2. Drs. Arief Rijadi, M.si., M.pd_diklat PKn Unej-Identitas Nasional
Tugas Mata Kuliah Pkn Makalah Identitas Nasional _ Print
description
Transcript of Tugas Mata Kuliah Pkn Makalah Identitas Nasional _ Print
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan pengertian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri –
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas, maka
identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau
lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Namun selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya.
Agar dapat memahaminya, hal yang pertama kali harus dipahami terlebih dulu adalah arti
Identitas Nasional Indonesia. Moto Nasional Indonesia adalah “Bhineka Tunggal” atau
“Kesatuan dalam keragaman”. Hal ini diciptakan oleh para pemimpin Republik yang
diproklamasikan pada tahun 1945.
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang
dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda –
beda. Nilai – nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai –
nilai ini penting, karena merekalah yang mempengaruhi Identitas Bangsa. Oleh karena itu,
nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga
Indonesia, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang muncul adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian identitas nasional?
2. Apa saja unsur – unsur pembentuk identitas nasional?
3. Apa yang dapat dijadikan parameter identitas nasional?
4. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?
5. Apa yang dimaksud dengan Integritas Nasional ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Civic Education, penulis juga
dapat memberikan suatu kontribusi mengenai materi Identits Nasional dan dapat memberikan
sebuah dorongan untuk lebih memahami makna Identitas Nasional dalam era globalisasi ini,
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para membaca makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Identitas Nasional
Kata “Identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri
kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti; keinginan,
cita-cita dan tujuan. Jadi, “Identitas Nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian ini maka setiap detik bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri – sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut terbentuk secara histories. Maka pada hakikatnya, “Identitas Nasional” suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya
adalah “Manifestasi nilai – nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Istilah
kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor – faktor
biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu,
3
menurut Ismaun (1981:6) Kepribadian adalah cerminan pada seluruh tingkah laku
seseorang dalam berhubungan dengan manusia lain.
Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas
nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu –
individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu, pengertian
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian “Peoples
Character”, “National Character”, atau “ National Identity “. Oleh karena itu, identitas
nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional Indonesia juga harus dipahami dalam
konteks dinamis.
Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum
menunjukkan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia
mengalami kemerdekaan 17 Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan mengalami kemerosotan dari segi identitas nasional.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat
itu dikenal periode orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya
sentralistik. Berkembangnya partai komunis pada periode ini dipandang sebagai
kegagalan pemerintah untuk mempertahankan Ideologi Pancasila dan dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama.
Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai
bidang kehidupan. Sudah banyak yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam
melakukan reformasi, baik dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta
bidang – bidang lainnya. Namun demikian, sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen
masyarakat.
4
B. Faktor – faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional
Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri –
sendiri, yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Sedikitnya ada 2 faktor yang
mendukung kelahiran identitas suatu bangsa, yaitu faktor objektif dan subjektif. Bagi
bangsa Indonesia faktor objektif mendukung kelahiran Identitas Nasional meliputi faktor
geografis – ekologis dan demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah faktor historis,
sosial, politik dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The power of
Identity (Suryo, 2002) mengemukakan teori tentang munculnya Identitas Nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer,
faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaan, hal inilah yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika
merupakan Faktor Pertama. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan negara. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor keempat,
meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan Identitas
Nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelumnya. Oleh karena
itu, pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur sosial,
agama, ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses
yang cukup panjang (Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51)
5
C. Parameter Identitas Nasional
Dalam kehidupan di dunia, hampir segala sesuatu memiliki parameter, begitu pula
dengan Identitas Nasional. Parameter adalah sesuatu yang digunakan sebagai standar
sesuatu atau suatu ukuran (patokan) yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu hal
menjadi khas. Jadi, Parameter Identitas Nasional berarti suatu ukuran yang digunakan
untuk menyatakan bahwa Identitas Nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa.
Adapun indikator dari identitas nasional itu sendiri adalah sebagai berikut:
a. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat - istiadat, tata
kelakuan, kebiasaan.
b. Lambang - lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu
kebangsaan.
c. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan: bangunan, peralatan
manusia dan teknologi.
d. Tujuan yang dicapai suatu bangsa : budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
D. Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
Unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu. Bagian terkecil inilah yang kemudian
bersatu untuk membentuk sesuatu. Begitu pula dengan Indonesia, dimana Indonesia
memiliki berbagai materi maupun inmateri yang kemudian terbentuk menjadi suatu
identitas. Identitas inilah yang nantinya akan membuat Indonesia memiliki ciri tersendiri
yang tidak dimiliki semua teritorial atau Negara.
Adapun unsur – unsur pembentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
6
1) Sejarah
Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang.
Terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang yaitu sejak zaman kerajaan – kerajaan pada abad ke-VII, yaitu ketika
timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra di Palembang, kemudian
kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa timur serta karajaan-kerajaan lainnya.
Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa
kejayaan yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Pada dua
kerajaan tersebut telah membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada
abad – abad berikutnya.
2) Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat serta semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang
diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan biasanya
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak di dalam suatu lingkungan
masyarakat.
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi:
akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa
Indonesia.
7
3) Suku Bangsa : keragaman/majemuk
Golongan social yang khusus yang bersifat askriftif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa, kurang lebih 360 suku.
4) Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan, dengan kata
lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara,
tetapi juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap
dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan
pemberian Allah dapat dilakukan, salah satunya dengan sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun
minoritas, atau bahkan kelompok lainnya.
Seperti yang di atur dalam UUD 1945, bahwa negara Indonesia menjamin
kebebasan beragama di dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing – masing
warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-
masing serta menjalankan peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing
– masing dari warga negara Indonesia. Hak dalam hidup beragama di Indonesia
dilindungi oleh negara.
Penduduk di Indonesia secara garis besar merupakan penganut dari lima agama di
antaranya adalah islam, budha, hindu, katolik dan protestan, serta penganut
kepercayaan lainnya seperti kong fu tsu. Mayoritas penduduk Indonesia adalah
8
beragama islam dan selebihnya adalah penganut agama budha, hindu, katolik dan
protestan serta aliran kepercayaan.
Dalam berideologi, masyarakat Indonesia berhak untuk memiliki ideologi dan
pandangan hidup. Akan tetapi, ideolgi bangsa Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia.
5) Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut identitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia
memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan
bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda
tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sistem perlambangan yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bahasa
nasional merupakan salah satu wujud rill persatuan dari berbagai suku yang ada di
suatu negara.
6) Kasta dan Kelas
Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para
penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah
kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra
(orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta
yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu
kelompok orang – orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk
9
memperoleh barang – barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan
ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen – komponen
terpenting; berkat kekuasaan, maka milik mengakibatkan monopolisasi dan
kesempatan – kesempatan.
Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul “Membangun
Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan”, kelima unsur
Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan kembali menjadi 3 bagian:
i) Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,
Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
ii) Idetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara serta Lagu Kebangsaan.
iii) Idetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya dan kepercaraan (agama).
Adapun jenis Identitas Nasional Indonesia adalah sebagai berikut :
(1) Indonesia bersifat pluralistik baik menyangkut sosiokultural atau reliogiositas.
(2) Identitas fundamental ( ideal) : Pancasila.
(3) Identitas instrumental : alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan,
berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia serta lagu kebangsaan.
(4) Identitas religiusitas : Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.
(5) Identitas sosiokultural : Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya
(6) Identitas alamiah : Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
E. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
10
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa – bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah
prinsip – prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan
bernegara. Prinsip – prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat
dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip
dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu Bangsa dan Negara berakar pada
pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat dikatakan pula
bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat Bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya
bersumber kepada nilai – nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat Pancasila itu bukan muncul secara tiba
– tiba atau dipaksakan suatu rezim (penguasa), melainkan melalui suatu historis yang
cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional.
Disebutkan bahwa: kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output,
berbagai agenda pembangunan nasional secara lebih adil akan berdampak negatif pada
persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat Nasionalisme akan menjadi
salah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi Negara/Bangsa. Study Robert I
Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu karakteristik penting Negara gagal
(failed states) adalah ketidakmampuan Negara mengelola identitas Negara yang tercermin
dalam semangat Nasionalisme dalam menyelesaikan berbagai persoalan Nasionalnya.
Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan interstatewar secara hamper bersamaan.
Penataan, pengelolaan, bahkan pengembangan nasionalisme dalam identitas Nasional,
dengan demikian akan menjadi prasyarat utama bagi upaya menciptakan sebuah Negara
kuat (strong state).
11
Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan
batas – batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar Negara bahkan
Nasionalisme sebuah Negara. Alhasil, konflik komunal menjadi fenomena umum yang
terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya Negara – Negara berkembang. Konflik –
konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam konteks Indonesia, konflik – konflik ini
kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia. Berbagai tindakan kekerasan
(separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis yang terjadi di berbagai wilayah
Indonesia bahkan menyedot perhatian Internasional. Nasionalisme bukan saja dapat
dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan
Negara dan kedaulatan Nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk memberi
kontribusi positif terhadap segala aspek pembangunan Nasional. Dengan kata lain, sikap
Nasionalisame membutuhkan sebuah wisdom dalam melihat segala kekurangan yang
masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan sekaligus
kemauan untuk terus mengoreksi diri demi tercapainya cita – cita Nasional.
Makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut:
Makna dari alinea pertama : “Kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.”
Makna dari alinea kedua : “Adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).”
Makna dari alinea ketiga : “Bila Negara ingin mencapai cita-cita maka
kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat Ridha Allah SWT yang
merupakan dorongan spiritual.”
Makna dari alinea keempat : “Mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh
bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).”
12
13
F. Karakteristik Identitas Nasional
Pada hakikatnya Identitas Nasional, merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan
ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila
yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas
Nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “ terbuka” – cenderung terus-menerus
bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus
berhadapan dengan kebudayaan dari berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya
menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya
menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan
identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan Identitas Nasional, pelestarian budaya
tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan Bangsa Indonesia.
Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri Negara kita
dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu:
“Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat
Indonesia.”
14
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan
keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan
dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :
(a) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(b) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
G. Identitas Negara Indonesia
Salah satu identitas yang telah melekat pada Negara Indonesia adalah Binneka
Tunggal Ika. Ungkapan Binneka Tunggal Ika dalam lambang Nasional terletak pada
simbol Burung Garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara
Pancasila.
Beberapa bentuk Identitas Nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:
a) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu yang digunakan sebagai Bahasa
Pergaulan yang kemudian diangkat sebagai Bahasa Nasional pada tanggal 28 Oktober
1928.
b) Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah putih pertama
kali dikibarkan pada tanggal 17 agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa
sumpah pemuda.
15
c) Lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia raya
Lagu Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada tanggal 28
oktober 1928.
d) Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai Lambang Negara.
e) Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika
Artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia adalah bangsa
yang heterogen, namun tetap berkeinginan untuk menjadi bangsa yang satu, yakni
Indonesia.
f) Dasar falsafah Negara yaitu Pancasila
Berisi lima sila yang dijadikan sebagai dasar falsafat dan ideology dari Negara
Indonesia. Selain itu pancasila berkedudukan sebagai Dasar Negara dan Ideology
Nasional.
g) Hukum dasar Negara yaitu UUD 1945
Merupakan hukum dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan Negara.
h) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Bentuk Negara kita adalah Kesatuan, bentuk pemerintahan adalah Republik dan
sistem politik yang digunakan adalah System Demokrasi.
16
i) Konsepsi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan Nasional.
j) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan Nasional
Sebagai Negara Kesatuan Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga
Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.
H. Integrasi Nasional
Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan - perbedaan
yang ada pada suatu Negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar, baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa, karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya - budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat. Namun, selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter
atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan Bangsa
Indonesia.
17
Berikut ada beberapa faktor yang mendorong dan menghambat proses Integrasi
Nasional, diantaranya sebagai berikut :
a. Faktor - faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :
Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
Keinginan untuk bersatu di kalangan Bangsa Indonesia, sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Rasa cinta tanah air di kalangan Bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan.
Rasa rela berkorban untuk kepentingan Bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
Kesepakatan atau konsensus Nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan Bahasa Indonesia.
b. Faktor - faktor penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut:
Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa
daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
Wilayah Negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan luas.
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari
dalam maupun Luar Negeri.
Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-
hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di
18
masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan), gerakan separatisme
dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
Adanya paham “Etnosentrisme”, di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya
suku bangsa lain.
Contoh wujud Integrasi Nasional, antara lain:
Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah
Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada
27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil
budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah dan
sebagainya.
Sikap toleransi antar umat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari
semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga
terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu
masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen Protestan dan Katolik),
pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui,
bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 4 (empat) macam.
Contoh-contoh pendorong Integrasi Nasional, antara lain :
19
Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi Negara yang lebih maju dan
tangguh di masa yang akan datang.
Rasa cinta tanah air terhadap Bangsa Indonesia
Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan
itu adalah hal yang sangat sulit.
Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan
pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan Negara demi
terciptanya kedamaian.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas
tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional Indonesia adalah sejarah, kebudayaan,
budaya unggul, suku bangsa, agama, dan bahasa.
Parameter pembentuk Identitas Nasional Indonesia adalah :
a. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata
kelakuan, kebiasaan.
b. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu
kebangsaan.
c. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan: bangunan,
peralatan manusia dan teknologi.
d. Tujuan yang dicapai suatu bangsa: budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
Identitas Nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.
Pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional Indonesia adalah Bangsa
Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat Internasional, memilki sejarah serta
prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dan Bangsa
Indonesia menuangkannya kedalam Pancasila sebagai salah satu Ideologi Bangsa.
21
Identitas Nasional Indonesia, antara lain :
Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bendera Negara yaitu sang Merah Putih
Lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia raya
Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila.
Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Dasar falsafah Negara yaitu Pancasila
Hukum dasar Negara yaitu UUD 1945
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Konsepsi Wawasan Nusantara
Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat
tentang pentingnya Identitas Nasional bagi Bangsa dan Negara Indonesia, serta diharapkan
dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat berjalan dengan baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://awoelandari.blogspot.com/2012/12/tugas-mata-kuliah-pkn-makalah-identitas.html.
diakses pada 04 November 2014
http://eriyusron.blogspot.com/2013/09/makalah-identitas-nasional.html. diakses pada 04
November 2014
http://kamaluddyn.blogspot.com/2013/09/makalah-identitas-nasional.html. diakses pada 15
November 2014
http://muntasircivil.blogspot.com/2013/11/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-dan.html.
diakses pada 15 November 2014
http://yonorio601.blogspot.com/2013/09/makalah-identitas-nasional.html. diakses pada 04
November 2014
https://www.academia.edu/7589755/Identitas_nasional. diakses pada 04 November 2014
23