Tugas Makalah VIRUS Gilang 140410130085

download Tugas Makalah VIRUS Gilang 140410130085

of 17

Transcript of Tugas Makalah VIRUS Gilang 140410130085

  • TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR

    VIRUS (VIROLOGI)

    NAMA : Gilang Muhamad Nur Iqbal

    NPM : 140410130085

    DEPARTEMEN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2014

  • DAFTAR ISI

    Daftar Isi ......................................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................

    1.3 Tujuan ....................................................................................................

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Virus .....................................................................................

    2.2 Struktur dan Anatomi Virus .................

    2.3 Ciri ciri Virus .......

    a. Ukuran Virus ..

    b. Bentuk Tubuh .........................................................................

    c. Cara Hidup .................................................................................

    d. Cara Berkembang biak .............................................................................

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan ..............................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme

    biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi

    dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular

    untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di

    luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam

    nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam

    bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi

    ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan

    genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

    Hampir semua di antara kita pernah menderita flu. Flu atau influenza

    merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain influenza, berbagai

    penyakit yang mematikan juga disebabkan oleh virus. Contohnya adalah AIDS dan flu

    burung. Hal tersebut mendorong manusia untuk terus bekerja keras mempelajari virus

    guna menemukan obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkannya.

    Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel

    eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara

    istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel

    prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering

    diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan

    fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu

    terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan

    HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik

    tembakau/TMV). Ukurannya sekitar 25-300 mikron. Ukuran virus disebut juga ukuran

  • renik. Oleh sebab itu, virus tidak bisa dilihat dengan mata atau mikroskop biasa, tapi

    harus menggunakan mikroskop elektron.

    1.2 Rumusan Masalah

    a) Apa yang di maksud dengan virus

    b) Bagaimana struktur dan anatomi virus

    c) Bagaimana virus bereproduksi

    d) Apa saja contoh-contoh virus

    e) Bagaimana peranan virus dalam kehidupan

    f) Apakah yang dimaksud anti virus

    g) Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?

    1.3 Tujuan

    a) Untuk mengetehui devinisi virus

    b) Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus

    c) Untuk mengetahui reproduksi virus

    d) Untuk mengetahui contoh-contoh virus

    e) Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan

    f) Untuk mengetahui anti virus

    g) Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya

  • BAB II

    PENDAHULUAN

    2.1 Pengertian Virus

    Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan

    komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya

    secara utuh disebut VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh

    sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics.

    Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup

    Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus

    menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan

    makhluk hidup.

    Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.

    2.2 Struktur dan Anatomi Virus

    Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya

    dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil

    daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus

    terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus

    terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.

    1. Kepala

    Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit

    protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.

  • 2. Kapsid

    Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer.

    Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai

    polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai

    pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.

    3. Isi tubuh

    Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi

    disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi

    kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus

    dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus

    influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.

    4. Ekor

    Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri

    atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang

    menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.

    Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri

    dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.

    Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.

    Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa

    ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa

    DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.

  • Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi

    lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa

    berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri

    atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit

    protein yang disebut kapsomer.

    Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)

    terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein

    nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar

    1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut

    nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang

    didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada

    selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan

    pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.

    Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu

    berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari

    ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun

    dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk

    kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai

    contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk

    kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi

  • lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam

    penginfeksian sel.

    Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur

    tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki

    selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung

    fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein

    yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga

    membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis

    bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada kepala kapsid. Serabut-

    serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.

    Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,

    sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme

    penginfeksian sel inang.

  • 2.3 Ciri ciri Virus

    Ciri-ciri virus meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungi, cara hidup serta cara

    reproduksinya.

    a. Ukuran virus

    Ukuran virus berkisar antara 25-300 nm. Virus yang berukuran 25 nm

    dijumpai pada virus penyebab polio. Sedangkan virus yang berukuran 100 nm

    misalnya Bakteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage), yaitu virus

    yang berukuran lebih kurang 300 nm contohnya adalah TMV ( Tobacco

    Mosaic Virus).

    Beberapa ukuran virus

  • b. Bentuk tubuh

    Bentuk tubuh virus sangat bervariasi . Virus yang berbentuk bulat

    contohnya adalah virus influenza (Influenza virus) dan HIV penyebab AIDS.

    Virus juga ada yang berbentuk oval, seperti virus rabies (Rabiez virus). Bentuk

    batang dijumpai pada TMV , bentuk jarum dijumpai pada Tungrovirus (virus

    penyebab kekerdilan pada batang padi), dan bentuk seperti huruf T dijumpai

    pada Bakteriofag. Sedangkan bentuk polihedral contohnya adalah pada

    Adenovirus (penyebab penyakit demam).

    Rabiez virus (kiri) dan Tungrovirus (kanan)

    Beberapa bentuk Virus

  • c. Cara hidup

    Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada

    didalam sel makhluk hidup yang lain. Berbagai makhluk hidup dapat terserang

    virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri.

    Virus yang menginfeksi bakteri disebut sebagai bakteriofag atau

    disingkat fag. Virus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit

    pada manusia, misalnya cacar, polio, hepatitis, mata belek, influenza, demam

    berdarah, diare, ebola, dan AIDS. AIDS disebabkan oleh HIV yang

    menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus yang menginfeksi hewan misalnya

    yang menyebabkan penyakit sampar pada ayam, anjing gila (rabies), dan

    penyakit kuku pada ternak. Virus yang menyerang tumbuhan misalnya

    penyebab penyakit mosaik pada tembakau, kanker pada jeruk, dan busuk pada

    sayuran.

    Virus yang menyerang tanaman biasanya ditularkan pada serangga.

    Serangga yang mengisap atau memakan tanaman yang terkena virus dapat

    menularkannya ke tanaman lain. Virus yang menyerang manusia dapat

    ditularkan baik secara kontak langsung maupun tak langsung dengan

    penderita. Polio dan hepatitis dapat ditularkan melalui air sumur yang

    tercemar, piring makan, sendok makan, dll. Cacar, mata belek dan polio dapat

    ditularkan melalui kontak langsung. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk

    aedes agypti. HIV ditularkan melalui darah, cairan sekresi vagina, semen

    (ejakulasi), air susu, hubungan kelamin, jarum suntik, dan transfusi darah.

    Selain itu juga dapat ditularkan melalui plasenta ibu hamil ke janinnya.

    Virus harus dibiakkan didalam jaringan makhluk hidup. Di

    laboratorium, virus dapat dibiakkan didalam embrio telur ayam

  • d. Cara berkembang biak

    Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk

    reproduksinya virus hanya memerlukan asam nukleat. Karena dapat

    melakukan reproduksi, maka virus dianggap sebagai makhluk hidup

    (organisme).

    Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di

    dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai

    inang atau hospesnya. Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah

    bakteri, jaringan embrio, hewan, tumbuhan, dan manusia. Proses reproduksi

    virus disebut replikasi (penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus

    semenjak menempel pada sel inang sampai terbentuknya virus yang baru

    melibatkan siklus litik dan siklus lisogenik.

    Siklus litik dan lisogenik BakteriofagSiklus litik adalah replikasi virus yang

    disertai dengan matinya sel inang setelah terbentuk anakan virus yang baru.

    Siklus litik virus yang telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus

    litik virus T (Bacteriophage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia

    coli (bakteri yang terdapat di dalam colon atau usus besar manusia).

  • Siklus litik Bakteriofag terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase

    penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi, dan fase pemecahan sel inang.

    Berikut penjelasannya.

    1) Fase Adsorbsi

    Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau melekat pada bagian

    tertentu dari dinding sel bakteri yang masih dalam keadaan normal. Daerah

    itu disebut daerah reseptor (receptor site atau receptor spot). Virus yang

    menyerang bakteri E. coli, memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi

    merusak atau menselubungi dinding sel bakteri.

    2) Fase injeksi

    Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri E. coli yang

    telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran dari tubuh virus T

    dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini ADN virus merusak ke

    dalam sitoplasma bakteri dan bercampur dengannya.

    3) Fase eklifase

    Pada fase ini, setelah bercampur dengan sitoplasma bakteri, ADN virus

    mengambili alih kendali ADN bakteri. Pengendalian ini terjadi di dalam

    proses penyusunan atau sintesis protein di dalam sitoplasma bakteri.

    Seterusnya ADN virus mengendalikan sintesis protein kapsid virus.

    4) Fase replikasi (fase sintesis : penyusunan)

    Virus baru pada fase ini mulai dibentuk. ADN virus T mengadakan

    pembentukan atau penyusunan ADN virus yang baru, dengan

    menggunakan ADN bakteri sebagai bahan materinya, serta membentuk

    selubung protein kapsid virus. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul

    ADN baru virus yang lengkap dengan selubungnya. Setiap sel bakteri

    E.coli yang diserang oleh virus T dapat menghasilkan 200-300 virus T yang

    baru.

  • 5) Fase pemecahan sel inang atau litik

    Setelah terbentuk virus T yang baru, dinding sel bakteri akan pecah (litik).

    Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut akan keluar dan siap untuk

    menyerang sel bakteri E.coli yang baru (yang lain).

    Selain secara litik, reproduksi virus juga bisa terjadi secara lisogenik. Pada

    siklus lisogenik, ADN atau ARN virus menempel pada kromosom sel inang

    (membentuk profage) dan mengadakan replikasi. Bedanya dengan siklus litik, pada

    siklus lisogenik sel inang tidak pecah atau mati, sehingga setiap kali sel inang

    membelah di dalamnya juga terdapat virus-virus yang berkembangbiak.

    Daur lisogenik diawali dengan fase adsorbsi, dan injeksi seperti daur litik.

    Setelah itu, virus masuk ke penggabungan, fase pembelahan, fase sintesis, fase

    perakitan, dan akhirnya fase litik.

    a. Fase Adsorbsi

    Uraian sama dengan daur litik

    b. Fase Injeksi

    Uraian sama dengan daur litik

    c. Fase Penggabungan

    Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri.

    Selanjutnya, DNA virus menyisip kedalam DNA bakteri atau melakukan

    penggabungan. DNA bakteri berbentuk sirkuler, yakni seperti kalung yang

    tidak berujung dan berpangkal. DNA tersebut berupa benang ganda yang

    berpilin.

    Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus menggabungkan diri

    diantara benang yang putus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru

    yang telah disisipi DNA virus. Dengan kata lain, didalam DNA bakteri

    terkandung materi genetic virus.

  • d. Fase Pembelahan

    Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, yang dikenal sebagai

    profag. Oleh karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika

    DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan replikasi.

    Misalnya saja jika bakteri akan membelah diri, DNA bakteri mengopi diri

    dengan proses replikasi. Dengan demikian, profag juga ikut terkopi.

    Terbentuklah dua sel bakteri sebagai hasil pembelahan dan dalam setiap sel

    anak bakteri terkandung profag yang identik. Demikian seterusnya hingga

    proses pembelahan bakteri berlangsung berulang kali sehingga setiap sel

    bakteri yang terbentuk didalamnya terkandung profag. Dengan demikian

    jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang ditumpanginya.

    e. Fase Sintesis

    Oleh karena satu dan lain hal, misalnya karena radiasi atau pengaruh zat kimia

    tertentu, profag tiba-tiba aktif. Profag tersebut memisahkan diri dari DNA

    bakteri. Selanjutnya, DNA virus mengadakan sintesis, yakni mensintesis

    protein untuk digunakan sebagai kapsid bagi virus-virus baru. Selain itu, DNA

    virus juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.

    f. Fase Perakitan

    Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi sebagai

    selubung virus. Kapsid virus yang terbentuk mecapai 100-200 kapsid baru.

    Selanjutnya, DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus-

    virus baru.

    g. Fase Litik

    Setelah terbentuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri (uraian sama

    dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar dari sel

    bakteri lalu menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya, virus dapat

    mengalami daur litik atau daur lisogenik. Demikian seterusnya.

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak dapat

    kita lihat dengan mata telanjang. Walupun sudah agak lama dikenal, namun dunia

    mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menemukan sebuah alat yang

    disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop

    tersebut sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa, dan mencapai pembesaran

    kurang dari 200 kali.

    Tetapi degan mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang

    sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap.

    Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.

    Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan

    mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular

    untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang

    menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel

    tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang

    menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri danorganisme lain yang tidak berinti sel).

    Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak

    kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas

    protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik

    protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan

    dalam daur hidupnya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Brooks, F Geo dkk, 2005. Microbiologi kedokteran Jakarta : Salemba Medika

    Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

    Pelczar, J Michael. 2006. Dasar Dasar Mikrobiologi Jakarta ; UI Press

    Wikipedia, 2008. Virus. http://id.wikipedia.org/wiki/Virus

    (Diakses pada tanggal 20 September 2014 pukul 19.30).