Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

29
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Terdapat berbagai macam sistem kepartaian di dunia. Dimana masing masing sistem itu memberikan pengaruh terhadap sistem pemerintahan terutama terhadap sistem pemilu di berbagai negara. Dalam ilmu politik disebutkan bahwa sistem pemilihan umum didefinisikan sebagai suatu prosedur yang diatur dalam negara (organisasi) yang dengan seluruhnya atau sebagai anggota organisasi tersebut memilih sejumlah orang untuk menduduki jabatan dalam organisasi itu sendiri. Pemilihan umum berfungsi sebagai legimitasi atau pengabsahan dalam penugasan seseorang pada jabatan tertentu di dalam jabatan- jabatan politis di pemerintahan. Aspek penting yang lain pada pemilihan umum adalah partisipasi individu dalam pemilihan dan otoritas abash yang diberikan kepada mereka yang terpilih. Dalam kaitan ini organisasi kepartaian selain berfungsi pemersatu berbagai kepentingan juga berfungsi sebagai wadah untuk membina karir politik sekarang. Sistem kepartaian yang dianut suatu negara juga dapat mempengaruhi sistem pemerintahannya. Banyaknya partai dapat mempengaruhi jalannya penyelenggaraan negara atau pemerintahan negara yang disesuaikan dengan keadaan dari masing masing 1

description

pengaruh sistem kepartaian terhadap sistem pemerintahan dan sistem pemilu terhadap sistem kepartaian

Transcript of Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Page 1: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Terdapat berbagai macam sistem kepartaian di dunia. Dimana

masing masing sistem itu memberikan pengaruh terhadap sistem

pemerintahan terutama terhadap sistem pemilu di berbagai negara.

Dalam ilmu politik disebutkan bahwa sistem pemilihan umum

didefinisikan sebagai suatu prosedur yang diatur dalam negara

(organisasi) yang dengan seluruhnya atau sebagai anggota

organisasi tersebut memilih sejumlah orang untuk menduduki

jabatan dalam organisasi itu sendiri. Pemilihan umum berfungsi

sebagai legimitasi atau pengabsahan dalam penugasan seseorang

pada jabatan tertentu di dalam jabatan-jabatan politis di

pemerintahan. Aspek penting yang lain pada pemilihan umum

adalah partisipasi individu dalam pemilihan dan otoritas abash yang

diberikan kepada mereka yang terpilih. Dalam kaitan ini organisasi

kepartaian selain berfungsi pemersatu berbagai kepentingan juga

berfungsi sebagai wadah untuk membina karir politik sekarang.

Sistem kepartaian yang dianut suatu negara juga dapat

mempengaruhi sistem pemerintahannya. Banyaknya partai dapat

mempengaruhi jalannya penyelenggaraan negara atau

pemerintahan negara yang disesuaikan dengan keadaan dari

masing masing negara tersebut. misalnya sistem pemerintahan

presidensial indonesia yang lebih cocok dengan sistem kepartaian

multipartai karena sesuai dengan kondisi masyarakat indonesia yang

terdiri dari berbagai suku bangsa,bahasa, ras, agama dan budaya.

B. Tujuan

Pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas Hukum

Tata Negara juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan

mengenai sistem kepartaian, sistem pemilu, dan sistem

1

Page 2: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

pemerintahan di berbagai negara di dunia beserta pengaruhnya

masing-masing.

C. Perumusan Masalah

1. Apasaja sistem pemerintahan di dunia?

2. Apa saja sistem kepartaian di dunia?

3. Apa saja sistem pemilu di dunia?

4. Apakah pengaruh sistem kepartaian terhadap sistem

pemerintahan?

5. Apakah pengaruh sistem pemilu terhadap sistem kepartaian?

2

Page 3: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Bab II

Pembahasan

A. Sistem Kepartaian

Menurut Maurice Duverger (1967 : 207 ) dalam bukunya yang

berjudul Political parties berpendapat bahwa sesungguhnya klasifikasi

partai politik dapat di bedakan menjadi tiga bentuk yaitu :

1. Sistem Partai Tunggal (One-Party System)

                     Yaitu bilamana dalam suatu negara hanya terdapat satu

partai politik saja yang berperan dalam kurun waktu yang sangat

lama, maka dapat dikatakan bahwa di negara tersebut menganut

sistem partai tunggal. Keberadaan sistem partai tunggal ini

disebabkan karena memang hanya terdapat satu partai yang dapat

berkembang di tengah-tengah masyarakat. Atau mungkin pada

awalnya terdapat beberapa partai politik (multy atau two party

system), namun dalam perkembangannya hanya terdapat satu partai

politik yang selalu memenangkan mayoritas suara dalam setiap

pemilu. Sehingga partai ini menjadi dominan dan  menjadikan  partai

politik yang lain hanya sekedar sebagai pelengkap dan sama sekali

tidak berperan.

                     Salah satu ciri dari keberadaan sistem partai tunggal ini

dalam suatu negara ialah bahwa kehidupan politik yang timbul penuh

dengan suasana non-kompetitif. Dalam keadaan yang seperti ini,

maka partai politik yang lain akan sulit untuk bersaing dengan partai

yang selalu mendominasi kehidupan partai politik di negara tersebut.

Sistem partai tunggal ini biasanya terdapat pada negara-negara

komunis, seperti Rusia dan China. Namun pola paretai ini juga

terdapat di beberapa negara Afrika seperti Ghana pada masa

pemeriuntahan Nkrumah, Guinea,  Mali atau Pantai Gading.

2. Sistem Dwi Partai (two-party system)

                     Suatu negara dengan sistem dua partai berarti bahwa

dalam negara tersebuut ada dua partai atau lebih dari dua partai,

3

Page 4: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

akan tetapi yang memegang peranan dominan hanya dua partai.

Dalam sistem dua partai ini maka partai di bagi menjadi dua yaitu

partai yang besar, yang berkuasa, karena menang dalam pemilihan

umum, dinamakan mayority party, partai ini memegang tanggungb

jawab untuk urusan-urusan umum. Sedangkan lainnya dinamakan

minority party atau partai oposisi karena kalah dalam pemilu. Partai

oposisi biasanya hanya bertugas memeriksa dengan teliti dan

mengkritik politik pemerintah. Negara dengan sistem dua partai ini

contohnya adalah Amerika Serikat dan Inggris.

3. Sistem Multi Partai (Multy-Party System)

                     Dalam negara dengan sistem multi partai, biasanya ada

beberapa partai yang hampir sama kekuatannya. Masing-masing

partai mempertahankan suatu politik tertentu tentang satu atau

sejumlah persoalan-persoalan penting. Suatu negara dengan sistem

multi partai masing-masing pemilih mendukung partai yang hampir

sesuai dan mewakili pandangannya sendiri.

                     Dalam sistem multi partai, biasanya tidak ada satu partai

yang cukup kuat untuk membentuk suatu pemerintahan sendiri,

diperlukan membentuk koalaisi dengan partai lainnya. Demikian juga

partai yang berkoalisi harus pandai mengadakan kompromi dengan

partai-partai lainnya lagi, karena selalu ada kemungkinan suatu ketika

dukungan partnernya dapat ditarik kembali.

B. Sistem Pemilu

Sistem kepartaian berkaitan erat dengan sistem pemilihan

umum. Dalam berbagai literatur ilmu politik disebutkan bahwa sistem

pemilihan umum didefinisikan sebagai suatu prosedur yang diatur

dalam negara (organisasi) yang dengan seluruhnya atau sebagai

anggota organisasi tersebut memilih sejumlah orang untuk menduduki

jabatan dalam organisasi itu sendiri.

Penentuan sistem pemilihan umum sangat penting artinya

guna menentukan terciptanya pemilihan wakil rakyat yang

4

Page 5: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

representatif dan dimungkinkan adanya jaminan bahwa aspirasi

rakyat didengar oleh sistem politik yang berlaku. Meskipun banyak

variasinya, namun dalam khasanah ilmu politik dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu: Single Member Constituency atau lebih

dikenal dengan Sistem Distrik, dan yang kedua Proportional

Resoresentation atau lebih dikenal Sistem Perwakilan Berimbang

(proporsional).

1. Single Member Constituency atau sisten distrik

Sistem ini dimaksudkan sistem pemilihan yang

mengatur bahwa setiap distrik atau daerah pemilihan hanya

diperebutkan satu kursi perwakilan. Oleh karena itu negara

sdibagi kedalam beberapa distrik-distrik pemilihan yang

jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan atau

yang tersedia di parlemen. Tiap distrik hanya memilih seorang

wakil untuk mewakili distrik yang bersangkutan di parlenen.

Oleh karena itu sistem ini juga disebut Single Member

Constituency. Calon yang terpilih adalah yang memperoleh

suara terbanyak atau mayoritas. Oleh karena itu juga disebut

sistem mayoritas di distrik yang bersangkutan. Di dalam sistem

ini yang terpilih bukanpartainya melainkan langsung si calon.

Kemudian si calon akan bersaing secara langsung, sedangkan

partainya sebagai pendukung akan bersaing secara tidak

langsung. Dalam sistem ini makin banyak calon yang tampil

maka akan semakin banyak suara yang terbuang.

Besarnya distrik ditentukan oleh jumlah penduduk yang

ada di dalamnya. Karena tiap distrik hanya diwakili oleh satu

maka suara dari pendukung calon lain yang tidak mendapat

suara mayoritas dianggap hilang. Dalam sistem ini partai dapat

tampil sebagai pemenang cukup hanya dengan memperoleh

suara mayoritas tanpa memperhatikan selisih dari pihak

lawannya. Bentuk pemilihan seperti ini sering menimbulkan

over atau under representation.

5

Page 6: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Keunggulan dari sistem distrik adalah

dimungkinkannya adanya pengelompokan secara alamiah

partai-partai kecil untuk mengimbangi dominasi partai- partai

besar. Mungkin saja tidak dalam pengelimpokkan permanen,

tetapi hanya dalam bentuk kerjasama biasa. Namun, adanya

kemungkinan tersebut dapat menjamin stabilitas politik.

Alasannya, fragmentasi yang muncul dalam tubuh partai politik

dapat dihindari. Jangankan membuat partai baru, partai yang

sudah adapun belum tentu dapat bersaing dengan partai-partai

besar.

Sedangkan kelemahan sistem Distrik adalah adanya

kemungkinan aspirasi politik masyarakat yang telanjur

tersalurkan lewat partai politik kecil tidak dapat terwakili, seiring

dengan gagalnya si calon untuk memperoleh mayoritas suara

pemilih. Keadaan ini dapat menimbulkan distortion effect, yaitu

terjadinya kesenjangan antara jumlah suara yang diperoleh

satu partai politik dengan jumlah kursi yang tersedia. Keadaan

ini justru dapat menimbulkan atau memunculkan mayoritas

tunggal dimana partai yang menang dapat memerintah tanpa

koalisi.

2. Proporsional Representation System

Menganut prosedur pemilihan tidak langsung. Massa

pemilih hanya diminta menjatuhkan pilihannya terhada partai-

partai yang ikut dalam pemilihan umum. Dalam system

Proporsional ini diterapkan prinsip kuota, yakni jumlah

penduduk yang menggunakan hak pilihnya dibagi jumlah

anggota badan perwakilan rakyat yang telah ditentukan. Dalam

system ini kesatuan administratof dipandang sebagai daerah

pemillihan. Dari daerah ini dapat dipilih lebih dari satu orang

wakil dari satu Organisasi Peserta Pemilihan Umum (OPP)

yang ada berdasarkan jumlah perbandingan yang telah

disepakati. Oleh karena itu, pemenang dari daerah pemilihan

6

Page 7: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

umum tersebut dapat lebih dari satu orang, sehingga system ini

bias disebut dengan Multy Member Constituency. Wakil ini

ditunjuk olek OPP sehingga terkesan sebagai wakil partai

daripada wakil rakyat. Karena pada dasarnya menggunakan

kesatuan administrative, maka dimingkinkan adanya

penggabungan suara oleh  satu OPP di dua tempat dalam

daerah pemilihan yang sama. Tujuannya adalah untuk

memafaatkan sisa suara yang diperoleh di sutu daerah oleh

daerah lain yang membutuhkan. Dengan demikian system ini

menjamin aspirasi masyarakat tercapai tetapi belum tentu

didengar. 

Jumlah suara yang diperoleh OPP dijadikan landasan

untuk menentukan jumlah wakil di dalam parlemen. Karena itu,

rasio suara yang diperoleh OPP didalam pemilu sebanding

dengan wakil mereka di dalam parlemen. Selain itu, system

proporsiolnal ini juga dianggap adail, sebab dapat dipastikan

setiap segmen dalam masyarakat pasti memiliki wakil. Secara

formal system ini tidak kalah dengan system distrik dan dapat

menghindari terjadinya distortion effect. Di samping sederet

keunggulan di atas, system proporsional pun memiliki

kelemahan-kelemahan. Karena adanya jaminan bahwa tiap-

tiap segmen dalam masyarakat akan memperoleh seorang

wakil, maka pragmantasi politik akan lebih mudah terjadi.

Dengan kata lain system ini kurang menjamin kestabilan politik.

Tiap kali terjadi konflik dalam tubuh parpol yang ada,

seseorang cenderung untuk membentuk partai politik yang

baru. Hal ini secara potensial dapat menyulitkan tercapainya

mayoritas suara oleh satu partai politik dalam pemilihan umum.

Kelemahan yang lain dalam system proporsional dalam

pemilihan umum adalah sangat memberikan kedudukan yang

sangat kuat terhadap pemimpin organisasi social politik

(orsospol) dalam penentuan calon-calonnya, di samping

penggunaan dana yang besar.

7

Page 8: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Dari uraian singkat tersebut, dikemukakan perbedaan

pokok antara system distrik dan system proporsional dalam

pemilihan umum adalah terletak pada prosedur pemilihan

langsung dan tidak langsung. Dan prinsip yang dipergunakan

sebagai dasar dalam penentuan para calon wakil rakyat.

Sedangkan John G. Grum berpendapat bahwa system distrik

cenderung membentuk system dua partai, sedangkan system

proporsional cenderung membentuk system multi partai.

Merujuk pada proposisi yang dikemukan oleh Maurice

Duverger pilihan suatu masyarakat pada sistem kepartaian

tertentu yang dikombinasikan dengan penerapan sistem pemilu

yang sesuai dengan latar belakang masyarakat, memiliki

kemungkinan untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang

memiliki stabilitas politik “ political order”. Namun sebaliknya,

kesepakatan masyarakat untuk menggunakan suatu sistem

kepartaian tertentu yang dikombinasikan dengan penerapan suatu

sistem pemilu yang tidak sesuai dengan latar belakang

masyarakat, memiliki peluang untuk melahirkan suatu kehidupan

politik yang tidak stabil.

Secara lebih detail hubungan antara sistem kepartaian

dengan sistem pemilu, backgourd masyarakat, dan stabilitas

politik dapat dielaborasi dalam enam hipotesis sebagai berikut:

a) Sistem dua partai yang dikombinasikan dengan sistem pemilu

model distrik yang diterapkan pada masyarakat yang

backgroundnya homogen, dari sisi etnis, aliran pemikiran politik,

agama memiliki peluang besar untuk menghasilkan stabilitas

politik.

b) Sistem dua partai yang dikombinasikan dengan sistem pemilu

model proposional pada masyarakaat yang memiliki background

heterogen memiliki kecederungan untuk menghasilkan kehidupan

politik yang stabil. Namun, memungkinkan aspirasi politik

8

Page 9: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

masyarakat yang heterogen yang tidak tertampung oleh dua

partai politik.

c) Sistem dua partai yang dikombinasikan dengan sistem pemilu

model distrik pada masyarakat yang background heterogen

memiliki peluang lebih besar pada kehidupan politik yang kurang

stabil, terutama pada awal perkembangannya.

d) Sistem multipartai yang dikombinasikan dengan sistem pemilihan

model distrik pada masyarakat yang backgroundnya homogen

akan memiliki kecenderungan menuju pada kehidupan politik

yang bergerak ke arah stabilitas. Hal tersebut dikarenakan akan

mendorong terjadinya evolusi sistem kepartaian menuju pada

sistem dua partai.

e) Sistem multipartai yang dikombinasikan dengan sistem pemilu

model proposional pada masyarakat yang background heterogen

akan memiliki kecenderungan menghasilkan suatu kehidupan

politik yang tidak stabil. Hal tersebut tidak mendorong untuk terjadi

evolusi sistem kepartaian menuju pada sistem kepartaian yang

sederhana. (sistem dua partai).

f) Sistem multipartai dikombinasikan dengan sistem pemilu model

distrik pada masyarakat yang backgroundnya heterogen, memiliki

kecenderungan untuk menghasilkan stabilitas politik, namun

memiliki peluang yang menimbulkan ketidakpuasan politik.

C. Sistem Pemerintahan

1. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di

mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.

Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat

perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan

pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi

tidak percaya. Sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden

9

Page 10: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

dan seorang perdana menteri yang berwenang terhadap jalannya

pemerintahan.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai

berikut :

1.Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang

anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan

lembaga legislatif.

2.Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang

memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam

pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan

memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3.Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana

menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh

parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini,

kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala

pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

4.Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan

sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini

berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet

jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya

kepada kabinet.

5.Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala

pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara

adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam

negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan

pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan

keutuhan negara.

6.Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka

presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat

10

Page 11: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum

lagi untuk membentukan parlemen baru.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah

terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini

karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai

atau koalisi partai.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan

public jelas.

Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet

sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan

pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada

mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet

dapat dijatuhkan oleh parlemen.

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias

ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena

sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para

anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai

meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan

partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan

manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif

lainnya.

2. Sistem Pemerintahan Presidensial

11

Page 12: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif

dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan

tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem

pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara

terpisah.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta

kekurangan dari sistem pemerintahan presidensial.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai

berikut.

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah

kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak

dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu

dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet

bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab

kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu

dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem

parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga

perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung

pada parlemen.

Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu

tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah

empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan

jangka waktu masa jabatannya.

12

Page 13: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif

karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen

sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif

sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-

menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi

keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

3. Sistem Pemerintahan Komunis

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi

terhadap faham kapitalisme di awal abad ke-19an, dalam suasana

yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah

bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan

ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul

beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis

teori dengan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai

teori dan cara perjuangannya yang saling berbeda dalam pencapaian

masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya

sebagai masyarakat utopia

Ciri-ciri komunisme

Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah :

Sifatnya yang ateis

Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada.

Anti-kapitalisme

Ciri pokok kedua adalah :

Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu.

13

Page 14: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia

rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin.

Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari

ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat

produksi

Kelebihannya:

Sistem komunis membuat suatu pemerintahan dan negara

lebih stabil. pemerintah jauh lebih kuat dari rakyatnya.

Semua kebijakan pemerintah dapat diterapkan dengan otoriter

Adanya pemerataan pendapatan bagi rakyatnya

Kekurangannya :

Rakyat tidak bisa banyak bersuara,

Pemerintah sewenang-wenang terhadap rakyatnya

pemimpinnya cenderung otoriter

privasi dan kehidupan individu terganggu dan tidak merdeka

D. Pengaruh Sistem Kepartaian terhadap Sistem Pemerintahan

Sistem kepartaian memiliki pengaruh terhadap sistem

pemerintahan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai sistem pemerintahan di

berbagai dunia. Misalnya sistem pemerintahan komunis di cina yang

menganut sistem partai tunggal. Sistem partai tunggal Cina merupakan

sistem kepartaian dimana dalam negara atau badan legislatif dan badan

eksekutifnya hanya terdapat satu partai terbesar yang menguasai

mayoritas secara terus-menerus di samping partai-partai kecil lainnya.

Sistem partai tunggal memiliki kecenderungan akan selalu

menumbuhkan corak pemerintahan yang diktator karena suasananya

bersifat non-kompetitif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa di Cina sendiri

memang terdapat beberapa partai akan tetapi hanya ada satu partai

yang digunakan penguasa untuk memobilisasi masyarakat dan

mengesahkan kekuasaannya, partai lain dibatasi ruang geraknya.

14

Page 15: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Kemudian contoh negara yang menganut sistem dwi partai yaitu

negara Amerika Serikat yang menganut sistem pemerintahan

presidensial dan berdasarkan konstitusi. Ada 2 partai yang menentukan

sistem politik dan pemerintahan Amerika Serikat, yaitu partai demokrat

dan partai Republik. Dalam setiap pemilu kedua, partai ini saling

memperebutkan jabatan-jabatan politik dimana yang memenangkan

pemilu akan memegang jabatan sebagai pemimpin negara. Sistem partai

di amerika menggunakan sistem pemilu distrik karena cenderung

menghambat pertumbuhan partai kecil sehingga dapat memperkokoh

sistem dwi-partai

Contoh negara yang menganut sistem multipartai yaitu negara

Indonesia yang juga menganut sistem pemerintahan presidensial.

Indonesia mempunyai sejarah panjang dengan berbagai jenis sistem

multi partai. Sistem ini telah melalui beberapa tahap dengan bobot

kompetitif yang berbeda-beda. Mulai 1989 Indonesia berupaya untuk

mendirikan suatu sistem multi partai yang mengambil unsur-unsur positif

dari pengalaman masa lalu dan menghindari unsur negatifnya. Sistem

kepartaian multi partai dianggap cocok untuk masyarakat Indonesia, hal

ini mengingat keanekaragaman budaya politik masyarakat Indonesia.

Perbedaan tajam yang ada dalam masyarkat yaitu meliputi ras, agama,

atau suku bangsa mendorong golongan-golongan masyarakat lebih

cenderung menyalurkan ikatan-ikatan terbatasnya (primordial) dalam

satu wadah yang sempit saja. Hal ini dijadikan alasan bahwasanya pola

sistem multi partai lebih sesuai dengan pluralitas budaya politik daripada

sistem politik tunggal maupun sistem politik dwi partai.

Sartori (1976) menyatakan bahwa yang paling terpenting dari

sebuah sistem kepartaian adalah sebuah pengaturan mengenai

hubungan partai politik yang berkaitan dengan pembentukan

pemerintahan, dan secara lebih specifik apakah kekuatan mereka

memberikan prospek untuk memenangkan atau berbagi (sharing)

kekuasaan pemerintah.

15

Page 16: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Meski demikian, pada perkembangan selanjutnya pendekatan

yang hanya berdasarkan jumlah dan interaksi antar partai politik tersebut

mendapat kritikan dan ketidaksetujuan dari beberapa ahli misalnya Bardi

and Mair (2008) dan Blau (2008). Bardi dan Mair berpendapat bahwa

sistem kepartaian tidak bisa ditentukan semata-mata oleh jumlah partai

yang ikut dalam pemilu akan tetapi sebagai fenomena yang multi

dimensi. Selanjutnya Bardi dan Mair menjelaskan bahwa tipe partai

politik dipengaruhi oleh 3 (tiga) dimensi, yaitu vertikal, horisontal dan

fungsional. Dimensi veritikal yang mempengaruhi sistem partai politik

dicontohkan dengan adanya polarisasi dan segmentasi di dalam

masyarakat pemilih (bahasa, etinisitas, agama dan lain-lain). Sedangkan

dimensi horisontal ditentukan oleh pembedaan level pemerintahan dan

level pemilu. Dimensi fungsional disebabkan oleh karena pembedaan

arena kompetisi (nasional, regional, dan lokal).

E. Pengaruh Sistem Pemilu terhadap Sistem Kepartaian

Adanya berbagai varian sistem politik menunjukkan bahwa tidak

ada suatu sistem pemilu yang sempurna yang dapat dipakai untuk

semua negara. Setiap sistem pemilu masing-masing memiliki kelebihan

dan kekurangan. Suatu sistem pemilu mungkin sesuai dengan kondisi

masyarakat yang memiliki ciri-ciri tertentu dan kurang sesuai untuk

masyarakat yang memiliki ciri-ciri yang lain. Sebagaimana telah

diuraikan misalnya sistem pemilu distrik dimiliki kemungkinan kurang

cocok jika diterapkan pada masyarakat yang memiliki background

majemuk dari berbagai aspeknya. Dan sebaliknya sistem distrik ini

memiliki tingkat kesesuaian yang lebih besar jika dipakai pada

pelaksanaan pemilu bagi masyarakat yang memiliki background sosial

yang tidak terlalu heterogen.

Untuk kondisi di Indonesia, yang masyarakatnya memiliki

background aliran pemikiran politik, etnis, agama, budaya yang

heterogen secara teoritis jika ingin menghasilkan suatu tata kehidupan

politik yang stabil adanya political order, maka perlu pertimbangan untuk

16

Page 17: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

diterapkan sistem pemilu dengan model distrik. Penerapan sistem

pemilu model distrik memberi dorongan untuk terjadinya evalusi sistem

kepartaian banyak partai kepada dua sietem partai. Jika berhasil

didorong berjalannya evolusi sistem kepartaian menuju sistem dua

partai melalui penerapan sistem pemilu distrik maka kehidupan politik di

Indonesia memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencapai kestabilan

politik. Namun demikian, kondisi sebaliknya akan sering hadir jika

proposisi tersebut tidak dapat dipenuhi. Kehidupan politik di Indonesia

sulit diharapkan untuk mampu menghadirkan suatu tatanan politik yang

stabil, jika tidak terjadi kombinasi yang harmonis antara pilihan sistem

kepartaian dengan sistem pemilu yang sesuaikan dengan background

masyarakat Indonesia.

Kiranya perlu diberikan penjelasan mengapa pemilu dengan

sistem distrik dengan berbagai variannya yang merujuk pada model

sistem pluralisme-mayoritas, memberikan dorongan untuk secara

alamiah terjadinya pengurangan jumlah partai yang ikut berkompetisi

dalam pemilu?. Pelaksanaan kegiatan yang merujuk pada model

pluralitas-mayoritas yang lebih dikenal dengan sistem distrik memiliki

prinsip bahwa jumlah wakil rakyat yang akan duduk di lembaga

perwakilan politik seperti parlemen (DPR) sama dengan jumlah distrik

(daerah pemilihan yang ada pada suatu negara , sesuai dengan

kesepakatan yang diambil oleh kekuatan politik (partai politik) yang ada

pada suatu negara. Setiap satu distrik daerah pemilihan ditentukan

hanya mempunyai satu wakil rakyat yang akan duduk di parlemen.

Dengan ketentuan sebagaimana dirujuk dalam sistem distrik

tersebut, maka disetiap distrik hanya ada satu partai politik yang memiliki

wakil parlemen. Penerapan model tersebut secara berulang-ulang

mendorong untuk memunculkan suatu kondisi kehidupan kepartaian,

dimana hanya ada satu sampai dua partai yang mendapatkan dukungan

yang kuat di suatu distrik pemilu. Sementara itu, pemilu tidak berhasil

mendatangkan dukungan yang memadai secara alamiah akan

mengalami kematian.

17

Page 18: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Bukti empiris dari negara-negara yang mempraktikan model

sistem distrik secara nasional, menunjukkan bahwa secara nasional

akan lahir suatu kecenderungan lahirnya sistem dua partai, yakni hanya

ada dua partai politik yang bisa eksis dan memiliki pengaruh yang

signifikan dalam kehidupan politik nasional. Dengan terjadinya

pengurangan jumlah partai politik yang memiliki wakil formal di lembaga

parlemen, maka juga dapat mengurangi serta mereduksi sumber dan

istrumen untuk terjadinya berbagai macam konflik dalam suatu

masyarakat, khususnya konflik politik. Pengurangan jumlah partai secara

alamiah melalui penerapan sistem distrik juga mampu memberikan iklim

agar berbagai spektrum aliran pemikiran politik yang memiliki kedekatan

ideologi berkumpul pada satu partai politik tertentu.

Jika kondisi tersebut dapat terwujud hal itu berati juga salah satu

fungsi partai politik untuk menjalankan fungsi manajemen konflik dapat

diperankan. Dengan demikian, kiranya dapat dinyatakan bahwa pilihan

untuk menggunakan model sistem peilu distrik memberikan peluang

pada partai politik untuk memperkuat fungsi-fungsinya sebagai pengatur

konflik. Implikasi dan kondisi partai politik memiliki konstribusi bentuk

menghadirkan adanya suatu tertib politik-stabilitas kehidupan politik.

Dan pemaparan diatas, kiranya dapat ditarik suatu pemahaman

bahwa antara sistem pemilu dengan sistem kepartaian dan stabilitas

politik memiliki hubungan. Sebagaimana telah diuraikan bahwa pilihan

untuk menerapkan suatu sistem pemilu tertentu misalnya sistem pemilu

distrik akan memiliki pengaruh pada munculnya sistem kepartaian yang

dengan sistem dua partai. Sementara itu, pilihan untuk menerapkan

sistem proposional akan memberi peluang untuk lahirnya sistem banyak

partai pada suatu masyarakat yang secara sosial fragmentasi dan

mamiliki aliran pemikiran politik, dengan perpedaan yang tajam, akan

memberikan kemungkinan untuk sulit memberikan kontribusi bagi yang

ada stabilitas politik.

18

Page 19: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Bab III

Penutup

Sistem kepartaian ialah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah

partai politik dengan kata lain sistem kepartaian adalah pola kompetisi terus-

menerus dan bersifat stabil, yang selalu tampak di setiap proses pemilu tiap

negara. Sistem kepartaian bergantung pada jenis sistem politik yang ada di

dalam suatu negara. Selain itu, ia juga bergantung pada kemajemukan suku,

agama, ekonomi, dan aliran politik yang ada. Semakin besar derajat

perbedaan kepentingan yang ada di negara tersebut, semakin besar pula

jumlah partai politik. Selain itu, sistem-sistem politik yang telah disebutkan,

turut mempengaruhi sistem kepartaian yang ada.

Pemilihan Umum adalah suatu peristiwa politik yang sangat menarik.

Pemilihan Umum merupakan salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan

yang mendasar pada demokrasi perwakilan. Pemilu juga dapat diartikan

sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan

kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai.

Adanya berbagai varian sistem politik menunjukkan bahwa tidak ada

suatu sistem pemilu yang sempurna yang dapat dipakai untuk semua

negara. Setiap sistem pemilu masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Suatu sistem pemilu mungkin sesuai dengan kondisi

masyarakat yang memiliki ciri-ciri tertentu dan kurang sesuai untuk

masyarakat yang memiliki ciri-ciri yang lain. Sebagaimana telah diuraikan

misalnya sistem pemilu distrik dimiliki kemungkinan kurang cocok jika

diterapkan pada masyarakat yang memiliki background majemuk dari

berbagai aspeknya. Dan sebaliknya sistem distrik ini memiliki tingkat

kesesuaian yang lebih besar jika dipakai pada pelaksanaan  pemilu bagi

masyarakat yang memiliki background sosial yang tidak terlalu heterogen.

19

Page 20: Tugas Makalah HTN Sistem Kepartaian Pemilu

Daftar Pustaka

1. Budiardjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

2. http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/hubungan-antara-sistem-

kepartaian.html#ixzz2DQhywUn4

3. http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/sistem-kepartaian-dan-sistem-

pemilu.html

20