TUGAS MANAGEMAN PROYEK
-
Upload
rani-nainggolan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of TUGAS MANAGEMAN PROYEK
1. Pengertian organisasi secara umum
organisasi memiliki arti penting dalam masyarakat karena organisasi dapat membantu
dan mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan & kehidupannya,organisasi bisa
sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan bermasyrakat,yang
paling utama organisasi merupakan tempat dan wadah aspirasi dari sekelompok individu yang
berbeda – beda tanpa adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu
kerja sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam
sebuah organisasi tersebut.
1.1 Pengertian organigasi menurut para ahli
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang
dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih.
4. Organisasi Menurut Ernest Dale
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan,
dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam
suatu kerja kelompok.
5. Organisasi Menurut CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu
dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi
tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
1.2 Teori perkembangan organisasi
Dibawah ini terdapat skema tentang pekembangan organisasi
Teori Manageman ilmiah
Teori neoklasikTeori klasik Teori Modern
Teori Birokrasi Teori Administrasi
Teori organisasi
1.2.1 Teori klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil
yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas. teori ini dapat dimisalkan dengan toet pada piano dimana disetiap nada memiliki
spesialisasi, apabila nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah seperti organisasi.
teori ini mulai berkembang pada tahun 1800-an (abat 19).
Teori organisasi menurut teori klasik
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan,
perana - peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja
sama.
Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat
unsur pokok yang muncul dalam organisasi formal:
a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan & Kepemimpinan
menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok:
a. Kekuasaan
b. Saling melayani
c. Doktrin
d. Disiplin
Adapun tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Seiring berkembangnya zaman teori klasik pun berkembang menjadi 3 aliran yaitu:
a. Teori birokrasi
Birokrasi berhubungan dengan organisasi masyarakat yang disusun secara ideal.
Birokrasi dicapai melalui formalisasi aturan, struktur, dan proses di dalam organisasi.
Para teoritikus klasik seperti Fayol (1949), Taylor (1911), dan Weber (1948), selama
bertahun-tahun telah mendukung model birokrasi guna meningkatkan efektivitas
administrasi organisasi. Max Weber adalah sosok yang dikenal sebagai bapak birokrasi.
Menurut Weber (1948), organisasi birokrasi yang ideal menyertakan delapan
karakteristik struktural.
Pertama, aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan
dan arah tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber
menggambarkan pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk
merencanakan tugas dan aktivitas organisasi.
Kedua, spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi
pekerja untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit.
Dengan memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas khusus tersebut, maka
produktivitas pekerja dapat ditingkatkan.
Ketiga, hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu
mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna menyelesaikan
tugas-tugas organisasi.
Keempat, pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang
mereka miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
mereka. Para manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis, dan
individu yang berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan tugasnya demi
perusahaan.
Kelima, mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab
memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang
berbeda. Mampu tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang relatif untuk
dibandingkan dengan anggota organisasi tertentu yang melaksanakan tugasnya-tugasnya.
Keenam, impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di antara
anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas organisasi. Menurut
prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada tujuan organisasi dan
mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri. Sekali lagi, ini menekankan prioritas yang
tinggi dari tugas-tugas organisasi di dalam perbandingannya dengan prioritas yang rendah
dari anggota organisasi individu.
Ketujuh, uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota
organisasi sebagai garis besar tugas formal dan tanggung jawab kerjanya. Pekerja harus
mempunyai pemahaman yang jelas tentang keinginan perusahaan dari kinerja yang
mereka lakukan.
Kedelapan, rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan
pencapaian tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan. Menurut
prinsip dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan pemangkasan
yang logis dan bisa diprediksikan.
Birokrasi menurut max weber :
Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin
(superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi
menekankan pada aspek “disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai
sistem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak
oleh siapa pun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-
akibatnya.
KELEBIHAN SISTEM BIROKRASI MAX WEBER:
Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi Dalam model
teori birokrasi Max Weber, ditekankan mengenai pentingnya peraturan. Weber
percaya bahwa peraturan seharusnya diterapkan secara rasional dan harusnya ada
peraturan untuk segala hal dalam organisasi. Tentunya, peraturan-peraturan itu tertulis.
Dengan demikian, organisasi akan mempunyai pedoman dalam menjalankan tugas-
tugasnya
KEKURANGAN SISTEM BIROKRASI MAX WEBER:
Hierarki Otoritas Yang Formal Malahan Cenderung Kaku Karena sistem
hierarki perusahaan, maka bawahan akan segan menyapa atasannya kalau tidak benar-
benar perlu. Hal ini menciptakan suasana formal yang malah cenderung kaku dalam
organisasi.
birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai departemen pemerintah
dan cabang-cabangnya memeperebutkan diri untuk mereka sendiri atas sesama warga
negara. Kamus teknik bahasa Italia terbit 1823 mengartikan birokrasi sebagai kekuasaan
pejabat di dalam administrasi pemerintahan.
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu
sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan
sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja
individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar (disarikan dari
Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam Setiwan,1998).
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai :
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang
pada hirarki dan jenjang jabatan
2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat
dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya didefinisikan sebagai
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh
rakyat,
2. Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
b. Teori administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori
administrasi berkembang sejak tahun 1990. teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar
sumbangan Henri Fayol dan Lynlali Urwick dari Eropa, serata Mooney dan Reiley di
Amerika.
Fayol mengatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat menjadi 6 kelompok :
1. Kegiatan teknikal (produksi,adaptasi).
2. Kegiatan komersial (pembelian, pertukaran).
3. Kegiatan finansial (pencarian suatu pengguna optimum dari modal).
4. Kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi).
5. Kegiatan akutansi (pentuan persedian, biaya, penyusunan neraca dan lapoaran rugi-
laba).
6. Kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberi perintah dan
pengawasan).
Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar
perkembangan teori administrasi. Prinsip-prinsip dari Fayol tersebut secara ringkas dapat di
uraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja, dengan adanya pembagian kerja atau spesialisasi akan meningkatkan
produktivitas, karena seseorang dapat memutuskan diri pada pekerjaan.
2. Wewenang dan tanggung jawab, wewenang adalah hak untuk memberi perintah. Seorang
anggota suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan organisasi
sesuai dengan kedudukannya.
3. Disiplin, harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan
organisasi.
4. Kesatuan perintah, untuk mengirangi kekacauan, kebingungan, dan konflik.
5. Kesatuan pengarahan, suatu organisasi akan efektif bila anggota-anggotanya bekerja
bersama berdasarkan tujuan-tujuan yang sama.
6. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
7. Balas jasa, pembayaran upah atau gaji harus bijaksana, adail, tidak eksploatif dan sedapat
mungkin memuaskan kedua blah pihak dan harus ada penghargaan atas pelaksanaan
tugas yang baik.
8. Sentralisasi, organisasi perlu mengatur tingkat keseimbangan optimum antara sentralisasi
dan desentralisasi.
9. Rantai skala, hubungan antara tugas-tugas disusun atas dasar suatu hirarki dari atas ke
bawah.
10. Aturan, konsepsi Fayol menyatakan bahwa harus ada suatu tempat untuk setiap orang,
dan setiap orang harus menduduki tempat yang memang seharusnya menjadi tempatnya.
11. Keadilan, keadilan juga berarti adanya kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Kelanggengan personalia, pentingnya adanya kelangsungan, keamanan, dan kepastian
kerja.
13. Inisiatif, dalam setiap tugas harus ada kemungkinan untuk menunjukan inisiatif sendiri
dalam menyelesaikan dan mengerjakan rencana di setiap tingkat.
14. Semangat Korps, “persatuan adalah kekuatan”. Pelaksanaan oprasi organisasi yang baik
perlu adanya kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggotanya.
Disamping itu, Fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi
elemen-elemen manajemen : perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Pembagian kegiatan-kegiatan administrasi atas fuingsi-
fungsi ini dikenal sebagaiFayol’s Fungctionalism atau teori fungsionalisme fayol. Mooney
dan Reilly menyebut Koordinasi sebagai faktor terpenting dalam perencanaan organisasi
maupun bangun teori yang mereka kemukakan. Mereka menekankan tiga perinsip oranisasi
yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan,
agama, militer dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah : 1)Prinsip koordinasi,
2)Prinsip skalar,3)Prinsip fungsional.
c. Manajemen Ilmiah
Bagaian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah
dikembangkan mulai sekitar tahun 1990 oleh Frederick Winslow Taylor, telah
dipergunakan cukup luas. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam
praktek-praktk manajemen modern. Manajemen iliah merupakan penerapan metode
ilmiah pada stidi, analisa, dan pemecahan maslah-masalah organisasai. Bagai kita yang
penting adalah memandang manajemen ilmiah sebagai teknik-teknik manajerial yang
sangat berharga. Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam
organisasi perusahaan, yaitu :
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengethuan tentang kerja yang ilmuah dan benar.
2. Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengenbangan para karyawan secara ilmiah,
agar memungkinkan para karyawan bekerja sabaik-baiknya sesuai dengan
spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan dan pengenbangan secara ilmiah
harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk
mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekankan biaya
produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan
mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai
upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
1.2.2 Teori Neoklasik
Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan
sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik
banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-
faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan
pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis
(emosi).
a. Perkembangan Teori Neoklasik
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik
ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener
dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
b. Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya
yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan
jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang
berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-
perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
c. Percobaan-percobaan Hawthone
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western
Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council
(Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu
system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut
juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja
phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan produktivitas. Akhirnya
percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi.
d. Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam organisasi yaitu perilaku
individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan
social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap
muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis
pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa
organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus,
1.2.3 Teori modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori modern sering disebut dengan teori “Analisa
Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori
organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang
berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan.
Perbedaan antara Teori Modern dan Teori Klasik
a. Teori klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan teori
modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b. Teori klasik membicarakan konsep koordinasi, skalar, dan vertikal sedangkan teori modern
lebih dinamis, sangat komplek, multi level, multi dimensi dan banyak variabel yang
dipertimbangkan.
Menyangkut hal itu pengertian organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun
dalam kelompok-kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi adalah
sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama. James D. Mooney dan Allen Reilly (1931) Menerbitkan sebuah buku
“ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan faktor
terpenting dalam perencanaan organisasi”.
Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
1. Prinsip koordinasi
2. Prinsip skalar dan hirarkis
3. Prinsip fungsional