makalah virus ebola finish.docx

36
Makalah Mikrobiologi dan Virologi “ Virus RNA Ebola ” BAB I PENDAHULAUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pastinya pernah menderita penyakit flu atau influenza atau kita pernah mendengar tentang penyakit gondong, herpes, AIDS dan EBOLA. Penyakit-penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh virus. Virus memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil atau memiliki ukuran ultra mikroskopik, sehingga kita tidak bisa melihat virus dengan mata telanjang. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat virus adalah Mikroskop Electron Scaning. Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada didalam sel makhluk hidup yang lain, seperti : manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri. Virus ada yang bermanfaat bagi manusia dan ada pula yang menimbulkan kerugian bagi manusia. Seperti halnya virus EBOLA yang akhir-akhir ini menjadi wabah yang telah menelan banyak korban jiwa di seluruh penjuru dunia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola. C. Tujuan Page 1

Transcript of makalah virus ebola finish.docx

Makalah Mikrobiologi dan Virologi Virus RNA Ebola BAB IPENDAHULAUAN

A. Latar BelakangSetiap manusia pastinya pernah menderita penyakit flu atau influenza atau kita pernah mendengar tentang penyakit gondong, herpes, AIDS dan EBOLA. Penyakit-penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh virus.Virus memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil atau memiliki ukuran ultra mikroskopik, sehingga kita tidak bisa melihat virus dengan mata telanjang. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat virus adalah Mikroskop Electron Scaning.Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada didalam sel makhluk hidup yang lain, seperti : manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri. Virus ada yang bermanfaat bagi manusia dan ada pula yang menimbulkan kerugian bagi manusia. Seperti halnya virus EBOLA yang akhir-akhir ini menjadi wabah yang telah menelan banyak korban jiwa di seluruh penjuru dunia.B. Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.C. TujuanTujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.D. ManfaatManfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit demam ebola, mulai dari ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Asam RibonukleatAsam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA) senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.B. Struktur RNAStruktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa).Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan : adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida. Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.C. Fungsi RNAPeran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein.Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori dunia RNA, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.Interferensi RNA merupakan suatu gejala yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20 adalah adanya mekanisme peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa RNA tidak diterjemahkan (translasi) menjadi protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat ditranslasi, mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai interferensi RNA. Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga substansi (enzim dan protein lain). Gejala ini pertama kali ditemukan pada nematoda Caenorhabditis elegans.Pada organisme-organisme eukariotik seluruh materi genetiknya berupa DNA (Deoksiribose Nukleic Acid), pada organisme ini RNA berperan sebagai komponen sistem dalam proses penyusunan protein. Namun pada beberapa jenis virus, seperti TMV dan Influenza, RNA berperan sebagai materi genetik utama, sebab, virus-virus dari golongan ini tidak memiliki DNA sebagai materi genetiknya (Suryo, 2004). RNA yang terdapat di dalam virus-virus tersebut dinamakan sebagai RNA Genom, dikarenakan RNA inilah yang berperan sebagai penyimpan informasi genetik dan mempengaruhi sifat-sifat dari virus tersebut.Semakin banyak virus-virus yang teridentifikasi dan dipelajari, semakin jelas bahwa banyak dari virus-virus ini tersusun atas RNA dan protein (tanpa DNA). Dari semua penelitian-penelitian akhir-akhir ini diketahui Virus RNA ini menyimpan informasi genetiknya pada asam nukleat, bukan pada proteinnya, sama dengan makhluk hidup yang lainnya. Namun pada virus-virus ini materi genetiknya berupa RNA.D. Aktifitas RNA Virus Dalam Proses Replikasi Virus Didalam Sel InangSebagai materi genetik, tentunya RNA yang terdapat di dalam virus berperan aktif terhadap penentuan sifat-sifat virus tersebut, termasuk juga di dalam proses replikasi virus.Namun biasanya sel inang yang diinfeksi oleh virus memiliki materi genetik berupa DNA, sehingga harus ada sebuah mekanisme tertentu yang dapat memfasilitasi virus ini dalam proses replikasi di dalam sel inang.E. Replikasi Virus RNADalam virus RNA, peraturan transkripsi ini umumnya tidak serumit DNA virus. Secara khusus, sementara pemisahan ke awal gen yang ditranskripsi sebelum replikasi asam nukleat virus, dan akhir gen sesudahnya, hampir tidak begitu jelas. Di kebanyakan keluarga virus dengan positif-rasa, tunggal RNA genom, yang melayani secara langsung sebagai utusan, transkripsi diperlukan hanya untuk membuat untai negatif yang diperlukan untuk replikasi RNA. Namun, mekanisme lain peraturan diperlukan untuk virus dengan genom RNA negatif-sense nonsegmented. Dalam sel-sel yang terinfeksi oleh virus ini, setelah nukleokapsid-sebuah dilepaskan ke dalam sitoplasma, RNA polimerase memulai transkripsi dari 3' akhir genom (Zulaichah, 2009).Genom (kumpulan gen) virus dapat berupa DNA maupun RNA, yaitu mungkin terdiri dari DNA untai-ganda, DNA untai tunggal, RNA untai-ganda atau RNA untai-tunggal tergantung dari tipe virusnya. Jika bahan genetik virus berupa DNA, maka mekanisme perbanyakan diri terjadi melalui proses replikasi.Terdapat tiga tipe genom RNA untai tunggal (ssRNA = single stranded RNA) yaitu kelas (IV, kelas V dan kelas VI) :1) Genom dari virus kelas IV dapat langsung bertindak sebagai mRNA sehingga bisa ditranslasi secepatnya menjadi protein.2) Genom dari virus kelas V bertindak sebagai cekatan (template) untuk sintesis mRNA. Senom RNA ditranskripsi menjadi sebuah untai RNA-komlementer yang berfungsi sebagai mRNA dan juga sebagai bahan cetakan untuk mensintesis salinan tambahan dari RNA genom.3) Genom dari virus kelas VI (jenis retrovirus) mencetak DNA dari RNA, peristiwa ini memerlukan enzim transcriptase balik (reverse transcriptase). DNA yang baru dibentuk kemudian berintegrasi sebagai provirus ke dalam kromosom di dalam nukleus sel hewan. RNA polymerase inang metranskripsi DNA virus menjadi molekul RNA, yang dapat berfungsi sebagai mRNA untuk sintesis protein virus maupun sebagai genom untuk partikel virus baru yang dilepaskan dari sel (Adiapsari, 2011).Meskipun bukan mahluk hidup, virus memiliki struktur genetika dasar yang memungkinkannya aktif secara biologis. Tetapi virus tidak memiliki kemampuan bereproduksi seperti bakteri, organisma hidup berukuran sangat kecil, yang bisa menginfeksi manusia, dapat memperbanyak diri dengan DNA-nya sendiri. John Connor, ahli virus di Universitas Boston, Massachusetts, menjelaskan bahwa untuk dapat berkembang biak dan menjadi penyakit yang mengancam kesehatan, virus terlebih dulu harus membajak mesin genetik sebuah sel mahluk hidup.Connor dan timnya meneliti ribuan senyawa kimia untuk mencari senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas antivirus yang kuat. Mereka mengidentifikasi beberapa molekul kecil yang mempengaruhi perkembangbiakan sejumlah patogen yang dikenal sebagai virus-virus NNS, yang menyebabkan infeksi maut Marburg dan Ebola, selain campak dan gondongan. Begitu menyerang sel inang, virus-virus NNS itu menggunakan molekul gen mereka sendiri (dikenal sebagai RNA) untuk membajak DNA sel inang dan memaksanya untuk memperbanyak virus tersebut. Senyawa paling efektif yang ditemukan para peneliti Boston tersebut menghentikan proses perbanyakan itu, setidaknya pada eksperimen kultur-sel, dengan membatasi produksi RNA virus-virus tersebut.Senyawa-senyawa itu tidak menghambat semua virus, termasuk pada virus penyebab AIDS (HIV), karena perbedaan dalam cara virus patogen itu memasuki dan menduduki sel-sel (Connor, 2013).Replikasi virus terdiri dari 6 tahap : 1) Penempelan (attachment, adsorbsi).Pada tahap ini, receptor-binding protein virus berikatan secara spesifik dengan receptor pada permukaan sel inang.2) Penetrasi (internalisasi).Ada 3 jenis mekanisme untuk penetrasi : fusi, endosito-is (viropexis), dan translokasi.3) Uncoating.Asam nukleat virus terpisah dari coat proteinnya.4) Biosintesa.Tahap ini terdiri dari produksi protein-protein struktural virus dan enzim-enzim serta replikasi genom virus. Pada umumnya proses biosintesa ini dimulai dengan pembuatan mRNA, kecuali pada virus dsRNA dan +sRNA (sebab genomnya sendiri sudah berfungsi sebagai mRNA) serta retrovirus (virus RNA yang memiliki enzim reverse transcriptase yang segera akan mentranskripsi genom virus membuat cDNA yang akan terintegrasi ke dalam kromoms inang). Untuk pembuatan mRNA ini, virus DNA menggunakan DNA polymerase inang, sedangkan virus single stranded-RNA menggunakan RNA-dependent RNA polymerase yang dibawanya sendiri. Messenger RNA ini akan ditranslasi untuk membuat protein-protein struktural dan enzim-enzim yang diperlukan oleh virus. Replikasi virus RNA terjadi di sitoplasma (kecuali retrovirus) dengan menggunakan DNA polymerase inang.5) Maturasi (assembly).Diawali dengan perakitan protein kapsid yang diikuti dengan packaging genom virus. 6) Pelepasan (release).Virus yang ber-envelop lepas melalui budding (membran plasma sel inang membentuk ebvelop virus), sedangkan virus yang tidak ber-envelop lepas melalui ruptur membran plasma sel inang (sel inang mati).

Virus RNA yang biasa menyebabkan kanker hanyalah famili Retroviridae (membuat cDNA yang kemudian masuk ke dalam nukleus dan berintegrasi ke dalam kromosom), sedangkan virus RNA yang lainnya hanya berada di sitoplasma sel inang (Lucianus, 2009).Virus RNA menyusun 70% dari total virus dan morfologi bervariasi. Karena laju kesalahan replikasi RNA relatif tinggi, maka virus RNA memiliki laju mutasi lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Pita RNA dapat tunggal (ss) atau ganda (ds). Genom terdapat dalam satu fragmen RNA atau terdistribusi dalam multi fragmen RNA. Pita RNA tunggal dapat berupa pita sense (+), yaitu pita RNA yang juga berperan sebagai mRNA atau pita antisense (-), yaitu pita RNA yang tidak berperan sebagai mRNA. Virus ssRNA(+) dapat langsung bereplikasi dan tertranslasi setelah menginfeksi, sedangkan virus ssRNA(-) tidak dapat langsung bereplikasi maupun ditranslasi.

F. Contoh Penyakit Yang Disebabkan Oleh RNA VirusSalah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh RNA Virus yaitu Ebola.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Singkat Virus EbolaPengertian Virus Ebola adalah salah satu jenis virus yang berasal dari gen Ebolavirus dan termasuk famili dari Filoviridae. Dikenal juga dengan EBV dan EBOV.Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena disana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1967 dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi yang serba canggih.Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola.Namun hipotesa ini tidak terbukti dengan sanggahan seharusnya kera dan gorila lebih banyak yang mati. Kemudian, ilmuwan menyatakan bahwa penyebabnya adalah kelelawar berdasarkan riset 276 kelelawar di Bangladesh yang ditangkap.Pola penyebarannya adalah kera dan manusia memakan buah yang telah terkena air liur kelelawar atau bahkan hanya menyentuh buah dan benda yang sudah ada air liur kelelawar.Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173 orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda bagian utara.Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus ini.Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27 dalam keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan di kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y, www.asianresearch.org).WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit perut.Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.B. Ciri-Ciri dan Struktur Virus EbolaDemam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah mengidentifikasi empat jenis virus Ebola.Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory.Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang didatangkan dari Filipina.C. Morfologi Virus EbolaVirus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel polyacrylamide.Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm.Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan tetap pada 3 dan transkrip urutan terakhir pada 5.Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg adalah, virus Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang berselang di antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus Ebola.Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi virus Filo mempunyai ukuran yang lebih panjang. Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk "U", "b" dan berbentuk bundar.Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida diantaranya RNA genome ca. 19.0 kb, yang mencakup Glycoprotein (GP), Nucleoprotein (NP), RNA-DEPENDENT RNA Polymerase (L), VP35, VP30, VP40, dan VP24.

D. Taksonomi / Klasifikasi Virus EbolaGenom : Single stranded negative sense RNAOrdo : MononegaviralesFamili : Filoviridae / FilovirusSubfamili : -Genus : EbolavirusSpesies : Ebola

E. Siklus HidupSiklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat virus masuk ke dalam sel inang. Berikut ini merupakan siklus hidup dari virus Ebola :1) Virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP (glikoprotein) peplomer dan berendisitosis ke dalam vesikel sel inang.2) Penyatuan membran virus dengan membrane vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam sitoplasma.3) Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3-5) poliadenilase, monocistronic mRNAs4) Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan sel inang.5) Terjadi Post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein ini, pertama, berpasangan sebagai heterodimerkemudian menjadi trimer. Prekursor SGP berikatan erat pula dengan SGP dan delta peptida.6) Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Dengan memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis. Sintesis (+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA.7) Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma membran sel inang; virion terlepas.

Gambar : Tahapan Siklus Hidup Virus Ebola (1)

Gambar : Tahapan Siklus Hidup Virus Ebola (2)

F. Gejala Demam Ebola Periode inkubasi-nya dapat berkisar dari 2 sampai 21 hari tetapi umumnya 5-10 hari. Gejala bervariasi dan sering muncul tiba-tiba. Awal gejala termasuk demam tinggi (setidaknya 38.8 C, 101.8 F), sakit kepala parah, otot, bersama, atau sakit perut, kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing, internal dan eksternal pendarahan. Sebelum pecahnya dugaan, gejala-gejala awal ini dengan mudah keliru untuk malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri, yang semua jauh lebih umum dan dapat diandalkan kurang fatal. Ebola dapat berkembang menjadi gejala yang lebih serius, seperti diare, berak darah atau gelap, muntah darah, mata merah distension dan pendarahan arteriola sclerotic, petechia, penyakit ruam dan purpura. Gejala lain, sekunder termasuk hipotensi (tekanan darah rendah), hypovolemia dan tachycardia. Interior pendarahan yang disebabkan oleh reaksi antara virus dan platelet yang memproduksi bahan kimia yang akan dipotong sel-ukuran lubang dinding kapiler. Kadang-kadang timbul pendarahan luar dan dalam dari lubang hidung dan mulut, juga dapat terjadi, juga dari luka-luka yang sembuh belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti jarum-lubang situs.Virus Ebola dapat mempengaruhi sel darah putih dan platelet, mengganggu pembekuan. Lebih dari 50% dari pasien akan mengalami perdarahan hebat. Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18 orang (Koran Tempo, 2007).

Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat. Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah.

G. Identifikasi / Cara Mendeteksi Virus EbolaUntuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia.Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangkan Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc (eBiochip Adaptor).Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick.Alat untuk mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever).Bahkan bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).H. Cara Penularan Virus EbolaVirus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.1) Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel hati.2) Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. 3) Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive). 4) Keempat, Virus Ebola akan menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien. Cara penularan atau infeksi virus Ebola pada manusia, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola(Sumber: www. images.encarta.msn.com)I. Upaya PencegahanTim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing ke seluruh belahan di dunia.Untuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminimalkan meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola.Dengan demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether.

Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien Demam EbolaSumber: www.stanford.edu

Gambar 7. Staf Medis dari Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) Merawat Seorang Pasien yang Diduga Terjangkit Virus Ebola di Kongo

J. PengobatanSampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis.Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang.Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung.Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain:1) Serangannya muncul secara sangat mendadak2) Gejala-gejala klinik sangat berat.3) Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.4) Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.5) Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat.6) Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.7) Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber: Halim, M).Relawan pertama, hari ini akan disuntik dengan vaksin eksperimental Ebola. Hal ini merupakanbagian dari percobaan fast-track Inggris.Percobaan yang nantinya akan melibatkan 60 relawan ini adalah bagian dari serangkaian tes keamanan obat potensial yang bertujuan untuk mencegah infeksi virus Ebola. Panitia pelaksana menegaskan bahwa percobaan ini tidak akan menularkan virus karena vaksin tidak mengandung virus Ebola menular. Vaksin ini dirancang untuk secara khusus menargetkan virus spesies Zaire, yang bertanggung jawab atas wabah besar yang terjadi saat ini. Virus ini telah menghasilkan angka kematian hingga 90 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.Percobaan di Inggris, yang dipimpin oleh Profesor Adrian Hill dari Jenner Institute di Oxford University, menguji vaksin pada satu sukarelawan sehat dengan tujuan menentukan apakah vaksin itu aman dan apakah itu akan menimbulkan respon imun protektif. Vaksin ini sedang dikembangkan bersama United States National Institutes of Health dan perusahaan obat Inggris, GlaxoSmithKline (GSK). Pendanaan untuk percobaan sebesar 2.800.000 Pound berasal dari hibah Welcome Trust, serta dukungan dari Medical Research Council, dan Departemen Pembangunan Internasional Inggris.Profesor Hill mengungkapkan, dia sedang berusaha merekrut 60 orang sehat dari dalam dan di sekitar Oxford, yang berusia 18 sampai 50 tahun. Dia berkata bahwa peristiwa tragis yang berlangsung di Afrika terus menuntut respon cepat dari berbagai pihak.Dalam beberapa tahun terakhir, vaksin serupa yang diteliti terbukti aman untuk imunisasi bayi dan orang dewasa untuk mencegah berbagai penyakit termasuk malaria, HIV dan hepatitis C, kata Profesor Hill. "Kami dan semua mitra kami dalam proyek ini, optimis bahwa calon vaksin ini mungkin berguna untuk melawan Ebola.Para relawan tidak akan berisiko tertular Ebola dengan mengikuti percobaan ini, secara pada vaksin ini hanya ada satu komponen protein yang tidak akan menyebabkan penyakit. Tes ini diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini, setelah itu vaksin akan dapat digunakan untuk pertolongan darurat. Vaksin ini menggunakan beberapa teknologi terbaik yang tersedia untuk memberikan sistem kekebalan tubuh. "Namun kami tidak benar-benar dapat mengatakan apakah vaksin ini akan bekerja dengan baik ketika diuji di lapangan di Afrika Barat. Beberapa antibodi seperti pada ZMapp (obat biofarmasi eksperimental) dapat menghentikan virus, tetapi ada bukti yang menunjukkan bahwa antibodi lain sebenarnya dapat membuat penyakit lebih buruk."Organisasi Kesehatan Dunia kembali merilis korban meninggal akibat ebola hingga 8 Oktober 2014 mencapai lebih dari 4.000 orang. Jumlah ini hampir setengahnya dari total kasus 8.399 kasus yang terdaftar di tujuh negara. Seperti dilaporkan Aljazeera, Sabtu (11/10/2014) negara yang dianggap rentan virus ebola masih berada di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Selanjutnya, kelompok kedua yang rentan terdiri dari Nigeria, Senegal, Spanyol dan Amerika Serikat.Sejauh ini, Liberia memiki rekor terburuk dengan 4.076 kasus dan 2.316 kematian, diikuti oleh Sierra Leone dengan 2.950 kasus dan 930 kematian. Guinea, 1.350 kasus dan 778 kematian. Sedangkan di Republik Demokratik Kongo, WHO menyebutkan telah terjadi 71 kasus dan 43kematian hingga 7 Oktober.Utusan khusus PBB untuk Ebola, David Nabarro mengatakan jumlah kasus ini mungkin akan bertambah dua kali lipat setiap tiga sampai empat minggu. Oleh sebab itu perlu respon yang cepat."Tanpa mobilisasi massa dunia untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak di Afrika Barat, rasanya tidak mungkin untuk memberantas penyakit ini dengan cepat. Dan dunia harus hidup dengan virus Ebola Secara terpisah selamanya.Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson, mengatakan virus ebola cukup menuntut jumlah besar dalam sumber daya keuangan, staf medis dan peralatan sehingga ia menyeruka semua negara untuk bertindak cepat dan murah hati. "Kecepatan adalah esensi. Sumbangan sekecil apapun sangat berarti,"kata Eliasson.K. RehabilitasiRehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara psikologis.Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanDemam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston.Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction (PCR).Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah.Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic).Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.B. SaranMeskipun sampai dengan saat ini belum ada laporang tentang adanya penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian, dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.

DAFTAR PUSTAKA

Adiapsari, Himawati. 2011. Reproduksi Bahan Genetik Jenis RNA (Tinajauan Reproduksi Genom Pada Virus RNA). Mojoagung. Connor, John. 2013. Senyawa Kimia untuk Hentikan Pertumbuhan Virus Ebola. Universitas Boston, Amerika Serikat. Lucianus, Johan. 2009. Introduksi Genetika Molwkular Virus. Bagian Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran, UK. Maranatha. Bandung. Pelczar, Michael, J. dan Chan, E, C, S., 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Winarno, 2009. Analisis Model Dinamika Virus Dalam Sel Tubuh. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Zulaichah, S. 2009. Skrining Inhibitor RNA Helikase Virus Japanese encephalitis dari Aktinomisetes. Skirpsi Program S1. Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi. Bogor. Alek, 2000. http://www.bozz.com, diakses 2 April 2008. Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. 1996. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Halim, M. Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005. http://www.harianterbit.com, diakses 2 April 2008. Olson, http://www.ualr.edu, diakses 2 April 2008. Robertus S.W &Tony H, http://mikrobia.wordpress.com, diakses 2 April 2008. Schnurrenberger, P.R. and Hubbert, W.T. Tanpa tahun. Ikhtisar Zoonosis. Terjemahan oleh Molyono, E. 1991. Penerbit ITB Bandung. Sunarto, http://www.wikimu.com/News, diakses 2 April 2008. Yun, Y. 2004 http://www.asianresearch.org/articles, diakses 2 April 2008. Zintzen. P, 2007. http://www.suarapembaruan.com/News, diakses 2 April 2008. Koran Tempo, Desember 2007. Penelitian Pengobatan Ebola dan Marburg. Sriwijaya Post, Sabtu, 8 April 2006. Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam. hlm 17 http://health.liputan6.com/read/2117585/who-korban-tewas-akibat-ebola-lebih-dari-4000-orangPage 24