MATERI HTN

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang besar sekali. Salah satu perubahan itu ialah diwujudkannya tata pemerintahan yang demokratis dan baik (democratic and good governance), perwujudan tata pemerintahan yang demokratis dan baik pada dasarnya untuk perekonomian kita mencapai tujuan pemerintahan itu sendiri yakni, menciptakan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Sejalan dengan pengertian (democratic and good governance), yaitu : Upaya mewujudkan sistem pemerintah yang demokratis, bersih, dan berwibawa selalu menjadi obsesi bagi rakyat dan pemerintahan di zaman modern sekarang ini. Peristiwa dramatis yang membuat perekonomian kita terpuruk sehingga agak sulit untuk bangkit kembali menata sistem pemerintahan yang baik. Salah satu unsur penyelenggaraan pemerintahan yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi itu ialah penataan aparatur pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan penataan manajemen sumber daya pegawai. 1 1 . Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2008, hlm 1.

Transcript of MATERI HTN

Page 1: MATERI HTN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di bidang

pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang besar sekali. Salah satu perubahan

itu ialah diwujudkannya tata pemerintahan yang demokratis dan baik (democratic and

good governance), perwujudan tata pemerintahan yang demokratis dan baik pada dasarnya

untuk perekonomian kita mencapai tujuan pemerintahan itu sendiri yakni, menciptakan

masyarakat yang adil, makmur, sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Sejalan dengan pengertian (democratic and good governance), yaitu : Upaya

mewujudkan sistem pemerintah yang demokratis, bersih, dan berwibawa selalu menjadi

obsesi bagi rakyat dan pemerintahan di zaman modern sekarang ini. Peristiwa dramatis

yang membuat perekonomian kita terpuruk sehingga agak sulit untuk bangkit kembali

menata sistem pemerintahan yang baik. Salah satu unsur penyelenggaraan pemerintahan

yang perlu memperoleh perhatian dalam upaya reformasi itu ialah penataan aparatur

pemerintah yang meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem, dan

penataan manajemen sumber daya pegawai.1

Sinkronisasi antara aparatur pemerintah selaku pelaksana kebijakan dan masyarakat

selaku penerima kebijakan sangatlah dibutuhkan demi terciptanya penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan sesuai dengan makna termuat dalam Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN (Kolusi,

Korupsi, Nepotisme). Untuk itu peran serta masyarakat sangatlah penting guna ikut serta

mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

68 Tahun 1999, sehingga aparatur pemerintah selaku pelaksana kebijakan mampu

mempertanggung jawabkan tugas, fungsi, dan wewenangnya kepada seluruh kalangan

masyarakat.

Dalam perspektif sosiologis, masyarakat merupakan suatu komunitas yang

berbudaya, terorganisasi dan memiliki kaidah normatif sebagai sarana interaksi sesama

anggota masyarakat lainnya. Sebagai pembentuk tatanan sosial kemasyarakatan harus

memiliki kepekaan dalam mengenali dan memahami setiap persoalan sosial

1. Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2008, hlm 1.

Page 2: MATERI HTN

kemasyarakatan sebagai tanggung jawab moral bagi setiap anggota masyarakat, karena

sebagai subjek yang melakukan tindakan, maka perilaku-perilaku menyimpang yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat mesti disikapi oleh anggota masyarakat sendiri (self

organization), tanpa harus ada perintah yang sifatnya memaksa dari Negara.

Segala tindakan masyarakat harus didorong oleh suatu kesadaran kritis agar

keamanan dan ketertiban masyarakat diharapkan tetap stabil dan dinamis, disisi lain

masyarakat pun memiliki kepekaan dalam memahami dan mendalami hak dan tanggung

jawabnya selaku anggota masyarakat seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas Kolusi, Korupsi, Nepotisme

dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Peran Serta

Tentang Penyelenggaraan Negara. Untuk itu peran aktif masyarakat dalam upaya

mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN sangat

diperlukan sekali. Peran aktif terwujud berupa pengadun masyarakat sebagai kontrol sosial

terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah.

Di dalam prakteknya melihat pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat yang

dilakukan oleh pihak aparatur pemerintahan baik di kelurahan sampai pada Kecamatan,

seperti halnya dalam pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), pembuatan Kartu

Keluarga (KK) dan pelayanan masyarakat lainnya, di sini tergambar dengan nyata

bagaimana peran serta masyarakat dalam upaya mendukung penyelenggaraan pemerintah

yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan yang ada.

Berdasarkan hal ini Pemerintah mempunyai andil besar dalam mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik diwilayahnya dan tentunya juga harus didukung

oleh peran serta masyarakat. Disini sangat dibutuhkan analisis yang cermat karena selain

mengamati fenomena masyarakat selaku penerima kebijakan juga harus memperhatikan

kinerja dari aparatur pemerintahan yang melaksanakan tanggung jawabnya dalam

membawa masyarakat ke arah yang lebih sejahtera.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh

aparatur pemerintahan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang

baik dan bebas KKN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999?

Page 3: MATERI HTN

2. Usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam fungsi

pelayanan masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang

baik dan bebas KKN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan mengkaji tentang pelaksanaan pelayanan masyarakat yang

dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang baik

dan bebas KKN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999.

2. Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala dalam fungsi pelayanan masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan bebas KKN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

68 Tahun 1999.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

pengetahuan, untuk memperluas pemahaman bagi pengembangan Ilmu Hukum

etatanegaraan pada umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.

2. Secara praktis

a. Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan sebagai

informasi dan masukan bagi yang berwenang dan pengetahuan bagi penulis yang

selama ini hanya memperoleh teori di bangku kuliah saja.

b. Dijadikan bahan masukan bagi masyarakat mengenai ketentuanketentuan hukum

dan masalah-masalah yang terkait dengan pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat

dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi,

Nepotisme).

Page 4: MATERI HTN

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYELENGGARAAN NEGARA / PEMERINTAHAN

1. Pengertian Negara

Secara teoritis dan praktik, terdapat perbedaan antara pemerintah dengan

pemerintahan. Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam

menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan Negara. Dengan ungkapan

lain, pemerintahan adalah bestuurvoering atau pelaksanaan tugas pemerintah, sedangkan

pemerintah ialah organ / alat atau aparat yang menjalankan pemerintahan. Pemerintah

sebagai alat kelengkapan Negara dapat diartikan secara luas (in the broad sense) dan dalam

arti sempit (in the narrow sense). Pemerintah dalam arti luas itu mencakup semua alat

kelengkapan negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif,

legislatif, dan yudikatif atau alat-alat kelengkapan negara lainnya yang bertindak untuk dan

atas nama negara, sedangkan dalam pengertian sempit pemerintah adalah cabang

kekuasaan eksekutif.

Pemerintah dalam arti sempit adalah organ / alat perlengkapan negara yang di

berikan tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-undang sedangkan dalam arti luas

mencakup semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan di dalam Negara baik

eksekutif maupun legislatif dan yudikatif. Dalam kepustakaan, istilah pemerintahan disebut

memiliki dua pengertian, yaitu sebagai fungsi dan sebagai organisasi, pemerintahan

sebagai fungsi yakni aktivitas memerintah adalah melaksanakan tugas-tugas pemerintahan

(penyelenggaraan kepentingan umum oleh dinas publik). Pemerintahan (umum) sebagai

organ adalah kumpulan organ-organ dari organisasi pemerintahan yang dibebani dengan

pelaksanaan tugas pemerintahan.

Negara merupakan suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana

terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan

keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur

negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.

Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada

akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan

bersama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah

diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan

udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang

Page 5: MATERI HTN

berkuasa. Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai

tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut.

Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara

bersama-sama. Selain memiliki cita-cita, suatu negara juga diharuskan memiliki fungsi-

fungsi yang dapat memaksimalkan kinerja pemerintah.2 Adapun fungsi dari negara, yaitu:

a. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat, Negara yang sukses dan maju adalah

negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan

sosial kemasyarakatan;

b. Melaksanakan ketertiban, untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif

dan damai diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh

masyarakat;

c. Pertahanan dan keamanan, Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari

segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar;

d. Menegakkan keadilan, Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat

warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

Adapun Fungsi-fungsi dari Negara di atas, maka dapat diketahui bahwa negara

adalah :

1. Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan

ditaati oleh rakyat;

2. Kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di

bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik,

berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya untuk kepentingan yang

lebih penting daripada kepentingan perseorangan, atau negara adalah suatu wilayah di

permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun

budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara adalah

pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut,

dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain

keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada.

Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh

warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat

negara itu berada. Pengertian negara secara umum diartikan sebagai organisasi tertinggi di

2. Ibid, hlm 25.

Page 6: MATERI HTN

antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di

dalam daerah tertentu yang mempunyai pemerintah yang berdaulat.

Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai

kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit

pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan

negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan

kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa

aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua

rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya

banyak negara memiliki pelayanan yang berbeda bagi warganya.

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau

hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi

maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat,

semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-undang.3 Pengambilan keputusan

dalam proses pembentukan Undang-undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni

menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan

mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi

kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi

kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

2. Pengertian Penyelenggaraan Negara

Penyelenggaraan Negara adalah pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif,

legislatif atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan

penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

terkait.4 Penyelengara Negara yang bersih adalah penyelenggara Negara yang mentaati

asas- asas umum penyelenggaraan Negara dan bebas dari praktik korupsi, kolusi,

nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya.

Penyelenggaraan Negara mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

penyelenggaraan Negara untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantu dalam Undang-undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945, juga mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara

sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, perlu diletakkan asas-asas penyelenggaraan

3. S. Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Cet. Ke-III, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hlm 68.4. Tolchah Mansoer, Beberapa Aspek Kekuasaan-Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif di Indonesia, dari Disertasi

Universitas Gadjah Mada, Paramita, Jakarta, 1995, hlm 68.

Page 7: MATERI HTN

Negara. Dalam prakteknya korupsi, kolusi, nepotisme tidak hanya dilakukan antar-

penyelenggaraan Negara melainkan juga antara penyelenggaraan Negara dan pihak lain

yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta

membahayakan eksistensi Negara, sehingga diperlukan landasan hukum untuk

pencegahannya. Asas-asas umum pemerintahan Negara yang baik adalah asas yang

menjungjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum untuk mewujudkan

penyelenggaraan Negara yang bersih dari korupsi, kolusi, nepotisme. Penyelenggara

Negara meliputi;

1. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara;

2. Pejabat Negara ;

3. Menteri;

4. Gubernur;

5. Hakim;

6. Pejabat Negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku; dan

7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan

Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Asas-asas Umum Penyelenggaraan Negara meliputi :

1. Asas kepastian hukum,

2. Asas tertib penyelenggaraan Negara,

3. Asas kepentingan umum,

4. Asas keterbukaan,

5. Asas Proporsionalitas,

6. Asas Profesionalitas,

7. Asas Akuntabilitas.

3. Pengertian Kolusi, Korupsi, Dan Nepotisme

Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Kolusi adalah

permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar-Penyelenggara Negara atau

antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat, dan /

atau negara. Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan

hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan/atau kroninya di atas

kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.

Page 8: MATERI HTN

Asas umum Pemerintahan Negara yang baik adalah asas yang menjunjung tinggi

norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan Nepotisme.5

Pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan tata kepemerintahan

yang baik atau good public governance. Komitmen tersebut diwujudkan melalui upaya

membangun sistem penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang mampu mendukung

pelaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Keberhasilan pembangunan

nasional selama ini dicapai melalui berbagai cara yang sinergi antara pemerintah selaku

pilar utama pembangunan dengan masyarakat dan dunia usaha serta stakeholder lainnya.

Berbagai langkahlangkah yang ditempuh pemerintah selama ini dilakukan dalam kerangka

reformasi birokrasi.

Institusi birokrasi pemerintah sesuai kedudukannya dalam sistem administrasi

negara, merupakan wahana bagi penyelenggaraan negara dan pemerintahan di berbagai

bidang kehidupan bangsa dan hubungan antar bangsa. Secara umum birokrasi pemerintah

memiliki tugas dalam pengelolaan pelayanan publik, motor penggerak pembangunan,

menerjemahkan berbagai keputusan politik strategis ke dalam berbagai kebijakan publik

yang operasional, dan menjadi faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda

pemerintahan dan pembangunan nasional. Dengan demikian, terdapat korelasi yang kuat

antara perwujudan good public governance dengan keberhasilan pelaksanaan

pembangunan di berbagai bidang. Untuk pelaksanaan pembangunan bidang

penyelenggaraan negara, permasalahan yang diperkirakan masih terjadi pada Tahun 2009

diantaranya berbagai peraturan perundang-undangan sebagai landasan atau terkait dengan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi belum dapat diundangkan atau masih dalam proses

penyusunan dan pembahasan dengan DPR.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat menimbulkan ketidakpastian kebijakan pelaksanaan

reformasi birokrasi, sehingga inisiatif reformasi birokrasi masih berjalan secara parsial dan

penerapannya di instansi pemerintah secara terbatas. Di samping itu,permasalahan lainnya

adalah penerapan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan (governrnent)

dan pelayanan publik (services) belum merata di seluruh intansi pemerintah,masih belum

diterapkannya secara luas manajemen berbasis kinerja pada lingkungan birokrasi

pemerintah sehingga berdampak kurangnya kontribusi dan dukungan dari birokrasi pada

pencapaian keberhasilan pembangunan.

5. Ibid, hlm 25.

Page 9: MATERI HTN

B. PELAKSANAAN FUNGSI PELAYANAN MASYARAKAT YANG

DILAKUKAN OLEH APARATUR PEMERINTAH

Pada umumnya pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat selain yang dilakukan oleh

aparatur pemerintah juga dari masyarakat itu sendiri. Aparatur pemerintah dan masyarakat

saling berhubungan, karena itu mempunyai keterkaitan yang sangat erat guna untuk

menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan bebas KKN( Kolusi, korupsi, Nepotisme).

Dalam perspektif sosiologis, masyarakat adalah suatu komunitas yang berbudaya,

terorganisasi dan memiliki kaidah normatif sebagai sarana interaksi sesama anggota

masyarakat lainnya. Sebagai pembentuk tatanan sosial, tentu saja dalam hidup sosial

kemasyarakatan harus memiliki kepekaan dalam mengenali dan memahami setiap

persoalan sosial kemasyarakatan sebagai tanggung jawab moral bagi setiap anggota

masyarakat, karena sebagai subyek yang melakukan tindakan maka perilaku-perilaku

menyimpang yang terjadi dalam kehidupan masyarakat harus disikapi oleh anggota

masyarakat sendiri (self organization), tanpa harus ada perintah yang sifatnya memaksa

dari negara. Segala tindakan masyarakat harus didorong oleh suatu kesadaran kritis agar

keamanan dan ketertiban masyarakat diharapkan tetap stabil dan dinamis. Di sisi lain,

masyarakat juga harus memiliki kepekaan dalam memahami dan mendalami hak dan

tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat seperti yang tertuang dalam Undang-

undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas KKN (Kolusi,

Korupsi, Nepotisme) dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara. Untuk itu Peran aktif

masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang

baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) sangat diperlukan sekali. Peran aktif

tersebut berupa pengaduan masyarakat sebagai kontrol / pengawasan sosial dalam

penyelengaraan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan. Dalam hal ini

Pemerintah mempunyai andil besar dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

yang baik dan tentunya juga harus didukung peran serta masyarakat.

Salah satu proses yang paling penting adalah perencanaan pembangunan. Oleh

karena itu didalam proses perencanaan peran serta masyarakat mutlak diperlukan sebab di

dalam pembangunan, masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan saja tetapi juga

subjek pembangunan. Di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan dalam kalimat Bab II Pasal 4 Huruf d ditegaskan bahwa

perencanaan pembangunan bertujuan untuk mengoptimalkan partipasi masyarakat. Dengan

Page 10: MATERI HTN

demikian, Undang-undang tersebut telah menjamin bahwa dalam setiap langkah

perencanaan pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah partisipasi masyarakat

wajib untuk didengar dan dipertimbangkan oleh pemerintah. Jika dilihat lebih lanjut maka

penyebab lemahnya aspirasi masyarakat tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok

yaitu:6

1. Eksternal adalah kondisi di luar sistem birokrasi pemerintah yaitu masyarakat umum.

2. Internal adalah kondisi di dalam sistem birokrasi pemerintah.

Good governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan

pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah

publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu di dalam tindakan dan kehidupan keseharian.

Kriteria pemerintahan yang baik, adalah sebagai berikut:7

1. Partisipasi, menunjuk pada keikutsertaan seluruh warga negara dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan.

2. Penegakan hukum atau peraturan, penegakan hukum harus diterapkan secara adil dan

tegas.

3. Transparansi, seluruh proses pemerintahan dapat diakses dengan publik.

4. Responsif, lembaga pemerintah harus selalu tanggap terhadap kepentingan publik.

5. Konsensus, Pemerintah harus dapat menjembatani perbedaan kepentinggan demi

tercapainya konsensus antar kelompok.

6. Keadilan, kesetaraan pelayanan bagi seluruh warga.

7. Efektifitas dan efisiensi, Merujuk pada proses pemerintahan yang dapat mencapai

tujuan dan menggunakan dana seoptimal mungkin

8. Akuntabel, seluruh proses pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan.

9. Visi Strategis, pemerintah mempunyai visi jauh kedepan yang dapat mengantisipasi

perubahan.

6. Ibid, hlm 27.7. Ibid, hlm 32.

Page 11: MATERI HTN

B. KENDALA-KENDALA DAN UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGATASI FUNGSI PELAYANAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BEBAS KKN

Secara umum masalah yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat, adalah:

1. Masalah penyalahgunaan wewenang,

2. Masalah kolusi,korupsi, nepotisme (KKN),

3. Masalah Pungutan liar,

4. Masalah kepegawaian,

5. Masalah pertanahan,

6. Masalah pelayanan hukum dan peradilan,

7. Masalah pelayanan umum dan masyarakat,

8. Masalah tindakan tidak terpuji,

9. Masalah-masalah lainnya.

Permasalahan itu tentang keterlambatan dalam penyelesaian pelayanan pembuatan

KTP (Kartu Tanda Penduduk), yaitu yang seharusnya pembuatan KTP bisa diselesaikan

dalam tempo 2 (dua) hari, akan tetapi sering terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya.

Keterlambatan dalam penyelesaian pembuatan KTP tersebut terjadi karena sistem

komputerisasi yang sering bermasalah dan masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam

hal mendukung penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat tersebut, bukan hanya

pembuatan KTP saja dalam pembutan KK (Kartu Keluarga) juga.

Pengaduan masyarakat sebagai bentuk peran serta masyarakat juga sebagai kontrol

sosial terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN (Kolusi,

Korupsi, Nepotisme) sangat dibutuhkan agar terjadi kesimbangan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara antara aparatur pemerintahan selaku pelaksana kebijakan dan

masyarakat sebagai penerima kebijakan. Untuk itu sangat diperlukan kerjasama antara

kedua belah pihak dalam memainkan atau melaksanakan peranannya masing-masing yakni

dalam hal melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Selanjutnya ada beberapa

faktor yang mempengaruhi penanganan pengaduan dalam pelaksanaan masyarakat yang

dapat menghambat atau mengurangi efektivitas pengawasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan dalam pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat, yakni:

1. Luas dan kompleksnya cakupan kegiatan birokrasi pemerintah yang tersebar di seluruh

pelosok tanah air, sehingga tidak mungkin ditangani secara sentralistik, contohnya

Page 12: MATERI HTN

dalam Pemilu (Pemilihan Umum) didaerah terpencil masyarakatnya tidak mendapatkan

sosialisasi dari pemerintah (Pejabat Pemerintah yang berwenang atau birokrasi yang

ditunjuk oleh pemerintah) mengenai cara memilih yang baik dan benar (Pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden).

2. Proses penanganan pengaduan masyarakat sangat lambat dan berbelit-belit, sehingga

sering mendorong masyarakat cenderung menempuh jalan pintas dalam menyelesaikan

sendiri masalah yang dianggap merugikannya dan melanggar rasa keadilan masyarakat.

hal ini perlu diantisispasi agar tidak terjadi gejolak sosial yang anarkis, contohnya

dalam pembuatan KTP atau KK para petugas tidak optimal dalam melayani masyarakat.

3. Adanya kecenderungan pimpinan instansi pemerintah melindungi aparat di jajaran

instansinya agar kelihatan bersih, sehingga laporannya tidak lugas dan kurang objektif,

seperti para aparat pemerintah yang melakukan KKN, tetapi dilindungi oleh aparat yang

lain.

4. Kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap arti, makna, urgensi, serta manfaat

pengawasan masyarakat dari sebagian besar aparatur pemerintah, sehingga kurang

peduli dan tidak peka terhadap aspirasi serta keluhan masyarakat.

5. Kurangnya konsistensi dan transparansi dalam penegakan hukum yang sering tidak

tuntas, sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat.

6. Kurangnya perlindungan hukum bagi pelapor dan atau kemungkinan terjadinya

penyalahgunaan wewenang aparat pemeriksa terhadap pejabat terlapor dan pelapor.

7. Cara berfikir dan bertindak yang formalitas dan rutin, disertai arogansi kekuasaan,

sehingga cenderung sering mempersonifikasikan dirinya sebagai penguasa dengan

pertimbangan-pertimbangan subyektif dan berlindung pada wewenang administrasi

yang tidak terukur.

Setiap laporan hasil penanganan pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat agar

segera ditindak lanjuti sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku, yakni:

1. Tindakan administrasif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

2. Tindakan tuntutan pembendaharaan dan tuntutan ganti rugi,

3. Tindakan gugatan perdata,

4. Tindakan pengaduan perbuatan pidana,

5. Tindakan penyempurnaan manajemen instansi yang bersangkutan.

Untuk itu pengaduan masyarakat sebagai bentuk peran serta masyarakat sebagai

kontrol dalam penyelengaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi,

Page 13: MATERI HTN

Nepotisme) juga dalam pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat tidak akan berjalan

sebagaimana mestinya kalau tidak didukung dengan konsep penanganan yang baik dan

oleh aparatur pemerintahan. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan

pengaduan masyarakat yang dapat menghambat atau mengurangi efektifitas pengawasan

masyarakat terhadap penyelengaraan pemerintahan harus disikapi dengan cermat oleh

aparatur pemerintahan untuk ditindak lanjuti dan dilakukan perbaikan kearah yang lebih

baik agar upaya pelaksanaan peran serta masyarakat sebagai kontrol dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme)

dapat direalisasikan sebagaimana mestnya dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Page 14: MATERI HTN

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan fungsi pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh aparatur

pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

bebas KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) sangatlah penting demi terciptanya

sinergisitas antara aparatur pemerintahan selaku pelaksana kebijakan dan

masyarakat sebagai penerima kebijakan. Dalam hal ini dibutuhkan kerja sama

kedua belah pihak, antara aparatur pemerintah dan masyarakat karena kalau hal

itu tidak terlaksana sebagaimana mestinya maka sangatlah sulit hal tersebut diatas

akan terwujud.

2. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan demi terciptanya penyelengaraan

pemerintahan yang baik dan sesuai dengan harapan dan keinginan

masyarakat.Tentunya selain mengharapkan peran aktif dari masyarakat, aparatur

pemerintah juga dapat lebih meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan

pelayanan masyarakat sehingga keseimbangan itu benar-benar terjadi antara

pelaksana kebijakan dan penerima kebijakan, sehingga bukan mustahil

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi,

Nepotisme) dapat direalisasikan.

B. SARAN

1. Diharapkan agar aparatur pemerintahan lebih melaksanakan tugasnya dalam

melayani masyarakat sesuai dengan fungsi pelayanan masyarakat agar terciptanya

penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi,

Nepotisme).

2. Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mewujudkan

penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bebas KKN (Kolusi, Korupsi,

Nepotisme) agar terciptanya sinergisitas antara aparatur pemerintahan selaku

pelaksana kebijakan dan masyarakat sebagai penerima kebijakan.

Page 15: MATERI HTN

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Basroh, 1987., Intisari Perbandingan Hukum Tata Negara, Ghalia, Jakarta.

Billah M.M., 2001., Eksistensi Asas-asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan Yang

Layak Dalam Menjelmakan Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih di Indonesia,

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Burhanudin A Tayipnapsis, 1986., Administrasi Kepegawaian: Suatu Tinjauan Analitik,

Pradnya Paramitha, Jakarta.

David Beetham dan Kevin Boyle, 2000., Demokrasi, Kanisius, Yogyakarta.

Dudu Duswara & Otje Salman, 2000., Pengantar Ilmu Hukum, Refika Aditama, Bandung.

H.A.W. Widjaja, 1997., Etika Pemerintahan, Bumi Aksara, Jakarta.

Kusnardy Moh., Harmaily Ibrahim, 1983., Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,

Fakultas Hukum-Universitas Indonesia, Jakarta.

Miftah Thoha, 2008., Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana, Jakarta.

Otje salman dan Anthon F. Susanto, 2005., Teori Hukum : Mengingat, Mengumpulkan dan

Membuka Kembali, Refika Aditama, Bandung.

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Tata cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat Dalam Penyelenggaraaan Negara.

Ridwan H.R, 1994., Hukum Administrasi Negara. Ghalia Indonesia, Jakarta.

S. Pamudji, 1994., Perbandingan Pemerintahan, Bumi Aksara, Jakarta.

Tahir Azhari, 1992., Negara Hukum, Bulan Bintang, Jakarta.

Tolchah Mansoer, 1995., Beberapa Aspek Kekuasaan-Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif

di Indonesia, Paramita, Jakarta.

Utrecht, Majalah Hukum dan Masyarakat, Tahun ke-1, Nomor 3, April 1956.

Page 16: MATERI HTN

ANALISIS YURIDIS PELAKSANAAN FUNGSI PELAYANAN MASYARAKAT

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 68 TAHUN 1999