TUGAS MANAJEMEN MUTU
-
Upload
arif-setiawan -
Category
Documents
-
view
221 -
download
6
description
Transcript of TUGAS MANAJEMEN MUTU
PENERAPAN KEBIJAKAN MUTU
PADA SUB BIDANG STANDAR
DI INSTANSI PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
DISUSUN OLEH:
NAMA: ARIF SETIAWAN
NIM: 15/391180/PTK/10684
MAGISTER SARANA PRASARANA DAN TEKNOLOGI BAHAN
FAKULTAS TEKNIK DAN LINGKUNGAN
UNIVERITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2015
Kata Pengantar
Makalah berjudul “Penerapan Kebijakan Mutu pada Sub Bidang Standar di Instansi Pusat
Litbang Perumahan dan Permukiman” ini disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen
Mutu. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Pendahuluan
Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman (Puskim) merupakan lembaga litbang yang
berada di bawah Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) yang berlokasi di Cileunyi, Kabupaten Bandung. Visi dari Puskim adalah menjadi
institusi litbang yang terdepan dalam menghasilkan teknologi dan rumusan kebijakan
permukiman yang Bermanfaat, Aplikatif, Inovatif dan Kompetitif serta berwawasan
lingkungan. Standar Nasional Indonesia (SNI) khususnya bidang Permukiman dapat
dikatakan sebagai salah satu rumusan kebijakan. Selain itu salah satu misi dari Puskim
yaitu menyusun produk-produk Standar, Pedoman dan Manual bidang Permukiman.
Penulis bekerja di Puskim semenjak Desember 2010 dan ditempatkan pada salah satu
bidang di Puskim yaitu Bidang Standar dan Diseminasi. Berdasarkan Permen PU No
01/PRT/M/2007 tentang Ortala Departemen Pekerjaan Umum, disebutkan bahwa Bidang
Standar dan Diseminasi memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan koordinasi perumusan
standar, fasilitas dan evaluasi penerapan standar, melaksanakan diseminasi dan informasi
serta pelayanan advis teknis bidang permukiman. Bidang Standar dan Diseminasi (Standis)
ini terdiri dari dua sub bidang (subbid) yaitu subbid Standar dan subbid diseminasi. Karena
penulis bertugas di subbid standar, maka makalah ini akan lebih banyak membahas
pelaksanaan kebijakan mutu yang ada di subbid standar.
Sesuai dengan tugas pokoknya, bidang standis, khususnya subbid standar melaksanakan
koordinasi perumusan standar, sebagai fasilitator serta mengevaluasi penerapan standar,
sehingga dibutuhkan suatu sistem manajemen mutu dalam rangka perbaikan kualitas dari
pelayanan yang dilakukan oleh subbid standar. Koordinasi perumusan standar yang
dimaksud disini yaitu koordinasi antara Puskim dengan Badan Standarisasi Nasional
(BSN) serta antara Puskim dengan pemangku kepentingan termasuk Konseptor, Badan
Litbang PUPR dan pihak-pihak lain yang terkait dalam proses perumusan standar.
Standar Prosedur Operasional Penyusunan SNI
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, subbid standar memiliki standar prosedur
operasional (SOP) yaitu SOP Penyusunan, Perumusan dan Penetapan SNI bidang
Permukiman.
SOP ini berupa beberapa tahapan proses yang terdiri dari:
1. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam Penyusunan Perumusan dan Penetapan Standar dimulai dari:
- Penyusunan, perumusan, pembahasan dan penetapan usulan SNI dalam Program
Nasional Perumusan Standar (PNPS) sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI),
Pedoman Teknis (PT) dan Manual (M) bidang permukiman, untuk SNI nantinya PNPS
di serahkan kepada Panita Teknis yang dilaksanakan oleh Badan Litbang PUPR, dan
dilanjutkan dengan penyampaian PNPS dari PT ke BSN.
- Pembahasan, penunjukan dan pembentukan Keanggotaan Sub Panitia Teknis, Gugus
Kerja Penyusunan SNI dan Nara Sumber Ahli/Pakar/Praktisi
- Penyusunan perangkat kinerja pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan SNI bidang Permukiman, perangkat kinerja berasal dari staf subbid
Standar.
2. Persiapan
Berisikan Konsultasi dan koordinasi dengan pihak terkait serta mempersiapkan
kelengkapan dokumen teknis berupa naskah akademis rancangan SNI, naskah legalisasi
rancangan SNI, naskah pemeliharaan SNI serta naskah kaji ulang/evaluasi penerapan SNI.
3. Pelaksanaan
Penyelenggaraan rapat teknis hingga rapat konsensus, pembuatan naskah pemeliharaan,
naskah kaji ulang, naskah evaluasi penerapan SNI, serta pendampingan naskah rancangan
SNI (RSNI-4) dalam proses jajak pendapat (e-balotting), pendampingan naskah rancangan
akhir SNI (RASNI) dalam proses penetapan status menjadi SNI bidang permukiman.
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan kinerja kerja pelaksanaan penyelenggaraan SNI berdasarkan Pedoman
Standardisasi Nasional (PSN), serta pengendalian terhadap kendala dan penanganan
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan SNI bidang Permukiman.
5. Pelaporan;
Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan SNI sesuai dengan tahapan
yang telah disebutkan sebelumnya. Pelaporan dilakukan tiap akhir tahun.
Secara umum proses dari tahapan pelaksanaan kegiatan yang ada pada subbid standar dapat
dilihat pada Gambar 1.
Keterangan:
Kapus : Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman
PT : Panitia Teknis (berada di Badan Litbang PUPR)
Gambar 1. Flowchart Tahap Penyusunan SNI
Pelaksanaan SOP di Subbid Standar
Dalam pelaksanaannya, semua staf di bawah subbid standar, memiliki tugas dan kewajiban
sesuai dengan tahapan dari proses penyusunan standar. Penugasan di berikan oleh Kepala
Subbid, berisi pembagian tugas yang harus dilaksanakan untuk menjamin proses
perumusan standar berjalan dengan baik dan sesuai jadwal.
Jenis tugas dan kewajiban yang ada di subbid standar sendiri cukup banyak, jika dilihat
dari tahapan perumusan standar pada Gambar 1, maka secara garis besar tugas dari kepala
beserta staf subbid standar yaitu: penyusunan konsep PNPS yang akan diajukan sebagai
dasar kegiatan penyusunan SNI tiap tahunnya, konsep, koordinasi dengan inisiator
penyusunan terkait naskah yang sudah disiapkan sebagai acuan dari SNI (bisa berasal dari
Standar Internasional yang sudah ada maupun hasil Penelitian dan kajian), pembuatan
konsep usulan konseptor SNI untuk diajukan dan disetujui oleh Kepala Puskim,
pelaksanaan rapat dari draft hingga pelaksanaan rapat konsensus yang hasilnya nanti akan
diserahkan ke pihak BSN untuk di proses lebih lanjut.
Selain proses di atas, setiap tahun dilaksanakan evaluasi dan kaji ulang terhadap SNI yang
sudah disusun oleh Puskim dan ditetapkan oleh BSN, hasil dari kaji ulang ini adalah
sebagai dasar dalam proses pemeliharaan SNI. Hasil dari kaji ulang berupa ketetapan
apakah suatu SNI akan di revisi, dihapus (abolisi) atau tetap. Jika suatu SNI ditetapkan
untuk direvisi, maka pada PNPS tahun selanjutnya SNI tersebut akan dimasukan ke dalam
PNPS untuk dilakukan revisi.
Kendala pelaksanakan SOP penyusunan SNI
Kendala paling signifikan di subbid standar adalah keterbatasan SDM yang ada, staf subbid
standar pada saat penulis masih bertugas, berjumlah empat orang dimana satu staf
merupakan petugas adminsitrasi. Pembagian tugas menjadi tumpang tindih sehingga
beberapa pekerjaan dilakukan oleh satu staf, serta pekerjaan cenderung dilakukan secara
marathon dan estafet, sehingga kendala pada salah satu pekerjaan dapat menghambat
pekerjaan selanjutnya. Selain itu faktor kejenuhan bagi staf dalam melaksanakan tugasnya
juga dirasa sangat mudah muncul, hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan cenderung
monoton. Hal ini sekarang lebih mulai berkurang karena oleh Kasubbid pada pembagian
tugas dilakukan secara rotasi, sehingga staf cenderung melakukan pekerjaan yang tidak
selalu sama selain itu juga diharapkan agar staf dapat lebih memahami proses dari tugas
pokok subbid standar secara lebih menyeluruh. Selain itu staf juga sering terkendala pada
saat proses pelaporan berbasis Sistem Manajemen Mutu, dikarenakan proses dokumentasi
dan pengarsipan dokumen penyusunan yang masih belum tertata secara rapi, serta perlu
ditingkatkannya koordinasi antar staf dalam pengarsipan dokumen.
Selain kurangnya SDM, beberapa faktor lain adalah kendala pada saat melakukan
koordinasi dengan pihak di luar subbid standar. Beberapa contoh kasus yang dialami
sendiri oleh penulis yaitu dalam hal penjadwalan rapat yang selalu bergantung ke pihak
lain, misalnya dalam kegiatan rapat konsensus, diperlukan kuorum dari dua pertiga anggota
Sub Panitia Teknis (SPT) yang berjumlah 11 orang, sehingga harus ada minimal 8 anggota
SPT yang hadir agar konsensus dapat secara resmi di tetapkan. Kendala ini diatasi dengan
staf secara aktif melakukan konfirmasi kehadiran dari seluruh anggota SPT, untuk
meminimalisir terjadinya rapat konsensus yang tidak kuorum. Selain itu dalam koordinasi
dengan pihak konseptor juga sering terdapat masalah, terutama dalam tahap perumusan,
hal ini dikarenakan sebagian besar dari konseptor yang bertugas dalam menyusun juga
memiliki tugas lain yang lebih utama di kantor, sehingga sering tugas penyusunan tidak
berjalan sesuai jadwal, selain itu tugas penyusunan SNI juga hingga saat ini belum memiliki
poin yang dapat menaikan nilai kredit bagi konseptornya, sehingga penyusunan SNI bagi
pihak internal Puskim sendiri terutama yang sebagian besar memiliki jabatan fungsional,
penyusunan SNI dinilai tidak terlalu menguntungkan.
Kendala lain yang cukup terasa yaitu pergantian kepala subbid yang ada. Pergantian kepala
subbid standar selama penulis bertugas (5 tahun) terjadi sebanyak 3 kali, beberapa
pergantian terjadi di pertengahan tahun, sehingga membutuhkan waktu yang relatif tidak
lama dalam beradaptasi dan mempengaruhi jadwal pelaksanaan tugas, baik dari staf dalam
menyesuaikan kepala subbid maupun sebaliknya, adaptasi ini harus dilakukan baik karena
perbedaan gaya memimpin dari kepala subbid yang baru, maupun cara pandang dari kepala
yang cenderung tidak sama dengan kepala sebelumnya, sehingga ikut merubah kinerja dari
staf.
Kesimpulan
Dapat dikatakan proses penyusunan SNI yang menjadi tugas pokok dari subbid standar
sudah berjalan dengan cukup baik. Masih banyak kekurangan-kekurangan disana sini,
namun melalui SOP berbasis Sistem Manajemen Mutu yang sudah ada penulis dapat
merasakan bahwa kinerja dari subbid standar selalu menuju ke arah yang lebih baik. Selalu
ada perbaikan-perbaikan dari beberapa sisi pada proses pelaksanaan penyusunan SNI.
Beberapa kendala utama yaitu kurangnya jumlah staf yang bertugas di subbid ini
seharusnya dapat diatasi dengan segera, hal ini memerlukan peran dari bidang lain yaitu
Bidang SDK baik melalui penambahan jumlah staf maupun rotasi staf di Puskim sehingga
pembagian pembebanan kerja agar lebih seimbang, sehingga kinerja SDM yang sudah ada
dapat optimal.