Tugas proyek
-
Upload
naila-hanin -
Category
Education
-
view
347 -
download
6
Transcript of Tugas proyek
TUGAS PROYEK MATA PELAJARAN EKONOMI
“ANALISA INDEKS HARGA DAN INFLASI TERHADAP
HARGA AIR MINERAL BERBAGAI PRODUK”
Penyusun :
1. ARINI DWI PUTRI (07)
2. NAILA HANIN LAKSITA (28)
SMA Negeri 15 Surabaya
Jalan Menanggal selatan No.103 Surabaya
Tahun Ajaran 2016/ 2017
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PROYEK OLEH:
1. Arini Dwi Putri (Xi-3/07/ 10010)
2. Naila Hanin Laksita (Xi-3/28/ 10271)
“ANALISA INDEKS HARGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA AIR
MINERAL BERBAGAI PRODUK”
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dinilai
Surabaya , Januari 2016
Pembimbing
Herman hadiyanto ,SE,M.PA
NIP.19716719 200801 1008
SURAT KETERANGAN OBSERVASI
MOTTO
“ To get a success your courage must be grater than your fear”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menganalisa indeks
harga dan inflasi harga air mineral berbagai merek.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Surabaya, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
SURAT KETERANGAN OBSERVASI........................................................iii
MOTTO.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Tinjauan Pustaka.....................................................................................3
1. Indeks Harga......................................................................................3
2. Inflasi...............................................................................................10
3. Ketersediaan Air Bersih..................................................................16
B. Pemecahan Masalah..............................................................................20
1. Data Hasil Observasi.......................................................................20
2. Pembahasan.....................................................................................20
BAB III PENUTUP.........................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas ekonomi. Tema yang
diambil adalah Adiwiyata. Materi yang diambil mengenai indeks harga,
inflasi, dan ketersediaan air mineral. Penulisan ini memiliki tujuan untuk
mengetahui harga kenaikan atau turunnya dari tahun 2013 sampai 2015
serta mengetahui tingkat harga air mineral. Penulisan ini juga bermanfaat
unttuk menyikapi didalam mengkonsumsi air sebagai syarat pemenuhan
target adiwiyata. Karena saat ini ketersediaan air semakin sedikit yang
dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang semakin berkembang pesat.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Ditjen Sumber Daya Air
(2006), yang mengacu pada data yang disampaikan oleh World Water
Forum(2005), bahw asaat ini 25% populasi dunia mengalami masalah
kekurangan air minum dan satu dari tiga orang di dunia tidak mendapatkan
pelayanan sanitasi yang baik.Menjelang tahun 2025 sekitar 2,7 milyar jiwa
atau 30,33% populasi dunia akan menghadapi kekurangan air.World
Bank(2005),mengungkapkan bahwapemenuhan air bersih akan
memberipengaruh terhadap kesehatan, produktifitas ekonomi dan
perkembangan suatu negara.
Guna mengetahui indeks harga dan inflasi sangat menguntungkan
untuk mengetahui perkembangan ekonomi yang terjadi. Secara singkatnya
inflasi adalah kenaikan atau turunnya suatu harga dilihat dari indeks harga.
Oleh karena itu indeks harga memiliki kesinambungn dengan inflasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis terkait naik/ turunnya harga air mineral berbagai
merek tersebut, berdasarkan data obsevasi?
2. Bagaimana indeks harga dengan perhitungan angka indeks tidak
tertimbang dan agregrat tertimbang metode Laspeyres pada tahun 2014
dan 2015?
3. Bagaimana analisis hasil perhitungan kedua metode tersebut?
4. Bagaimana besarnya inflasi dari tahun 2014 ke tahun 2015 beserta
analisis dari perhitungan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Indeks Harga
a. Pengertian
Indeks harga merupakan sebuah rataan dari perubahan harga yang
proporsional pada suatu barang atau jasa tertentu antara dua periode
waktu. Perubahan harga dan kuantitas menunjuk pada barang-barang atau
jasa yang bersifat individual yang jelas berbeda satu sama lainnya dalam
sebuah kelompok poduk yang serupa. Kualitas yang berbeda pada jenis
produk yang sama harus diperlakukan berbeda pula sebagai jenis barang
atau jasa yang terpisah sesuai dengan konteks permasalahan.
b. Penyusunan Angka Indeks
Untuk menyusun angka indeks diperlukan langkah-langkah berikut:
1) Menentukan Tujuan
Penentuan tujuan harus jelas, karena berhubungan dengan
jenis data yang harus dikumpulkan. Misalnya, pemerintah ingin
menghitung Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maka
pemerintah harus mengumpulkan data harga-harga komoditas pada
tingkat grosir. Jika pemerintah ingin menghitung Indeks Harga
Konsumen (IHK) maka pemerintah harus mengumpulkan data
harga-harga komoditas pada tingkat eceran.
2) Menentukan Cara Pengambilan Data
Pengambilan data bisa dilakukan dengan cara sampel
(contoh) atau populasi (keseluruhan). Apabila ingin menghemat
biaya dan waktu maka sebaiknya cara sampel yang digunakan.
3) Memilih Sumber Data
Sumber data yang digunakan sebaiknya sama, karena tiap
sumber data memiliki teknis dan cara pengambilan data yang
berbeda sehingga menghasilkan data yang berbeda pula. Sebagai
contoh, jumlah pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja
akan berbeda dengan data jumlah pengangguran menurut BPS
(Biro Pusat Statistik). Oleh karena itu, bila ingin menghitung angka
indeks jumlah pengangguran, sebaiknya pilih salah satu sumber
data agar datanya konsisten.
4) Memilih Tahun Dasar (Base Year)
Tahun dasar adalah tahun yang dipakai sebagai dasar
perhitungan. Angka indeks pada tahun dasar selalu diberi nilai 100.
Jadi, bila pada suatu tahun angka indeksnya melebihi 100
(melebihi tahun dasar) artinya telah terjadi kenaikan. Dan bila
angka indeksnya di bawah 100, berarti telah terjadi penurunan.
Misalnya, jika tahun 2000 dipakai sebagai tahun dasar maka angka
indeks tahun 2000 pasti bernilai 100. Jika setelah dihitung ternyata
angka indeks tahun 2001 sebesar 122, berarti telah terjadi
kenaikan.
Sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam
memilih tahun dasar, yaitu:
a) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya merupakan tahun pada saat
keadaan perekonomian sedang stabil (tidak dalam keadaan
inflasi atau deflasi yang tinggi).
b) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya jangan terlalu jauh dengan
tahun yang ingin dihitung angka indeksnya. Sebaiknya jarak
tahun yang dihitung dengan tahun dasar tidak lebih dari 10
tahun.
5) Memilih Metode Penghitungan
Secara garis besar ada dua macam metode penghitungan,
yaitu metode tidak tertimbang dan tertimbang. Metode tidak
tertimbang tidak menggunakan faktor penimbang, sedangkan
metode tertimbang menggunakan faktor penimbang. Faktor
penimbang adalah faktor yang digunakan untuk membedakan
pentingnya suatu barang terhadap barangbarang yang lain. Jika
memilih metode tertimbang, kita harus menentukan faktor
penimbang yang tepat.
c. Jenis Indeks Harga
1) Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang menggambarkan
perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung
dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang
dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsimsi aktual
masyarakat.
2) Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang
dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli
oleh produsen meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi.
Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga
pada awal sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung yang
dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran. Indeks harga
produsen biasa disebut juga indeks harga grosir (wholesale price
index).
3) Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani. Indeks
harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup
maupun untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung
indeks dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja
yang dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh disebut indeks
paritas. Rasio antara indeks harga yang harus dibayar oleh petani
dengan indeks paritas dalam waktu tertentu disebut rasio paritas
(parity ratio).
d. Metode Perhitungan
Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Oleh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang tepat
agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pada
dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu
sebagai berikut:
1) Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak ditimbang (simple
agregative methode) dibagi dalam bentuk agregatif sederhana dan
rata-rata harga relatif atau agregative relative.
2) Angka indeks yang ditimbang, dibagi menjadi bentuk agregatif
sederhana dan rata-rata harga relatif tertimbang.
Perhatikan pembahasan berikut ini.
1) Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif
Sederhana.
a) Angka indeks harga (price = P)
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
b) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)
Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
c) Angka indeks nilai (value = V)
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
2) Angka Indeks Tertimbang
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan
beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada
pembahasan berikut ini.
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga
tidak tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai.
Perhatikan pembahasan berikut ini.
1) Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif
Sederhana.
Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak
tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak
pembahasannya masing-masing.
a) Angka indeks harga (price = P)
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
b) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)
Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
c) Angka indeks nilai (value = V)
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka
indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
Penghitungan angka indeks dengan metode agregatif sederhana
mempunyai kebaikan karena bersifat sederhana, sehingga mudah cara
menghitungnya. Akan tetapi, metode ini mempunyai kelemahan yaitu
apabila terjadi perubahan kuantitas satuan barang, maka angka
indeksnya juga akan berubah.
2) Angka Indeks Tertimbang
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan
beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada
pembahasan berikut ini.
a) Metode agregatif sederhana
Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat
dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
b) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan
faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
c) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan
faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka
indeksnya) atau Qn.
Keterangan:
IP = angka indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
d) Metode Drobisch and Bowley
Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
D = angka indeks Drobisch
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
e) Metode Irving Fisher
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan
angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi
dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks
Paasche.
f) Metode Marshal Edgewarth
Menurut metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan cara
menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n,
kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga
pada tahun n.
Angka indeks Marshal Edgewarth dapat dirumuskan sebagai berikut.
2. Inflasi
a. Pengertian
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang
secara terus-menerus. Ini tidak bearti bahwa harga-harga berbagai
macam barang itu nik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat
terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat
kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu
periode tertent. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun
dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.
b. Penyebab Terjadinya Inflasi
1) Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan
bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya
permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi
meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan
total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang
berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal
dengan istilah demand pull inflation.
2) Desakan biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)
sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang
dihasilkan ikut naik.
c. Jenis-Jenis Inflasi
1) Jenis Inflasi Menurut Sifatnya
Laju Inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain
atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar
besarnya laju inflasi maka dapta dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:
a) Merayap (creeping inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10%
pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan
persentase yang kecit serta dalam jangka yang relatif lama.
b) inflasi menengah (galloping inflation)
Ditandai dengan kenaikanharga yang cukup besar dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai siat akselarasi (harga dalam
waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap perekonomian
lebih besar dari pada inflasi yang merayap (creeping inflation)
c) inflasi tinggi (hyper inflation)
Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga –
harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi
berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot
dengan tajam seingga ingin ditukarkan dengan uang sehingga
perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan ini timbul apa bila pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan
mencetak uang.
2) Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
a) Demand-pull inflation
inflasi ini bermula dari adanya kenaikan pemintaan total
(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati
kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan
kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping kenaikan harga
dapt juga menaikkan hasil produksi (output).
b) Cost-push inflation
Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation
biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.
Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul
biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran
total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
d. Cara Menghitung Inflasi
Dalam perhitungan angka indeks ada berbagai metode. Ada inflasi yang
dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya Hidup,
Indeks Harga Produsen, dll. Namun saat ini lebih sering menggunakan IHK
untuk mengitung inflasi. Hal itu dikarenakan IHK menghitung rata-rata dari
barang karena IHK menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga ( household ). Jenis barang dan jasa tersebut
dikelompokkan menjadi 7 kelompok, yaitu bahan makanan; makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan;
pendidikan, rekreasi dan olahraga; transpor dan komunikasi. Kelompok
tersebut sudah sangat cukup mewakili “harga-harga secara umum”, oleh
karenanya IHK paling sering dipake untuk ngitung inflasi. Berikut rumus
menghitung inflasi:
Keterangan:
IHKt = indeks harga yang ingin dihitung.
Ihkt-1 = indeks harga pada tahun dasar
e. Dampak Terjadinya Inflasi
1) Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri
tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas
tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang
bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi
2) Bagi para penabung
Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata
uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga,
tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Jika
orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan
dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
3) Bagi debitur dan kreditur
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi
menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,
nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini
terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen dapat menghentikan produksinya untuk
sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti laju inflasi,
dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
4) Bagi perekonomian nasional
a) Investasi berkurang.
b) Mendorong tingkat bunga.
c) Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif.
d) Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan.
e) Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang
akan datang.
f) Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.
g) Menimbulkan defisit neraca pembayaran.
h) Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
f. Cara Pengendalian inflasi
1) Kebijakan Moneter
seperti yang telah disebutkan di atas, peran bank sentral dalam
mengatasi inflasi adalah dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
Kebijakan yang diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan
kebijakan moneter, yaitu dengan menggunakan cara-cara sebagai
berikut:
a) Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral
untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan
dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat
bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan
uangnya di bank daripada menjalankan investasi.
b) Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan
membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual
suratsurat berharga diharapkan uang akan tersedot dari
masyarakat.
c) Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank
Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan
menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari
bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d) Pengawasan kredit secara selektif.
2) Kebijakan Fiskal
Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat juga memberlakukan
kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan
penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam
kebijakan fiskal adalah
a) pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN)
b) peningkatan tarif/pajak.
3) Kebijakan Nonmoneter
Selain dua kebijakan di atas ada juga yang disebut kebijakan
nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut:
a) Peningkatan produksi.
b) Kebijakan upah.
c) Pengawasan harga.
3. Ketersediaan Air
Air di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai ratusan
tahun. Berikut runtutan tahun perkembangan air mineral di Indonesia`;
1400an
Pada masa itu air yang merupakan minuman sehari-hari orang Asia
Tenggara dialirkan dari gunung mengalir kerumah-rumah penduduk
denganpipabambu.
1600an
Pada tahun 1600 air minum disalurkan langsung ke Istana-istana
sedangkan sumur hanya diperuntukan bagi daerah yang jauh dari sungai.
Tahun 1613 dimulailah penjajahan Belanda melalui misi dagangnya yang
terkenal VOC,mereka membumi hanguskan Bandar Sunda Kelapa dan
mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, resmilah Belanda menjajah
Indonesia dengan diselingi oleh penjajah Perancis ( 1808-1811) dan
penjajahan Inggris (1811-1816),waktu itu air minum masih sangat
sederhana dengan memanfaatkan sumber air permukaan (sungai) .
Di Asia Tenggara pada masa itu mempunyai kebiasaan untuk
mengendapkan air sungai dalam gentong atau kendi selama 3 minggu atau
satu bulan untuk mendapatkan air minum yang sehat.
1800an
Pada tahun 1817 penduduk mulai memasak air terlebih dulu dan diminum
hangat-hangat untuk menjamin kebersihan dan kesehatan dan kebiasaan.
Pada tahun 1818 salah satu syarat penting yang ditentukan oleh Belanda
untuk pemilihan pusat kota serta Istana Raja ditentukan oleh faktor
Di tahun 1882 tercatat keberadaan air minum yang mempunyai kualitas
jernih dan baik,dijual oleh pemilik tanah dengan harga F 1,5 per drum,
sedangkan untuk air sungai dijual 2-3 sen per pikul (isi dua kaleng minyak
tanah).
Pada masa pra-kemerdekaan, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 -
1890) mulai membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan
bendungan yang mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda tahun 1890, memberikan hak
konsesi kepada pengusaha Belanda Mouner dan Bernie, yang dinilai
berjasa merintis penyediaan air bersih. Konsesi ini berupa pengelolaan
mata air untuk dialirkan ke kota dengan memasang pipa sepanjang 20
kilometer selama dua tahun. Tahun 1900, pemerintah Hindia Belanda
mendirikan perusahaan air minum dan instalasinya diresmikan tiga tahun
kemudian. Untuk memberikan proteksi pada perusahaan tersebut,
pemerintah mewajibkan penghuni rumah mewah untuk menjadi
pelanggan. Tiga tahun setelah berdirinya perusahaan air minum itu,
sambungan instalasi air minum mencapai 1.588 pelanggan. Status
perusahaan air minum pada bulan Juli 1906 dialihkan dari pemerintah
pusat menjadi dinas air minum kotapraja (kini PDAM).
1900-1945
Pada tahun 1905 terbentuklah Pemerintah Kota Batavia dan pada tahun
1918 berdiri PAM Batavia dengan sumber air bakunya berasal dari Mata
Air Ciomas, pada masa itu penduduk kurang menyukai air sumur bor yang
dibangun PAM Batavia, karena bila dipakai menyeduh teh menjadi
berwarna hitam (kandungan Fe/besi nya tinggi).
Pada waktu itu, saat orang bepergian dengan kereta api sering merasakan
haus yang luar biasa,karena panasnya udara didalam kereta.Pada saat
kondisi seperti itulah tempat yang dituju adalah Restorka,(restoran pada
jaman dulu) dan yang dijual di Restorka biasanya adalah kopi,susu,dan
teh.Orang mulai berpikir bagaimana menyajikan air putih dalam botol. Ide
menjual air putih dalam botol inilah yang mendasari orang menjual air
mineral dalam kemasan,yang pada masa itu hanya bisa dinikmati oleh
bangsawan belanda karena harganya yang tinggi.
1945-1965
Indonesia memasuki era kemerdekaan, terlepas dari pemerintahan
Belanda, Indonesia masih menata urusan pembanguan, perbaikan dan
perluasan Gedung Gedung Negara. Pemerintah Pusat belum menangani air
minum dikarenakan keterbatasan keuangan serta tenaga ahli dibidang air
minum.
Tahun 1953 dimulailah pembangunann kota kota baru, pada saat itu
dilakukan pelimpahan urusan air minum ke pemerintah Propinsi
Ditahun 1959 terbentuklah Djawatan Teknik Penjehatan yang mulai
mengurusi air minum, dimulai pembangunan air minum di kota Jakarta
(3.000 l/dt), Bandung (250 l/dt), Manado (250 l/dt), Banjarmasin (250
l/dt), Padang (250 l/dt) dan Pontianak (250 l/dt) dengan sistim “turn key
project” loan dari Pemerintah Perancis. Terbitlah UU no. 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah dan mulailah dibentuk PDAM sampai
sekarang.
1969-1973(PelitaI)
Dalam Pelita I (1969 - 1973), kebijaksanaan pembangunan air minum
dititikberatkan pada rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang
telah ada,Pembangunan air minum didanai melalui pinjaman OECF
(overseas economic cooperation fund)
Pada tanggal 7-8 April 1972 lahir PERPAMSI yang merupakan organisasi
persatuan perusahaan-perusahaan air minum seluruh Indonesia.
1974-1978(PelitaII)
Pada Pelita II (1974 - 1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air
bersih, perencanaan rinci dan pembangunan fisik di sejumlah kota Pada
saat itu Pemerintah mulai menyusun Rencana Induk (master plan) Air
1979-1983(PelitaIII)
Periode berikutnya pembangunan sarana air minum diperluas sampai kota-
kota kecil dan ibu kota kecamatan Diawal tahun 1981 pula diperkenalkan
“dekade air minum” (Water Decade) yang dideklerasikan oleh PBB..
1984-1988(PelitaIV)
Pada Pelita IV (1984 - 1988) pembangunan sarana air minum mulai
dilaksanakan sampai ke perdesaan.Pada tahun 1984 lahir Direktorat Air
Bersih melalui SK MenPU 211/KPTS/ 1984 yang mempunyai tugas
nelaksanakan pembinaan sector air minum.
989-1993(PelitaV)
Pelita V (1989 - 1993) diharapkan merupakan tahap kerangka lepas landas
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJP-II), dimana
pembangunan sarana air minum diarahkan bukan hanya untuk melayani
kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk menunjang sektor-sektor
industri, perdagangan dan pariwisata
1994-1998(PelitaVI)
Terjadilah krisis moneter, yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan, yang disertai dengan pergantian pemerintahan beberapa
kali, telah mempengaruhi perkembangan air minum di Indonesia, banyak
PDAM yang mengalami kesulitan, baik karena beban utang dari program
investasi pada tahun-tahun sebelumnya, maupun akibat dari dampak krisis
ekonomiyangterjadi.
Tahun2002
Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Tahun2004
Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan
perundangan yang memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya
UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA (sumber daya air).
Tahun2005
Setelah 60 tahun Indonesia merdeka ditahun ini Indonesia baru memiliki
peraturan tertinggi disektor air minum dengan terbitnya PP (peraturan
pemerintah) No 16 tentang Pengembangan SPAM (sistim penyediaan air
minum).
Pada tahun inilah mulai bermunculan produk air minum kemasan & air
mineral.
Tahun2006-2011
Bisnis air minum mulai menjamur,tercatat ada lebih dari 500 air minum
produk lokal, dan 100 lebih produk asing yang diimport ke negara ini.
B. Pemecahan masalah
1. Data Hasil Observasi
Adapun hasil observasi yang telah dilakukan pada toko Agung, tanggal 12
Januari 2016 mengenai harga (p) dan jumlah (Q) air mineral dari berbagai
merek adalah sebagai berikut:
Data Hasil Observasi
Harga dan Jumlah Air Mineral
dari Berbagai Merek
No. JenisAir Mineral P-2013 P-2014 P-2015 Q-2013 Q-2014 Q-2015
1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 Rp38.000 411 499 524
2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 Rp44.000 348 383 413
3 Le Minerale 600
ml
- - Rp35.000 - - 372
4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 Rp27.000 432 497 581
5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 Rp26.000 287 391 452
Sumber: Data Observasi
Berdasarkan data hasil observasi diatas air mineral yang di
observasi adalah 1 karton Aqua 600 ml, 1 karton Cleo 600ml, 1 karton Le
Minerale 600 ml, 1 karton Club 600 ml, 1 karton Vit 600 ml. Yang mana
1 kartonnya berisi 24 botol. Berbagai merk tersebut nantinya digunakan
sebagai acuan untuk pembahasan tugas proyek ini.
2. Pembahasan
Sebagaimana pembahasan pada tahap ini dibatasi bahasan rumusan
masalah sebagai berikut:
a) Bagaimana analisis terkait naik turunnya harga air mineral berbagai
merek?
Data Hasil Observasi
Harga (p) dan jumlah (Q)
dari Berbagai Merek Air Mineral
No Jenis air mineral P-2013 P-2014 P-2015 Q-2013 Q-2014 Q-2016
1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 Rp38.000 411 499 524
2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 Rp44.000 348 413
3
Le Minerale 600
ml - -Rp35.000
- - 372
4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 Rp27.000 432 497 581
5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 Rp26.000 287 391 452
jumlah
Rp124.50
0Rp129.500 Rp170.000
1478 1770 2242
Sumber: Data Diolah
Dari data yang telah diobservasi air mineral mengalami perubahan
harga yang setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2014 jumlah harga
dari berbagai merk sebesar Rp. 129.500 sehingga terjadi selisih harga
dengan jumlah harga air mineral antara tahun 2013 dan 2014 . Selisih
tersebut dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah harga dari
berbagai merek air mineral pada tahun 2014 dan jumlah harga dari
berbagai merek air mineral pada tahun 2013.adalah 129. 500-124.500
= 5000. Jadi selisih harga dari berbagai merek air mineral sebesar Rp.
5000.
Sedangkan pada tahun 2015 jumlah harga air mineral dari berbagai
merek sebesar Rp. 170.000. sehingga terjadi selisih harga dengan
jumlah harga air mineral antara tahun 2014 dan 2015 . Selisih
tersebut dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah harga dari
berbagai merek air mineral pada tahun 2015 dan jumlah harga dari
berbagai merek air mineral pada tahun 2014 adalah 170. 000-129.500
= 40. 500. Jadi selisih harga dari berbagai merek air mineral sebesar
Rp. 40. 500.
Selisih tersebutlah merupakan perubahan harga pada air mineral
berbagai merek. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 mengalami
perubahan harga yang sangat besar dikarenakan terproduksinya air
mineral yang baru di pasar. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 air
mineral merek Le Minerale belum dijual di pasar sehingga jumlah dan
selisih harga pada tahun 2013 dan 2014 lebih sedikit daripada tahun
2015. Perubahan harga yang terus meningkat itulah yang
membutikanbahwa setiap tahunnya kebutuhan air meningkat karena
jumlah permintaan air juga meningkat.
b) Bagaimana indeks harga dengan perhitungan angka indeks tidak
tertimbang dan agregrat tertimbang metode laspeyres pada tahun 2014
dan 2015?
1) Indeks Tak Tertimbang
Berikut adalah perhitungan indeks harga dengan cara tak
tertimbang:
No Jenis air mineral P-2013 P-2014
1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000
2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500
3 Le Minerale 600 ml - -
4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000
5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000
jumlah Rp124.500 Rp129.500
Sumber: Data Diolah
IP2014 = ∑ Pn∑Po x 100%
= 129.000124500 x 100%
= 104 %
No Jenis air mineral P-2014 P-2015
1 Aqua 600 ml Rp37.000 Rp38.000
2 Cleo 600 ml Rp42.500 Rp44.000
3 Le Minerale 600 ml - Rp35.000
4 Club 600 ml Rp25.000 Rp27.000
5 Vit 600 ml Rp25.000 Rp26.000
jumlah Rp129.500 Rp170.000
Sumber: Data Diolah
IP2015 = ∑ Pn∑Po x 100%
= 170.000129.000 x 100%
= 131,3 %2) Angka Indeks Tertimbang Metode Laspeyres
Berikut perhitungan angka indeks tertimbang metode Laspeyres:
No Jenis air mineral P-2013 P-2014 Q-2013 Pn x Qo Po x Qo
1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 411 15. 207.000 14. 796. 000
2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 348 14. 790.000 14. 268. 000
3 Le Minerale 600 ml - - - 0 0
4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 432 10. 800.000 10. 152. 000
5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 287 7. 175. 000 6. 888. 000
jumlah Rp124.500 Rp129.500 1478 47. 972. 000 46. 104. 000
IL 2014 = ∑(Pn .Qo)∑(Po .Qo)
x 100%
= 47. 972. 00046.104 .000x 100%
= 104 %
No Jenis air mineral P-2014 P-2015 Q-2014 Pn x Qo Po x Qo
1 Aqua 600 ml Rp37.000 Rp38.000 499 18. 962.000 18. 463. 000
2 Cleo 600 ml Rp42.500 Rp44.000 16. 852.000 16. 277. 500
3 Le Minerale 600 ml - Rp35.000 - 0 0
4 Club 600 ml Rp25.000 Rp27.000 497 13. 419. 000 12. 425. 000
5 Vit 600 ml Rp25.000 Rp26.000 391 10. 166.000 9. 775. 000
jumlah Rp129.500 Rp170.000 1770 59. 399. 000 56. 940. 000
Sumber: Data Diolah
IL 2014 = ∑(Pn .Qo)∑(Po .Qo)
x 100%
= 59.399 . 00056.940 . 000x 100%
= 104, 3 %
c) Bagaimana analisis hasil perhitungan kedua metode tersebut?
Berikut Analisis perhitungan kedua metode tersebut sebagai berikut:
Untuk metode indeks harga tidak tertimbang pada tahun 2014
sebesar 104% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4% dengan
asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%.
Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun
2014 terhadap jumlah harga pada tahun 2013. Hal ini disebabkan
jumlah harga tahun 2014 lebih besar dari jumlah harga tahun 2013.
Sedangkan pada tahun 2015 sebesar 131% sehingga menyebabkan
kenaikan sebesar 31,3% dengan asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun
2014 sebesar 100%. Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah
harga pada tahun 2015 terhadap jumlah harga pada tahun 2014. Hal
ini disebabkan jumlah harga tahun 2015 lebih besar dari jumlah harga
tahun 2014.
Untuk metode Laspeyres indeks harga pada tahun 2014 sebesar
104% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4% dengan asumsi
Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%. Penghitungannya
dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun 2014 dengan jumlah
barang pada tahun 2013 terhadap jumlah harga pada tahun 2013
dengan jumlah barang pada tahun 2013. Hal ini disebabkan jumlah
harga tdan jumlah barang ahun 2014 lebih besar dari jumlah harga dan
barang tahun 2013.
Sedangkan indeks harga metode Laspeyres pada tahun 2015
sebesar 104,3% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4,3%
dengan asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%.
Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun
20145dengan jumlah barang pada tahun 2014 terhadap jumlah harga
pada tahun 2014 dengan jumlah barang pada tahun 2014. Hal ini
disebabkan jumlah harga tdan jumlah barang ahun 2015 lebih besar
dari jumlah harga dan barang tahun 2014.
d) Bagaimana besarnya inflasi dari tahun 2014 ke tahun 2015 beserta
analisis dari perhitungan tersebut?
Berikut besarnya inflasi dan analisisnya dari tahun 2014 ke tahun
2015:
Untuk menganalisis suatu besarnya inflasi perlu juga diketahui
perhitungannya. Perhitungannya menggunakan Indek Harga dengan
metode tertimbang.
Pada akhir tahun 2014 Indeks Harga Konsumen adalah 104% dan
diakhir tahun 2015 Indeks Harga Konsumen naik menjadi 104,3%.
Perhitungan indeks harga tersebut menggunakan metode Laspeyres.
Maka tingkat Inflasi yang terjadi pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Laju inflasi dihitung dengan cara menguragi indeks harga antara
tahun 2014 dan 2015 terhadap indeks harga 2014 dikali dengan 100%.
Secara matematis dapat dihitung dengan
Laju inflasi = IHK 2015−IHK 2014
IHK 2014 X 100%
= 104,3−104
104 X 100%
= 0,2 %
Jadi inflasi pada tahun 2015 sebesar 0,2%. Hal itu termasuk tingkat
inflasi ringan karena dibawah 10%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan menggunakan metode tak tertimbang kenaikan harga pada tahun
2014 dan 2015 sebesar 4% dan 31,3%. Sedangkan dengan metode
Laspeyeres kenaikan harga pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 4% dan
4,3%.
2. Laju iinflasi pada tahun 2015 dengan perhitungan Laspeyres adalah
sebesar 0,2% yang termasuk tingkat inflasi ringan.
B. Saran
Sesuai dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka kami menyarankan
sebagai berikut:
1. Sebaiknya penggunaan air dilakukan dengan baik dan benar karena hal ini
dapat menyebabkan kenaikan harga air mineral.
2. Sebaiknya kkonsumen manjadi cerdas dalam pengkonsumsian air
mineral, agar tidak terjadinya inflasi yang meningkat tiap tahunnya. Hal
itu disebabkan pasokan air berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
https://hakimsan.wordpress.com/tag/rumus-inflasi/
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/
Disagregasi.aspx
http://irwansyahtheprinceoflove.blogspot.co.id/2014/05/normal-0-false-
false-false-en-us-x-none.html
http://sholikhudin-arif.blogspot.co.id/2013/03/cara-menghitung-indeks-
harga-dengan.html
https://www.google.com/search?q=cara+menghitung+inflasi&ie=utf-
8&oe=utf-8
http://www.artikelsains.com/2015/01/pengertian-inflasi-dan-cara-
menghitung.html
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-macam-penyusunan-
angka-indeks.html