebakaran yang disebut dalam peraturan tersebut, perinciannya mengacu ke SNI proteksi

    kebakaran. Peraturan-peraturan tersebut adalah:

    1.  UU no 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG)

    2.  PP nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG

    3.  Kepmeneg PU No. 10/KPTS/2002 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap kebakaran

    pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

    4.  Kepmeneg PU No. 11/KPTS/2002 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan

    Kebakaran di Perkotaan

    Undang-Undang no 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) merupakan peraturan

    payung yang memberikan landasan bagi peraturan atau ketentuan pada tingkat dibawahnya.

    UUBG terdiri atas 10 bab yakni mencakup ketentuan umum, prinsip, tujuan dan ruang lingkup,fungsi bangunan, persyaratan bangunan, proses pembangunan, peran masyarakat, pembinaan

    teknis, sanksi, ketentuan peralihan dan penutup.

    Bagian penting dalam UUBG adalah pada Bab IV yang mengatur mengenai persyaratan bangunan.

    Terdapat 2 (dua) hal utama pada persyaratan bangunan yakni  persyaratan administrasi

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    32/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    atau PERDA masing masing mengenai penanganan bahaya kebakaran di wilayahnya. Pemenuhan

    peraturan dan standar teknis proteksi kebakaran secara konsisten diperlukan dalam rangka

    keselamatan bangunan & industri terhadap bahaya kebakaran yang setiap saat bisa terjadi.

    Banyak kejadian kebakaran yang berakibat fatal oleh karena tidak memenuhi ketentuan proteksi

    kebakaran. Penerapan standar-standar/SNI proteksi kebakaran diwujudkan salah satunya lewat

    sistem pengendalian proses membangunan bangunan gedung sebagaimana diperlihatkan pada

    Gambar E.2 di bawah ini.

    TITIK TITIK KONTROL DALAM PROSES MEMBANGUN

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    33/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Selanjutnya berdasarkan hierarki elemen STPI tersebut, maka hal-hal berikut perlu

    dipertimbangkan dalam rangka peningkatan penerapan SNI.

    1.  Kebijakan baik di tingkat Pusat maupun Derah yang memberlakukan standarstandar dan

    pedoman teknis sebagai salah satu unsur dalam pembinaan tertib pembangunan dan

    keselamatan bangunan.

    2.  Pemantapan  peraturan atau norma baik di tingkat pusat dalam bentuk Code maupun di

    tingkat daerah (Perda) menyangkut aspek pencegahan dan penanggulangan kebakaran

    sebagai dasar peraturan kegiatan proses membangun yang aman kebakaran yang pada

    rincian persyaratannya mengacu kepada standar-standar / SNI yang berlaku.

    3.  Peningkatan kinerja dan kewenangan instansi terkait dalam penanganan keselamatan

    bangunan terhadap kebakaran meliputi tingkat layanan, kualifikasi SDM, peralatan dan

    sarana yang terstandardisasi termasuk pemahaman dan penerapan standar-standar / SNI danpedoman teknis bangunan gedung.

    4.  Pengukuhan mekanisme operasional pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang

    mengkoordinasikan berbagai instansi terkait baik dalam bentuk SOP atau PROTAP dan

    dilaksanakan secara konsisten.

    5.  Termasuk dalam unsur mekanisme operasional, adalah pemantapan prosedur penaksiran

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    34/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    5) Sistem Komunikasi Telepon

    Sistem telepon/komunikasi antar ruang

    Untuk keperluan komunikasi keluar bangunan dipergunakan saluran telepon Telkom yang

    disambungkan pada PABX. Untuk pamakaian langsung disediakan saluran langsung Telkom. Selain

    itu juga disediakan komunikasi dengan Faximile Telkom.

    6) Sistem Sound System/Tata Suara

    Guna pelayanan pengumuman dan penggilan kendaran dipergunakan sound system. Speaker

    diletakan pada langit-langit/plafond ruang dan diluar ruangan (pelayanan car calling). Kuat suara

    maupun jumlah speaker seminimum mungkin dan disesuaikan dengan pola plafond ruang.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    35/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    antara lain : Layout Gedung hall (Front Office) dan Back Office, berikut perlengkapan kantor dan

    marka grafisnya.

    a.  Kriteria perencanan tata ruang dalam adalah :

      Perencanaan hendaknya didasarkan pada anthropometrik dan ergonomik (ruang

    gerak dan sirkulasinya) studi gerak dalam konteks manusia Asia/Indonesia.

      Perencanaan hendaknya dititik beratkan pada pemenuhan efisiensi dan efektivitas

    serta kenyamanan Pengguna Jasa Transportasi.

      Perencanaan hendaknya memperhatikan fungsi ruang, struktur organisasi serta

    operasional Ruang Tunggu yang dirancang serta sirkulasi orang dan barang yang

    disesuaikan dengan pemakaian perabot yang ada.

      Perencanaan hendaknya tidak merubah struktur dan konstruksi, mekanikal, elektrikal

    dan ruang dasar bentukan hasil perencanaan secara arsitektural.

      Pembuatan semua elemen interior menggunakan teknologi yang dapat ditangani

    dengan berpola pada produksi massal (mass production).

      Spesifikasi teknis untuk bahan hendaknya juga memperhatikan hirarki Pengguna Jasa

    transportasi.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    36/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Pembagian ruangan yang sesuai dengan kebutuhan.

    5.  PERENCANAAN TATA RUANG LUAR (EXTERIOR)

    Analisis Tapak Eksternal

    Merupakan penilaian terhadap informasi elemen-elemen di luar atau di sekeliling tapak yang

    pada berdiri pada konteks wilayah yang lebih luas dan mempunyai hubungan maupun pengaruh

    erat terhadap kondisi tapak. Berikut adalah uraian mengenai elemen-elemen tapak eksternal.A. Hukum dan Kebijakan, menganalisis hirarki, fungsi dan peran yang diemban oleh suatu

    wilayah sehingga memperjelas hukum dan kebijakan yang berlaku dalam suatu wilayah,

    dalam hal ini adalah kebijakan dan undang-undang yang pernah dikeluarkan oleh

    pemerintah daerah yang berkaitan dengan sektor Perhubungan.

    B. Lokasi

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    37/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Usia atau kondisi elemen desain, bangunan, dan fungsi-fungsi lain yang ada di

    sekitar tapak.

    b. Klasifikasi penting/khusus

    E. Pola sirkulasi di sekitar tapak

    Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan

    penggunaan tapak sehingga merupakan pergerakan dari satu ruang ke ruang lain.

    Kenyamanan berkendaraan ataupun berjalan kaki dapat berkurang akibat sirkulasi yang

    kurang baik misalnya ketidakjelasan sirkulasi serta ketiadaan hirarki sirkulasi. Pola sirkulasi

    terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:

    a. Lalu lintas dan transportasi/sirkulasi kendaraan di sekitar tapak

    Analisis meliputi:  Keberadaan moda transportasi yang menuju atau melewati tapak ataupun

    sebaliknya, berhubungan dengan kemudahan pencapaian ke dalam suatu

    kawasan.

      Lebar koridor jalan dengan memperhitungkan jumlah jalur dan lajur

      Hirarki jalan, terbagi ke dalam beberapa kelas/tipe jalan merupakan hal penting

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    38/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    F. Pola dan proses alam

    a.  Iklim

    Pertimbangan gejala iklim dalam skala besar maupun kecil sangat penting seperti

    perubahan arah angin, suhu, curah hujan, serta sudut/pola bayangan matahari.

    b.  Topografi

    Bentuk dasar permukaan tanah atau struktur topografi merupakan sumber daya

    visual dan estetika yang sangat mempengaruhi lokasi dari berbagai tata guna tanah,

    serta fungsi rekreasi, interpretatif, dan sebagainya. Beberapa hal yang termasuk ke

    dalam topografi adalah: ketinggian permukaan, orientasi topografi dan kelerengan.

    c.  Pola drainase permukaanDrainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam analisis tapak, dimana genangan air yang tidak terencana dapat merusak

    konstruksi perkerasan, mengakibatkan tanaman menjadi rusak bahkan menjadi mati

    serta mengakibatkan efek visual yang kurang baik selain juga mengurangi

    kenyamanan dalam berjalan kaki.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    39/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Analisis tapak internal menilai karakteristik fisik alami, buatan manusia (man-made) maupun

    karakteristik hukum dan sosial budaya. Penjabaran analisis tapak internal dijabarkan sebagai

    berikut:

    A. Hukum

    a.  Tata wilayah dan garis sempadan

    b.  Status kepemilikan dan yurisdiksi

    c.  Luas yang boleh dibangun

    d.  Luas penutupan tapak dan batas ketinggian bangunan

    B. Kondisi tapak

    a.  Alami

      Kontur & kelandaian

      Keistimewaan lahan utama  Angin

      Pola drainase permukaan

      Penutup permukaan dan kondisinya

      Jenis tanah

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    40/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    a.  View dari dan ke luar tapak

    b.  Tempat daya tarik di dalam tapak

    c.  Pemandangan melalui tapak

    d.  Kebisingan

    e.  Pencemaran udara dan air

    D. Kegiatan sosial budaya

    Pekerjaan perencanaan dan perancangan ruang luar/pertamanan secara integrated mengacu

    pada ruang dalam/luar, pola fungsional dan gaya arsitektur yang telah terbentuk.

    Teori mengenai lahan hijau kota menurut Haryoto Kunto :

    Pada masa inilah dikenal terminology-terminologi ruang terbuka hijau atau taman antara lain:

    Plein, Park, Plantsoen, Stadtsuin,  dan juga Boulevard . Dari sekian terminologi di atas, dapatbahwa ruang terbuka hijau dengan istilah Park -lah yang benar-benar direncanakan sebagai suatu

    wadah kegiatan publik dan mempunyai konsep-konsep tersendiri.

    Berikut ini adalah teori mengenai lahan hijau kota menurut Haryoto Kunto, dimana secara

    sederhana, seringkali orang awam menganggap semua bentuk lahan hijau adalah taman.

    Sebenarnya terdapat beberapa tipe dan bentuk lahan hijau, seperti  park, plein, platsoen,

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    41/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    c.  Plantsoen 

    PLantsoen adalah lahan dalam kota yang digunakan sebagai kebun bibit, tempat

    memelihara dan membudidayakan berbagai jenis tanaman keras. Lahan hijau ini berfungsi

    sebagai taman terbuka yang bisa dikunjungi warga kota.

    Jaringan jalan setapak yang terdapat di dalam lahan itu, membuka kesempatan bagi

    masyarakat kota untuk berjalan di dalamnya. Bentuk lahan  plantsoen umumnya memanjang dan

    pada kedua sisinya ditanam pohon besar.

    Bentuk lahan plantsoen umumnya memanjang, terkadang menyusuri sungai dan di kedua

    sisinya ditanami pohon-pohon besar. Dengan demikian  plantsoen dalam kota berfungsi sebagai

    “jalur hijau” dan untuk melestarikan lahan sekitar aliran sungai dari kemungkinan erosi dan

    pembangunan rumah liar.

    d.  Stadstuin

     Stadstuin adalah kebun bibit milik pemerintah setempat. Tempat persemaian berbagai

    macam pohon lindung, jenis tanaman keras, tanaman hias, bunga-bungaan, dan lahan tempat

    membudidayakan berbagai jenis rumput.

    Stadstuin  berbeda dengan  plantsoen  karena sebagian besar lahannya digunakan untuk

    pembibitan tanaman, terutama kebun bunga yang tertutup bagi kalangan umum.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    42/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    c.  Seluruh pekerjaan sebanyak mungkin menggunakan bahan-bahan produksi Indonesia

    (produksi dalam negeri) menggunakan produksi setempat, dengan tahap mengutamakan

    mutu.

    d.  Pemilihan jenis penghijauan harus memenuhi persyaratan-persyaratan :

    1)  Memenuhi tujuan perencanaan dan perancangan ( fungsi dan estetikanya).

    2)  Mudah untuk menumbuhkan dan pemeliharaannya, serta sesuai dengan iklim setempat.

    3)  Menggunakan bibit tanaman yang sudah cukup besar secara fisik, sehingga tidak mudah

    mati bila mendapat gangguan-gangguan fisik yang ringan.

    4)  Kemudahan untuk mendapatkannya.

    e.  Perencanaan dan perancangan tata ruang ini selengkapnya akan meliputi pekerjaan-pekejaan

    :

    1)  Perancangan perkerasan (sirkulasi kendaraan beserta tempat parkirnya, plaza, tempatupacara, sirkulasi pejalan kaki, dan lain sebagainya).

    2)  Perancangan dan penataan penghijauan (tanaman pelindung, penghias, pengarah, dan

    lain sebagainya).

    3)  Perancangan perabot taman (tiang bendera, lampu taman, dan lain sebagainya) beserta

    marka grafisnya.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    43/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

      Kewibawaan bangunan, ditampilkan pada peninggian peil lantai, pemakaian pondasi yang

    kokoh, pemakaian grid bangunan yang teratur, modul yang jelas dan penggunaan bahan

    material yang eksklusif.

    6 TAHAPAN PERENCANAAN DETAIL

    Tahapan ini merupakan tahapan keputusan final dari pemecahan masalah desain yang nantinya

    menjadi dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Yang terpenting pada tahap ini adalah

    memberikan visualisasi rancangan secara jelas, teratur dan sistematis serta profesional dalam

    menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar. Tahapan produksi ini dapat dibagi dua, yaitu:

    1). Gambar planning in design yang terdiri dari: rencana dasar (lay out plan), rencana lansekap 

    (landscape plan), rencana pola tata hijau (planting plan), rencana elevasi (elevation plan), rencana

    tampak  (section plan), rencana utilitas  (landscape utiliy plan), rencana muka tanah  (topography

     plan), rencana pembuangan  (drainage plan), rencana pemeliharaan  (maintanance plan),

    perspektif tanpak burung (perspective bird eye’s view). 

    2) Gambar detailed design, yang terdiri dari: rancangan rinci, rancangan tata hijau, potongan dan

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    44/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Pekerjaan Persiapan Dan Survey  terdiri atas: Persiapan Instrumen Survey, Pengayaan

    Subststansi, Inventarisasi Kebutuhan Studi dan Perancangan Rencana Form dan Kompilasi Data

    seperti dalam penjelasan berikut :

    1.  Persiapan Instrumen Survey, merupakan kegiatan untuk memobilisasi tim dan menyamakan

    persepsi tentang keluaran dan lingkup pekerjaan, metodologi, dan jadwal pekerjaan.

    Kegiatan ini dilakukan dalam durasi waktu 1 (satu) minggu.

    2.  Pengayaan substansi, dilakukan melalui kajian terhadap komponen-komponen dalam sistem

    social masyarakat, kajian terhadap teori Penyusunan Teknis Perencanaan Ruang Tunggu

    Bandara Nunukan, kajian terhadap metoda dan alat analisis kelayakan, serta kajian studi-

    studi terdahulu. Dengan metoda melakukan survey primer dan survey sekunder. Dalam

    kegiatan ini pun dilakukan pekerjaan pemetaan atau pengukuran pada lokasi studi yang akan

    meliputi kegiatan sebagai berikut :

      Persiapan

      Pengukuran kerangka horizontal

      Pengukuran kerangka vertical

      Pengukuran situasi

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    45/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    yang akan disusun dapat terintegrasi dengan kebijaksanaan dan program

    pengembangan yang telah dilakukan oleh Pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.

    Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 2 (dua) minggu parallel dengan kegiatan proses

    persiapan dan Pengayaan Substansi.

    4.  Perancangan Rencana dan Form Kompilasi Data, disesuaikan dengan kebutuhan data,

    ketersediaan sumber daya, dan kebutuhan analisis.Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 3

    (tiga) minggu, paralel dengan kegiatan inventarisasi kebutuhan studi.

    Pekerjaan Pra-Rencana  dilanjutkan setelah persiapan dan survey, kegiatannya antara lain

    pengumpulan data, kompilasi data dan konsep perencanaan skematik, program ruang dan

    perkiraan biaya serta persyaratan bangunan dan lingkungan

    5.  Pengumpulan Data., dilakukan untuk lebih mendetailkan data yang disesuaikan dengan

    Kegiatan 1 sampai 4 akan dilaporkan dalam bentuk laporan pendahuluandan dibahas oleh tim pengarah untuk mendapatkan masukan terhadap

    keluaran, lingkup, dan metodologi kegiatan.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    46/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Penyusunan Rencana Pengembangan, merupakan kegiatan pendetailan setiap sub bidang

    pekerjaan dalam pekerjaan rencana teknis.

    9.  Penyusunan Konsep Rencana Arsitektur dan Visualisasinya Kegiatan yang dilakukan parallel

    dengan rencana demi mengefisienkan waktu yang tersedia namun tetap memiliki batas

    minimal penilaian yang efisien dan terintegrasi dengan konsep sebelumnya. Kegiatan ini

    merupakan puncak dari perencanaan yang mendetail sehingga menghasilkan konsep yang

    sudah terukur dan terencana dan sudah dapat terlihat bentuk dari konsep yang diusung sejak

    awal.

    Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 11 (sebelas) minggu.

    Kegiatan 5 sampai 8 akan dilaporkan dalam bentuk laporan antara dan dibahas oleh tim

    pengarah untuk mendapatkan masukan terhadap profil, posisi, dan permasalahan

    pengembangan Ruang Tunggu Bandara Nunukan

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    47/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    1) Gambar rencana pengembangan yang terdiri dari: rencana dasar (lay out plan), rencana

    lansekap (landscape plan), rencana pola tata hijau ( planting plan), rencana elevasi

    (elevation plan), rencana tampak (section plan), rencana utilitas (landscape utiliy plan),

    rencana muka tanah (topography plan), rencana pembuangan (drainage plan), rencana

    pemeliharaan (maintanance plan), perspektif tanpak burung ( perspective bird eye’s vi ew ).

    2) Gambar detail bangunan dan lansekap, yang terdiri dari: detail dari rencana per bangunan

    dikarenakan rencana ini dibuat dalam konsep multi massa, rancangan tata hijau,

    potongan dan tampak bangunan dan site/tapak, rancangan rinci detail tapak, rancangan

    rinci perkerasan, rancangan rinci tata tanaman, rancangan konstruksi, perspektif bagian

    rancangan tapak.

    3) Dokumen Pelelangan dan Pelaksanaan seperti dokumen RKS (Rencana Kerja dan Syarat-

    syarat), BQ (Bill of Quantity), RAB (Rencana Anggaran Biaya

    Kegiatan ini akan dilakukan dalam waktu 9 (sembilan) minggu.

    Kegiatan 9 sampai 12 akan dilaporkan dalam bentuk laporan akhir dandibahas oleh tim pengarah untuk mendapatkan masukan terhadappenyempurnaan pekerjaan Perencanaan Bangunan.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    48/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Dialog sosialisasi sebagai upaya mencapai kesepakatan konsep rencana program dan

    kegiatan yang dituangkan dalam konsep (draft) akhir Penyusunan Teknis Perencanaan Ruang

    Tunggu Bandara Nunukan dengan melibatkan unsur-unsur dari legislatif, eksekutif.

    Lengkapnya, rencana kerja, yang mencakup tahapan, kegiatan, pelaporan, sasaran, metoda, dan

    alokasi tenaga ahli dapat dilihat pada Tabel E –

      1 Rencana Kerja berikut ini.

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    49/55

     

    Tabel E-1 Rencana Kerja

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    50/55

     

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    51/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    2.  ORGANISASI DAN PERSONIL

    Struktur Oganisasi Pelaksanaan Pekerjaan

    Struktur Organisasi Konsultan

    Organisasi Konsultan terdiri seorang Ketua Tim (team leader ), beberapa Tenaga Ahli dan Asisten

    serta beberapa Tenaga Pendukung (dalam hal ini 9 Orang. Terlihat pada tabel berikut. Masing-

    masing tanggung jawabnya tercantum sebagai berikut:

      Ketua Tim Konsultan (team leader) bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap

    pengerjaan materi pekerjaan ini. Selain bertanggung jawab secara eksternal ke Pejabat

    Pembuat Komitmen, Ketua Tim Konsultan harus merespon pada masukan-masukan dari Tim

    Teknis yang mewakili Pemberi Pekerjaan. Terhadap Tim Konsultan, Ketua Tim bertanggung

     jawab mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersedia untuk tercapainya tujuan dansasaran pekerjaan.

      Tenaga Ahli secara keorganisasian bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan merupakan

    bagian dari sub-bidang penelitian, yang dirinci berdasarkan keilmuan yang digunakan dan

    bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-

    masing.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    52/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Tanggung jawab konsultan dalam pekerjaan Penyusunan Teknis Perencanaan Ruang Tunggu

    Bandara Nunukan  adalah:

      Wajib mengikuti kebijakan/peraturan, ketentuan-ketentuan maupun petunjuk yang telah

    ditetapkan.

      Wajib berkonsultasi kepada pemberi tugas atau tim teknis yang ditunjuk.

      Wajib menciptakan dan membina hubungan yang baik dengan instansi maupun organisasi

    yang berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

    iii.  Tim Penyusun

    Merupakan tim bertugas dalam pengerjaan Penyusunan Teknis Perencanaan Ruang Tunggu

    Bandara Nunukan  dan terdiri dari Team Leader , Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung yang

    masing-masing memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

      Team Leader, bertanggung jawab secara keseluruhan kepada pemimpin pelaksana dan juga

    bertugas dalam mengkoordinasikan seluruh pekerjaan di dalam tim penyusun.

      Tenaga Ahli merupakan personil yang memiliki keahlian di bidangnya yang bertugas dan

    bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuan dan

    tugasnya masing-masing.

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    53/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah 1 (Satu) orang Sarjana Arsitektur Strata satu (S1) lulusan

    Unversitas Negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan, berpengalaman dalam

    pelaksanaan pekerjaan di bidang Pekerjaan Arsitektural sub bidang Arsitek Bangunan Gedung

    sekurang-kurangnya 8 (Delapan) tahun.

    3. Ahli Mekanikal Elektrikal

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah 1 (Satu) orang Sarjana Teknik Elektro Strata satu (S1) lulusan

    Unversitas Negeri atau perguruang tinggi swasta yang telah disamakan, berpengalaman dalam

    pelaksanaan pekerjaan di bidang Pekerjaan Elektronikal sub Bidang Elektronik sekurang-kurangnya 5

    (lima) tahun.

    4. Ahli Interior

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Arsitektur Strata satu (S1) lulusan

    Unversitas Negeri atau perguruang tinggi swasta yang telah disamakan, berpengalaman dalam

    pelaksanaan pekerjaan di bidang Pekerjaan Desain Interior sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

    5. Ahli Cost Estimator

    Tenaga ahli yang disyaratkan adalah 1 (satu) orang Sarjana Sipil Strata satu (S1) lulusan Unversitas

     

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    54/55

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA

    Berjumlah 1 (Satu) orang berpendidikan Mimimal STM Bangunan, dengan pengalaman minimal 5

    tahun dan mempunyai pengalaman dalam bidangnya.

    C. Tenaga Pendukung

    1. Administrasi

    Berjumlah 1 (Satu) orang berpendidikan Minimal Strata Satu (S1) dibidang Ekonomi dan

    mempunyai pengalaman dalam bidang Administrasi.

     

    Dokumen Usulan Teknis Dan Biaya

  • 8/17/2019 METODELOGI PERENCANAAN BANDARA

    55/55

    PENYUSUNAN TEKNIS PERENCANAAN RUANG TUNGGU BANDARA