Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

19
MAKALAH “Pengertian dan Asas-asas Kurikulum” Kurikulum dan Buku Teks PKn Dosen Pengampu : Tijan At. Sugeng Priyanto Drs. Suprayogi, M.Si Disusun oleh : Setya Adi Wicaksana 3301414050 Mega Mitawati 3301414051 Desta Maharrina Faiqoh 3301414052 PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL 2014 KATA PENGANTAR 1

Transcript of Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Page 1: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

MAKALAH

“Pengertian dan Asas-asas Kurikulum”

Kurikulum dan Buku Teks PKn

Dosen Pengampu :

Tijan

At. Sugeng Priyanto

Drs. Suprayogi, M.Si

Disusun oleh :

Setya Adi Wicaksana 3301414050

Mega Mitawati 3301414051

Desta Maharrina Faiqoh 3301414052

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongannya kami dapat menyelesaikan makalah pendamping tentang “Pengertian dan Asas-asas Kurikulum”. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Agung

1

Page 2: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Muhammad SAW, seorang pemimipin umat yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, semoga kelak kita mendapat syafaatnya. Amin

Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini. Orang tua yang selalu mendoakan kami, bapak dosen yang membimbing kami, serta teman-teman yang selalu memberi dukungan kepada kami.

Namun demikian tetap disadari bahwa isi tugas ini tidak terlepas dari kekurangan bahkan mungkin kesalahan. Sehubungan dengan hal tersebut di harapkan adanya saran yang bersifat penyempurnaan laporan ini,akan kami terima dengan senang hati disertai dengan ucapan terima kasih.

Demikianlah harapan kami agar tugas ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 8 Desember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………..………………………………………….…

DAFTAR ISI………………………...……………………………………………………......

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang………………………………………………………………………….....

2

Page 3: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Rumusan Masalah………………………………………………….…………………….

Tujuan………….…………………………………………………….……………………

Manfaat……………………………………………………………..……………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum…………………………………………………………………..

2.2 Asas-asas Kurikulum

Peranan Kurikulum

2.4 Penerapan dan Pelaksanaan Kurikulum KTSP di Sekolah

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan…………………………………………………………………........................

3.2 Saran……..…………………………………………………………………………….....

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..…...

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah upaya manusia untuk “ memanusiakan manusia ”. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran atau rasio,

3

Page 4: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

sehingga manusia mampu mengembankan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan ligkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Pelaksanaan pendidikan diatur dalam tahapan/tingkatan pelaksanaan pendidikan. Setiap tingkat memiliki tujuan tersendiri yang merupakan penjabaran dari tujuan umum pendidikan nasional. Tujuan setiap tingkat pendidikan dinamakan tujuan lembaga pendidikan atau tujuan institusional. Untuk mencapai tujuan institusional diperlukan alat dan sarana pendidikan, satu diantaranya adalah kurikulum untuk setiap lembaga pendidikan. Kurikulum inilah yang menjadi alat untuk membina dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang berilmu (berkemampuan intelektual tingi atau cerdas), bermoral (memahami dan memiliki nilai-nilai social dan religi) sebagai pedoman hidupnya serta beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan manusia dan masyarakat) sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.

RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian kurikulum ?

Apakah asas-asas kurikulum ?

Apa peranan kurikulum ?

Bagaimana penerapan dan pelaksanaan KTSP kurikulum di Sekolah ?

TUJUAN

Untuk menjelaskan pengertian kurikulum.

Untuk menjelaskan asas-asas kurikulum.

Untuk menjelaskan peranan kurikulum.

Untuk mengetahui peranan dan pelaksanaan KTSP kurikulum di Sekolah.

4

Page 5: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

MANFAAT

Dengan makalah ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang pengertian kurikulum, asas-asas kurikulum, peranan kurikulum dan penerapan kurikulum di Sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.

Sejumlah definisi kurikulum mengenai beberapa ahli kurikulum.

5

Page 6: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Harlod B. Albertycs. dalam Reorganizing the High-school Curriculum (1965) memandang kurikulum seperti halnya dengan definisi Saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada di bawah tanggung jawab sekolah. Definisi melihat manfaat kegiatan dan pengalaman siswa di luar mata pelajaran tradisional.

B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.

William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curiculum (1966) menjelaskan kurikulum dalam arti yang luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung-jawab sekolah. kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.

J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary School Improvemat (1973) juga menganut definisi kurikulum yang luas.Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran. Ketiga aspek pokok, proram, manusia dan fasilitas sangat erat hubungannya sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak diperhatikan ketiga-tiganya.

Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum. Dalam bukunya Changin the Curriculum : a Social Process (1946) ia mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia (termasuk penjaga sekolah, pegawai administrasi dan orang lainnya yang ada hubungannya dengan murid-murid). Jadi kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah. Definisi Miel tentang kurikulum sangat luas yang mencakup yang meliputi bukan hanya pengetahuan, sikap, apresiasi, cita-cita serta norma-norma ,melainkan juga pribadi guru, kepala sekolah serta seluruh pegawai sekolah.

Edward A. Krug dalam The Secondary School Curriculum (1960) menunjukkan pendirian yang terbatas tapi realistis tentang kurikulum. Kurikulum dilihatnya sebagai cara-cara dan usaha untuk mencapai tujuan persekolahan. Ia membedakan tugas sekolah mengenai perkembangan anak dan tanggung jawab lembaga pendidikan lainnya seperti rumah tangga, lembaga agama, masyarakat, dan lain-lain. Ia dengan sengaja menggunakan istilah “ schooling ” untuk menjelaskan apa sebenarnya tugas sekolah. Memborong segala tanggung jawab atas pendidikan anak akan merupakan beban yang terlampau berat, sehingga tidak mungkin dilakukan dengan baik.

ASAS-ASAS KURIKULUM

Asas Filosofis

6

Page 7: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”. Apakah yang dimaksud dengan “baik” pada hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut negara, tapi juga guru, orang tua, masyarakat bahkan dunia. Perbedaan filsafat dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan dalam tujuan pendidikan, jadi juga bahan pelajaran yang disajikan, mungkin juga cara mengajar dan menilainya. Pendidikan di negara otokratis akan berbeda dengan negara yang demokratis, pendidikan di negara yang menganut agama Budha akan berlainan dengan pendidikan di negara yang memeluk Agama Islam atau Kristen. Kurikulum tak dapat tiada mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat bangsa dan negara terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui pendidikan formal.

Asas Psikologis

Psikologis Anak

Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi di mana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa dan karena itu mempunyai kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Baru setelah Rousseau anak itu dikenal sebagai anak, dan dilakukan penelitian ilmiah untuk lebih mengenalnya, dan sejak permulaan abad ke-20 anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Timbullah aliran yang disebut progesif, bahkan kurikulum yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak, yaitu “ Child Centered Curriculum ”. Kurikulum ini dapat dipandang sebagai reaksi terhadap kurikulum yang ditentukan oleh orang dewasa tanpa menghiraukan kebutuhan dan minat anak. Tentu saja kurikulum yang begitu ekstrem mengutamakan salah satu dasar akan mempunyai kekurangan-kekurangan. Namun gerakan ini tak dapat tiada menarik perhatian para pendidik, khususnya para pengembang kurikulum untuk selalu menjadikan anak sebagai salah satu pokok pemikiran konsep.

Psikologi Belajar

Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, dapat mengubah sikapnya, dapat menerima norma-norma, dapat menguasai sejumlah keterampilan. Soal yang penting ialah : Bagaimana anak itu belajar? Kalau kita tahu betul, bagaimana proses belajar itu berlangsung, dalam keadaan yang bagaimana belajar itu memberi hasil yang sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang seefektif-efektifnya.

Oleh sebab belajar itu ternyata suatu proses yang pelik dan kompleks, maka timbullah berbagai teori belajar yang menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Penelitian dilakukan untuk lebih mendalam memahami proses belajar ini, banyak di antaranya dengan melakukan eksperimen.

Pada umumnya dapat dikatakan, bahwa tiap teori itu mengandung kebenaran, akan tetapi tidak memberikan gambaran tentang keseluruhan proses belajar itu, jadi yang mencakup segala gejala belajar , dari yang paling sederhana sampai yang paling pelik.

7

Page 8: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan demikian ada hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar dan psikologi anak. Karena hubungan yang sangat erat itu maka psikologi menjadi salah satu dasar kurikulum.

Asas Sosiologis

Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lainnya, ia selalu hidup dalam suatu masyarakat. Di situ ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai anak, maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan baktinya bagi kemajuan masyarakat. Tuntutan masyarakat tak dapat diabaikannya.

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, berlainan corak-corak nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaannya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Juga perubahan masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor pertimbangan dalam kurikulum.

Oleh sebab masyarakat suatu faktor begitu penting dalam pengembangan kurikulum, maka masyarakat dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun harus kita jaga, agar asas ini jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum yang berpusat pada masyarakat.

Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan masalah, dalam bentu yang bagaimana bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran, jadi dalam bentuk kurikulum yang terpadu. Ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian bahwa keseluruan sama dengan jumlah bagian-bagiannya cenderung memilih kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya akan terpisah-pisah. Sebaliknya ilmu jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan, karena keseluruhan itu bermakna dan lebih relevan dengan kebutuhan anak dan masyarakat. Aliran psikologi ini lebih cenderung memilih kurikulum terpadu.

Kembali perlu diingatkan, bahwa tidak ada kurikulum yang baik atau tidak baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas dari kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satu lagi.

Asas Sosial-Budaya

Landasan sosiologis perkembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antropologi, pendidikan adalah “enkulturasi” atau pembudayaan. “Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain, tetapi

8

Page 9: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh karena itu, isi, tujuan, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut”.

Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.

Masyarakat dan Kurikulum

Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok berbeda, atau suatu kelompok individu yang terorganisasi yang berpikir tentang darinya sebagai suatu yan berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri. Dengan demikian, yang membedakan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunya implikasi bahwa apa yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang, dan reaksi seseorang terhadap lingkungannya sangat tergantung kepada kebudayaan di mana ia hidup.

Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Untuk dapat menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan dari segi kurikulum saja, melainkan juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru sebagai pembina dan pelaksana kurikulum dituntut untuk lebih peka mengantisipasi perkembanan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada siswa relevan dan berguna bagi kehidupan masyarakat..) (Dadang Sukirman dan Asra, Landasan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 37-38)

Kebudayaan dan Kurikulum

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan, cita-cita, pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang telah disepakati oleh masyarakat. (Ibid., Hal. 39.)

Faktor kebudayaan merupakan bagian penting dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan:

(1) Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan, dsb. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.

(2) Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya. Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar

9

Page 10: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai makhluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.

Selain pendidikan yang bermuatan kebudayaan yang bersifat umum di atas, terdapat pula pendidikan yang bermuatan kebudayaan khusus, yaitu untuk aspek-aspek kehidupan tertentu dan berkenaan dengan kelompok yang bersifat vokasional.

Dilihat dari karakteristik sosial budaya, setiap daerah di wilayah tanah air Indonesia memiliki ciri khas mengenai adat-istiadat, tata krama pergaulan, kesenian, bahasa lisan maupun tulisan, kerajinan dan nilai kehidupan masing-masing. Keanekaragam tersebut bukan hanya dalam kebudayaan, tetapi juga kondisi alam dan lingkungan sosialnya, dan ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan dikembangkan melalui upaya pendidikan. Beranjak dari kenyataan tersebut, maka pengembangan kurikulum sekolah harus mengakomodasi unsur-unsur lingkungan yang menjadi dasar dalam menetapkan materi kurikulum muatan lokal. (Ibid., hal. 40. )

2.3 PERANAN KURIKULUM

Sebagai salah satu bagian dalam sistem pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum tentunya memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan pendidikan yang sedang dilaksanakan. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam menjalankan operasinya maka dapat ditentukan paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kritis atau peran evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang. Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan secara singkat peranan kurikulum tersebut.

Peran Konservatif

Salah satu tugas dan peranan sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai – nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma – norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma – norma tersebut, dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendiidkan sebagai suatu proses sosial. Salah Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai-nilai budaya sebagai warisan masa lalu serta mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial budaya tersebut pada generasi muda. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing dan menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai

10

Page 11: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.

Peran Kreatif

Sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mewariskan nilai – nilai masa lampau, tetapi juga bertanggung jawab dalam mewariskan hal – hal baru sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mengalami peran kreatif. Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang.

Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung unsur – unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat. Untuk potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

Peran Kritis dan Evaluatif

Kebudayaan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik? Tentu saja tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab terkadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan budaya masyarakat; demikian pula adakalanya nilai dan budaya baru itu tidak sesuai dengan nilai – nilai lama yang masih relevan dengan keadaaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai – nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaaan dimasa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

Dalam proses pelaksanaannya, ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai – nilai budaya

11

Page 12: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

masyarakat. Akan tetapi jika peran kurikulum tersebut berjalan secara seimbang atau tidak terlalu condong pada salah satu perannya, maka kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan.

Penerapan dan Pelaksanaan Kurikulum KTSP di Sekolah

Manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah merupakan bagian dari program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan kurikulum secara nasional. Manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur kegiatan oprasional dan hubungan kerja personil dalam upaya melayani siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.

Kegiatan sekolah tersebut terkait dengan kurikulum yang meliputi perencanaan kegiatan belajar mengajar berdasar kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal, penyampaian kurikulum, proses belajar mengajar, dan evaluasi.

Berdasarkan konsep manajemen tersebut, menjelaskan bahwa manajemen pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) di sekolah meliputi antara lain:

Perencanaan

Perencanaan kurikulum secara nasional menjadi depdiknas dan secara lokal menjadi tugas dinas pendidikan kabupaten. Namun, dalam ktsp guru diberi kewenangan penuh untuk menyusun program-program perencanaan. Dalam menyusun perencanaan program-program tersebut guru harus mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan ktsp yang telah disusun oleh bsnp

Pengorganisasian

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam ktsp dan berbeda-beda dari kurikulum sebelumnya adalah penerapan pendeketan pembelajaran tuntas dan mengakui perbedaan kecepatan belajar setiap siswa. Implikasinya adalah ada layanan pembelajaran secara klasikal dan individual , seperti pengajaran, remidial bagi siswa yang belum kompeten, serta pengayaan bagi yang kompeten. Namun demikian pengoorganisasian kurikulum tingkat satuan pendidikan secara individual tersebut perlu memperhatikan beban mengajar regular dan ketersediaan sdm dan fasilitas.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis ktsp mencakup tiga hal yaitu pre test, pembentukan kompetensi dan post test.

Penilaian hasil belajar atau evaluasi

Evaluasi dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, hasil penilaian, dan hasil belajar dalam ktsp dapat dilakukan dengan penilaian kelas, test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, dan penilaian program.

12

Page 13: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.

Asas-asas kurikulum meliputi : asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, asas organitoris dan asas sosial-budaya.

Dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam menjalankan operasinya maka dapat ditentukan paling tidak kurikulum memiliki

13

Page 14: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kritis atau peran evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang.

Berdasarkan konsep manajemen, menjelaskan bahwa manajemen pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) di sekolah meliputi antara lain: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan penilaian hasil belajar atau evaluasi.

3.2 SARAN

Semoga dengan makalah ini pembaca khususnya pendidik atau calon pendidik bisa memahami secara dalam dan luas tentang kurikulum, yang digunakan dalam pelaksanaan di sekolah untuk pembelajaran agar bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Pengembangaan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, wina. 2010. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Sukirman dan Asra, Dadang. Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyosongnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2011. Asas-asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

14

Page 15: Tugas Makalah Kurikuluym & Buku Tekks Pkn 2

Sudjana, Nana. 2008. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung

15