Tugas mata kuliah it entrepreneurship

10
1

Transcript of Tugas mata kuliah it entrepreneurship

Page 1: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

1

Page 2: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

2

PENDAHULUAN

Batik merupakan seni menggambar atau melukis di atas

kain mori dengan pola tertentu dengan menggunakan

malam dan canting. Kata batik berasal dari bahasa Jawa

yaitu “amba” yang berarti menulis, dan “tik” yang

berarti titik. Namun tidak semua motif batik bergambar

titik saja.

Setiap motif dari batik adalah simbol dari peristiwa

besar yang dituangkan dalam bentuk gambar dengan

menggunakan canthing. Pada zaman dahulu motif batik

memiliki nilai tersendiri yang berbeda-beda maknanya

dan tidak semua orang bisa menggunakan motif batik,

misalnya saja motif Lereng atau Parang. Motif ini

merupakan salah satu contoh batik larangan. Batik

larangan ialah batik yang hanya boleh digunakan oleh

keluarga kerajaan/bangsawan. Namun sekarang ini

motif tersebut sudah bisa dipakai oleh seluruh lapisan

masyarakat.

Page 3: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

3

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BATIK

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua

hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini

adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari

kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian

kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan

motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik,

teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.

Batik juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian

dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa

lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,

sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan.

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik

jenis baru muncul, dikenal sebagai “Batik Cap dan Batik Cetak”, yang memungkinkan

masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir

yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana

di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Sementara

batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan

malam disebut batik tulis.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala

suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat

menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisonal hanya

dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta

2. FILOSOFI BATIK

Selain proses pembuatannya yang rumit dan selalu disertai dengan serangkaian ritual khusus,

batik juga mengandung filosofi tinggi yang terungkap dari motifnya. Hal ini terkait dengan

sejarah penciptaan motif batik sendiri yang biasanya diciptakan oleh sinuwun, permaisuri

atau putri-putri kraton yang semuanya mengandung falsafah hidup tersendiri bagi

pemakainya.

Sebagai raja Jawa yang tentu saja menguasai seni, maka keadaan tempat tersebut

mengilhaminya menciptakan pola batik lereng atau parang, yang merupakan ciri ageman

Mataram yang berbeda dengan pola batik sebelumnya. Karena penciptanya adalah raja

pendiri kerajaan Mataram, maka oleh keturunannya, pola-pola parang tersebut hanya boleh

dikenakan oleh raja dan keturunannya di lingkungan istana.Motif Parang Rusak misalnya.

Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Keraton Mataram. Setelah

memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Mataram, Senopati sering bertapa di sepanjang

pesisir selatan Pulau Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang tampak seperti

pereng (tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang

kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat tersebut ada bagian yang terdiri dari

Page 4: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

4

tebing-tebing atau pereng yang rusak karena deburan ombak laut selatan sehingga lahirlah

ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak.

Motif larangan tersebut dicanangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1785. Pola

batik yang termasuk larangan antara lain: Parang Rusak Barong, Parang Rusak Gendreh,

Parang Klithik, Semen Gedhe Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat Lar, Udan Liris, Rujak

Senthe, serta motif parang-parangan yang ukurannya sama dengan parang rusak.

Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan Kasunanan Surakarta dan

Kasultanan Yogyakarta, segala macam tata adibusana termasuk di dalamnya adalah batik,

diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta kepada Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang

kemudian menjadikan Keraton Yogyakarta menjadi kiblat perkembangan budaya, termasuk

pula khazanah batik.

Kalaupun batik di Keraton Surakarta mengalami beragam inovasi, namun sebenarnya motif

pakemnya tetap bersumber pada motif batik Keraton Yogyakarta. Ketika tahun 1813, muncul

Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta akibat persengketaan Kasultanan Ngayogyakarta

Hadiningrat dan Letnan Gubernur Inggris Thomas Stamford Raffles, perpecahan itu ternyata

tidak melahirkan perbedaan mencolok pada perkembangan motif batik tlatah tersebut.

Menurut KRAy SM Anglingkusumo, menantu KGPAA Paku Alam VIII, motif-motif

larangan tersebut diizinkan memasuki tlatah Keraton Puro Pakualaman, Kasultanan Surakarta

maupun Mangkunegaran. Para raja dan kerabat ketiga kraton tersebut berhak mengenakan

batik parang rusak barong sebab sama-sama masih keturunan Panembahan Senopati.

Batik tradisional di lingkungan Kasultanan Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan

warna dasar putih yang mencolok bersih. Pola geometri Keraton Kasultanan Yogyakarta

sangat khas, besar-besar, dan sebagian diantaranya diperkaya dengan parang dan nitik.

Sementara itu, batik di Puro Pakualaman merupakan perpaduan antara pola batik Keraton

KasultananYogyakarta dan warna batik Keraton Surakarta.

Jika warna putih menjadi ciri khas batik Kasultanan Yogyakarta, maka warna putih

kecoklatan atau krem menjadi ciri khas batik Keraton Surakarta. Perpaduan ini dimulai sejak

adanya hubungan keluarga yang erat antara Puro Pakualaman dengan Keraton Surakarta

ketika Sri Paku Alam VII mempersunting putri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Putri Keraton

Surakarta inilah yang memberi warna dan nuansa Surakarta pada batik Pakualaman, hingga

akhirnya terjadi perpaduan keduanya.

Dua pola batik yang terkenal dari Puro Pakulaman, yakni Pola Candi Baruna yang tekenal

sejak sebelum tahun 1920 dan Peksi Manyuro yang merupakan ciptaan RM Notoadisuryo.

Sedangkan pola batik Kasultanan yang terkenal, antara lain: Ceplok Blah Kedaton, Kawung,

Tambal Nitik, Parang Barong Bintang Leider, dan sebagainya.

Begitulah. Batik painting pada awal kelahirannya di lingkungan kraton dibuat dengan penuh

perhitungan makna filosofi yang dalam. Kini, batik telah meruyak ke luar wilayah benteng

istana menjadi produk industri busana yang dibuat secara massal melalui teknik printing atau

melalui proses lainnya. Bahkan diperebutkan sejumlah negara sebagai produk budaya

miliknya.

Page 5: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

5

Pola Parang Rusak Barong, diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusum a yang ingin

mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan

kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta. Kata barong

berarti sesuatu yang besar dan hal ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada

kain. Merupakan induk dari semua pola parang, pola barong dulu hanya boleh dikenakan oleh

seorang raja. Mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan

diri.

Motif parang sendiri mengalami perkembangan dan memunculkan motif-motif lain seperti

Parang Rusak Barong, Parang Kusuma, Parang Pamo, Parang Klithik, dan Lereng Sobrah.

Karena penciptanya pendiri Keraton Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang

tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya dan tidak boleh dipakai

oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok “batik larangan”.

Bila dilihat secara mendalam, garis-garis lengkung pada motif parang sering diartikan sebagai

ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah raja.

Komposisi miring pada parang juga melambangkan kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan

gerak cepat sehingga pemakainya diharapkan dapat bergerak cepat.

Menurut penuturan Mari S Condronegoro, pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII,

motif parang menjadi pedoman utama untuk menentukan derajat kebangsawanan seseorang

dan menjadi ketentuan yang termuat dalam Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon

Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta tahun 1927. “Selain motif Parang Rusak Barong, motif

Batik Larangan pada zaman itu adalah, motif Semen, Udan Liris, Sawat dan Cemungkiran,”

jelasnya.

Motif batik Semen yang mengutamakan bentuk tumbuhan dengan akar sulurnya ini bermakna

semi atau tumbuh sebagai lambang kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta. Sedangkan

motif Udan Liris termasuk dalam pola geometris yang tergolong motif lereng disusun secara

garis miring diartikan sebagai hujan gerimis yang menyuburkan tumbuhan dan ternak.

Secara keseluruhan, motif yang juga tersusun dari motif Lidah Api, Setengah Kawung, Banji,

Sawut, Mlinjon, Tritis, ada-ada dan Untu Walang yang diatur diagonal memanjang ini

bermakna pengharapan agar pemakainya dapat selamat sejahtera, tabah dan berprakarsa

dalam menunaikan kewajiban bagi kepentingan nusa dan bangsa.

Motif lain Sawat bermakna ketabahan hati. Sedangkan motif Cemungkiran yang berbentuk

seperti lidah api dan sinar merupakan unsur kehidupan yang melambangkan keberanian,

kesaktian, ambisi, kehebatan, dan keagungan yang diibaratkan seperti Dewa Syiwa yang

dalam masyaraka Jawa dipercaya menjelma dalam diri seorang raja sehingga hanya berhak

dipakai oleh raja dan putra mahkota.

Seiring dengan perkembangan zaman, Batik Larangan sudah tidak sekuat dulu lagi dalam

penerapannya. Bahkan, motif-motif tersebut sekarang sudah banyak dikenakan masyarakat di

luar tembok keraton. Kendati begitu, Mari S Condronegoro dan GBRAy Hj Murdhokusumo

menghimbau masyarakat umum yang bukan kerabat keraton untuk tidak mengenakan motif

tersebut, terutama Parang Rusak Barong saat berada di dalam tembok keraton, untuk menjaga

wibawa Sultan.

Page 6: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

6

Lebih lanjut, Gusti Murdhokusumo mengatakan bahwa batik akan selalu menandai setiap

peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa sejak lahir hingga ajal tiba. Menurutnya,

ada beberapa motif batik yang sebaiknya dikenakan pada peristiwa-peristiwa penting yang

dialami masyarakat Jawa. Peristiwa kelahiran misalnya, sebaiknya jabang bayi dialasi dengan

kain batik tua milik neneknya atau kopohan yang berarti basah. Ini mengandung harapan agar

si bayi berumur panjang seperti sang nenek.

Untuk pernikahan, disarankan mempelai mengenakan kain batik dengan motif yang

berawalan dengan “sida”, seperti Sidamulya, Sidaluhur, Sida Asih, dan Sidomukti. Atau

kalau tidak, bisa mengenakan motif Truntum, Wahyu Tumurun, Semen Gurdha, Semen

Rama dan Semen Jlekithet. Masing-masing mengandung maksud agar kedua mempelai

mendapat kebahagiaan, kemakmuran dan menjadi orang terpandang.

“Yang pasti, pengantin jangan mengenakan motif Parang Rusak agar rumah tangganya

terhindar dari kerusakan dan malapetaka,” ungkapnya. Sebaliknya, ketika akan melayat ke

tempat keluarga yang sedang kesripahan (meninggal dunia) maka sebaiknya mengenakan

kain batik yang berwarna dasar hitam dan menghindari batik dengan warna dominan putih

seperti motif parang. Jenis batik yang cocok untuk melayat, misalnya motif Semen Gurda

atau motif lain yang warna dasar senada.

3. MOTIF BATIK

Batik Kraton

Penjelasan : awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya

mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga

pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang

untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak

termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Batik Cuwiri

Penjelasan : meruapakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya

batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni.

Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti

kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.

Batik Pringgondani

Penjelasan : Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini

biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-

coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.

Batik Sekar Jagad

Penjelasan : salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan

dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan

bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa

Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh

dunia.

Page 7: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

7

Batik Sida Luhur

Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang

banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan

demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias

tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai

kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.

Batik Kawung

Penjelasan : Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang

juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif

ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun

bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.

Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong

yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung

yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang

bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh

bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang

yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung

yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.

Batik Semen Rama

Penjelasan : dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang

berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen.

Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan

atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara,

seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang

berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut

kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut

adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas

tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak

benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen

Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran

Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan

keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi

“Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang

raja atau pemimpin rakyat.

Batik Sida Asih

Penjelasan : Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang

banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan

demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias

tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia

mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Page 8: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

8

Batik Tambal

Penjelasan : Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal

yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan

yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa

membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit

tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit

dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.

Batik Sida Mukti

Penjelasan : Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna

soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang

tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan

golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti

jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung

harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang

mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin..

4. KEMASAN PRODUK BATIK

Masalah yang sering kali terjadi dalam penjualan sebuah produk ,terutama sebuah produk

batik adalah kemasan/wadah yang digunakan untuk melindungi produk itu sendiri. Banyak

diantara pengusaha batik hanya melindungi batik buatan mereka dengan selembar plastik

saja.Biasanya mereka hanya terfokus pada kualitas batik itu sendiri daripada kemasan yang

akan melindungi batik tersebut dari kerusakan atau pengaruh luar.Mereka tidak menyadari

bahwa betapa pentingnya kemasan bagi kemajuan produk batik yang mereka

pasarkan.Bahkan dapat mendatangkan nilai jual lebih di mata masyarakat,dengan kata lain

bahwa ketika orang melihat kemasan tersebut ,orang akan memiliki ketertarikan untuk

membeli. Jika demikian maka kemasan harus memiliki daya tarik lebih.

Beberapa aturan yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha batik untuk membuat kemasan

pada batik yang mereka pasarkan antara lain,Pembuatan kemasan tidak dapat seenaknya,

sebab kemasan juga punya etika yang berarti ada beberapa aturan yang harus diperhatikan

dalam pembuatan kemasan misalnya menentukan gambar/logo dan bentuk kemasan yang

tidak menimbulkan kontradiksi. Selain hal tersebut kemasan juga harus mudah dibuka.

Kemasan yang baik adalah kemasan dengan desain yang simple (sederhana), fungsional dan

menciptakan respons emosional positif .

Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah

desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang

dikemasnya. Kemasan yang kreatif bukan hal yang baru lagi bagi para produsen,maka dari itu

setiap tahunya para produsen berlomba-lomba menciptakan desain kemasan baru untuk setiap

produk baru yang mereka keluarkan di pasaran agar tidak sama dari desain kemasan

sebelumnya.

Page 9: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

9

Tidak dapat dipungkiri, konsumen umumnya akan tertarik dengan produk-produk yang

dibungkus dengan cantik. Perilaku umum konsumen, hal pertama yang membuat mereka

tertarik membeli suatu barang adalah kemasan barang tersebut. Namun mengubah mindset

pelaku usaha kecil akan pentingnya kemasan, tidaklah mudah. Meskipun bahwa kemasan

yang baik dan kreatif bisa menggandakan keuntungan mereka. Kemasan juga dapat berfungsi

sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Sudah saatnya para pelaku usaha kecil

berlomba-lomba untuk menarik konsumen melalui kemasan. Karena kemasan memiliki andil

dalam kesuksesan pemasaran suatu produk.

5. FUNGSI KEMASAN

Secara umum fungsi kemasan pada suatu produk adalah :

Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk

tidak tercecer( terutama untuk cairan, pasta atau butiran ).

Melindungi dan mengawetkan produk(seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,

kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang

dapat merusak dan menurunkan mutu produk).

Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat

komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada

kemasan.

Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi

10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya).

Memudahkan pengiriman dan penyimpanan.

Menambah daya tarik calon pembeli melewati Sarana informasi dan iklan.

Memberi kenyamanan bagi pemakai.

Page 10: Tugas mata kuliah it entrepreneurship

10

KESIMPULAN DAN SARAN

Tidak bisa dihindari bahwa kenyataannya sebuah kemasan

dari produk batik yang buat/ciptakan merupakan salah satu

hal penting yang harus perhatikan oleh para pengusaha batik

di Indonesia.Desain kemasan batik dibuat sebagai tanda

identitas batik yang kita buat/ciptakan agar terkesan berbeda

dari produk batik lainnya dan dapat menjadi pengenal bagi

pecinta batik dalam maupun luar negri.

Desain kemasan produk batik yang dibuat semenarik

mungkin dapat menambah nilai plus bagi pecinta batik di

seluruh dunia.Dan membuat para konsumen mengingat

dengan batik buatan mereka dari kemasan yang di suguhkan

dan akan membeli di tempat yang sama untuk kedua

kalinya.Sehingga,tidak dapat di pungkiri akan adanya

peningkatan nilai jual batik setiap tahunya dan dapat

memberikan sedikit keuntungan dengan adanya desain

kemasan batik tersebut.