Tugas Manajemen Kelompok 2 Ok

download Tugas Manajemen Kelompok 2 Ok

of 55

description

mnj

Transcript of Tugas Manajemen Kelompok 2 Ok

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Keperawatan sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat yangakan terus berubah sejalan dengan berkembangnya masyarakat itu sendiri.Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan suatufenomena yang harus direspons oleh perawat. Respons yang muncul antara laindengan banyak belajar mengenai konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya secara kondusif. Langkah-langkahkonkret dapat berupa penataan sistem model asuhan keperawatan profesional(MAKP), mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP, sampaidengan perbaikan dokumentasi keperawatan dengan menerapkan prinsip SME(sesuai standar, mudah dilaksanakan, serta efisien dan efektif). Keberhasilansuatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihanmetode pemberian asuhan keperawatan professional. (Nursalam, 2003).

    Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsuryakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini akanmenentukan kualitas produksi atau jasa pelayanan keperawatan. Jika perawattidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yangindependen, maka tujuan pelayanan kesehatan atau keperawatan dalammemenuhi kepuasan pasien tidak akan terwujud. Sebagai profesi keperawatandituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuanteknis dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawatyang salah satu cara dengan melalui pendidikan lanjutan pada programpendidikan Ners. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan yangmendasar dalam upaya aktif untuk mensukseskan program pemerintah yangberwawasan luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapaiapabila pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan denganmemperhatikan perkembangan pelayanan dan program pembagunan kesehatanseiring dengan perkembangan iptek di bidang kesehatan. Selain itu, diperlukan

  • juga proses pembelajaran baik di institusi pendidikan maupun pengalamanbelajar klinik di rumah sakit dan komunitas. (Salvage, 2003)

    Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yangberkualitas dan professional, maka perawat harus dapat meningkatkankemampuan dan kompetensinya dalam mengelola pelaksanaan asuhankeperawatan yang efektif dan efisien. Untuk itu manajemen keperawatandimasa depan perlu mendapatkan prioritas pertama dalam pengembangankeperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan globalbahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secaraprofessional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

    Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota stafkeperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disinimanejer keperawatan berfungsi untuk merencanakan, mengorganisisr,memimpin, mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untukmemberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,keluarga dan masyarakat.

    Proses manejemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagaisalah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional,sehingga diharapkan keduannya saling menopang. Sebagaimana proseskeperawatan dalam manejemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,identifikasi masalah, perencanaan dan evaluasi hasil

    Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakatumum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yangharus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampuberkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagikemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satustrategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanankeperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapanadanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifanpembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klienterhadap pelayanan keperawatan.

  • 1.2. Strategi Pelaksanaan

    1.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Stase manajemen keperawatan di laksanakan dalam waktu 4 minggu,yaitu mulai tanggal 18 Maret 2015 14 April 2015 di RuanganPerinatalogi RS. Al-Islam Bandung dalam waktu shift pagi, sore danmalam.

    1.3. Tujuan

    1.3.1 Tujuan UmumSetelah melakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan

    mahasiswa mampu menerapkan metode aplikasi keperawatanprofessional (MAKP) khususnya dengan metode TIM.

    1.3.2 Tujuan KhususSetelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa

    mampu :

    a. Melakukan pengumpulan data pada ruanganb. Melakukan kajian situasi pada ruangan.c. Melakukan analisa lingkungan ruangan.

    d. Memberikan solusi untuk permasalahan yang muncul diruanganperinatologi.

    1.4. Manfaat1.4.1. Bagi Ruangan

    a. Mengetahui masalah-masalah yang ada diruangan Perinatalogi yangberkaitan dengan asuhan keperawatan professional.

    b. Menganalisa masalah yang ada dengan metode TIMc. Mempelajari penerapan model keperawatan professional dengan

    metode TIM.1.4.2. Bagi Mahasiswa

    Dapat memperoleh pembelajaran dan pengalaman nyata dalammengelola manajemen ruangan.

    1.4.3 Bagi Pasien

    Pasien dapat memperoleh pelayanan yang optimal. Seperti,tindakan perawat sesuai dengan prosed

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    2.1. MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur

    yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini akanmenentukan kualitas produksi atau jasa pelayanan keperawatan. Jika perawattidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yangindependen, maka tujuan pelayanan kesehatan atau keperawatan dalammemenuhi kepuasan pasien tidak akan terwujud.

    Professionalme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatandirumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitasdan professional tersebut adalah pengembangan model asuhan keperawatanprofessional MAKP yang memungkinkan perawat professional mengatur

    pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopangpemberian asuhan krperawatan tersebut. MAKP sangat bermanfaat bagiperawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhankeperawatan. Dengan MAKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggungjawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. ImplementasiMAKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasaranayang memadai.

    Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35tahun ini yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan

    primer, praktik bersama dan manajemen kasus. Setiap unit keperwatanmempunyai 2 upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkankesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.Katagori pasien didasarkan atas tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkanpasien, usia, diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapiyang dilakukan.

    Pelayanan yang professional identik dengan pelayanan yang bermutu.Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatanpenerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan yang berkelanjutan.

  • Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimanacaranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secarateratur, efisiensi tenaga, waktu dan ruang serta meningkatkan keterampilan danmotivasi kerja.

    2.2. METODE ASUHAN KEPERAWATAN TIMMetode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yaitu

    seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalammemberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upayakooperatif dan kolaboratif (Douglas, 2012).

    Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakahberorientasi pada tugas atau klien. Perawat yang berperan sebagai ketua timbertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yangada di dalam timnya dan merencanakan perawatan untuk klien.Tugas Ketua Tim meliputi : Mengkaji anggota tim, Memberi arahan perawatanuntuk klien, Melakukan pendidikan kesehatan, Mengkoordinasikan aktivitasklien. Menurut Tappen (2005), ada beberapa elemen yang penting yang harusdiperhatikan:1. Pemimpin tim didelegasikan / diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi

    anggota tim dan mengarahkan anggota timnya.2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau

    partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada

    kelompok pasien

    4. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar sukses. Komunikasimeliputi: penulisan perawatan klien, rencana perawatan klien, laporan untuk

    dari pimpinan tim, pertemuan untuk mendiskusikan kasus pasien dan umpanbalik informal diantara anggota tim.

    Kelebihan :1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif

    2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan

    3. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar4. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal5. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

    secara efektif

  • 6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapatmenghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secarakeseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyaikonstribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan

    7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan

    8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas.

    Kelemahan :

    1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisianggota tim harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawatpemimpin maupun perawat klinik

    2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnyatidak diimplementasikan dengan total

    3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat timditediakan, sehingga antar tim terganggu

    4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantungstaf, berlindung kepada anggota tim yang mampu.

    5. Akuntabilitas dari tim menjadi kabur6. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena

    membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

    Tanggung Jawab Kepala Ruangan:1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standard asuhan

    keperawatan

    2. Mengorganisir pembagian tim dan pasien3. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk mengembangkan

    kepemimpinan

    4. Menjadi nara sumber bagi ketua tim5. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode / model tim

    dalam pemberian asuhan keperawatan6. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangan7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangan8. Memfasilitasi kolaborasi tim ddengan anggota tim kesehatan yang lain9. Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian

    menindak lanjuti

  • 10. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan11. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staff

    Tanggung Jawab Ketua Tim:1. Mengatur jadwal dinas tim yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan.2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang

    didelegasikan oleh kepala ruangan.3. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan

    keperawatan bersama-sama anggota timnya.4. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medic5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan

    melalui konference.

    6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses maupun hasil yangdiharapkan serta mendokumentasikannya

    7. Memberi pengarahan pada perawat pelaksanaan tentang pelaksanaan asuhankeperawatan

    8. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaanasuhan keperawatan

    9. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya.10. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan

    Tanggung Jawab anggota tim:1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan2. Mencatat denngan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan

    berdasarkan respon klien3. Berpartisipasi dalam setiap pemberian masukan untuk meningkatkan asuhan

    keperawatan

    4. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim5. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim6. Memberiakan laporan.

  • STRUKTUR ORGANISASIMETODE ASUHAN KEPERAWATAN MAKP TIM

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi Metode Asuhan Keperawatan MAKP Tim

    2.3. RONDE KEPERAWATAN2.3.1. Pengertian

    Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan mengatasimasalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selainmelibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhankeperawatan.Pada khusus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dankonselor,kepala ruangan,perawat pelaksana yang perlu juga melibatkanseluruh anggota tim kesehatan. (Nursalam, 2002).

    Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untukmembahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatuproes belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuankognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara pikir kritis perawat akantumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan mengaplikasikankonsep teori dalam praktik keperawatan. (Nursalam, 2002).

    2.3.2. Karakteristik

    1. Pasien dilibatkan secara langsung2. Pasien merupakan fokus kegiatan

    3. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama.

    Kepala Ruangan

    Ketua tim I

    Perawat pelaksana

    Perawat pelaksana

    Perawat pelaksana

    Ketua tim II

    Perawat pelaksana

  • 4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.

    5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalammeningkatkan keperawatan.

    6. Kemampuan mengatasi masalah

    Langkah - Langkah Kegiatan Ronde Keperawatan

    PP

    1. Penetapan Pasien

    2. Persiapan pasien

    a. Informed consenb. Hasil pengkajian /validasi data

    3. Penyajian masalah

    a. Apa diagnosis keperawatannya ?b. Apa data yang mendukung?c. Bagaimana intervensi yang sudah

    dilakukan?d. Apa hambatan yang ditemukan ?

    4. Validasi data

    PP.konselor,KARU

    6. Lanjutan diskusi diNurse Station

    5. Kesimpulan danrekomendasi solusimasalah.

  • Keterangan :

    1. Pra rondea. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah

    yang langka)b. Menentukan tim rondec. Mencari sumber atau litelatusd. Membuat proposale. Mempersiapkan pasien, informed concent dan pengkajianf. Diskusi tentang diagnosa keperawatan data yang mendukung asuhan

    keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan2. Pelaksanaan ronde

    a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan padamasalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakanatau telah disahkan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan

    b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebutc. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala

    ruangan maslah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan3. Pasca ronde

    a. Evaluasi, revisi dan perbaikanb. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi

    keperawatan selanjutnya4. Tujuan

    a. Tujuan umumMenyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis

    b. Tujuan khususo Menumbuhkan cara berpikir dan sistematiso Meningkatkan kemampuan validasi data pasieno Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatano Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

    berorientasi pada masalah pasieno Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

    keperawatan

    o Meningkatkan kemampuan jusifikasio Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

  • 5. Manfaata. Masalah pasien dapat teratasib. Kebutuhan pasien dapat terpenuhic. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional

    d. Terjalin kerja sama antar tim kesehatane. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat

    dan benar6. Kriteria pasien

    a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipunsudah dilakukan tindakan keperawatan

    b. Pasien dengan kasus baru atau langka7. Metode

    Diskusi

    8. Alat bantua. Sarana diskusi : buku, pulpenb. Status/dokumentasi keperawatan pasienc. Materi yang disampaikan secara lisan

    9. Peran masing-masing anggota tima. Peran perawat primer dan perawat pelaksanab. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasienc. Menjelaskan diagnosis keperawatand. Menjelaskan intervensi yang dilakukane. Menjelaskan hasil yang didapatf. Menjelaskan rasional(alasan ilmiah)tindakan yang diambilg. Mengkaji masalah-masalah pasien yang belum terkajiPeran perawat konselor :a. Memberi justifikasib. Memberikan reinforcementc. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

    rasional tindakand. Mengarahkan dan koreksie. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

  • 10. Kriteria evaluasia. Struktur

    1. Persyaratan administratif (informed concent, alat dan lainnya)2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ditempat

    pelaksanaan ronde keperawatan.3. Persiapan dilakukan sebelumya

    b. Proses1. Peserta mengikuti kegiatan dari awak hingga akhir2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde peran yang

    telah ditentukanc. Hasil

    1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan2. Masalah pasien dapat teratasi3. Perawat dapat:

    o Menumbuhkan cara berpikir kritis.o Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.o Meningkatkan kemampuan vasilita data pasieno Meningkatkan kemampuan diagnosis keperawatano Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

    berorientasi pada masalah pasieno Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

    keperawatan

    o Meningkatkan kemampuan justifikasio Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

    2.4. DOKUMENTASI KEPERAWATAN2.4.1. Pengertian

    Dokumentasi merupakan catatan yang berisi penerapan manajemenasuhan keperawatan profesional. Perawat profesional diharapkan dapatmenghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segalatindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukumsemakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangatdibutuhkan.

    Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi,proses keperawatan dan standard asuhan keperawatan. Efektivitas dan

  • efisiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevanserta akan meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan. Salah satubentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatanprofesional yang akan tercapai dengan baik apabila sistempendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Kegiatanpendokumentasian keterampilan berkomunikasi, keterampilanmendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan standar asuhankeperawatan.

    Konsep solusi terhadap masalah diatas perlu disusun standardokumentasi keperawatan agar dapat digunakan sebagai pedoman bagiperawat dengan harapan asuhan keperawatan yang dihasilkan mempunyaiefektifitas dan efisiensi.

    2.4.2. Tujuana. Tujuan Umum

    Menerapkan sistem dokumentasi keperawatan dengan benardiruangan.

    b. Tujuan Khusus1. Mendokumentasikan asuhan keperawatan (pendekatan proses

    keperawatan).2. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan.3. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan4. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan.5. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan.6. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan.7. Mendokumentasikan pengololaan logistic dan obat.8. Mendokumentasikan health education melalui kegiatan

    perencanaan pulang.

    9. Mendokumentasikan timbang terima (pergantian shif atau jaga).10. Mendokumentasikan kegiatan supervise11. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde

    keperawatan

    2.4.3. Manfaata. Sebagai alat komunikasi antar perawat dan dengan tenaga kesehatan

    lain

  • b. Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai hokumc. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

    d. Sebagai referensi pembelajaran dalam meningkatkan ilmu keperawatane. Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan.

    2.4.4. Pelaksanaan

    Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu ke I dan II untuk ujicoba dan aplikasi dilaksanakan minggu ke III dan IV. Secara garis besarmodel pendokumentasian PIE meliputi sebagai berikut:1. Pengkajian keperawatan

    a. Pengumpulan data ,kriteria legal, lengkap,akurat, relevan, dan barub. Pengelompokan data kriteria:

    o Data biologis yaitu hasil dari observasi tanda-tanda vital danpemeriksaan fisik melalui IPPA serta pemeriksaan diagnosticatau penunjang (laboratorium dan rontgen)

    o Data psikologis, social, spiritual, melalui wawancara danobservasi

    o Format pengkajian data awal menggunakan model review ofsystem yang meliputi data demografi pasien, riwayatkeperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik, pemeriksaanpenunjang atau diagnosa

    2. Diagnosa Keperawatan

    Kriteria

    a. Status kesehatan dibandingkan dengan normal untuk menentukankesenjangan

    b. Diagnosis keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangandan pemenuhan pasien

    c. Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang perawatd. Komponen diagnosis dari P-E-S

    3. Perencanaan

    Komponen perencanaan keperawatan

    a. Prioritas masalah

    Kriteria:

    o Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas utama

  • o Masalah yang mengancam kesehatan seseorang merupakan

    prioritas keduao Masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ke

    tiga

    b. Tujuan asuhan keperawatan merupakan syarat SMART kriteria(NOC-nursing outcome criteria) disesuaikan standar pencapaiano Tujuan dirumuskan secara singkato Disusun berdasarkan diagnosis keperwatano Spesifik pada diagnosis keperawatano Dapat diukuro Dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiaho Adanya target waktu pencapaian

    c. Rencana tindakan didasarkan pada NIC (Nursing-Intervention-Clasifikasi) yang telah ditetapkan oleh instansi pelayanan setempat.Jenis rencan tindakan keperawatan mengandung tiga komponen,meliputi DET tindakan keperawatan:o Diagnosis atau observasio Edukasio Tindakan

    Kriteria

    o Berdasarkan tujuan asuhan keperwatano Meruapakan alternative tindakan secara tepato Melibatkan pasien atau keluargao Mempertimbangkan latar belakang social, budaya pasien atau

    keluarga

    o Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlakuo Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasieno Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber daya

    dan fasilitas yang adao Harus berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas dan penulisan

    menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.o Menggunakan formulir yang baku

  • d. Implementasi KeperawatanImplementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan

    yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhisecara optimal yang mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan danpemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga.

    Implementasi keperawatan berorientasi pada lima komponendasar keperawatan yang dikembangkan dengan prosedur teknisperawatan.

    Kriteria :

    1. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan2. Mengamati keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien3. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasien atau

    keluarga

    4. Sesuai dengan waktu yang ditentukan5. Menggunakan sumber daya yang ada6. Menunjukkan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi dengan

    pasien atau keluarga

    7. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakn tindakankeperawatan

    8. Menerapkan prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic9. Menerapkan etika keperawatan10. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan

    mengutamakan keselamatan pasiean

    11. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien12. Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam

    keselamatan pasien

    13. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan14. Merapikan pasien dan alat selesai melakukan tindakan15. Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis yang

    telah ditentukan, prosedur keperawatan umum maupun khususdilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang telah disusun.

    e. Evaluasi

    Dilakukan secara periodic, sistematis dan perencana untuk menilaiperkembangan pasien setelah tindakan keperawatan.

  • Kriteria:

    1. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi2. Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan

    tingkah laku pasien

    3. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untukmengambil tindakan selanjutnya

    4. Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lainnya5. Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicpai dan

    standar praktik keperawatan). Komponen evaluasi , mencakupaspek komunitif, efektif, psikomotor, perubahan biologis :Kognitif (pengetahuan klien tentang penyakit dan tindakan )o Efektif (sikap) klien terhadap tindakan yang diberikano Psikomotor (tindakan atau perilaku) klien dalam upaya

    penyembuhano Perubahn bilogis (tanda vital, system, dan imunologis)Keputusan dalam evaluasi :o Masalah teratasi

    o Masalah tidak teratasi, harus dilakukan pengkajian danperencanaan tindakan ulang

    o Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dari rencanatindakan.

    2.5. TIMBANG TERIMA2.5.1 Pengertian

    Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan danmenerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbangterima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift.Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yangberkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan

    2.6.2 Tujuana. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.b. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas

    berikutnya.c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

  • 2.6.3 Langkah-langkaha. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.b. Shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan

    disampaikan.c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya

    meliputi :

    o Kondisi atau keadaan klien secara umum.o Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.o Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.o Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak

    terburu-buru.o Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara

    langsung melihat keadaan klien.2.6.4 Prosedur Timbang Terima

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :a. Persiapan

    o Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

    b. PelaksanaanTimbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primeryang mengganti jaga pada shift berikutnya :

    c. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift.o Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima

    dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalahkeperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belumdilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

    o Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkapsebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawatjaga berikutnya.

    o Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :1). Identitas klien dan diagnosa medis.2). Masalah keperawatan yang masih ada.3). Data fokus (Keluhan subyektif dan obyektif).4). Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan .

  • 5). Intervensi kolaboratif dan dependensi.6). Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

    selanjutnya.o Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi

    tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan berhakmenanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

    o Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat.o Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit

    kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkapdan rinci.

    o Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap klien dan melakukanvalidasi data.

    o Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung pada bukulaporan ruangan oleh perawat primer.

    2.6 SUPERVISI KEPERAWATAN2.6.1 Pengertian Manajemen Supervisi

    Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanyaadalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalamPier AS, 1997 : 20).

    2.6.2 TujuanMemenuhi dan meningkatkan pelayanan pada klien dan keluarga yang

    berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalammelaksanakan tugas

    2.6.3 Prinsip supervisia. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasib. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen , keterampilan

    hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsif manajemendan kepemimpinan

    c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi, dinyatakan melaluipetunjuk dan peraturan, uraian tugas, serta standar.

    d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antarasupervisior dan perawat pelaksana

    e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik

  • f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,kreatiativitas dan motivasi

    2.6.4 Pelaksana supervisia. Kepala ruangan

    Kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanankeperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombakpenentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhankeperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.

    b. Pengawas Keperawatan,Beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi,pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi padaareanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasitertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.

    c. Kepala seksi,

    Beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepalaseksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secaralangsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

    2.6.5 Langkah supervisia. Pra supervisi

    o Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.o Supervisor menetapkan tujuan

    b. Pelaksanaan supervisio Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau

    instrumen yang telah disiapkan.o Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.o Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk

    mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.o Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi

    dan sekunder:1). Supervisi mengklarifikasi permasalahan yang ada2). Supervisi melakukan tanya jawab dengan perawat.3). Pasca supervisi

    a). Supervisi memberikan penilaian supervise (F-fair)b). Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi

  • c). Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan2.6.6 Peran Dan Fungsi Supervisor Dalam Supervisi Keperawatan

    a. Peran dan fungsi superfisor dalam superfise adalah mempertahankankeseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen yang tersedia,dengan lingkup tanggung jawab antara lain :1. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan3. Mengembangkan peraturan dan prosuder yang mengatur pelayanan

    keperawatan, kerja sama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait4. Menejemen anggaran

    b. Manejemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan,dan pengembangan suvervisor berperan dalam :1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana

    tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapatdicapai sesuai tujuan rumah sakit.

    2. Membantu mendapatkan informasi stastistik untuk merencanakananggaran keperawatan.

    3. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelolac. Teknik supervisi

    1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :- Mengacu pada standar asuhan keperawatan- Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembandingan

    untuk menetapkan pencapaian

    - Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankankualitas asuhan

    2. Area supervisi

    - Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepadapasien

    - Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar- Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya : kejujuran dan

    empati

    Secara aplikasi, area supervisi keperawatan meliputi :- Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada

    klien

  • - Pendokumentasian asuhan keperawatan- Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang- Pengelolaan logistik dan obat- Penerapan metode ronde keperawatan dan menyelesaikan masalah

    keperawatan dan menyelesaikan masalah keperawatan klien- Pelaksanaan timbang terima

    2.8 DISCHARGE PLANNINGPerencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis

    dan penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikankemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelumdan sesudah pulang( Carpenito,1999). Menurut Hurt (1990) yang dikutipkristina (2007) perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar timkesehatan mendapat kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasienmelakukan perawatan mandiri dirumah.

    Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana perawatprofesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan danmengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimanaperencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, teraupetik,rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya ( swenberg 2000 dalamKrisna, 2007).

    Menurut Jipp dan Siras (1990) yang dikutip Krisna (2007) perencanaanpulang bertujuan :

    a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosialb. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluargac. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasiend. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang laine. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan

    serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatanpasien

    f. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakatRorden dan Traft (2003) dalam Kristina (2007) mengungkapkan bahwa

    perencanaan pulang bertujuan membantu pasien dan keluarga untuk memahamipermasalahan dan upaya pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapatmengurangi resiko kambuh, serta menukar informasi antara pasien sebagai

  • penerima pelayanan dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar rumahsakit.

    Prinsip-prinsip dalam perencanaan pulang antara lain :a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan

    kebutuhan pada pasien perlu dikaji dan di evaluasib. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan

    masalah yang mungkin timbul pada pasien pulang nanti, sehinggakemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat segera diantisipasi

    c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulangmerupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama

    d. Perencanaan pilang disesuaikan dengan sumber daya dan pasilitas yang ada.Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikandengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yangtersedia dimasyarakat.

    e. Perencanaan dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiappasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

    Menurut Jipp dan Sirass (2004) yang dikutif Kristina (2007), komponenperencanaan pulang terdiri dari :a. Perawatan dirumah sakit meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan

    kesehatan (health education) mengenai diet, mobilisasi, waktu control dantempat control. Pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahamandan keluarga, mengenai perawatan selama pasien dirumah nanti.

    b. Obat- obatan yang masih diminuman dan jumlahnya, pada pasien yang akanpulang dijelaskan obat-obat yang masih diminum, dosis, cara pemberriandan waktu yang tepat minum obat

    c. Obat-obat yang dihentikan, meskipun ada obat-obatan yang tidak diminumlagi oleh pasien, obat-obatan tersebut tetap dibakan ke pasien

    d. Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasilpemeriksaan selama MRS, semua diberikan pada pasien saat pulang

    e. Surat surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrolFaktor faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah :

    a. Pengetahuan keluarga dan pasien tentang penyakit, terapi dan perawatanyang diperlukan

    b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga

  • c. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan merekamemberi asuhan

    d. Bantuan yang diperlukan pasiene. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,

    eliminasi, istirahat, dan tidur, berpakaian, kebersiahan diri, keamanan daribahaya, komunikasi, keagamaan dan rekreasi dan sekolah

    f. Sumber dan sistem pendukung yang ada dimasyarakatg. Sumber financial dan pekerjaanh. Fasilitas yang ada dirumah dan harapan pasien setelah dirawat

    Menurut Neylor (2003) yang dikutif oleh Krisna (2007), beberapa tindakankeperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien diperbolehkanpulang adalah sebagai berikut :a. Pendidikan kesehatan : diharapkan bisa mengurasi angka kambuh atau

    komplikasi, meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang

    perawatan pasca rawat

    b. Program pulang bertahap : bertujuan untuk melatih pasien untuk kembalikelingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harusdilakukan oleh keluarga

    c. Rujukan : integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubunganlangsung antara perawat komunitas atau praktik mandiri perawat denganrumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.

  • ALUR DISCHARGE PLANNING

    Gambar 2.3 Alur Discharge planning

    Dokter dan timkesehatan lain

    Perawat PP dibantu PA

    Penentuan keadaan pasien

    1. Klinis dan pemeriksaanpenunjang

    2. Tingkat ketergantunganpasien

    Perencanaan pulang

    Penyelesaianadministrasi

    Monitor (sebagai program service safety) oleh : keluarga & petugas

    Lain-lainPROGRAM HEA. Control & obat / perawatanB. NutrisiC. Aktivitas

  • BAB IIIPENGKAJIAN

    Dalam bab ini disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yangmeliputi pengumpulan data analisa SWOT dan identifikasi masalah yang dilakukanoleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners A kelompok 2 yang dilaksanakan diRuang Perinatalogi RS AL Islam Bandung. Berdasarkan hasil kajian situasi datadari tanggal 19 -24 Maret 2015 didapatkan data sebagai berikut :

    3.1 Kajian Situasi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung3.1.1 Sejarah Rumah Sakit

    A. Merupakan hasil kerjasama dengan BKSWI (Badan Kerja Sama WanitaIslam) Jawa Barat

    B. Mulai beroprasi 1 Agustus 1990, saat itu luas bangunan sekitar 1.200M2, hanya memiliki 28 tempat tidur.

    C. Tahun 1994 dibangun ruang firdaus kapasitas menjadi 90 tempat tidur,menyusul dibangun gedung raudhoh ruang VIP

    D. 1 November 1997 RS Al Islam telah mempunyai gedung tambahanberupa gedung perawatan 6 lantai yang diberi nama gedung Ibnu Sina.

    E. Pada tahun 2003 RS Al Islam telah mendirikan medical Check UpCentre

    F. Tahun 2007 dibangun rawat inap Perinatalogi dan HCUG. Tahun 2008 pembangunan perkantoran, Ruang Dokter, dan Ruang

    Kantor Perawatan.

    H. Pada pertengahan tahun 2008-2009 dibangun gedung pelayanan rawatjalan dan gedung P3D, gedung pelayanan rehabilitasi medik dan kliniktumbuh kembang anak

    3.1.2 Visi, Misi, Motto, Falsafah RS Al-Islam BandungA. Visi

    Visi Rumah Sakit Al-Islam Bandung adalah menjadi rumah sakit yangunggul, terpercaya dan islami.

    B. Misi

    - Melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai islam kedalam seluruhaspek pelayanan maupu pengelolaan rumah sakit

  • - Medukung dan membantu program pemerintah dalam bidangkesehatan

    - Melakukan kerjasma lintas sektoral dan ikut berperan aktif dalamupaya, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    - Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasankepada sehingga melebihi apa yang diharapkan

    - Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraansumber daya manusia yang dimiliki

    C. Motto Rumah SakitInternal : Cepat , Ramah, Profesional dan IslamiEksternal : Sahabat Anda Menuju Sehat Bermanfaat

    D. Falsafah

    Beriman kepada Allah SWT, bekerja profesional dengan menggunakanilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir serta menjunjung tinggi etikaprofesi dan kerja sama tim sebagai pengamalan Al-Quran Dan Al-Hadist

    E. Nilai-nilai

    Atribut RSAI- Senyum- Salam

    - Sapa- Sopan santun

    - Gesit- Responsive

    - Terima kasih.

    F. 7 Nilai RSAI

    - Kasih sayang

    - Bersih

    - Jujur- Disiplin

    - Tanggung Jawab- Kerja sama.

  • G. Budaya Organisasi- RS. Al-Islam Bandung adalah suatu tempat beramal sholeh dengan

    ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT diatas fondasi islam, imandan ihsan.

    - Keselamatan dan kepuasaan pasien adalah proritas kami.- Meningkatkan profisionalisme adalah bagian tuntunan hidup kami.- Senyum, salam, sapa, sopan santun, serta ucapan terima kasih adalah

    tampilan sikap kami.

    - Kasih sayang, bersih, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama danikhlas mengharap ridho Allah adalah jiwa dan karakter kami.

    - Akuntabilitas (Fatonah), responsibilitas dan kewajaran (amanah),independensiasi (Sidiq) dan tranparasi (Tabligh) adalah watakkepemimpinan kami.

    3.2 Kajian Situasi di Ruang Perinatalogi RS. Al- Islam Bandung3.2.1 Karakteristik Unit

    Visi, Misi, Motto, Falsafah Ruangan Perinatologi RS Al-Islam

    BandungA. Visi

    Instalasi maternal perinatal yang unggul, terpercaya dan islami.B. Misi

    - Menerapkan nilai-nilai islam kedalam seluruh aspek pelayanan danpengelolaan di Instalasi Maternal Perinatal.

    - Medukung dan membantu program pemerintah dalam meningkatkanderajat kesehatan ibu dan bayi.

    - Melakukan kerjasma lintas sektoral dan ikut berperan aktif dalamupaya meningkatkan pelayanan ibu dan bayi

    - Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada ibu dan bayi sehinggamelebihi apa yang diharapkan.

    - Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan SDIdi Instalasi Maternal Perinatal.

    C. Falsafah

    Beriman kepada Allah SWT, memberikan pelayanan professionaldengan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta bekerja sama dengan

  • berorientasi akhirat sebagai pengamalan Al-Quran dan Al-Hadistdalam memberikan pelayanan di Instalasi Maternal dan Perinatal.

    D. TujuanTerselengarannya pelayanan dengan memperhatikan keselamatanpasien dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu danbayi di Instalasi Maternal Perinatal.

    E. Letak Ruangan

    Lokasi ruangan perinatalogi berada di lantai 2 berdekatan dengan ruangNifas dan VK Bersalin. Ruang perinatalogi ini juga berdekatan denganDepo Farmasi, Kamar Operasi. Berjauhan dengan beberapa saranaseperti UGD, Laboratorium, Gudang Farmasi, Unit Radiologi dan unitFisioterapi.

    F. Kapasitas Unit Ruangan

    Ruang Perinatalogi Lantai 2 memiliki 4 ruangan dengan kapasitas 32tempat tidur, yaitu :- Ruang Tingkat 1 :

    Untuk pasien bayi baru lahir dengan normal, tidak ada faktorresiko dan tidak ada kegawatan.

    - Ruang Tingkat II A :

    Untuk pasien bayi dengan bayi dengan faktor resiko dan BBLR,gangguan nafas yang bias ditangani dengan pemberian oksigenbinasal kanul serta merupakan transisi bayi dari ruangan NICU.

    - Ruang Tingkat II B :

    Untuk pasien bayi dengan faktor resiko minimal seperti pemberianterapi cairan/infuse, terapi sinar dan pemulihan bayi dari II A.

    - Ruang NICU :Untuk pasien bayi dengan indikasi kegawatan nafas, intubasi, terapicairan dengan menggunakan central vena via insisi dan bayi dengankelainan jantung.

    3.2.2 Sifat Kekaryaan Ruang PerinatalogiA. Fokus Telaah

    Ruang perinatalogi fokus pada pelayanan bayi laki-laki dan perempuandengan usia neonatus.

  • B. Model Layanan Ruang Perinatalogi.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Perinatalogi padaTanggal 20 Maret 2015 diketahui bahwa metode yang diterapkan diRuang Perinatalogi adalah metode TIM. Dimana, dibawah pimpinankepala ruangan ada ketua TIM. Dibawah Ketua TIM ada 4 orang Ka.Shift dan 4-5 orang perawat penanggung jawab masing-masing ruangan.Pergantian ketua TIM dilakukan 6 bulan sekali.

    3.2.3 Analisis Terhadap PasienA. Karakteristik Pasien

    Adapun karakteristik pasien selama dilakukan kajian situasi tanggal 20 24 Maret 2015 adalah sebagai berikut:Tabel 3.1 Karakteristik Pasien di Ruang Perinatalogi berdasarkan jenis

    Diagnosa Medis Tanggal 20 Maret 2015.

    No. Jenis Penyakit F %

    1. NCB L. SC KPD 1 0,03

    2. NH 2 0,07

    3. RDS + Sepsis 1 0,03

    4. NCB L.SPT + Ket. Hijau. 2 0,075. SEPSIS + NH. 2 0,07

    6. L.SPT + BBLR. 2 0,07

    7. NCB + L.SPT 3 0,10

    8. NKB + L. SPT, 1 0,03

    9. NCB L. SC + KPD Gagal Drip 1 0,03

    10. NCB L.SC + Oligohidramnion 1 0,03

    11. NCB L.SC + Fetal Distress 2 0,07

    12. NCB L.SC OLI BKS SC. 2 0,07

    13. NCB L.SC. Oli Mioma Uteri 1 0,03

    14. NKB L.SPT + BBLR 3 0,10

    15. NKB L. SPT + Let.Kaki 1 0,03

    16. NCB L. VE 1 0,03

    17. NCB L.SC a/i Malposisi + Ket. Hijau 1 0,0318. NKB L. SPT + RDS 1 0,03

    19. NH + Labio Palato 1 0,03

  • Jumlah 29 96100Sumber : Observasi Ruang Perinatalogi (2015)

    Tabel 3.2 Karakteristik Pasien di Ruang Perinatalogi berdasarkan JenisDiagnosa Keperawatan Tanggal 20 Maret 2015.

    No. Diagnosa Keperawatan Jumlah %

    1. Kebutuhan Mempertahankan suhutubuh, Kebutuhan Rasa Aman danKebutuhan Nutrisi.

    17 59

    2. Kebutuhan Oksigenisasi, Kebutuhanmempertahankan suhu tubuh,Kebutuhan Rasa aman danKebutuhan Nutrisi.

    9 31

    3. Kebutuhan Aman, KebutuhanMempertahankan Suhu Tubuh,Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.

    2 6,9

    Jumlah 29 97 100Sumber : Observasi Ruang Perinatalogi (2015)

    Adapun karakteristik pasien selama bulan Januari dan Februari 2015berdasarkan jenis penyakit adalah sebagai berikut :Tabel 3.2 Karakteristik Pasien di Ruang Perinatalogi berdasarkan jenis

    penyakit Bulan Januari Februari 2015.

    No. Jenis PenyakitBulan

    F %Januari Februari

    1. Ikterus 33 38 71 47

    2. Asfiksia 16 15 31 21

    3. RDS 9 13 22 15

    4. Sepsis 9 5 14 9

    5. HMD 3 2 5 3

    6. Ket. Keruh 2 2 4 3

    7. Obs. Febris 2 - 2 1

    8. MAS 2 - 2 1

    Jumlah 76 75 151 100

    Sumber : Studi Dokumentasi Ruang Perinatalogi (2015)

  • Tabel 3.4 Karakteristik Pasien Ruang Perinatalogi berdasarkan Jenis PembayaranTanggal 20 Maret 2015.

    No. Jenis Pembayaran F %

    1. Umum 27 93,1

    2. BPJS 2 6,9

    Total 29 100

    Sumber: Observasi Ruangan Perinatalogi (2015)Tabel 3.5 Karakteritik Pasien berdasarkan Tingkat Ketergantungan Tanggal 20

    Maret 2015.

    No. Klasifikasi F %

    1. Total Care 29 100

    Jumlah 29 100

    Sumber: Observasi Ruangan Perinatalogi (2015)Manajemen Asuhan Keperawatan Ruang Perinatalogi.

    A. Flow Of Care1. Penerimaan Pasien Baru

    Berdasarkan hasil kajian situasi tanggal 20 - 24 Maret 2015didapatkan data sebagai berikut :a. Terdapat 21 pasien baru yang masuk ruangan Perinatalogi.b. Proses penerimaan pasien baru meliputi:

    1). Perawat ruangan perinatalogi menerima pemesanan tempatuntuk pasien baru melalui telepon dari UGD, Ruang VKbersalin atau OK dan Poli Klinik Anak.1.1 Pasien masuk melalui Poli Klinik

    - Apabila pasien tidak ada kegawatan langsung masukkebagian pendaftaran

    - Apabila sudah melakukan pendaftaran akan diberibuku untuk rawat inap dan memesan ruangan

    - Rawat jalan akan mengantarkan buku rawat inapkeruangan perinatologi

    - Setelah sampai diruangan perinatologi keluargapasien akan dianamnesa

    - Kemudian dilanjutkan dengan perawatan

  • 1.2 Pasien masuk melalui UGD- Apabila rujukan berasal dari luar dan dikonfirmasi

    apabila sudah acc dari pihak RS langsung masukke UGD

    - Pembuatan buku rawat inap dan apabila sudah adakepastian langsung masuk keruangan perinatologi.

    - Pemilahannya ruangan untuk tempat perawatan

    bayi sesuai dengan klinis kondisi bayi.- Kalau rujukan sudah memesan level mana yang

    dibutuhkan level II A atau II B atau NICU.1.3 Pasien masuk melalui kamar bersalin / OK

    - Jika terdaftar untuk SC akan direncanakan tanggaldan waktu.

    - Menghubungi dokter anak untuk bersedia atautidak. Misalnya yang dr. on call bersedia otomatisyang jaga dr. on call yang melakukan dan misalkanyang dr. jaga on call tidak bersedia maka perawatakan mencari dr. jaga on call untuk bisa melakukantindakan SC.Sedangkan untuk lahir normal

    - Dari ruangan VK misalnya ada tindakan Vakumatau forceps

    - Ruang VK akan menghubungi perawat ruanganperinatologi misalnya ada tindakan vakum.

    - Ruangan perinatologi akan menghubungi dokteranak atau dokter jaga ruangan untukmenginformasikan bahwa ada rencana partus.

    - Dokter jaga ruangan akan datang keruangan VKuntuk melakukan resusitasi bayi baru lahir

    - Setelah itu akan dinilai. Apabila kondisi bayi barulahir itu bagus akan masuk keruangan perawatantingkat I atau tidak ada faktor resiko apapun, tidakada kegawatan dan apabila keadaan ibunya baikakan dilakukan rawat gabung.

  • - Apabila bayinya ada faktor resiko dan adakegawatan seperti pemberian antibiotik,pemasangan infus, BBLR akan masuk ke ruangan

    perawatan tingkat II

    Pada penerimaan pasien baru yang telah di observasi,didapatkan beberapa data hal sebagai berikut :Jika pasien BBL datang dari ruangan VK / OK- Sebelum melakukan tindakan, perawat

    memperkenalkan diri kepada keluarga pasien.- Setelah perkenalan diri, semua perawat yang

    bertugas di tingkat I yaitu sebanyak 15 orangPerawat yang terbagi dalam shift pagi, siang danmalam melakukan pemeriksaan fisik langsung

    kepada pasien baru dan disaksikan langsung olehkeluarga terdekat pasien.

    - Setelah melakukan pemeriksaan fisik langsung

    diadakan informed consent terhadap tindakanmedis yang akan dilakukan melalui lisan.

    - Setelah pemeriksaan fisik dan tindakan medisdilakukan kepada pasien, perawat langsungmelakukan anamnesa kepada keluarga pasien.

    - Perawat langsung mendokumentasikan tindakankeperawatan yang dilakukan.

    - Perawat mendaftarkan pasien baru melalui teleponke bagian pendaftraan.

    - Setelah semua selesai keluar pasien menunggudiluar dan pasien di hangatkan.

    - Perawat melengkapi buku status pasien.2 Alur Pasien Pindah

    - Dokter melakukan pemeriksaan.

    - Jika dokter menyatakan pasien ada factor resiko dan pemberianantibiotic, pemasangan infuse dan fototherapi akan di pindahkan keruang tingkat II B.

  • - Jika pasien perlu perawatan inkubator akan dipindahkan keruangantingkat II A.

    - Jika pasien ada kegawatan system pernafasan akan di pindahkan keruang tingkat III / NICU.

    3 Alur Pasien Pulang- Dari hasil observasi tanggal 20-24 Maret 2015 terdapat 35 pasien

    yang pulang.

    - Dokter melakukan pemeriksaan.

    - Jika dokter menyatakan boleh pulang, perawat membuatkan danmenyiapkan rencana perawatan di rumah.

    - Perawat menyerahkan RM 13 kepada Kepala Ruangan atau Ka.Shift.Setelah dicek dan dinyatakan sudah sesuai maka dilanjutkan dibagian billing.

    - Setelah semua sudah di selesaikan, keluarga pasien langsung diberitahu atau dihubungi via telepon jika pasien boleh.

    - Keluarga mengurus pada bagian administrasi.- Setelah bagian administrasi selesai, maka pihak menyerahkan KIP

    (Kartu Izin Pulang) kepada keluarga pasien.- Keluarga pasien menyerahkan KIP kepada perawat.- Perawat mempersiapkan pasien untuk pulang.

    - Perawat melakukan penyuluhan tentang perawatan bayi baru lahir,penggunaan obat dan jadwal control melalui lisan dan tertulis.

    - Pasien pulang dengan keluarga.- Perawat melengkapi semua dan melakukan croos cek ulang data

    yang berhubungan dengan pasien pulang di buku status pasien.4 Alur Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan Laboratorium- Dokter menulis jenis pemeriksaan yang akan dilakukan pada buku

    status pasien.

    - Perawat menyiapkan formulir pemeriksaan laboratorium, etiketstiker nama dan nomor medric untuk pasien.

    - Perawat memberitahukan informasi kepada keluarga pasien tentangtindakan yang akan dilakukan dan menjelaskan tujuan tindakannya.

  • - Perawat akan melakukan pengambilan darah dan diberikan lebel danakan ditempatkan pada kotak khusus tempat sample darah untukdikirim ke lab darah.

    - Pengiriman sampel laboratorium dilakukan oleh perawat yang adadiruang perinatalogi ke bagian laboratorium lantai I dan akandiperiksa dan tergantung lamanya jenis pemeriksaanya

    - Hasilnya akan di input melalui komputer dan dapat dilihat hasilnya.Untuk listnya akan diambil bergantian oleh perawat ruangan.

    5 Pengelolaan Dokter.- Standar pemeriksaan tidak lebih dari jam 2 siang baiknya dari jam 6-

    2 siang

    - Tetapi kadang-kadang ada beberapa dokter yang masih melakukanvisite diatas jam dua, karena terkait dengan jam kesibukan dokter itumasing-masing.

    - Seandainya dokter yang berhalangan hadir, biasanya dokter titipvisite kepada dokter lain.

    - Pendelegasian tindakan medis dan pemeriksaan penunjang kepadaperawat dilakukan melalui tulisan yang ada pada buku status pasienlangsung dan dipertegas melalui lisan.

    6 Pengelolaan Farmasi- Untuk farmasi berhubungan satelitnya dekat jadi perawatnya

    amprahnya sesuai dengan kebutuhan pasien pada hari tersebut.- Biasanya diamprahkan untuk sehari untuk dinas pagi besok- Kemudian besok dicek lagi apakah rencana-rencana terapi masih

    sesuai atau tidak untuk diamprahkan lagi.- Apabila ada yang bersifat emergenci akan dipakai tetapi kesedian

    dari farmasi tersebut tidak ada menggunakan yang ada diruangannanti perawat akan amprahkan ke farmasi untuk mengganti yang

    dipinjam dan pasien yang meminjamnya akan menggantinyalangsung

    7 Pengelolaan Gizi.

    - Petugas gizi bertugas dari jam 08.00 sampai jam 15.00 WIB.

  • - Tetapi seandainya dinas malam, yang dinas malam itu menuliskandiet bayi pada buku diet. Meliputi nama dan jenis diet serta jumlahyang diberikan kepada pasien bayi.

    - Sehingga pada saat dinas pagi, petugas gizi tinggal melihat sajadaftar diet pasiennya.

    - Susu formula akan diberikan kepada pasien bayi, apabila adaindikasi. Selain itu, perawat juga akan memberikan surat persetujuankepada orang tua bayi tersebut secara langsung.

    - Apabila orang tua setuju akan diberikan susu formula dan apabilaorang tua bayi tidak setuju tidak akan diberikan pada bayi tersebutselama tidak ada surat persetujuan dari keluarga.

    - Jika orang tua tidak ada ditempat akan di konfirmasikan melaluitelephon. Apabila keluarga menyanggupi atau setuju denganpemberian susu formula, maka akan diberikan. Surat persetujuanakan diberikan pada saat keluarga datang ke RS.

    - Apabila petugas gizi diluar jam kerja yang melakukan diet pasien ituadalah perawat baik dalam penyedian diet ataupun penyeterilan.

    - Apabila petugas gizi diluar jam kerja yang melakukan diet pasien ituadalah perawat baik dalam penyedian diet ataupun penyeterilan.

  • 3.3. (M1-Man) Manusiaa. Ketenagaan

    o Struktur OrganisasiRuangan perinatalogi Rumah Sakit Al- Islam Bandung dipimpin olehkepala instalasi anak dan perinatalogi dan dibantu oleh 1 orang kepalaruangan, 1 orang kepala bidang keperawatan dan 1 orang ketua tim dan4 orang kepala shift serta 15 orang sebagai perawat pasien. Adapunstruktur organisasinya adalah sebagai berikut:

    Gambar 1. Struktur Organisasi Ruang Perinatalogi.

    Ketua Shift IVYanti Apriliyanti

    Ketua Shift IIIYani Handayani

    Ketua Shift IISujiah

    Ketua Shift INana Ratna D

    Anggota TIM

    Irma Sari

    Teni Supriatini

    Dewi Syaifina

    Anggota TIM

    Lis Istiawati

    Pipih Sofyati

    Elsa Firdaus

    Rena Kasmi

    Anggota TIM

    Lidya Nora

    Ani Suriani

    Leni Anggriani

    Anggota TIM

    Ani Apriani s

    Ai Hasanah

    Rizki Dwi Utami

    Tina Kartina

    KEPALA INSTALAGIANAK DAN PERINATOLOGI

    SRI NURHAYATI, S.KEP

    KEPALA BIDANGKEPERAWATAN

    AMALIA, S.KEP., NERS

    KEPALA RUANGANPERINATOLOGITUTI ROHYATI

    KETUA TIMELA HAYATI

  • DAFTAR NAMA PERAWAT RUANG PERINATALOGI

    No. Nama Tugas Pegawai

    1. Tuti Rohyati Ka.UPP Tetap

    2. Ela Hayati Ka. TIM Tetap

    3. Nanan Ratna D Ka. Shift Tetap

    4. IIs Istiawati Anggota TIM Tetap

    5. Fitriani Fathatunisa Anggota TIM Tetap

    6. Nena Resna Anggota TIM Kontrak

    7. Rd. Arry Yulianita NICU Tetap

    8. Yanti Apriliyanti Ka. Shift Tetap

    9. Teni Supriatini Anggota TIM Tetap

    10. Anie Suriani Anggota TIM Tetap

    11. Lina Roslinda Anggota TIM Tetap

    12. Etty Pangestuti NICU Tetap

    13. Sujiah Ka. Shift Tetap14. Ani Apriani Syam Anggota TIM Tetap

    15. Irma Sri Rahmawati Anggota TIM Tetap

    16. Resti Rosdiana Anggota TIM Kontrak

    17. Dwi Syaifina NICU Tetap

    18. Lidya Nora Octavia Ka. Shift Tetap

    19. Rena Kesmar Anggota TIM Tetap

    20. Ai Hasanah Anggota TIM Tetap

    21. Dikriani Anggota TIM Tetap

    22. Tina Kartina NICU Tetap

    23. Shinta Khairunnisa Anggota TIM Magang

    o Jumlah Tenaga di Ruang Perinatologi di RS. Al-Islam BandungTabel 3.1 Tenaga Keperawatan

    No. Klasifikasi Jumlah %

    1. DIII Keperawatan 23 100

    Jumlah 23 100

  • Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan bahwa tenaga keperawatan di RuangPerinatalogi adalah DIII keperawatan yaitu sebanyak 23 orang (100%).Tabel 3.2 Tenaga Medis

    No. Klasifikasi Jumlah %

    1. Dokter Tetap 3 33,3

    2. Dokter Tamu 6 66,7

    Jumlah 9 100

    Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan bahwa tenaga medis di Ruang Perinatalogiadalah sebanyak 3 orang dokter tetap (33,3%) dan Dokter tamu sebanyak 6orang (66,7%).Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan

    No. Klasifikasi Jumlah %

    1. Administrasi 1 17

    2. Cleaning Service 5 83

    Jumlah 6 100

    Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa tenaga non keperawatan di RuangPerinatalogi adalah administrasi 1 orang (17%) dan cleaning service sebanyak5 orang (83%).Tabel 3.4 Tenaga Gizi

    No. Klasifikasi Jumlah %

    1 Ahli Gizi 1 100

    Jumlah 1 100

    Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan bahwa Ahli Gizi di Ruang Perinatalogi adalahsebanyak 1 orang (100%).Tabel 3.5 Mahasiswa Praktik di Ruang Perinatalogi

    No. Klasifikasi Jumlah %

    1 Mahasiswa Profesi Ners STIKES DARUL

    AZHAR

    9 100

    Jumlah 9 100

    Berdasarkan tabel 3.5 didapatkan hasil bahwa mahasiswa praktik di RuangPerinatalogi adalah mahasiswa profesi ners STIKES Darul Azhar yaitusebanyak 9 orang (100%).

  • b. Pengelolaan Perawat- Model asuhan keperawatan di ruangan perinatologi adalah menggunakan

    model asuhan tim.- Dalam ruangan perinatalogi hanya ada pembagian 1 tim yang dibawahi oleh

    4 orang Ka.shift dan masing-masing perawat penanggung jawab ruanganpasien.

    - Penggantian ketua Tim dilakukan 6 bulan sekali.- Berdasarkan hasil observasi tanggal dari tanggal 20-24 Maret 2015

    didapatkan perawat yang dinas pagi sebanyak 7 termasuk Kepala Ruangandan Ka.TIM, shift siang 5 Orang, dan shift malam 5 orang.

    c. Tingkat Ketergantungan

    Pada suatu pelayanan keperawatan professional, jumlah tenaga yangdiperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.Menurut Douglas (2004) yang dikutif dari buku Nursalam (2014) adalahsebagai berikut :1. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam.2. Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam.3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam.

    Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok

    menggunakan klasifikasi dan criteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkanOrem yaitu teori Self Care Deficit sedangkan untuk mengetahui jumlah tenagayang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut Nursalam (2011)Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan ProfesionalEdisi III.

    Dalam penelitian Douglas (2005) tentang jumlah tenaga perawat di rumahsakit didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malamtergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada label di bawah ini:

  • Tabel 3.7 Nilai Standar Jumlah Perawat per shift Berdasarkan KlasifikasiPasien.

    Jumlah

    Pasien

    Klasifikasi

    Minimal Parsial Total

    Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

    1 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20

    2 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40

    3 0.51 0.42 0.30 0.81 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60

    DST

    Gambaran umum pasien ruang perinatalogi berdasarkan tingkat ketergantunganpasien dan kebutuhan tenaga perawat.a. Metode DouglasTabel 3.8 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Tanggal 20 Maret 2015.

    Klasifikasi

    PasienJumlah Pasien

    Kebutuhan Tenaga Perawat

    Pagi Sore Malam

    Total

    CarePagi : 23Sore : 24

    Malam : 29

    23 x0.36 =8.28

    24 x

    0.30 =

    7.2

    29 x 0.20= 5.8

    Jumlah 8 7 6

    Total Tenaga Perawat:

    Pagi : 8 Orang

    Sore : 7 Orang

    Malam : 6 orang

    21 orang

    Jumlah Tenaga Lepas dinas :

    96 x 20

    276=

    1920

    276=

    7

    Keterangan :

    Angka 96 merupakan hari libur atau lepasdinas dalam 1 tahun. Sedangkan angka276 adalah jumlah hari kerja efektif dalam1 tahun.

  • Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas diruangan perinatalogi adalah21 orang + 7 orang lepas + 2 orang ( Kepala Ruangan dan Ka. TIM) = 30 orang.

    b. Metode GilliesRuang Perinatalogi Rumah Sakit Al-Islam tempat tidur 30 tempat tidur, jumlah

    rata-rata pasien yang dirawat 24 orang per hari. 24 orang diberikan perawatan total.Tingkat pendidikan perawat adalah D-3 keperawatan. Berdasarkan situasi tersebutmaka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalahsebagai berikut :a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari,

    yaitu :

    Keperawatan langsung

    Keperawatan total 24 orang pasien 24 x 6 jam = 144 jamJadi jumlah 144 jam

    Keperawatan tidak langsung 24 orang pasien x 1 jam = 24 jam Penyuluhan kesehatan = 24 orang pasien x 0,25 jam = 6 jam

    Total jam secara keseluruhan adalah 174 jamb. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari

    adalah 174 jam 24 pasien = 7 jamc. Menentukan jumlah keperawatan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut

    adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas, sehinggadidapatkan hasil sebagai berikut.

    7 jam/pasien/hari x 24 pasien/hari x 365 hari(365 hari - 96) x 7 jam

    61320 =

    1883

    20 % x 30 = 6 jam

    Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 32 + 6 jam= 38 org.

    32 orang

  • d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari,yaitu :

    24 orang x 7 jam =7 jam

    e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitudengan ketentuan menurut Eastler Shift pagi 47 % = 11,2 orang (11 orang) Shift sore 36 % = 8,6 orang (9 orang) Shift malam 17 % = 4,0 orang (4 orang)

    f. Kombinisi menurut Abdellah dan Levinne adalah : 55% = 20,9 (21 orang) tenaga profesional 45% = 17,5 (17 orang) tanaga nonprofesional

    Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di Ruang Perinatalogi melaluiobservasi, wawancara secara langsung dengan kepala ruangan, perawat ruangan,kuesioner serta studi dokumentasi ruangan. Berdasarkan hasil angket/ kuesionerdengan perawat di ruangan sebagai responden didapatkan data hasil bahwa 92 %perawat puas dengan struktur organisasi yang ada di ruangan. Hasil wawancaradengan kepala ruangan menyatakan bahwa dalam menentukan penilaian kerja itubervariatif, jika dirata-ratakan kinerja perawat 75 % sudah baik. Melalui kuesionerdidapatkan data bahwa perawat merasa membutuhkan kesempatan untukmelanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau mengikuti seminar dan pelatihankeperawatan. Kepala ruangan juga menyatakan bahwa RS ada system penyamaan

    ronald karyawan yang sudah masuk criteria dari sisi lama kerja, mengikuti seleksi.

    Jika di nyatakan lulus seleksi maka ada system pinjaman lunak. Jadi kuliah sambilbekerja. Sistem pinjaman lunak akan di potong gaji jika selesai mengikutipendidikan. Tahun sebelumnya semua biaya sudah dibiayai oleh RS dan yangmengikuti pendidikan ada 2-3 orang. Dari tahun 2014, RS sudah menetapkan ada 4orang yang mengikuti pendidikan. RS telah memberikan kebijaksanaan kepadaperawat untuk mendapatkan kesempatan kuliah. RS akan melakukan cross cekdaftar jenjang berdasarkan lama kerja.

    Data diagnosis penyakit terbanyak pada Januari dan Februari 2015 adalahsebagai berikut : Ikterus sebanyak 71 pasien, asfiksia sebanyak 31 pasien, HMD

    24 orang

  • sebanyak 5 pasien, MAS sebanyak 2 pasien, RDS sebanyak 22 pasien, Ket. 4Pasien, Obs Febris 2 pasien, sepsis 14 pasien.

    2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)a. Lokasi dan denah

    Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan padaruangan internal rumah sakit Al Islam Bandung dengan uraian denah sebagaiberikut : Lokasi ruangan perinatologi berada dilantai 2 berdekatan denganruangan Nifas dan VK Bersalin. Ruangan perinatologi ini juga berdekatanjuga dengan Depo Farmasi, Kamar Operasi. Berjauhan dengan beberapasarana seperti UGD, Laboratorium, Gudang Farmasi, Unit Radiologi, danUnit Fisioterapi.

    b. Peralatan dan Fasilitas- Fasilitas untuk Pasien

    No. Nama Barang Jumlah Kondisi

    1. Boks bayi 32 Baik

    2. Jam dinding 5 Baik

    3. Termometer 7 Baik

    4. Stetoschope 7. Baik

    5. Timbangan 4 Baik

    6. Meja ganti Pampers 3 Baik7. Penghangat bayi. 2 Baik

    - Fasilitas untuk perawat

    Pasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruangan Kepalaruangan, ruang ganti perawat, satu kamar mandi/WC, kulkas, Televisiruangan pasien.

  • Daftar Fasilitas dan Alat Kesehatan Ruang Perinatalogi

    No. Nama Barang Jumlah

    1. Infus Pump 13

    2. Monitor 5

    3. Fototerapi 13

    4 Suction mobile 3

    5. Inkubator 9

    6. Nebulizer 1

    7. Oksimetri mobile 2

    8. Neo puff 2

    9 Syringe pump 12

    10. Ventilator 4 4

    11 Alat biopsy rectum 1

    Hasil dari Observasi selama 20 - 24 Maret 2015 didapatkan overanalat-alat kesehatan hanya ditulis langsung pada buku inventaris alat-alatkesehatan tanpa melakukan pengecekan kelayakan penggunaan alat-alat

    kesehataan tersebut. Dari sejumlah alat tersebut idealnya dilakukanpengecekan dan kelayakan dengan menunjukan alat-alat kesehatan tersebutkepada petugas selanjutnya.

    c. Administrasi PenunjangSarana dan prasarana diruangan perinatalogi RS Al Islam Bandung

    sudah cukup baik.Kondisi admistrasi penunjang cukup baik yang terdiri atas1 buku overan, 1 buku BB, I buku alat Kesehatan, 1 buku peminjaman alat,1 buku kesan pesan penyuluhan, 1 buku diet susu dan 1 buku pemetaanpasien. Nurse station ada satu di ruangan biasanya digunakan sebagairuangan overan perawat, konsultasi dokter dengan keluarga pasien, tempatpersetujuan untuk melakukan tindakan ke keluarga pasien.

  • 3.4 Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)a. Penerapan MAKP

    Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan keperawatanyang digunakan saat ini didapat bahwa model yang digunakan ruanganperinatalogi adalah metode Tim. Sebanyak 95 % perawat menyatakanstruktur organisasi telah berjalan di ruangan dan sesuai dengan kemampuanperawat di bidangnya. Sebanyak 100 % perawat menyatakan bahwa kepalaruangan sudah optimal menjalankan tugasnya. Sebanyak 95 % perawatmenyatakan bahwa kinerja ketua TIM sudah kompeten dengan bidangnya.

    Dari hasil angket dan observasi tentang efektifitas dan efisiensi modelasuhan keperawatan, didapatkan data bahwa 86 % perawat menyatakanbahwa dengan menggunakan model yang sekarang tidak menyulitkan danmenambah beban kerja. Data yang diperoleh dari pengkajian tentangpelaksanaan model ASKEP, sebanyak 100 %, perawat menyatakan bahwatelah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatanyang lain. Sebanyak 90 % perawat menyatakan bahwa pernahmendapatkan teguran dari kepala ruangan. Teguran yang didapatkan hanyaberupa masukan-masukan. Sebanyak 90 % perawat menyatakan mengerti/memahami model yang digunakan. 95 % perawat menyatakan cocokdengan model yang ada. Model yang digunakan sesuai dengan visi danmisi ruangan.

    Dari hasil angket didapatkan data bahwa 100% tidak terjadipenurunan kepercayaan keluarga pasien. Ini dilihat dari banyaknya jumlahpasien yang ada. Kritikan yang dterima oleh ruangan biasanya terkaitdengan saran yaitu tingkatkan lagi pelayanan.

    Data yang diperoleh dari angket tentang mekanisme pelaksanaanmodel askep, didapatkan bahwa 100 % mengatakan bahwa komunikasiantar profesi terlaksana baik, sedangkan rencana asuhan keperawatan antarshif berkelanjutan. Hal ini di dukung dengan adanya dokumentasi danrencana keperawatan selanjutnya di buku status pasien.

    Dari hasil wawancara metode keperawatan diruangan perinatalogimenggunakan metode tim, tetapi hanya pemenuhan tenaga kepala timmasih terpenuhi satu, jika dari propesional pembagian tim terlalu sulit. Jikajumlah 26 pasien, maka terlau sulit untuk bimbingan dari sisi asuhan

  • keperawatan sehingga Karu mengoptimalkan perawat akan mendapatbimbingan level 1 dan level 2b oleh 1 katim. Untuk pelaksanaan metodetim yang lebih intens Karu lebih mengoptimalkan pada ruangan 2a dannicu, akan tetapi dilihat juga dari kondisi jumlah pasien, apabila pasiensedikit perawat akan diover ke level 1 dan 2b, sedangkan pasien penuhpada level 1 dan 2b maka pembimbingan lebih optimal pada level 1 dan 2b.Dalam kondisi ini perawat akan lebih fleksibel, dimana pasien yang lebihbanyak perawat yang lain akan membantu.

    b. OperanOperan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu pada pergantian shift

    pagi ke sore (pukul 14.00), shift sore ke malam (pukul 20.00) dan shiftmalam ke pagi (pukul 08.00). Selalu dikuti oleh semua perawat yang akandinas.

    Dari hasil angket yang telah diberikan diperoleh data 92 % perawatmenyatakan pelaksanaan overan tepat waktu. Kegiatan ini dipimpinlangsung oleh Ka.Shift jika selesai dinas malam dan dinas sore dan Ka.TIMmemimpin operan jika selesai dinas pagi.

    Berdasarkan hasil angket, didapatkan 90 % perawat mengetahui apasaja yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan overan. Pelaporan overandicatat dalam buku khusus yang akan dilaporkan dan dilakukan overankepada ka.shif yang bertanggung jawab pada dinas tersebut dan seluruhanggota TIM nya.Ka.shift atau Ka. TIM akan melakukan overan kepadasemua pasien kepada ka.shift selanjutnya. Masing-masing perawatpelaksana akan melakukan overan kepada perawat pelaksana atau perawatpenanggung jawab di masing-masing ruangan tersebut. Setelah overanselesai, perawat membacakan doa kesembuhan bagi pasien.

    c. Ronde keperawatanDari hasil wawancara kepala ruangan, pelaksanaan ronde keperawatan

    diruangan perinatologi pernah dilakukan tetapi tidak rutin. Yang memimpinronde keperawatan adalah kepala ruangan atau CI Keperawatan. Biasanyayang mengikuti ronde adalah 1 shift dan dilakukan dalam waktu 1 jam.

    Dari hasil wawancara pergantian katim setiap 6 bulan sekali, karenasekarang ini ada rencana IBK (Insentif Berbasis Kompetensi), pergantiankatim tidak sembarangan karena berimbas pada insentif berbasis kompotensi.

  • Misalnya ada pergantian harus diajukan lagi kepada pimpinan atau SDI,untuk disahkan lagi keputusannya dan itu akan membutuhkan waktu yanglama.

    Dari hasil wawancara ronde keperawatan pernah dilakukan diruanganperinatologi akan tetapi sekarang tidak rutin lagi dilakukan itupun dilakukandari bidang keperawatan, untuk ruangn internal belum ada program mutukeperawatan merencanakan refleksi kasus dan itu langsung direncanakansehingga setiap bulan ada 1 unit yang melakukan RDK, sedangkan yangmemimpin ronde keperawatan adalah karu dan CI keperawatan dan yangmenghadiri ronde keperawatan adalah tergantung pada sasarannya dalam 1shift perawat, biasanya ronde keperawatan dilakukan dalam 1 jam.

    d. Pengelolaan obat.Berdasarkan hasil angket didapatkan, 90 % perawat mengetahui tentang

    sentralisasi obat. Di ruangan tersebut, belum ada ruang khusus untuksentralisasi obat. Adanya format di ruangan tentang persetujuan pemberianobat.

    Menurut hasil observasi, perawat yang mengoptimalkan sendiri prosessentralisasi obat. Mulai dari obat yang telah di advice kan dokter langsung diorderkan ke bagian farmasi, perawat yang membawa hasil dari amprahan obatke ruangan dan mempersiapkan dan memberikan untuk pasien. Masing-masing pasien mempunyai tempat penyimpanan obat injeksi tetapi untuknama di depan keranjang ada yang belum ada. Beberapa nama dan medrekpasien hanya ada di plastik tempat obat pasien.

    Menurut hasil observasi tidak ada tempat pemisahan untuk obat oralmasing-masing pasien.

    Dari hasil wawancara pengelolaan obat sekarang dilakukan diruanganperinatologi. Misalkan dokter memberikan terapi obat pada pasien, jadiperawat yang mengorder ke Farmasi, perawat yang membawa, menyiapkan,dan memberikan kepada pasien. Karena satelit farmasi dekat dengan ruanganperinatologi sehingga perawat diruangan perinatologi yang mengoptimalkanpengelolaan obat itu sendiri. Sebelum pemberian obat dilakukan informedconsent dari keluarga, apabila keluarga sudah menyetujuanya barulah perawatmelakukan tindakan pemberian obat.

    e. Perencanaan Pulang

  • Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudahdilaksanakan perawat. Dalam melakukan perencanaan pulang, perawatbiasanya melakukkan penyuluhan sehingga keluarga pasien memahami apayang harus dilakukan dirumah.

    Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan wawancara yang sudahdilakukan kepada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 100 % perawatmengatakan sudah memahami perencanaan pulang, 95% perawat yangbersedia melakukan perencanaan pulang. 100 % perawat mengatakan merekamelakukan perencanaan pulang dengan menggunakan media lisan dan tulisan.Bahasa yang digunakan saat memberikan perencanaan pulang kebanyakanadalah bahasa sunda dan sisanya menggunakan bahasa indonesia.

    Dari hasil wawancara perencanaan pulang atau discarge planningdiruangan perinatologi yang dilakukan adalah memberikan leafleat tentangtumbuh kembang, pijat bayi, akikahan dan THT.

    Berdasarkan hasil observasi pada saat pasien dinyatakan boleh pulang,perawat memberikan RPD (Rencana Perawatan di Rumah) yang berisijadawal control, terapi dan dosis yang diberikan (jika ada). Sedangkan materiedukasi yang diberikan seputar tentang perawatan bayi tentang hand hygiene,perawatan tali pusat, pemberian susu, diteksi kuning, dan jadwal kontrol.Sedangkan yang memberikan materi edukasi adalah perawat penanggungjawab pasien, misalkan perawat tingkat 1 bertanggung jawab pada tingkat 1tetapi apabila perawat penanggung jawab tingkat 1 berhalangan maka bisadigantikan dengan perawat yang lain. Yang memberikan materi edukasi tidaksecara khusus diikut sertakan dalam pelatihan. Materi edukasi yang diberikanpada pasien biasanya mendapat umpan balik dari perawat.

    f. SupervisiDari hasil wawancara supervisi diruangan perinatologi dilakukan setiap

    hari, karu melakukan supervisi diruangan setiap hari, kemudian setelah itukaru mengikuti operan setiap level dengan katim dan kashift, jika denganpenanggung jawab pasien dengan penanggung jawab pasien masing-masing.Karu supervisi sambil mendengarkan katim dan kashift operan, karu jugamembuka buku status pasien dan dokumentasi pasien apakah ada yanglengkap atau tidak lengkap itu langsung di informasikan kepada yangbersangkutan untuk melihat kelengkapan yang lebih lengkap. Karu melihat di

  • status pasien yang sudah pulang, dokumentasi dari awal dan sampai akhir.Untuk perawat siapa fokusnya itu dituliskan, dicacat dan nanti diinformasikan kepada perawat yang bersangkutan, kemudian dikordinasikankepada katim. Katim akan melakukan bimbingan kepada perawat penanggungjawab ruangan.

    Supervisi masalah tindakan, pada saat melakukan tindakan kepalaruangan melihat apakah ada yang kurang atau ada yang salah melakukantindakan (tidak sesuai SOP). Hasil dari supervisi karu langsungmenginformasikannya kepada perawat yang bersangkutan. Setelah dilakukansupervisi, perawat diruangan perinatologi termotivasi untuk melakukantindakan sesuai SOP.

    Untuk format baku supervisi diruangan perinatologi tidak ada, karenakaru langsung terjun kelapangan, tetapi karu memiliki buku catatan sendiridan buku evaluasi.

    Perawat diruangan perinatologi pernah diikut sertakan dalam pelatihanatau sosialisasi perawat dengan supervisi kepada perawat, misalnya sepertikaru menanyakan kelengkapan status tentang tanda tangan, jamimplementasi, karena sering tidak di isi oleh perawat dan karu langsungmelakukan penilaian kerja terhadap perawat.

    Dari hasil wawancara supervisi diruangan Perinatologi Katim terhadapperawat pelaksana, katim melakukan supervisi dengan Karu dan Kashiftsetiap pagi. Tugas katim disini adalah jika ada pasien bayi baru lahir , Katimmelihat kelengkapan KPU dari pasien, apabila ada kekurangan data daripasien, Katim akan melakukan konfirmasi ulang kepada yang bersangkutandan melakukan dokumentasi.

    g. Dokumentasi

    Dari hasil observasi, dokumentasi keperawatan meliputi pengkajianyang menggunakan sistem head to toe dengan check list. Format pengkajiansudah ada, sehingga memudahkan perawat dalam melakukanpengkajian.Sudah tersedia format diagnosis keperawatan beserta intervensikeperawatan dengan metode check list. Format sudah tersedia di ruangan,sehingga memudahkan perawat.

    System pendokumentasian masih di lakukan secara manual. Catatankeperawatan berisikan tentang advice dokter dan tindakan keperawatan.

  • 4. Keuangan (M4-Money)Berdasarkan hasil dokumentasi ruangan perinatalogi pada tanggal 23 Maret

    2016. Biaya perawatan pasien diruangan perinatologi sebagian besar dariumum/biaya sendiri, BPJS, dan kontraktor. Selama bulan Januari didapatkan 64pasien umum, 63 pasien BPJS dan pasien kontraktor 29.Pada bulan februari pasien Umum 79, pasien BPJS 74 dan pasien kontraktor 23pasien.

  • 5. Pemasaran (M5-Marketing)Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS Al Islam

    Bandung sebagian besar berasal daerah kabupaten dan kota bandung.

    1. BOR Pasien.a. BOR pasien Ruang Tingkat I Tanggal 20 Maret 2015

    No. Shift Jumlah tempat tidur BOR

    1. Pagi 10 bed ( 1 kosong) 9/10 x 100 = 90 %2. Sore 10 bed 10/10 x 100 = 100 %

    3. Malam 10 bed 10/10 x 100 = 100 %

    b. BOR pasien Tingkat II B Tanggal 20 Maret 2015

    No. Shift Jumlah tempat tidur BOR

    1. Pagi 10 (1 kosong) 9/10 x 100 = 90 %2. Sore 10 10/10 x 100 = 100 %

    3. Malam 10 (2 kosong) 8/10 x 100 = 80 %c. BOR Pasien Ruang Tingkat II A Tanggal 20 Maret 2015

    No. Shift Jumlah tempat tidur BOR

    1. Pagi 7 (3 kosong) 4/7 x 100 = 57,1 %2. Sore 7 (4 kosong) 3/7 x 100 = 42,9 %3. Malam 7 (3 kosong) 4/7 x 100 = 57,1 %

    d. BOR Pasien Ruang NICU Tanggal 20 Maret 2015

    No. Shift Jumlah tempat tidur BOR

    1. Pagi 3 (1 kosong) 2/3 x 100 = 66,7 %2. Sore 3 3/3 x 100 = 100 %

    3. Malam 3 3/3 x 100 = 100 %

    Perbandingan jumlah perawat dan pasien di Ruang PerinatalogiRuang Perawat dan Pasien

    Tingkat I 1 : 6- 8 Pasien

    Tingkat II 1 : 4 Pasien

    NICU 1 : 2 Pasien

  • BOR Pasien Tingkat I, II A dan IIB di Ruang Perinatalogi Tanggal 20 Maret2015

    No. Shift BOR

    1. Pagi 24/30 x 100 = 80 %

    2. Sore 26/30 x 100 = 86,7 %

    3. Malam 25/30 x 100 = 83,3

    B. Alos

    Lama rawat inap pasien di ruang Perinatalogi bulan rata-rata bulan Jan-Feb 2015adalah 4-5 hari. Minimal 1 hari dan maksimal 25 hari perawatan.

    C. Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Untuk Pediatri

    Parameter Kriteria Nilai Skor

    Usia

    < 3 tahun 4

    3-7 tahun 3

    7-13 tahun 2

    13 tahun 1

    Jenis kelaminLaki-laki 2

    Perempuan 1

    Diagnosa

    Diagnosa Neorologis 4

    Perubahan oksigenasi(diagnosesi respirat)ori,dehidrasi, anemia, anoreksia,sinkop dan pusing

    3

    Gangguan perilaku/ psikiatri 2

    Diagnosa lainnya 1

    Gangguan kognitif

    Tidak menyadari keterbatasandirinya

    3

    Lupa akan keterbatasan 2

    Orientasi baik terhadapdirinya

    1

  • Faktor liungkungan

    Riwayat jatuh/bayi diletakkandi tempat tidur dewasa

    4

    Pasien menggunakan alatbantu/bayi di letakkan dalamtempat tidur bayi/perabotrumah

    3

    Pasien diletakkan di tempattidur

    2

    Area di luar rumah sakit 1

    Pembedahan/sedasi/anestesi

    Dalam 24 jam 3Dalam 48 jam 2>48 jam atau tidak menjalanipembedahan/sedasi/anestesi

    1

    Penggunaanmedikamentosa

    Penggunaan multipel :

    Sedatit, obat hipnosis,barbiturat, tenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik,narkose

    3

    Penggunaan salah sat5u obatdi atas

    2

    Penggunaan medikasilainnya/tidak ada medikasi

    1

    Total Jumlah skor humpty dumpty