tugas kwn

download tugas kwn

of 44

description

ffgf

Transcript of tugas kwn

BAB IIIPEMBAHASAN

1. FILSAFAT PANCASILASecara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom (Nasution, 1973). Jadi secara harfiah filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan. Hal ini sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu penegetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan filsafat. Jadi manusia dalam kehidupan pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang paling benar, paling baik, dan membawa kesejaterahan, dan pilihan manusia sebagai pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat. Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut:Pertama: filsafat sebagai produk mencakup pengertiana. Pengertian filsafat mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat pengertian ini mempunyai ciri khas sebagai hasil kegiatan berfilsafat dan umumnya proses pemecahan persoalan. Filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (proses yang dinamis).Kedua: Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertianFilsafat yang diartikan sebagai aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah dengan menggunakan cara dan metode tertentu sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini tidak hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni, dan dipahami sebagai suatu sistem nilai tertentu, tetapi lebih suatu aktivitas berfilsafat, proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.

A. Pengertian Pancasila sebagai SistemPancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sebagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara. Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas maknanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu system.

B. Kesatuan Sila-Sila Pancasila1. Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkis dan Berbentuk PiramidalSusunan Pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila dari Pancasila dalam urutan luas (kwantitas) dan juga dalam sifat-sifatnya (kwalitas). Dilihat dari intinya, urutan ke lima sila Pancasila menunjukkan satu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya. Jika uruta-uratan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungan yang mengikat satu dengan yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang bulat. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhaanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, Kerakyatan dan keadilan sosial. Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal adalah sebagai berikut: bahwa hakikat adanya Tuhan adalah karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima oleh karena itu segala sesuatu yang ada sebagai akibat adanya Tuhan (sila 1). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusian (sila 2). Maka negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila 3). Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas Individu-individu dalam negara yang bersatu (sila 4). Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan keadilan sosial (sila 5). Pada hakikatnya negara disebut juga sebagai suatu lembaga yang bertujuan untuk hidup bersama.

2 Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling MengkualifikasiSila-sila Pancasila dapat dirumuskan pula yaitu hubungan yang saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hirarkhis piramidal. Untuk kelengkapan dari hubungan kesatuan dan keseluruhan dari sila-sila Pancasila dipersatukan dengan huruf hierarkhis yaitu: 1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.2. Sila Kedua: Kemanusian yng adil dan beradab adalah kemanusiaan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.4. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.5. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sebagai suatu sistem filsafat Pancasila juga memiliki ciri tertentu dan tujuan tertentu. Ciri tertentunya terletak pada nilai, asas, dan norma dari isi jiwa bangsa Indonesia. Jadi Pancasila memiliki ciri khas sendiri yang berbeda dari negara-negara lain.

C. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara IndonesiaPancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyaraktan dan kenegaraan harus bardasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatandan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa Negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan yang merupakan masyarakat hukum (legal society).Selain itu secara kualitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifat objektif. Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah bersifat universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sehingga dapatditerapkan pada Negara lain walaupun barangkali namanya bukan pancasila.Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Rumusan sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukan adanya sifat umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain.3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hokum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental Negara sehingga merupakan suatu sumber hokum positif di Indonesia.Sebaliknya nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia sendiri. Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.3. Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, dan nilai religius, yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.Nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan.

D. Pancasila sebagai Ideologi bangsa dam Negara IndonesiaIstilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Kata idea dalam sehari-hari disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia disini memliki beberapa fungsi pokok, yaitu :1. Pancasila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 45 dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia.2. Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya3. Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran.

E. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila1 Sila I: Ketuhanan yang Maha Esa Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Menolak kepercayaan atheisme di Indonesia.

2 Sila II: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain

3 Sila III: Persatuan Indonesia Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Cinta Tanah Air dan Bangsa. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

4 Sila IV: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

5 Sila V: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. Bersikap adil. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak-hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Tidak bersifat boros. Tidak bergaya hidup mewah. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras. Menghargai hasil karya orang lain.

2. IDENTITAS NASIONALSecara etimologis, identitas nasional berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggrisidentityyang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.Identitas Nasional Indonesia :1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya4. Lambang Negara yaitu Pancasila5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 19458. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat9. Konsepsi Wawasan Nusantara10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan NasionalPenjelasan dari identitas nasional Indonesia akan dijabarkan dalam paragraf dibawah ini.1)Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa IndonesiaBahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena di Indonesia ada berbagai macam bahasa daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai bagian dari khas daerah masing-masing.2)Bendera negara yaitu Sang Merah PutihBendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih. Warna merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.3)Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia RayaLagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. \4)Lambang Negara yaitu PancasilaSeperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu:1. Bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1)2. Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-2)3. Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3)4. Kepala Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4)5. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila ke-5)Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan Putih berarti suci.Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:1. Jumlah Bulu pada masing-masing sayap berjumlah 172. Jumlah Bulu pada ekor berjumlah 83. Jumlah Bulu pada di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 194. Jumlah bulu di leher berjumlah 45Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.5)Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal IkaBhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme.Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman ini dapat dipersatukan.Bhineka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun.Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling curiga mencurigai harus dibuang jauh-jauh. Saling percaya mempercayai harus dikembangkan, iri hati, dengki harus dibuang dari kamus Bhineka Tunggal Ika.6)Dasar Falsafah negara yaitu PancasilaPancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga dengan way of life, welstanshauung, wereldbershouwing, wereld en levens beschouwing ( pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup). Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung merupakan kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945,, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16)Pancasila merupakan dasar negara yang dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri. Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan adanaya nilai-nilai dalam Pancasila tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai yang ada di Indonesia berbeda dengan nilai-nilai yang ada di negara lain. Dengan kata lain, Pancasila menunjukkan identitas nasional Indonesia.

7)Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut, UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara.Undang-Undang Dasar nmerupakan suatu hal yang sangat penting dan vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya konstitusi dalam suatu negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini sebagai negara konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri ynag sah serta usahamenjamin hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam kerangka negara konstitusional, pembentukan negara konstitusional merupakan bagian dari upaya mencapai kemerdekaan, karena hanya dalam kerangka kelembagaan ini dapat dibangun masyarakat yang demokratis.8)Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat9)Konsepsi Wawasan NusantaraWawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wawasan juga mempunyai pengertian menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara tangggap indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara.

10)Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan NasionalKebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku atau daerah yang diwarisi dari nenek moyang secara turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan menjadi kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan nasional yaitu suatu perpaduan dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah yang terus menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik bersama.

3. DEMOKRASIA. DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASINYAAsal kata demokrasi dari bahasa latin, Yunani, bermakna sistem pemerintahan agresif dan tidak stabil cenderung mengarah pada tirani. Sehingga para filsuf seperti Plato sekalipun tidak terlalu antusias mendukung ide demokrasi yang diambil dari akar kata, demos (rakyat) dan kratein (memerintah), karena sangat tidak mungkin menciptakan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat tanpa menimbulkan konflik. Pemerintahan mengacu pada kehendak rakyat dikatakan sebagai bentuk demokrasi tradisional atau klasik.Dalam Capitalism, Socialism, and Democracy, Schumpeter mengatakan kekurangan teori demokrasi klasik tersebut yang selalu menghubungkan antara kehendak rakyat (the will of the people) dan sumber serta bertujuan demi kebaikan bersama (the common good). Schumpeter kemudian mengusulkan teori lain mengenai demokrasi atau metode demokrasi memaknai demokrasi dari sudut prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik yand di dalamnya setiap individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetititf dalam rangka memperoleh dukungan berupa suara rakyat. Demokrasi pada taraf metode tidak melibatkan unsur emosi lagi, akan tetapi lebih menekankan pada akal sehat.Konsep demokrasi telah mengalami perkembangan sejak definisi empirik Schumpeter dikemukakan, perdebatan akademis seputar demokrasi melahirkan definisi konsep paling beragam dalam ranah akademis. Berbagai studi mengenai demokrasi dalam ilmu politik dan sosiologi cenderung untuk menilainya dari sudut pandang berbeda-beda. Demokrasi tidak memiliki tolak ukuran pasti dalam pengukurannya karena membutuhkan konsensus baik dalam lingkup publik maupun akademik sekalipun. Sebagai contoh, pemerintahan Amerika Serikat yang memiliki agenda utama dalam mempromosikan demokrasi dalam kebijakan luar negerinyapun ternyata belum memiliki kesepakatan tentang makna demokrasi. Karena itulah demokrasi masih menimbulkan perdebatan terutama dalam penerapannya di negara-negara berkembang.Menurut Donald Horowitz (2006), the worlds only superpower is rhetorically and militarily promoting a political system that remains undefined-and it is staking its credibility and treasure on the pursuit, (negara superpower satu-satunya di dunia secara retorik dan militeristik mempromosikan sistem politik yang tetap tidak terdefinisikan sampai saat ini-dan hal tersebut mempertaruhkan kredibilitas dan sumber daya teramat berharga demi mencapai maksudnya). Sehingga, pengertian demokrasi di berbagai belahan dunia merujuk pada penegakkan demokrasi di Amerika Serikat mengalami distorsi makna. Demokrasi dapat dipertukarkan dengan pengertian sangat sempit semisal voting atau pemilihan umum semata, padahal demokrasi sebagai suatu konsep memiliki pengertian lebih luas. Karena pencitraan demokrasi di AS sedemikian absurd-nya sehingga dikatakan bahwa demokrasi merupakan instrumen penekan negara-negara Eropa Barat dan AS terhadap negara-negara lainnya di dunia, maka perlu didefinisikan kembali karakteristik dari demokrasi. Demokrasi sering dipertukar-maknakan dengan kebebasan, sehingga dapat dipergunakan keduanya sekaligus. Demokrasi bisa dilihat sebagai satu perangkat praktek dan prinsip yang sudah dilembagakan dan selanjutnya melindungi kebebasan itu sendiri. Demokrasi semestinya melibatkan konsensus di dalamnya, namun secara minimal persyaratan demokrasi terdiri dari: pemerintahan yang dipilih dari suara mayoritas dan memerintah berdasarkan persetujuan masyarakat, keberadaan pemilihan umum yang bebas dan adil, proteksi terhadap kaum minoritas dan hak asasi dasar manusia, persamaan perlakuan di mata hukum, proses pengadilan dan pluralisme politik. Karakteristik dasar demokrasi seperti telah disebutkan di atas membukakan pandangan bahwa inti dari demokrasi adalah kebebasan rakyat dalam menentukan arah kebijakan pemerintah. Artinya demokrasi tidak hanya sekedar melibatkan kebebasan masyarakat dalam sistem politik, akan tetapi lebih dari itu sampai dengan tata cara melibatkan rakyat dalam demokrasi. Menurut Charles E. Merriamsedikitnya ada 4 faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya demokrasi adalah:a.)Adanya program sosial positif yang meliputi masalah penempatan tenaga kerja, stabilitas ekonomi, nasional income dan lain- lain.b.)Kondisi- kondisi yang baik ke arah terlaksanya demokrasi, antara lain: jaminan asasi fungsionalisasi- sistem administrasi yang baik dan lain- lain.c.)Sistem peradilan yang baik dan benar- benar ditaati dan dilaksanakan.d.)Memiliki keyakinan terhadap cita- cita demokrasi seperti penghargaan yang lebih baik tentanghuman dignity dan rule of law.Perlu diingatkan bahwa dalam demokrasi yang penting adalah dijunjung tingginya hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap hakikat manusia itu sendiri dengan memperhatikan kepentingan negara.

B.BENTUK-BENTUK DEMOKRASIDemokrasi dapat dilihat dari dua spek yaitu dari apek pemerintahan atau formal democracy dan aspek proses demokrasi itu dilakukan atau substantive democracy.Formal democracy mengacu pada demokrasi dalam arti sistem pemerintah. Dalam suarunegara dapat diterapkan sistem pemerinahan presidensialatau sistem parlementer1. Sistem pemerintahan parlementerCiri-ciri: kekuasaan eksekutif dan legislatif menyatu. Kepala negara hanya simbol saja. Kepala ekskutif berada di tangan perdana menteri.2. Sistem pemerintahan presidensil lebih menekankan pentingya pemilihanpresiden secara langsung Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden Presisden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan

Berdasarkan prinsip filosofi, sistem demokrasi dibagi menjadi1. Demokrasi perwakilan liberal Pada sistem demokrasi liberal,kebebasan individu merupakan dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Menurut Held (2004), demokrasi perwakilanliberal merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Namun perlu disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang dikembangkan melalui kelembagaan negara senantiasa merupakan anifestasi perlindungan seta jaminan atas kebebasan individual baik di dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, keagamaan bahkan kebebasan anti agama. Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah bekembangnya persaingan bebas, terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga individu yang tidak mampu menghadapi persaingan akan tenggelam. Akibatnyakekuasaan kapitalislah yang akan menguasai kehidupan negara,bahkan berbagai kebijakan dalam negara sangat ditentukan oleh kekuasaan kapital.

2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di negara komunis seperti Rusia, Cina, Vietnam dan lainnya. Menurut sistem ini, demokrasi tersusun atas komunitas-komunitas yang terkecil. Komunitas yang paling kecil ini mengatur urusan mereka sendiri, yang akan memilih wakil-wakil untuk unit-unit administratif yang besar misalnya distrik atau kota. Unit-unit administratif yang lebih besar ini kemudian akan memilih calon-calon administratif yang lebih besar lagi yangsering diistilahkan dengan delegasi nasional. Susunan ini sering dikenal dengan struktur piramida dari demokrasi delegatif. Semua delegasi bisa ditarik kembali, diikat oleh perintah-perintah dari distrik pemilihan mereka dan diorganisasikan oleh perintah-perintah dari distrik pemiihan mereka dan diorganisasikan dalam suatu piramida komite-komite yang dipilih secara langsung. Menurut pandangan kaum Marxis-Lennis, sistem demokrasi delegatif harus dilengkapi, pada prinsipnya dengan suatu sistemyang terpisah tetapi sama pada tingkat partai komunis. Transisi menuju sosialisme dan komunisme memerlukan kepemimpinan yang profesional dari kader-kader revolusioner dan disiplin. Hanya kepemimpinan yang seperti itu yang mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikan pertahanan revolusi melawan kekuatan-kekuatan kapitalis dan mengawasi rekonstruksi masyarakat. Hal itu dikarenakan perbedaan kepentingan yang fundamental adalah kepentingan kelas, karena titki tolak kepentingan kelas pekerja merupakan kepentingan yang progresif dalam masyarakat, dan karena selama dan setelah revolusi kepentingan kelas pekerja itu diartikulasikan secara pasti. Oleh karena itu partai revolusioner merupakan hal yang esensial. Partai tersebut merupakan instrumen yang bisa menciptakan landasan bagi sosialisme dan komunisme. Berdasarkan teori serta praktek demokrasi di atas maka pengertian demokrasi secara filosofis menjadi semakin luas, artinya masih-masing paham mendasarkan pengertian bahwa kekuasaan di tangan rakyat.

C. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIADalam sejarah Negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad, Indonesia telah mengalami pergantian era demokrasi. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:a. Periode 1845-1959, masa Demokrasi Perlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer member peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibini menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.b. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpinyang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini di tandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsure sosial-politik, semakin meluas.c. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasla era Orde Baru yang merupakan demokras konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kemballi penyelewangan terhadap UUD 1945.Namun perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada amsa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politik penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara, antara eksekutif, legisatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala Pemilu memang demikian, namun pelaksanaannya yang tidak mementingakan kepentingan rakyat. Kebijakan tersebut berupa kebijakan yang mendukung kekuasaan antara residen dan partai politk dalam DPR sehingga sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kurang diperhatikan.2. Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945a) Seminar Angkatan Darat II 1 Agustus 19661) bidang politik dan konstitusionalDemokrasi Indonesia sepertiyang dimaksud dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali asas-asas Negara. Hokum dimana kepastian hokum dirasakan oleh segenap warga Negara, hak-hak assasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perseorangan dijamin, dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara Institusional. Dalam rangka ini perlu diusahakan supaya lembaga-lembaga dan tata kerja Orde Baru dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan.2) Bidang Ekonomi:Demokrasi ekonomi sesuai dengan asas-asas yang menjiwai ketentuan-ketentuan mengenai ekonomi dala UUD 1945 yang pada hakikatnya berarti kehidupan yang layak bagi semua warga Negara yang mencakup:a. pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara.b.koperasic. pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannyad. peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.b) Munas III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966)asas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:1. pengakuan dan perlindungan gak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politikm hukum, sosial, ekonomi, cultural dan pendidikan.2. peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan/kekuatan lain apa pun.3. jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Yang dimaksudkan kepastian hukum yaitu bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat dilaksanakan dan amat dalam melaksanakannya.c) Symposium hak hak asasi manusia (Juni 1967)Apapun predikat yang akan diberikan kepada demokrasi kita, maka demokrasi itu harus demokrasi yang bertanggung jawab , artinya demokrasi yang dijiwai oleh rasa tanggung jawab terhadap tuhan dan sesame kita. Berhubungan dengan keharusan kita ditahun tahun yang akan dating untuk memperkembangkan a rapidly expanding economy maka di samping pemerintah yang kuat dan berwibawa, diperlukan juga secara mutlak pembebasan dinamika yang terdapat dalam masyarakat dari kekuatan kekuatan yang mendukung pancasila. Untuk itu diperlukan kebebasan politik yang sebesar mungkin.Persoalan hak-hak asasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun tahun mendatang harus di tinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan yang wajar diantara tiga hal :1. Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan2. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya,3. Perlu untuk membina suatu rapidly expanding economy (pengembangan ekonomi secar cepat).

3. Demokrasi Pasca ReformasiIndonesia setelah reformasi dan setelah menggulingkan rezim otoriter mengalami fasse demokrasi seutuhnya walaupun dalam bentuk procedural. Secara substansi mengalami kekurangan, tetapi semua procedural demokrasi sudah dijalankan Indonesia. Dewasa ini hampir seluruh Negara di dunia mengklaim menjadi penganut setia paham demokrasi. Namun demikian sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Amos J.Peaslee bahwa dalam kenyataannya demokarsi dipraktekkan diseluruh dunia secara berbeda-beda dari satu Negara ke Negara lain. Setiap Negara dan orang menetapkan definisi demokrasi menurut criteria masing-masing ,bahkan Negara komunis seperti RRC, Kuba, Vietnam juga menyatakan sebagai Negara demokrasi.Berdasarkan kenyataan tersbeut diatas maka perlu diambil suatu pengertian esensial tentang demokrasi yang diterapakan di dalam suatu Negara termasuk di Negara Indonesia. Dalam suatu Negara yang menganut system demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat. Dengan kata lain perkataan kekeuasaan tertinggi dalam suatu Negara adalah ditangan rakyat. Kekuasaan dalam Negara itu dikelola oleh rakyat,dari rakyat dan untuk rakyat (Asshiddiqie,2005:141).Berdasarkan esensi pengertian tersebut maka hakikat kekuasaan ditangan rakyat adalah menyangkut baik penyelengaraan Negara maupun pemerintahan. Oleh karena itu kekuasaan pemerintahan Negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga hal : pertama, pemrintahan dari rakyat ; kedua, pemerintahan oleh rakyat; ketiga, pemerintahan untuk rakyat.Prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat tersbeut bagi Negara Indonesia terkandung dalam pembukaan UUD 1945 aline ke 4, yang berbunyi :.maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang undang dasar Negara republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi sleuruh rakyat Indonesia.Pembukaaan UUD 1945 dalam ilmu hukum memiliki kedudukan sebagai staatsfunamentalform, oleh karena itu merupakan sumber hukum posiitif dalam Negara republic Indonesia. Maka prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia selain tercantum dalam pembukaan juga berdasarkan pada dasar filsafat Negara pancasila sila ke empat yaitu kerakyatan yang juga tercantum dalam pembukaan UUD 45. Makna pengertian dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dimaksudkan bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit tercantum dalam Undang Undang dasar 1945 pasal 1 ayat1 (2) yang berbunyi kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar. Prinsip demokrasi tersebut secara eksplisit juga dijabarkan dalam pasal UUD 1945 hasil amandemen dengan mewujudkan system penentuan kekuasaan pemerintahan Negara secara langsung yaitu melibatkan rakyat secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden pasal 6A ayat (1).Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara, yaitu dengan menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif pasal 4 sampai dengan pasal 16, legislative pasal 19 sampai dengan pasal 22, dan yudikatif pasak 24 UUD 1945.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yanb terletak di antara benua Asia dan benua Australia serta samudra pasifik dan samudra hindia. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang heterogen, yang di dalamnya terdiri dari berbagai ras, suku bangsa, bahsa, warna kulit, agama dan adat istiadat yang berbeda. Dari berbagai perbedaan tersebut sehingga dalam masyarakat Indonesia rawan dengan adnya konflik antar daerah yang satu dengan daerha yang lain. Oleh karena itu perlu adanya suatu strategi guna menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia. Dlam perkembangnnya strategi tersebut tidak hanya untuk menanggulangi masalah konflik antar daerah di Indonesia tetapi juga untuk menghadapi segala gangguan yangd atnag dari luar Indonesia yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Strategi tersebut dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah Geostrategi. Geostratgei diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan geostrategi Indonesia?2. Bagaimana konsep ketahanan nasional dalam geostrategi Indonesia?3. Bagaimana pengaruh dari aspek kertahanan nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Konsepsi Ketahanan Nasional

Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh : a. kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara b. kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bngsa dan negara c. ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya Ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsikuensinya suatu ketahanan harus disertai dengan keuletan yaitu usaha secara terus-menerus untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasional: a. integratif Segala segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke dalam saling mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.b. mawas ke dalam Ketahanan nasional diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari hubungan internasional dengan bangsa lain.c. menciptakan kewibawaan Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif mewujudkan seuatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect, yang harus diperhitungkan pihak lain.d. berubah menurut waktu Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan sangat dinamis. Konsepsi tentang kekuaan nasional bertumpu pada kekuatan, terutama bertumpu pada kekuatan fisik militer dengan politik kekuasaannya (power politics), sedangkan ketahanan nasional tidak semata-mata mengutamakan kekuatan fisik, melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan lainnya pada suatu bangsa. Ketahanan nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta pertahanan dan keamanan di dalam kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai suatu tujuan nasional suatu bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan. Kehidupan nasional tersebut dapat dibagi ke dalam beberapa aspek sebagai berikut :a. aspek alamiah (Tri Gatra) yang meliputi : 1. letak geografis negara 2. keadaan dan kekayaan alam 3. keadaan dan kemampuan pendudukb. aspek kemasyarakatan ( Panca Gatra) yang meliputi : 1. ideologi 2. politik 3. ekonomi 4. sosial budaya dan hukum 5. pertahanan dan keamanan

Keseluruhan unsur secara sistematik disebut Asta Gatra. Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek-aspek alamiah dan kemasyarakatan secara terpisah-pisah melainkan meninjaunya secara korelatif, dimana aspek yang satu senantiasa berhubungan erat dengan lainnya, sedangkan keseluruhannya merupakan konfigurasi yang menimbulkan daya tahan nasional.

2.2 Ketahanan Nasional Ditinjau dari sifatnya, konsepsi ketahanan nasional tersebut bersifat objektif dan umum. Dalam hubungan dengan penerapan konsepsi tersebut faktor situasi dan kondisi negara sangat menentukan. Oleh arena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan kondisi negara berbeda-beda, maka wujud ketahanan nasionalpun akan berbeda-beda pula. Oleh karena itu, berkaitan dengan kondisi ketahanan nasional Indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan negara Indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka kondisi tersebut mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam hubungan dengan ketahanan nasional Indonesia dengan memperhatikan berbagai macam bahaya, gangguan yang mengancam, serta situasi dan kondisi dalam negara Indonesia, maka ditentukan strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara Indonesia. Strategi ini ditentukan berdasarkan pengalaman sendiri, yang kemudian diolah menjadi doktrin.

2.3 Pengaruh Aspek IdeologiSeperti halnya filsafat, ideologipun memiliki pengertian yang berbeda beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi, batasan pengertian tentang ideologi. Hal itu antara lain disebakan juga oleh dasar filsafat apa yang dianut karena sesungguhnya ideologi itu bersumber pada filsafat tertentu. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagau kumpulan gagasan gagasan, ide ide, keyakinan keyakinan, kepercayaan kepercayaan yang menyeluruh yang menyangkut: Bidang politik Bidang social Bidang kebudayaan Bidang keagamaan Maka ideologi negara dalam arti cita cita negara atau cita cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan.Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam ideologi namn yang sangat besar peranannya dewasa ini adalah ideologi liberalisme, komunisme, serta keagamaan. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan kepentingan ideologis yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa Indonesia memiliki visi yang jelas bagi masa depan bangsa maka harus membangun ketahanan ideologi yang berbasis pada falsafah bangsa sendiri yaitu ideologi Pancasila yang bersifat demokratis, nasionalistis, religiusitas, humanistis, dan keadilan sosial.

a. Ideologi Dunia1. LiberalismePaham liberalisme berkembang dari akar akar rasionalisme yaitu paham yang mendasarkan pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilaiu tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris, serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berdasarkan latar belakang timbulnya liberalisme yang merupakan sintesis dari beberapa paham filsafat antara lain paham materialisme, rasionalisme, empirisme, dan individualisme maka dalam penerapan ideologi terseut dalam negara senantiasa didasari oleh aliran serta paham paham tersebut secara keseluruhan. Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senantiasa mendasarkan atas kebebasan individu diatas segala galanya. Aktualisasinya rasio merupakan suatu tingkat kebenaran tertinggi dalam negara, dan dalam masalah akan memiliki kedudukan lebih tinggi daripada nilai religius. Hal ini merupakan kendala dalam kaitan dengan ketahanan ideologi di Indonesia yang bersumber pada pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.Pengaruh yang cukup kuat dari ideologi liberal terhadap ketahanan ideologi bangsa Indonesia adalah konsepnya tentang hakikat masyarakat sipil atau civil society yang seakan akan berbeda dan terpisah dari negara. Hal sebenarnya berkaitan erat dengan hakikat konsep negara sebagai organisasi kemasyarakatan dalam mewujudkan suatu cita cita bersama dari seluruh warganya. Dalam masalah ini terdapat dua sudut padang yang berbeda yang sering digunakan dalam memahami pengertian dan eksistensi masyarakat sipil.Pertama, perspektif yang melihat posisi negara sebagai yang mengungguli masyarakat sipil. Perspektif ini sering digunakan sebagai dasar pijak untuk menjelaskan keadaan politik dalam suatu negara yang menerapkan sistem otoritarianisme.Kedua, perspektif yang melighat adanya otonomi dari masyarakat sipil di luar negara dan yang harus diperjuangkan dalam rangka mengimbangi kekuasaan negara.Selain kedua perspektif, terdapat pula pandangan yang bersifat eklektis yaitu yang memadukan kedua pandangan tersebut, yaitu sebenarnya terdapat hubungan yang bersifat fungsional antara negara dengan masyarakat sipil.

2. KomunismePaham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Komunisme muncul sebenarnya sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Oleh karena itu hak milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif, individualisme diganti sosialisme komunisme. Sehingga sudah dapat dipastikan bahwa menurut komunisme, demokrasi individualis tidak ada, yang ada hanyalah hak komunal. Selain itu, etika komunisme mendasarkan pada suatu kebaikan yang hanya diperuntukkan bagi kepentingan keuntungan kelas masyarakat secara totalitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara adalah sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk komunal. Untuk kepentingan ini maka pemerintahan harus dipegang oleh oknum oknum yang meletakkan kepentingannya pada kelas proletar. Menurut komunisme hak asasi individual tidak ada. Atas dasar inilah maka sebenarnya komunisme adalah ideologi yang anti demokrasi dan anti hak asasi. Dalam pengertian ini maka komunisme yang dipelopori oleh Karl Marx menyatakan bahwa manusia adalah merupakan suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri, dengan menghasilkan sarana sarana kehidupan sehingga sangat menentukan dalam suatu perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan bahkan agama. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsipagama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnyadari pemikiran yang rasional dan nyata Berdasarkan prinsip prinsip ideologi komunisme tersebut maka komunisme berpaham atheis, tidak mengakui adanya Tuhan bahkan anti Tuhan, sehingga hal ini tidak sesuai dengan pandangan hidup dan dasar filsafat Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Ideologi KeagamaanSecara keseluruhan, ciri dari ideologi keagamaan ialah senantiasa mendasarkan pemikiran, cita cita serta moralnya pada suatu ajaran agama tertentu. Gerakan gerakan politik yang mendasarkan pada suatu ideologi keagamaan lazimnya sebagai suatu reaksi terhadap ketidakadilan, penindasan, serta pemaksaan terhadap suatu bangsa, etnis ataupun kelompok yang mendasarkan pada suatu agama. Dalam kaitan dengan konsep negara juga banyak gerakan politik di berbagai negara termasuk Indonesia yang mendasarkan organisasinya atas basis ideologi agama. Aspek positif sebenarnya tidak satu agamapun yang mengajarkan kekerasan, saling menyerang dan membuat kekacauan. Tetapi, aspek negatifnya ialah jikalau terdapat suatu gerakan politik yang membenarkan tindakannya berdasarkan sempalan sempalan norma agama. Hal inilah yang yang sering kekaburan ajaran agama yang sebenarnya sangat mulia kemudian disalahgunakan untuk tujuan tujuan sempit, bahkan kadangkala dengan suatu kekerasan.

2. Ideologi PancasilaPada awalnya Pancasila adalah suatu pandangan hidup masyarakat, kemudian kondisi bangsa Indonesia yang dijajah berjuang untuk mewujudkan jati dirinya dan terformulasi dalam suatu prinsip nilai yang konsisten dan komprehensif yaitu nilai nilai Pancasila, sehingga Pancasila telah diakui kebenaran dan kesesuaiannya dengan bangsa Indonesia sehingga ditentukan sebagai dasar filsafat dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu ideologi untuk seluruh lapisan, golongan, kelompok, dan seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan cita cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan negara. Selain itu, bangsa Indonesia merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia yang merupakan makhluk yang saling tergantung. Sehingga hakikat manusia bukanlah total individu sebagaimana prinsip negara liberal, dan bukan juga total makhluk sosial sebagaimana prinsip negara komunis. Berdasarkan konsep tersebut maka menurut Pancasila negara pada hakekatnya merupakan suat kesatuan integral dari unsur unsur yang menyusunnya. Sebagai ideologi nasional dan modern, Pancasila merupakan penuntun bagi negara dan bangsa Indonesia untuk berjalan kedepan Dalam kehidupan kemasyarakatan dan negara ideologi Pancasila tidak mengenal dikotomi masyarakat dan negara. Setiap bagian dalam negara memiliki tempat, kedudukan dan fungsi masing masing yang harus diakui, dijamin, dihargai, dan diharmoti. Paham ini beranggapan bahwa setiap unsur merasa berkewajiban akan terciptanya keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Hal inilah yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika.

c. Ketahanan Nasional Bidang IdeologiBangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Keadaan ini memiliki kemungkinan, yaitu: dapat menimbulkan potensi perpecahan, atau justru sebaliknya merupakan suatu khasanah udaya bangsa yang dapat menguntungkan. Disinilah fungsi pokok Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa negara untuk mempersatukan bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita cita dan mewujukan tujuan bersama. Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia juga berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita citanya sehingga berperan penting dalam kehidupan negara. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa secara politis persatuan dan kesatuan merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya tujuan bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu membina ideologi pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional.

1. Konsep Pengertian Ketahanan IdeologiKetahanan nasional bidang ideologi adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan ideologi segala hal baik dari dalam Indonesia atau luar negara Indonesia sendiri. Ideologi adalah suatu perangkat prinsip perngarahan yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Selain itu fungsi dasar ideologi adalah membentuk identitas suatu kelompok atau bangsa. Dalam kaitannya dengan ideologi nasional Indonesia maka secara yuridis prinsip sistem nilai tersebut telah tertuang dalam filsafat Pancasila. Dalam Ketetapan MPR RI Nomor XVIII/MPR/1998, ditegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia dan sebagai ideologi nasional. Demikian pula kedudukan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Sumber dari Segala Sumber Hukum terdapat dalam Ketetapan MPR RI Nomor: XX/MPRS/1996 dan Ketetapan MPR RI Nomor: IX/MPR/1998.

2. Strategi Pembinaan Ketahanan Ideologi Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional bidang ideologi dipengaruhi oleh serangkaian nilai yang terkandung di dalamnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan masyarakat. Ideologi bagi suatu negara merupakan sistem nilai yang mencakup segenap nilai hidup dan kehidupan bangsa serta negara baik bersifat interrelasi maupun interdependensi. Memiliki ideologi yang sempurna dan cocok belum menjamin ketahanan nasional bangsa tersebut di bidang ideologi.Agar terwujudnya suatu ketahanan nasional bidang ideologi secara strategis harus diwujudkan baik secara kenegaraan (objektif) dan kewarganegaraan (subjektif). Aktualisasi atau pelaksanaan ideologi dalam bidang kenegaraan terwujud dalam suatu Undang Undang Dasar Negara serta perundang undangan lainnya. Sedangan aktualisasi dalam kehidupan warga negara atau kewarganegaraan terwujud dalam sikap, perilaku, kepribadian setiap warga negara perseorangan.

Secara rinci dalam rangka strategi pembinaan ideologi adalah sbb: Ideologi negara harus diwujudkan baik dalam bidang kenegaraan maupun pada setiap warga Negara Aktualisasi fungsi ideologi sebagai permersatu bangsa harus senantias ditanamkan kepada semua warga Negara Dalam era reformasi dewasa ini aktualisasi ideologi bangsa dan negara harusdikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan ideologi Senantiasa menanamkan dan memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa Kalangan elit negara harus merealisasikan pembangunan nasional yang tertuang dalam program program pembangunan Negara Mengembangkan dan menanamkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada generasi penerus bangsa dengan cara menanamkan ideologi Pancasila. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara untuk memiliki kesadaran bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan meningkatan motivasi dalam pembangunan nasional demi kesejahteraan seluruh bangsa

2. Pengaruh Aspek PolitikSejaln dengan pengertian ketahanan nasional secara umum, maka ketahanan nasional dalam bidang politik adalah suatu kondisi dinamis bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan nasional.Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna bermacam macam yang dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:Pertama: politik mengandung makna usaha dalam memperoleh, memperbesar, memperluas serta mempertahankan kekuasaan (politics). Kedua : politik merupakan rangkaian kegiatan atau cara cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang baik (policy).Politik dilakukan dalam rangka kehidupan bernegara, kekuasaan politik berpusat pada pemerintah negara yang telah memperoleh mandat dari rakyat, bertindak atas nama rakyat, sistem pemerintahan mempunyai otoritas menentukan kebijaksanaan umum. Sehingga kehidupan politik dibagi dalam 2 sektor, yaitu: sektor pemerintahan dan sektor kehidupan politik masyarakat. Ruang lingkup studi politik amat luas, sehingga untuk memahami ketahanan nasional dalam bidang politik juga memerlukan suatu kajian yang lebih mendalam. Dengan demikian hal hal yang menyangkut ketahanan nasional bidang politik meliputi beberapa unsur, yaitu: Menempatkan secara proporsional kedaulatan dalam kehidupan Negara Memfungsikan lembaga lembaga negara sesuai dengan konstitusi Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hokum Menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan mengembangkan budaya politik Meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial politik sebagai pilar demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban dengan semestinya Memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran saluran politik untuk memperjuangan aspirasinya secara proporsional. Melaksanakan pemilihan umum secara demokratis, langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil Melaksanakan sosial kontrol yang bertanggung jawab kepada jalannya pemerintahan negara walaupun tidak harus menjadi partai oposisi Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat Mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

b. Politik Dalam NegeriPolitik dalam negeri adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi dalam suatu sistem. Unsur unsurnya terdiri atas: Struktur politik, merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat sekaligus wadah pengkaderan pimpinan nasional Proses politik, merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan berbagai kepentingan politik maupun umum yang bersifat nasional Budaya politik, merupakan pencerminan aktualisasi hak dan kewajiban rakyat yang dilaksanakan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik Komunikasi politik, merupakan suatu huungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan pimpinan nasional.

Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri: Sistem pemerintahan yang berdasarkan hokum Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak menjurus pada konflik fisik Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup dasar filsafat Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, dan antarkelompok dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan nasional.

c. Politik Luar NegeriPolitik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta anti penjajahan bangsa satu terhadap bangsa lainnya karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka rincian politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut: Sebagai bagian integral dari strategi nasional. Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam kehidupan antar bangsa. Garis politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya bahwa negara Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.Ketahanan pada aspek politik luar negeri

Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang atas dasar sikap saling menguntungkan, meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, dan memantapkan persatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka, meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antar negara berkembang dengan negara maju sesuai dengan kemampuan demi kepentingan nasional. Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar, dan mahasiswa serta kegiatan olahraga. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama agar dampak negatif yang mungkin mempengaruhi stabilitas nasional dan menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional dapat diperkirakan secara dini.Langkah bersama negara berkembang dengan industri maju untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional serta kerjasama lembaga-lembaga keungan internasional.Perjuangan mewujudkan suatu tatanan dunia baru dan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui penggalangan, pemupukan solidaritas, kesamaan sikap, serta kerjasama internasional dalam berbagai forum internasional dan global.Pengingkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi.Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan melindungi hak-hak warga negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan (Lemhanas RI, SUSCADOSWAR 2000).

3. Pengaruh Aspek Ekonomia. Pengertian PerekonomianBidang ekonomi merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa.Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideologi, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa manakala kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa (Parmono, 1995).

b. Perekonomian IndonesiaSebagaimana dijelaskan di atas bahwa walaupun terdapat sistem perekonomian besar seperti liberalisme dan sosialisme komunis, namun dalam kenyataannya kedua sistem tersebut tidak pernah diterapkan dalam satu negara murni, sehingga terjadi saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Sistem ekonomi sosialis komunis juga telah banyak menggunakan sistem yang merupakan ciri ekonomi kapitalis seperti persaingan, pemilikan modal oleh individu demikian pula sistem kapitalis juga telah banyak memperhatikan pemerataan dan lain sebagainya.Selain dari itu bangsa Indonesia telah memiliki sistem perekonomian sendiri yang oleh para pendiri negara telah dicanangkan, yaitu yang menekankan asas kebersamaan dan kekeluargaan, dalam arti penekanan pada aspek kemakmuran bersama di samping kemakmuran individu dan kelompok. Sistem ini secara konstitusional telah dijamin dalam pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

c. Ketahanan pada Aspek EkonomiKetahanan ekonomi adalah merupakan suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung menjamin kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara republik Indonesia yang telah diatur berdasarkan UUD 1945.Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain:1. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah negara Indonesia, melalui ekonomi kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang berdasarkan UUD 1945.2. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan diri dari: Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembagnya ekonomi kerakyatan. Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antara sektor pertanian perindustrian serta jasa. Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan di bawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor. Kemampuan besaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional (Lemhanas, 2000). 4. Pengaruh Aspek Sosial Budayaa. Pengertian BudayaManusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa di dalam kehidupan ini mempunyai kedudukan yang tinggi, dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.Menurut Koentjaraningrat produk kebudayaan dibedakan atas tiga macam yaitu:Sistem nilai, gagasan-gagasan atau sistem pemikiran yang bersifat abstrak yang hanya mampu difahami, dimengerti da dipikirkan. Benda-benda budaya, yaitu suatu karya kebudayaan manusia yang berupa benda-benda, baik berupa prasasti, candi, lembaran sejarah, pusaka, rumah, kerajinan, benda seni dan lain sebagainya.Suatu sistem interaksi antar manusia dalam kehidupan bersama atau sering diistilahkan dengan kehidupan sosial (Koentjaraningrat, 1987).

b. Kondisi Budaya di IndonesiaBangsa Indonesia terdari atas berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Karena suku-suku bangsa tersebut mendiami daerah-daerah tertentu, kebudayaan tertentu kemudian sering disebut dengan kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi budaya asing, yang sering disebut sebagai local genius. Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional merupakan hasil suatu hasil interaksi dari nilai-nilai kebudayaan yang telah ada dengan kebudayaan asing yang datang dari luar Indonesia, yang kemudian juga diterima sebagai nilai bersama bangsa Indonesia. Hal yang perlu diingat adalah bahwa interaksi budaya tersebut berjalan secara alamiah dan wajar, tanpa adanya unsur pemaksaan dan dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap budaya daerah lainnya. Dengan demikian kebudayaan nasional berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan budaya daerah yang ada di Indonesia (Lemhanas, SUSCADOSWAR, 2000). Oleh karena itu kebudayaan nasional menurut Koentjaraningrat berfungsi sebagai pemberi indenititas kebudayaan bersama sebagai suatu bangsa. Jadi seluruh gagasan kolektif seluruh bangsa Indonesia yang Bhinneka yang beraneka warna itulah yang merupakan kebudayaan nasional dalam fungsinya untuk saling berkomunikasi dan untuk memperkuat solidaritas. Oleh karena itu berdasarkan fungsinya kebudayaan nasional adalah:Suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia.Suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian untuk dapat memperkuat solidaritas (Koentjaraningrat, 1986).Berdasarkan proses interaksi budaya tersebut maka kebudayaan nasional Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bersifat religius Bersifat kekeluargaan Bersifat serba selaras Bersifat kerakyatan Integrasi nasionalKomunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang mendiami wilayah nusantara Indonesia pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi itu terwujud secara sah diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-faktor perekat persatuan atau merupakan suatu integrasi bangsa. Bangsa Indonesia menyadari bahwa untuk mewujudkan hakikat kodratnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial harus melakukan suatu kontrak untuk menyepakati suatu integrasi bersama hidup dalam suatu wilayah negara yaitu tumpah darah negara Indonesia. Untuk selanjutnya di masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan bangsa tersebut yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih cita-cita bersama, akan merupakan tugas seluruh warga bangsa terutama generasi penerus bangsa.

Kebudayaan dan Alam LingkunganPerkembangan kebudayaan dalam suatu wilayah daerah tertentu senantiasa sangat ditentukan oleh alam lingkungan di mana kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang. Hal itu telah berlangsung sejak bertahun-tahun lamanya, namun belum pernah dipikirkan bahwa interaksi manusia dalam mengembangkan kebudayaan senantiasa tidak bisa dilepaskan dengan struktur alam lingkungan di mana mereka hidup. Lazimnya kebudayaan lama meninggalkan nilai-nilai kebudayaan yang meletakkan manusia di bawah kekuasaan alam lingkungannya. Akibatnya bangsa Indonesia dikuasai oleh mitos, legenda bahwa takhayul sehingga bangsa Indonesia ketinggalan dalam mengembangkan Iptek.

c. Struktur Sosial di IndonesiaPengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok. Untuk menjamin keberadaan dan keberlangsungan hidup masyarakat, terdapat empat unsur penting yaitu: Struktur sosial artinya fungsi utama dari hidup berkelompok dimaksudkan agar mudah dalam menjalankan tugas dan memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan, keamanan dan sejenisnya. Pengawasan sosial, yaitu merupakan suatu sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan dan tindakan anggota masyarakat, dalam berinteraksi satu dengan lainnya, agar tidak terjadi konflik. Media sosial, yaitu di dalam suatu masyarakat diperlukan hubungan/relasi. Standar sosial, yaitu di dalam realita kehidupan masyarakat, standar sosial baik tertulis maupun tidak tertulis (Gerungan, WA,. 1987).

d. Ketahanan pada Aspek Sosial BudayaBerdasarkan pengertian sosial dan kebudayaan sebagaimana tersebut di atas maka dapat dirumuskan bahwa ketahanan nasional bidang sosial budaya adalah suatu kondisi dinamis sosial budaya suatu bangsa, yang berisi keuletan, ketangguhan dari kemampuan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, permasalahan, gangguan, ancaman serta hambatan baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia. Berdasarkan batasan pengertian ketahanan bidang sosial budaya tersebut, maka dapat difahami bahwa ketahanan pada aspek sosial budaya merupakan salah satu pilar yang penting untuk menyangga kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. Hal itu dipertegas secara yuridis dalam UUD 1945 pasal 32 bahwa:kebudayaan nasional itu adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajad kemanusiaan Indonesia.

5. pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamaana. Filosofi Pertahanan dan KeamananWujud ketahanan, pertahanan, dan keamanan tercermin dalam kondisi dayatangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat. Kondisi ini mengandung kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Sejalan dengan pengetian ketahanan nasional, ketahanan pertahanan dan keamanan pada hakikatnya adalah suatu keuletan dna ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara. Hal ini merupakan perjuangan rakyat semesta, di mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer, dan kepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi untuk menjamin penyelengaraan sistem keamanan nasional serta kealngsungan hidup bangsa dan negara Indonesia, yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan dasar falsafah Pancasila. Hal itu didasari oleh prinsip-prinsip nilai yang merupakan dasar keyakinan dan kebenaran bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: Pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai. Penyelenggaraan Pertahanan dna Keamanan Negara kesatuan Republik Indonesiam dilandasi oleh landasan ideal nilai-nilai Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Pertahanan dan Keamanan Negara merupakan suatu upaya nasional terpadu. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia diselenggarakan dengan Siskamnas (Sishankamrata). Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). b. Postur Kekuatan Pertahanan dan KeamananPostur Kekuatan HankamPostur kekuatan Hankam mecakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, dan (4) politik.Pembangunan Kekuatan HankamKonsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia, yang meliputi wilayah laut, udara, dan darat termasuk pulau-pulau besar dan kecil.Hakikat AncamanRumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak dalam negeri, bahkan tidak mampu untuk melakukan perang secara konvensional.Gejolak dalam NegeriDi dalam era globlalisasi dewasa ini dan di masa mendatang, tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan lingkunga hidup di balik kepentingan nasional mereka.Geopolitik ke arah GeoekonomiKondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman yang serius dari luar negeri. Namun bila dikaji secara mendalam, pergeseran tersebut justru dapat menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan kesatuan Republik Indonesia.

Perkembangan Lingkungan StrategisPerkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi, membawa perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara-negara di dunia dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-masing.Mewujudkan Postur Kekuatan HankamPerwujudan postur kekuatan Hankam yang memiliki daya bendung dan daya tangkal yang tinggi dalam menghadapi kemungkinan ancamanan dari luar membutuhkan anggaran yang sangat besar. Dengan mengacu kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan Hankam melalui pendekatan misi, yaitu hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu dikembangkan.

c. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan1) pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945.2) Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.3) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilatas keamanan demi kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.4) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.5) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industri dalam negeri.6) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan bertahan dan keamanan harus diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damain7) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran dari asas kerohanian negara Pancasila.8) Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus ditingkatkan.

d. Keberhasilan Ketahanan Nasional IndonesiaUntuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga negara Indonesia perlu:Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non-fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, gangguan, dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga negara Indonesia dapat mengeliminir pengaruh tersebut.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan Ketahanan Nasional perlu diwujudkan. Sehingga mulai dini perlu selalu dibina dan disinergikan dengan kehidupan bermasyarakatan dan bernegara. Oleh itu geostrategi dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi tersebut yang berupa konsepsi yang memperhatikan kondisi bangsa dan konsistensi geografi Indonesia. Ketahanan nasional diperlukan untuk bangsa agar timbul suatu kedamaian dan kestabilan dalam kehidupan bernegara. Tambahan pula masyarakat perlu tahu bahwa kedamaian dan kestabilan suatu negara adalah penting untuk semua orang.

Daftar Pustaka

Ranuwihardjo, A. Dahlan. 2000. Nasionalisme Indonesia : Tantangan dan Reaktualisasi. Universitas Nasional Press.

Suseno, Frans Magnis. 2001. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionerisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Unit Pengembangan Teknis-MPK. 2010. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK): Pendidikan Kewarganegaraan. Inderalaya:Universitas Sriwijaya.

http://dephan.go.id/pothan/isi%20Geo.html

Sumarsono, dkk, 2007

Soemiarno, Slamet, dkk. 2008. MPKT Buku Ajar III: Bangsa, Negara, dan Lingkungan Hidup di Indonesia, Depok: Penerbit FEUI

Kaelan, Zubaidi Achmad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Geostrategi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit PARADIGMA.

DAFTAR PUSTAKAAsykuri Ibn Chamin. Bambang Cipto, Haedar Nasir, Civid Education Pendidikan mmmKewarganegaraan, Mejelis Pendidikan Tinggi. Penelitian dan Pengembangan mmm(Diktilitbang) pimpinan pusat Muhammadiyah Yogyakarta 2002. Revisi 2003.Bastari,Romzie A.2010.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) mmmPendidikan Kewarganegaraan.Palembang : Universitas Sriwijaya.Dias Riski.2011.Identitas Nasional, (http://rizqidiaz.blogspot.com/2011/06/identitas-mmmnasional.html, diakses 15 Desember 2013).Ghozali Ahmad.2012. identitas nasional, (http://achmadghozaliash.blogspot.com/2012/mmm12/identitas-nasional.html, diakses 15 Desember 2013).Hamka Trias.2009.mata kuliah : identitas nasional, (http://triagiuhamka.blogspot.com/2009/mmm12/identitas-nasional.html, diakses 15 Desember 2013).Kaelan, H, Zubaidi, H. Achmad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan mmmTinggi. Yogyakarta: Paradigma.Komalasari.2012.identitas nasional, (http://princesmala.blogspot.com/2012/06/identitas-mmmnasional.html, diakses 15 Desember 2013).Rinda Yusfa.2012. pengertian bangsa dan negara, (http://yusfarinda.blogspot.com/2012/09/mmmpengertian-bangsa-dan-negara.html, diakses 15 Desember 2013).Sunarso,dkk.2006.pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta: UNY Press.Winarno.2011. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta : PT Bumi Aksara.

44