BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

33
Laporan Kerja Praktek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 2.1. Uraian Umum Sistem manajemen yang baik diperlukan dalam suatu proyek untuk mendapatkan suatu hasil yang diinginkan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian proyek ini dilakukan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas sebagai sistem kontrol yangakan mengendalikan dan menyelesaikan masalah teknis maupun non teknis. Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak sekali mengandung resiko dan permasalahan serta ketidakpastian yang terlihat dalam pelaksanaanya. Semakin besar suatu proyek maka semakin besar pula resiko dan tingkat ketidakpastiannya.Mencapai hasil maksimal yang sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan suatu sistem kerja terpadu, disiplin kerja dan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas atau dengan kata lain diperlukan adanya manajemen proyek yang tepat dan baik. BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan I0109015 10

description

Laporan KP

Transcript of BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

Page 1: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

Laporan Kerja PraktekPembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA),

Bantul, Yogyakarta

BAB 2

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.1. Uraian Umum

Sistem manajemen yang baik diperlukan dalam suatu proyek untuk mendapatkan

suatu hasil yang diinginkan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan pengendalian

proyek ini dilakukan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas

sebagai sistem kontrol yangakan mengendalikan dan menyelesaikan masalah

teknis maupun non teknis.

Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak sekali

mengandung resiko dan permasalahan serta ketidakpastian yang terlihat dalam

pelaksanaanya. Semakin besar suatu proyek maka semakin besar pula resiko dan

tingkat ketidakpastiannya.Mencapai hasil maksimal yang sesuai dengan sasaran

yang telah ditetapkan, diperlukan suatu sistem kerja terpadu, disiplin kerja dan

adanya pembagian tanggung jawab yang jelas atau dengan kata lain diperlukan

adanya manajemen proyek yang tepat dan baik.

Manajemen proyek adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,

pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan

pengetahuan agar dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Perencana, kontraktor dan pengawas harus bisa mengelola proyek

sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

Manajemen dan organisasi proyek ada tiga hal yang saling terkait yaitu:

a. Perencanaan, yaitu kegiatan merencanakan atau mendesain suatu bangunan

disertai dengan gambar dan hitungan.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I010901510

Page 2: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

11Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

b. Pelaksanaan, yaitu kegiatan mengorganisasi dan mengkoordinasi pelaksanaan

pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

c. Pengendalian, yaitu membandingkan hasil pekerjaan (output) dengan rencana

yang telah ada. Jika tidak sesuai maka dapat segera diambil langkah untuk

mengatasi keadaan tersebut.

2.2. Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang dimulai dari proses perancangan,

perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai pemanfaatan dan

perawatannya adalah proses tahapan yang harus dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan.

Proses ini memiliki bermacam-macam unsur pendukung saling berkaitan satu

sama lain, dimana setiap unsur tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri-sendiri,

akan tetapi tetap akan saling terkait dalam melaksanakan tugasnya. Setiap unsur

mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mengatur setiap

unsur diterapkan sistem manajemen yang merupakan alat bantu untuk menjamin

terlaksananya proyek dengan baik.

Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA ini, pemilik proyek (owner) tidak

langsung menunjuk seseorang untuk mengerjakan proyek tersebut, tetapi melalui

proses pelelangan (tender) terlebih dahulu. Pelelangan (tender) tersebut

dimenangkan oleh PT. Anditama Wahana Sejahtera.

Adapun unsur-unsur pengelola Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA terdiri

dari:

a. Pemilik Proyek (Owner) :

Departemen Pekerjaan Umum

b. Konsultan Perencana:

PT. Parentjana Djaja

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 3: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

12Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

c. Pelaksana/Kontraktor:

PT. Anditama Wahana Sejahtera

2.2.1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek merupakan pihak yang mempunyai ide dan memiliki sarana untuk

mewujudkan ide tersebut sehingga memberikan hasil sesuai dengan tujuannya. Ide

tersebut disampaikan kepada seorang ahli atau badan hukum untuk mengerjakan

ide tersebut sesuai dengan rencana dan besarnya biaya.

Fungsi dari Pemilik proyek (Owner) adalah melakukan pembayaran atas prestasi

pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi (konsultan

perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor) berdasarkan

perjanjian yang telah disepakati bersama.

Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA ini sebagai pemilik proyek adalah pihak

Kementrian Pekerjaan Umum yang mempunyai wewenang dan kewajiban sebagai

berikut:

a. Mempunyai wewenang penuh dalam menentukan dan mengangkat Konsultan

Perencana, Pengawas dan Kontraktor Utama dalam pembangunan proyek

tersebut.

b. Memiliki ide dan gagasan dalam penyediaan areal dan biaya perencanaan,

pengawasan dan pelaksanaan pekerjan serta memiliki kewenangan penuh

terhadap proyek, berhak menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai

dengan gambar rencana.

c. Menyediakan biaya bagi realisasi proyek termasuk pembayaran bagi pihak

yang terlibat sesuai kontrak.

d. Bersama-sama pengawas memonitoring perkembangan proyek dan berhak

memberi instruksi kepada pelaksanaan sesuai dengan mekanisme yang ada.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 4: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

13Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

e. Berhak mencabut tugas Konsultan Perencana, Pengawas dan Kontraktor

Utama apabila dipandang ketiga lembaga tersebut tidak mampu melaksanakan

pekerjaannya dengan baik dan menggantikannya dengan lembaga yang lain.

f. Menerima pekerjaan yang telah selesai dan menyetujuinya.

2.2.2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari

pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar

bestek atau gambar konstruksi. Proyek pembangunan RUSUNAWA Bantul ini,

menggunakan jasa konsultan perencana PT. Perentjana Djaja

Fungsi dari Konsultan Perencana adalah :

a. Melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan dan dokumen untuk

pelaksanaan konstruksi.

b. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan

perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.

c. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada

pimpro/Pimbagpro.

Tugas dan wewenang Konsultan Perencana antara lain:

a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan

bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat Rencana

Anggaran Biaya proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari Owner, baik untuk

perancangan struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan

syarat–syarat kerja yang telah ada di Indonesia.

b. Bila sketsa tersebut disetujui, kemudian dibuat gambar-gambar lengkap

dengan detail-detailnya.

c. Membuat perhitungan struktur.

d. Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 5: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

14Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

e. Mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek.

f. Merencanakan setiap perubahan rencana dari rencana semula akibat adanya

kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan dapat mempertanggungjawabkan

hasil rencana perubahan kepada Pemilik Proyek (Owner).

g. Memberikan saran kepada pemilik proyek, terutama jika ada masalah dalam

pelaksanaan proyek.

2.2.3. Konsultan Manajemen Konstruksi

Pekerjaan pembangunan RUSUNAWA yang ditunjuk sebagai Konsultan

Manajemen Konstruksi adalah PT. Widha Konsultan. Konsultan Manajemen

Konstruksi membentuk badan pengawas proyek yang tugasnya mengawasi

pekerjaan di lapangan. Tujuan badan pengawas adalah mengkoordinasikan

pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan di lapangan agar sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

Fungsi Konsultan Manajemen Konstruksi adalah:

a. Melaksanakan kegiatan pengawasan yang biasanya merupakan tugas

konsultan Pengawas pada proyek yang tidak menggunakan Konsultan

Manajemen Konstruksi.

b. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi,

baik ditingkat program maupun tingkat operasional.

c. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada

Pimpro/Pimbagpro.

Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai tugas antara lain:

a. Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan.

b. Mengontrol pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan gambar kerja (shop

drawing) dan membuat laporan tentang kemajuan proyek.

c. Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh

pelaksana.

d. Mengevaluasi dan menyetujui revisi gambar yang diajukan perencana.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 6: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

15Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

e. Memberi saran dan peringatan kepada pelaksana apabila dinilai kurang baik

pelaksaannya atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.2.4. Pelaksana/Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan

proyek oleh pemberi tugas melalui prosedur lelang maupun ditunjuk secara

langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai kontrak (Rencana

Kerja, syarat–syarat dan gambar) dengan biaya sesuai kontrak yang mereka

sepakati. Dalam Pekerjaan Pembangunan RUSUNAWA yang ditunjuk sebagai

pelaksana adalah PT. Anditama Wahana Sejahtera

Fungsi Kontraktor:

1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.

2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada

pimpro/pimbagpro.

Tugas dan wewenang pelaksana antara lain:

1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai

dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian

pemborongan.

2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat–syarat

yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar

kerja, bestek).

3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

diserahkan kepada pemberi tugas.

4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.

6. Melakukan perbaikan atas kerusakan–kerusakan atau kekurang sempurnaan

pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua

biayanya.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 7: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

16Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

7. Bertanggung jawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang

ditunjuk pemilik untuk melaksanakan proyek.

8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan materil dan peralatan

yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.

9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan

melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.

10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.

11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas

secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,

prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan

bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.

12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu

pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang

diakibatkan oleh hal yang bersifat diluar dugaan dan mempertanggung

jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek (Owner).

Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi

kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Pelaksana juga berkewajiban

mengajukan usul kepada pengawas dan owner apabila ada kesulitan.

2.2.5. Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-

unsur pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha

mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga

pekerjaan bisa terkoordinir dengan baik.

Hubungan kerja ini memiliki koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak yang

terkait. Pengertian dari koordinasi dan komunikasi dalam ketatalaksanaan suatu

kegiatan proyek. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk

menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak

sesuai peraturan yang ada, sehingga organisasi proyek dapat berfungsi sebagai

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 8: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

OWNER

KONSULTAN PERENCANA

MANAJEMEN KONSTRUKSI

KONTRAKTOR

HUBUNGAN KONTRAKTUAL

HUBUNGAN FUNGSIONAL

17Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

kesatuan yang harmonis, tangguh, dan bijak dalam mewujudkan setiap

rencana.Hubungan kerja antar unsur-unsur pelaksana proyek dapat dilihat pada

Gambar2.1.

Gambar 2.1. Hubungan antar Pihak dalam Proyek Pembangunan.

2.3. Struktur Organisasi Kontraktor/Pelaksana Proyek

PT. Anditama Wahana Sejahtera sebagai kontraktor pelaksana proyek Pekerjaan

Pembangunan RUSUNAWA membentuk badan pelaksana proyek yang tugasnya

melaksakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan badan

pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dengan

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 9: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

PRESIDENT DIRECTORAGOES SOEPRAPTO

OPR & ENGMURSI MUCHTIAR

OPERATOR MANAGERFX. EDDY MULYONO

PROJECT MANAGERTRI BASUKI RAHMAT

ENGINEERINGHANU

OPERATIONANDRE Y

ADMINISTRATIONHENDRA MULYANI

SITE ENGINEER

ROY K.LOGISTICIWAN J.S

SUPERVISORNARKUNA

SURVEYORADI S.

FINANCE & ACC

SULISTYO

GENERAL AFFAIR

HENDRA M.

DRAFTERAGUNG

GUNAWAN

WARE HOUSE

AHMAD N.

ASS. SURVEYORPURWADI

DRIVERSARWANTO

OFFICE BOYSUTARNO

18Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

sistem kerja yang jelas dan terarah. Unsur-unsur dalam badan ini mempunyai

tanggung jawab dan kewajiban masing-masing yang semuanya dikoordinasi oleh

Manajer Proyek.Struktur organisasi kontraktor dapat dilihat pada Gambar 2.2.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 10: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

19Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Kontraktor

2.3.1. Manajer Proyek (Project Manager)

Manajer Proyek atau Project Manager berkedudukan sebagai penanggung jawab

proyek. Tugas dan tanggung jawab manajer proyek adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara package

project.

b. Menjelaskan kepada tim proyek mengenai QA prosedur dan QC prosedur

c. Mengatur sistem pelaksanaan proyek.

d. Membuat master schedule dan memberi penghargaan dalam membuat time

schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya serta

menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi kesalahan

atau penyimpangan.

e. Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.

f. Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.

g. Mengkoordinir semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal teknis

maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam

ruang lingkup internal dan eksternal.

h. Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan mempertimbangkan faktor

kelayakan teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh

konsultan perencana.

i. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek atau badan

yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan yang dilakukan.

j. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan rencana

pelaksanaan proyek.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 11: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

20Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

k. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Project

Director/Operation Director.

2.3.2. Sekretaris & DCC

Tugas dan Tanggung jawab Sekretaris Proyek meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Tugas administrasi perkantoran. meliputi surat menyurat, pembuatan laporan,

filling.

b. Tugas resepsionis. Meliputi making call, melayani tamu, menyusul jadwal

pertemuan pimpinan.

c. Tugas sosial. Meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan

selamat kepada relasi, mempersiapkan resepsi/jamuan acara resmi kantor.

d. Tugas insidentil. Meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan presentasi,

dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.

2.3.3. Project Construction Manager

Project Construction Manager adalah seseorang atau badan hukum yang diberi

kuasa untuk melaksanakan pembangunan proyek di bawah persyaratan-

persyaratan yang telah disepakati.

Tugas dan tanggung jawab Project Construction Manager antara lain:

a. Memahami gambar kerja dan spesifikasi kerja.

b. Bersama Manajer Proyek menyusun metode konstruksi dan jadwal

pelaksanaan proyek.

c. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

yang telah disepakati.

d. Mengadakan hubungan langsung dengan unit-unit lain untuk kelancaran tugas.

e. Mengkoordinasikan site manager dan site supervisor mengenai setiap jenis

pekerjaan yang berkaitan dengan proyek kepada Project Manager.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 12: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

21Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

2.3.4. Site Engineer

Manager Lapangan atau Site Engineer mempunyai tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada PM (Project Manager).

b. Mempersiapkan laporan-laporan progress laporan mingguan (weekly report)

dan laporan bulanan (monthly report).

c. Membuat/mempersiapkan jadwal mingguan (weekly schedule) untuk progress

pekerjaan.

d. Mempersiapkan Quality Control prosedur dan Quality Assurance prosedur.

e. Memberikan pengarahan kepada chief supervisor yang dipimpinya.

f. Review schedule dengan sistem “S”curve.

g. Membantu PM (Project Manager) dalam evaluasi package system.

h. Membantu PM (Project Manager) dalam mempersiapkan contract package

system.

2.3.5. Site Supervisor

Site Supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab :

a. Memahami gambar kerja dan spesifikasi kerja.

b. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Project Construction

Manager.

c. Memberikan pengarahan kepada supervisor yang dipimpinnya.

d. Menyiapkan laporan kerja borongan dengan melakukan pengukuran prestasi

mandor dan tenaga kerja.

e. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.

2.3.6. Supervisor

Supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :

a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Chief Supervisor.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 13: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

22Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

b. Memberikan pengarahan kepada Kontraktor dilapangan.

c. Memberikan bahan-bahan untuk laporan mingguan (weekly report).

d. Mencatat kemajuan pekerjaan setiap hari (all report) dalam bentuk

prosentase.

e. Menyusun sample-sample material yang dipersiapkan oleh Kontraktor.

f. Melaksanakan test material sesuai dengan prosedur yang ada (technical

spesification).

g. Mengawasi hasil pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan gambar dan

spesifikasi yang ada.

h. Bila dipandang perlu minta kepada kontraktor pelaksana untuk

mempersiapkan shop drawing untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan

Perencana.

2.3.7. Bagian Administrasi

Bagian Administrasi Proyek yang mengurusi masalah surat-surat keluar dan

masuk, seperti surat kontrak, perjanjian dan lain-lain.

Bagian Administrasi Proyek mempunyai fungsi, tugas dan kewajiban sebagai

berikut:

a. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Manajer Proyek (Project

Manager) tentang masalah administrasi proyek.

b. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke Pemilik Proyek

(Owner).

c. Bekerjasama dengan Engineer didalam mempersiapkan paket-paket

pekerjaan.

d. Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing

kontraktor/spesialis.

e. Memeriksa kelengkapan administrasi invoice kontraktor sebelum disetujui

oleh Manajer Proyek (Project Manager).

f. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing Site Manager.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 14: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

23Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

g. Bekerjasama dengan Site Manager di dalam mempersiapkan laporan (Weekly

Report dan Monthly Report).

2.3.8. Bagian Logistik dan Peralatan

Logistik adalah orang yang bertanggung jawab atas bahan dan peralatan yang

diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Adapaun tugas dan wewenang bagian

logistik adalah:

a. Bersama Site Manager membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan

proyek yang dibutuhkan.

b. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa peralatan

yang diperlukan.

c. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.

d. Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,

penyimpanan, dan pemakaian bahan.

e. Melaksanakan pemeliharaan bahan dan peralatan sehingga siap pakai.

f. Mengadakan mobilisasi dan demobilisasi sesuai dengan jadwal penggunaan

alat dan bahan.

g. Membuat laporan manajerial tentang penggunaan bahan dan peralatan selama

pelaksanaan proyek.

2.3.9. Mandor

Mandor adalah orang yang ditunjuk oleh pelaksana untuk mengatur dan

mengkoordinir tenaga kerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

keterampilan dan keahlian masing-masing.

2.3.10. Tenaga Kerja

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 15: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

24Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan melaksanakan pekerjaan

di lapangan secara langsung dari waktu yang telah ditentukan dengan mendapat

upah yang diterima setiap hari, mingguan maupun bulanan.

2.4. Rencana Kerja

Rencana kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di

proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, pengendalian

proyek lebih mudah dan berjalan lancar.

Kesinambungan kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang

bersamaan dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama.Perencanaan kerja

diperlukan agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila terjadi

penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari

penyelesaiannya.

Faktor-faktor penghambat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rencana

kerja, antara lain:

a. Keadaan cuaca yang tidak mengiijinkan untuk meneruskan pekerjaan,

misalnya hujan lebat.

b. Lokasi proyek yang sempit, sehingga mobilitas material bahan bangunan

terhambat.

c. Keterlambatan penyediaan bahan material.

2.4.1. Network Planning (time schedule)

Network planning (NWP) adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan

yang menggunakan alur, urutan waktu, dan jenis aktivitas. Prosedur penyusunan

Network planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut:

a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.

b. Menghitung volume tiap pekerjaan.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 16: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

25Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

c. Mempelajari saling ketergantunagn setiap pekerjaan dan penyusunan diagram

network.

d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan

tidak boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.

Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network planning (NWP) suatu proyek

adalah:

a. Durasi (duration)

adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.

b. Dummy

Adalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak menbutuhkan waktu

dan tenaga kerja.

c. Free floating

Adalah jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjang tanpa

mempengaruhi aktivitas berikutnya atau keseluruhan.

2.4.2. Kurva S

Kurva S merupakan time scheduleyang dilengkapi dengan bobot atau nilai

pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap

waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah

dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan

yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S.

Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:

Bobot Pekerjaan =biaya suatu jenis pekerjaanbiaya total

x 100 %

Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam

pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan

pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 17: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

26Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak

pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.

Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang dan yang

akan diselesaikan.

b. Mengkontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada

perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan

dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik

jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.

c. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan

apakah sesuai dengan rencana.

2.5. Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak

dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek

harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlangsung. Peninjauan

secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode

pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai

dasar untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang

diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis

dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan

antara lain:

a. Pengendalian mutu (Quality Control).

b. Pengendalian biaya (Budget Control).

c. Pengendalian waktu (Time Control).

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 18: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

27Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan

sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok

dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta

mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi

penyimpangan.

Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu:

a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.

b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.

c. Waktu penyelesaian pekerjaan.

2.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan

pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan

berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu

diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan

yang tercantum dalam kontrak kerja.

Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan konsultan

manajemen konstruksi. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan

melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor.

Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya

masing-masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala kepada project

manajer untuk dilaporkan kepada direktur utama.

2.5.2. Pengendalian Biaya (Budget Control)

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada

proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 19: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

28Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan

pengeluaran beberapa hal.

a. Material atau Bahan

Pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak

terjadi pembuangan material secara berlebihhan. Hal tersebut dapat dicapai

dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan.

Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal

kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah

dan jenis material yang diperlukan, sehingga tidak terjadi pembuatan material

secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas

apakah volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu

dengan cara mengukur bak truck dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di

dalamnya.

Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang

dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian

material yang digunakan ini, misal: bahan material semen dimana pengawas

berhak memeriksa semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat

menyatakan menerima atau menolak semen tersebut.

b. Peralatan

Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat

diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan

pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang

akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan

jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat

keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya

masalah teknis.

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 20: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

29Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

c. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume

pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal

antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus

dilaksanakan. Pengamatan pada proyek yang ditinjau, jumlah tenaga kerja yang

digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya

pekerja yang beristirahat saat jam kerja.

Berdasarkan poin-poin di atas dapat diketahui bahwa pengendalian biaya

pelaksanaan pada proyek Pembangunan RUSUNAWA telah dilaksanakan dengan

baik.

2.5.3. Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar

pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang

didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis

dalam suatu kerangka target waktu. Tidak boleh terjadi keterlambatan waktupada

lintasan kritis, karena akan mempengaruhi umur proyek.Monitoring dan

pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network planning yang

selanjutnya akan digunakan Critical Path method (CPM) untuk dapat

mengendalikan waktu dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan

dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan.

Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan

proyek.

a. Man Power Schedule

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 21: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

30Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

Man power schedule merupakan bagian yang menganalisa kebutuhan tenaga kerja

untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot

kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang

pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu

(hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan,

dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal

kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan

menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material Schedule

Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.

Material schedulemenyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan

untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan Material schedule diperlukan untuk

menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan. Jenis

material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

Proyek Pembangunan RUSUNAWA dalam pengendalian waktu secara riil dapat

dimonitoring langsung dengan kurva S, sehingga dapat diketahui perencanaan,

pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa

dikendalikan. Bentuk Material scheduleyang diterapkan dalam kurva S

merupakan grafik hubungan antara bobot prestasi pekejaan dengan waktu

pelaksanaan.

Prestasi pekerjaan dapat diketahui dengan menghitung bobot tiap jenis pekejaan

dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian dibuat

rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan,

kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan terlebih

dahulu.

Adapun fungsi sebenarnya dari kurva S adalah:

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015

Page 22: BAB 2 Organisasi Dan Manajemen Proyek Ok

31Laporan Kerja Praktek

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Bantul, Yogyakarta

a) Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat sehingga jangka waktu

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat memenuhi jadwal yang ditentukan.

b) Untuk mempermudah bagi direksi atau pengawas dalam memeriksa dan

menilai sampai dimana prestasi kerja kontraktor.

Selama kerja praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah

dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a) Pengawasan Pekerjaan Penulangan

Pengawasan pekerjaan penulangan meliputi pekerjaan pemotongan,

pembengkokan, perangkaian tulangan, pengecekan diameter tulangan, pengecekan

jarak antar tulangan, penyambungan tulangan, jari-jari pembengkokan tulangan

serta pemeriksaan kesesuaian hasil perakitan telah sesuai dengan desain gambar.

b) Pengawasan Pekerjaan Bekisting

Pengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan

digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan triplek

dari kayu meranti yang memiliki tebal 15 mm. Pengecekan juga dilakukan pada

balok-balok kayu yang digunakan sebagai bekisting. Pemasangan bekisting

kolom, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur ukuran kolom dari as ke

as, sehingga didapat kolom yang simetris dan seragam. Papan yang digunakan

dalam bekisting plat adalah papan yang kuat menahan beban beton, sehingga

papan tidak melengkung dan menghasilkan permukaan yang rata.

c) Pengawasan Pekerjaan Cor

Proyek pembangunan RUSUNAWA ini pemadatan dilakukan dengan dua cara,

yaitu pemadatan manual dan pemadatan dengan vibrator. Pemadatan manual

menggunakan kayu panjang ataupun besi yang ditusuk-tusukkan ke beton atau

yang sedang di cor. Pemadatan manual ini dilakukan pada daerah pengecoran

yang jangkauannya masih mudah

BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bagus Hendri Setyawan

I0109015