Tugas Kurikulum Asep

26
DAFTAR BUKU DAFTAR BUKU Judul buku Judul buku : Kurikulum dan : Kurikulum dan Pembelajaran Pembelajaran Pengarang Pengarang : Prof. Dr. Nasution M.A : Prof. Dr. Nasution M.A Penerbit Penerbit : Bumi Aksara : Bumi Aksara Tahun Tahun : 2006 : 2006 Halaman Halaman : 160 halaman : 160 halaman

Transcript of Tugas Kurikulum Asep

Page 1: Tugas Kurikulum Asep

DAFTAR BUKUDAFTAR BUKUJudul bukuJudul buku : Kurikulum dan Pembelajaran: Kurikulum dan Pembelajaran

PengarangPengarang : Prof. Dr. Nasution M.A: Prof. Dr. Nasution M.A

PenerbitPenerbit : Bumi Aksara: Bumi Aksara

TahunTahun : 2006: 2006

HalamanHalaman : 160 halaman: 160 halaman

Page 2: Tugas Kurikulum Asep

BAB IKONSEP DASAR KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Falsafah dan tujuan pendidikan (asas filosofis)

Kebutuhan masyarakat (asas sosiologis)

Hakikat anaka dan belajar (asas psokologis)

Hakikat pengetahuan, disiplin ilmu (bahan pelajaran)

Tujuan intruksional, hasil belajar yang diharapkan

Strategi dan kegiatan belajar mengajar

Sumber dan alat belajar

Evaluasi proses dan hasil belajar siswa

Efektivitas kurikulum dan pengajaran

Page 3: Tugas Kurikulum Asep

penjelasan bagan :penjelasan bagan :

1.1. Aspek filosofis mencangkup falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan Aspek filosofis mencangkup falsafah bangsa, masyarakat, sekolah, dan guru.guru.

2.2. Aspek sosiologis mencakup harapan dan kebutuhan masyarakat (orang Aspek sosiologis mencakup harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan, pemerintah, agama, ekonomi)tua, kebudayaan, pemerintah, agama, ekonomi)

3.3. Aspek psikologis mencakup hakikat anak antara lain taraf perkembangan Aspek psikologis mencakup hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental, psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar.fisik, mental, psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar.

4.4. Bahan pelajaran meliputi pengetahuan atau disiplin ilmu.Bahan pelajaran meliputi pengetahuan atau disiplin ilmu.

Proses pengembangan kurikulum :Proses pengembangan kurikulum :

1.1. Pedoman kurikulum meliputi :Pedoman kurikulum meliputi :1.1. Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan.Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan.

2.2. Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terperinci.Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terperinci.

3.3. Disain evaluasi.Disain evaluasi.

2. Pedoman instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan 2. Pedoman instruksional untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus.berdasarkan silabus.

Page 4: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan pedoman instruksional dapat pedoman kurikulum dan pedoman instruksional dapat meningkatkan mutu sekolah, mutu pendidikan, dan meningkatkan mutu sekolah, mutu pendidikan, dan meningkatkan efektivitas mengajar.meningkatkan efektivitas mengajar.

Page 5: Tugas Kurikulum Asep

BAB IIBAB IIDETERMINAN KURIKULUMDETERMINAN KURIKULUM

Determinan kurikulum terbagi ke dalam 4 bagian yaitu :Determinan kurikulum terbagi ke dalam 4 bagian yaitu :

– Determinan filosofis, yaitu hakikat kenyataan, hakikat pengetahuan, Determinan filosofis, yaitu hakikat kenyataan, hakikat pengetahuan, nilai kebaikan, keindahan, dan penalaran.nilai kebaikan, keindahan, dan penalaran.

kurikulum atau pelaksanaannya yang didasarkan atas salah satu aliran kurikulum atau pelaksanaannya yang didasarkan atas salah satu aliran filsafat akan berbeda bila dipakai aliran filsafah yang lain. Misalnya, filsafat akan berbeda bila dipakai aliran filsafah yang lain. Misalnya, kita menganut falsafat idealisme maka kita berusaha mencari kita menganut falsafat idealisme maka kita berusaha mencari kebenaran yang ditentukan oleh otoritas dari “atas” dengan kebenaran yang ditentukan oleh otoritas dari “atas” dengan mempelajari buku-buku karya tokoh-tokoh ulung dimasa lalu yang mempelajari buku-buku karya tokoh-tokoh ulung dimasa lalu yang telah menemukan kebenaran “abadi”.telah menemukan kebenaran “abadi”.

– Determinan sosiologis, yaitu sekolah didikan oleh dan untuk rakyat. Determinan sosiologis, yaitu sekolah didikan oleh dan untuk rakyat.

tiap kurikulum mencerminkan keinginan, cita-cita, tuntutan dan tiap kurikulum mencerminkan keinginan, cita-cita, tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan tidak dapat memberi jawaban atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan tidak dapat memberi jawaban atas tekanan-tekanan sosio-politik-ekonomi yang dominan pada saat tekanan-tekanan sosio-politik-ekonomi yang dominan pada saat tertentu. tertentu.

Page 6: Tugas Kurikulum Asep

Determinan psokoligis, determinan in mempunyai dua dimensi yang Determinan psokoligis, determinan in mempunyai dua dimensi yang saling berkaitan yaitu :saling berkaitan yaitu :

Teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar)Teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar) Hakikat belajar secara individual antara lain berkenaan dengan Hakikat belajar secara individual antara lain berkenaan dengan

taraf :motivasi, kesiapan, kematangan intelektual, kematangan taraf :motivasi, kesiapan, kematangan intelektual, kematangan emosional, latar belakang pengalaman.emosional, latar belakang pengalaman.

Ada lima kelompok teori belajar yaitu :Ada lima kelompok teori belajar yaitu :

1.1. BehaviorismeBehaviorisme

2.2. Psikologi dayaPsikologi daya

3.3. Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif

4.4. Teori lapanganTeori lapangan

5.5. Teori kepribadian Teori kepribadian Determinan hakikat pengetahuan, yaitu pengetahuan yang dimiliki Determinan hakikat pengetahuan, yaitu pengetahuan yang dimiliki

oleh setiap individu selalu berkembang.oleh setiap individu selalu berkembang.

pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kian cepat. pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kian cepat. Diperkirakan bahwa tiap tahun diterbitkan lebih dari 30.000 judul Diperkirakan bahwa tiap tahun diterbitkan lebih dari 30.000 judul buku baru.buku baru.

Page 7: Tugas Kurikulum Asep

BAB IIIBAB IIIPENDEKATAN DALAM PENGEMBNAGAN KURIKULUMPENDEKATAN DALAM PENGEMBNAGAN KURIKULUM

Para ahli kurikulum telah menemukan pendekatan umum dalam Para ahli kurikulum telah menemukan pendekatan umum dalam pengembangan kurikulum, di antaranya :pengembangan kurikulum, di antaranya :

1.1. Pendekatan bidang studi. Pendekatan ini menggunakan bidang studi Pendekatan bidang studi. Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, dan sebagainya. Yang matematika, sains, sejarah, geografi, dan sebagainya. Yang diutamakan dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan diutamakan dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu. Pendekatan ini lbeih mudah proses dalam disiplin ilmu. Pendekatan ini lbeih mudah dibandingkan dengan pendekatan lainnya oleh sebab itu disiplin dibandingkan dengan pendekatan lainnya oleh sebab itu disiplin ilmu telah jelas batasannya dan karena itu lebih mudah ilmu telah jelas batasannya dan karena itu lebih mudah mempertanggung jawabkan atas determinan hakikat pengetahuan mempertanggung jawabkan atas determinan hakikat pengetahuan dengan mengabaikan ketiga determinan lainnya.dengan mengabaikan ketiga determinan lainnya.

Page 8: Tugas Kurikulum Asep

2.2. Pendekatan interdisipliner, beberapa pendekatan interdisipliner dalam Pendekatan interdisipliner, beberapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum :pengembangan kurikulum :

1.1. Pendekatan “Broad-Field”, pendektan ini berusaha mengintegrasikan Pendekatan “Broad-Field”, pendektan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa beberapa disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan. Misalnya sekolah mengajarkan IPS dengan memahami ilmu pengetahuan. Misalnya sekolah mengajarkan IPS dengan membicarakan lingkungan rumah atau orang yang berjasa di rumah.membicarakan lingkungan rumah atau orang yang berjasa di rumah.

2.2. Pendekatan kurikulum inti, kurikulum ini banyak persamaan dengan broad-Pendekatan kurikulum inti, kurikulum ini banyak persamaan dengan broad-field, karena sama-sama menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum field, karena sama-sama menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum ini berusaha menghilangkan tembok pemisah yang tak wajar antara berbagai ini berusaha menghilangkan tembok pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya.dan keterampilan yang diperolehnya.

3.3. Pendekatan kurikulum inti di perguruan tinggi, “core” digunakan dalam Pendekatan kurikulum inti di perguruan tinggi, “core” digunakan dalam perguruan tinggi yaitu pengetahuan inti yang pokoknya diambil dari sebuah perguruan tinggi yaitu pengetahuan inti yang pokoknya diambil dari sebuah displin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu displin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.terpelajar.

4.4. Pendekatan kurikulum fusi, merupakan menyatukan dua atau lebih disiplin Pendekatan kurikulum fusi, merupakan menyatukan dua atau lebih disiplin tradisional menjadi bidang studi baru, misalnya biologi + fisika menjadi tradisional menjadi bidang studi baru, misalnya biologi + fisika menjadi biofisika.biofisika.

Page 9: Tugas Kurikulum Asep

3.3. Pendekatan rekonstruksionisme. Pendekatan ini disebut juga Pendekatan rekonstruksionisme. Pendekatan ini disebut juga rekonstruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada msalah-rekonstruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada msalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat, seperti polusi, masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk, rasialisme, interdependensi global, kemiskinan, ledakan penduduk, rasialisme, interdependensi global, kemiskinan, malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai, keadilan malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai, keadilan sosial, hak asasi manusia.sosial, hak asasi manusia.

4.4. Pendekatan humanistik. Kurikulum ini berpusat pada siswa, dan Pendekatan humanistik. Kurikulum ini berpusat pada siswa, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik yakin bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang yakin bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.

5.5. Pendekatan “accountability”. Pertanggungjawaban lembaga pendidikan Pendekatan “accountability”. Pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, tampil sebagai tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, tampil sebagai pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan.pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan.

6.6. Pendekatan pembangunan nasional. Pendekatan ini mengandung tiga Pendekatan pembangunan nasional. Pendekatan ini mengandung tiga unsur :unsur :

1.1. Pendidikan kewarganegaraan berorientasi pada sistem politik negara.Pendidikan kewarganegaraan berorientasi pada sistem politik negara.

2.2. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional.Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional.

3.3. Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari. Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari.

Page 10: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

memilih pendekatan kurikulum akan menentukan mata memilih pendekatan kurikulum akan menentukan mata pelajaran yang akan disajikan yang dianggap dapat mencapai pelajaran yang akan disajikan yang dianggap dapat mencapai tujuan lembaga pendidikan itu.tujuan lembaga pendidikan itu.

Page 11: Tugas Kurikulum Asep

BAB IVBAB IVTUJUAN PENGAJARANTUJUAN PENGAJARAN

Kita telah mengenal berbagai tingkatan tujuan dalam pengembangan Kita telah mengenal berbagai tingkatan tujuan dalam pengembangan kurikulum yakni tujuan institusional yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum yakni tujuan institusional yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan institusional, kurikuler dan mata suatu lembaga pendidikan. Tujuan institusional, kurikuler dan mata pelajaran biasanya dicantumkan dlam Pedoman Kurikulum.pelajaran biasanya dicantumkan dlam Pedoman Kurikulum.

Tujuan kurikuler dan tujuan bidang studi atau mata pelajaran termasuk Tujuan kurikuler dan tujuan bidang studi atau mata pelajaran termasuk tujuan umum pendidikan suatu lembaga pendidikan dan menggambarkan tujuan umum pendidikan suatu lembaga pendidikan dan menggambarkan hasil belajar siswa yang paling umum sebagai hasil belajar yang hasil belajar siswa yang paling umum sebagai hasil belajar yang diharapkan berkat proses belajar mengajar. Tujuan umum ini memberikan diharapkan berkat proses belajar mengajar. Tujuan umum ini memberikan arahan dan tidak dirumuskan dalam bentuk kelakuan yang dapat diukur. arahan dan tidak dirumuskan dalam bentuk kelakuan yang dapat diukur. Untuk menentukan tujua umum suatu bidang studi dapat dilakukan sebagai Untuk menentukan tujua umum suatu bidang studi dapat dilakukan sebagai berikut :berikut :

Sebutkan nama bidang studiSebutkan nama bidang studi Tentukan scopenya, yakni bahan uang diliputi bidang studi itu.Tentukan scopenya, yakni bahan uang diliputi bidang studi itu. Rumuskan hasil belajar yang diharapkan.Rumuskan hasil belajar yang diharapkan. Tentukan topik-topik yang akan dibicarakan.Tentukan topik-topik yang akan dibicarakan.

Page 12: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

Dalam menentukan tujuan pengajaran harus sesuai dengan Dalam menentukan tujuan pengajaran harus sesuai dengan visi, misi sekolah tersebut. Selain itu tujuan ini harus visi, misi sekolah tersebut. Selain itu tujuan ini harus ditunjang oleh guru atau pendidik yang mampu ditunjang oleh guru atau pendidik yang mampu mengimplementasikan kemampuannya dalam kurikulum mengimplementasikan kemampuannya dalam kurikulum sehingga tujuan pengajaran tercapai.sehingga tujuan pengajaran tercapai.

Page 13: Tugas Kurikulum Asep

BAB VBAB VSTRATEGI DAN SUMBER BELAJARSTRATEGI DAN SUMBER BELAJAR

► Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu terinci dan bervareasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti yang terinci dan bervareasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti yang tercantum dalam rencana persiapan satuan pelajaran. Agar dapat dipilih tercantum dalam rencana persiapan satuan pelajaran. Agar dapat dipilih strategi mengajar yang serasi harus diperhatikan tujuan yang ingin dicapai. strategi mengajar yang serasi harus diperhatikan tujuan yang ingin dicapai. Bila tujuannya mencapai hasil belajar pada tingkat tinggi, maka yang Bila tujuannya mencapai hasil belajar pada tingkat tinggi, maka yang diperlukan ialah strategi yang tinggi yag lebih kompleks.diperlukan ialah strategi yang tinggi yag lebih kompleks.

► Sumber mengajar sudah harus diusahan pada tingkat pedoman kurikulum. Sumber mengajar sudah harus diusahan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada taraf ini hendaknya dikerahkan sedapat mungkin tenaga pengajar untuk Pada taraf ini hendaknya dikerahkan sedapat mungkin tenaga pengajar untuk bersama-sama menyiapkan segala sumber mengajar yang diperlukan. Untuk bersama-sama menyiapkan segala sumber mengajar yang diperlukan. Untuk mengembangkan sumber mengajar tenaga pengajar dibagi dalam sejumlah mengembangkan sumber mengajar tenaga pengajar dibagi dalam sejumlah kelompok menurut bidang studi atau menyiapkan sumber mengajar tertentu. kelompok menurut bidang studi atau menyiapkan sumber mengajar tertentu. Sumber itu dapat berupa bahan cetakan, buku pelajaran atau buku refernsi, Sumber itu dapat berupa bahan cetakan, buku pelajaran atau buku refernsi, majalah, transparansi, proyektor, diagram, permainan simulasi, dan majalah, transparansi, proyektor, diagram, permainan simulasi, dan sebagainya. sebagainya.

Page 14: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

membaut strategi yang ditunjang dengan sumber mengajar membaut strategi yang ditunjang dengan sumber mengajar yang telah dirancang oleh pengajar maka tujuan pengajaran yang telah dirancang oleh pengajar maka tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Page 15: Tugas Kurikulum Asep

BAB VIMENDISAIN RENCANA EVALUASI KURIKULUM

• Evaluasi kurikulum merupakan bagian yang paling sulit untuk dilaksanakan karena pada kenyataannya kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Ada lima langkah dalam mendisain evaluasi, yaitu :

1. merumuskan tujuan evaluasi, evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, yang dievaluasi adalah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum.

2. Mendisain proses dan metologi evaluasi. Model mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan evaluasi, waktu dan biaya yang tersedia dan tingkat kecermatan dan kespesifikan yang diinginkan.

3. Menspesifikasikan data yang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa data “keras” yaitu berupa fakta seperti score test, absensi, pembiayaan, dan data “lunak” yaitu persepsi dan pendapat orang yangd dapat berbeda-beda.

4. mengumpulkan, meyusun, dan mengolah data. Proses pengolahan data harus jelas dalam metodologi penilaian.

5. Menganalisis data dan menyusun laporan mengenai hasil-hasil, kesimpulan, dan rekomendasi. Laporan evaluasi biasanya berupa :

1. Hasil-hasil berdasarkan data yang dikumpulkan2. Kesimpulan 3. Rekomendasi, apakah data cukup untuk mendukung kelangsungan kurikulum.

Page 16: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

Dengan mendisain evaluasi kurikulum ketika adanya Dengan mendisain evaluasi kurikulum ketika adanya perubahan diharapkan kurikulum bisa terkontrol dengan baik perubahan diharapkan kurikulum bisa terkontrol dengan baik dan jika evaluasi diadakan secara terus menurus mungkin tak dan jika evaluasi diadakan secara terus menurus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, namun dapat diperbaiki perlu kurikulum diganti seluruhnya, namun dapat diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman. dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman.

Page 17: Tugas Kurikulum Asep

BAB VIIBAB VIIDISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARANDISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN

Desain instruksional ini dalam situasi kelas yang akan diberi pelajaran Desain instruksional ini dalam situasi kelas yang akan diberi pelajaran harus diusahakan agar terdapat keselarasan antara bahan ajar dan harus diusahakan agar terdapat keselarasan antara bahan ajar dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Dimensi kognitif, pengatahuan, keterampilan yang berkenaan dengan Dimensi kognitif, pengatahuan, keterampilan yang berkenaan dengan bahan ajar, tujuan yang akan dicapai.bahan ajar, tujuan yang akan dicapai.

Dimensi afektif, kematangan, tanggung jawab, inisiatif siswa yang Dimensi afektif, kematangan, tanggung jawab, inisiatif siswa yang berkenaan dengan keadaan, ciri-ciri dan taraf perkembangan siswa.berkenaan dengan keadaan, ciri-ciri dan taraf perkembangan siswa.

Page 18: Tugas Kurikulum Asep

KOMPONEN-KOMPONEN KOMPONEN-KOMPONEN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIFMODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF

TUJUANPEMBELAJARAN

TINDAK LANJUT

PENGELOLAAN KELAS

MODEL PEMBELAJARAN

EFEKTIF

EVALUASI

MEDIA DAN SUMBER

STRATEGIPEMBELAJARAN

Page 19: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

dalam desain instruksional memiliki deminsi, dimana kedua dimensi itu dalam desain instruksional memiliki deminsi, dimana kedua dimensi itu harus diperhitungkan dalam perencanaan kegiatan mengajar dan belajar. harus diperhitungkan dalam perencanaan kegiatan mengajar dan belajar. Peran guru pun harus ada siswa dapat tumbuh dan berkembang dalam dua Peran guru pun harus ada siswa dapat tumbuh dan berkembang dalam dua dimensi itu dan oleh sebab itu pengajaran disesuaikan dengan kesiapan dimensi itu dan oleh sebab itu pengajaran disesuaikan dengan kesiapan siswa berdasarkan kedua skala itu.siswa berdasarkan kedua skala itu.

Page 20: Tugas Kurikulum Asep

BAB VIIIMENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR DAN

MEMECAHKAN MASALAH

Pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.

Masalah dapat dihadapi dengan berbagai macam pendekatan, bergantung pada kondisi di mana kita berada.

1. Pendekatan reaktif, pendekatan ini terdapat dalam situasi dimana seseorang tiba-tiba dihadapkan dengan maslah yang harus sekejap diputuskan.

2. Pendekatan antisipatif, orang yang berantisipasi melihat masalah sewaktu mulai berkembang lalu ia secara sistematis memikirkan alternatif dan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut.

3. Pendekatan reflektif, seseorang mengambil waktu untuk memikirkan suatu masalah secara mendam, menganalisis semua komponen sambil menimbang dengan cermat tiap mengambil keputusan.

Page 21: Tugas Kurikulum Asep

Cara mengembnagkan keterampilan berpikir :1. Mengamati

2. Melaporkan

3. Mengklasifikasi

4. Memberi label

5. Menyusun dan mengurutkan

6. Menginterpretasi

7. Membuat inferensi

8. Memecahkan problema

Page 22: Tugas Kurikulum Asep

Refleksi

proses pemecahan masalah harus memiliki keterampilan berpikir. Seorang guru harus mengajarkan bagaimana cara memecahkan masalah dimulai dari mengamati sampai memilih alternatif pemecahan masalah.

Page 23: Tugas Kurikulum Asep

BAB IXBAB IXPERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIFPERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIF

Pendidikan afektif mencakup pendidikan nilai-nilai dan pendidikan moral. Pendidikan afektif mencakup pendidikan nilai-nilai dan pendidikan moral. Pendidikan nilai-nilai adalah proses membantu siswa menjajaki nilai-nilai Pendidikan nilai-nilai adalah proses membantu siswa menjajaki nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar dapat meingkatkan mutu pemikiran. yang mereka miliki secara kritis agar dapat meingkatkan mutu pemikiran. Sedang pendidikan moral berkenaan dengan pertanyaan tentang yang Sedang pendidikan moral berkenaan dengan pertanyaan tentang yang benar dan yang salah dalam hubungan interpersonal, antar masyarakat.benar dan yang salah dalam hubungan interpersonal, antar masyarakat.

Tujuan pendidikan afektif ialah membantu siswa agar ia meningkatkan Tujuan pendidikan afektif ialah membantu siswa agar ia meningkatkan dalam hirarki afektif, yakni dari tingkat paling bawah (menerima dalam hirarki afektif, yakni dari tingkat paling bawah (menerima pernyataan tentang nilai-nilai) melalui tingkat merespon terhadap nilai-pernyataan tentang nilai-nilai) melalui tingkat merespon terhadap nilai-nilai itu dan akhirnya menginternalisasikan sistem nilai sebagai tingkat nilai itu dan akhirnya menginternalisasikan sistem nilai sebagai tingkat tertinggi dalam perkembangan afektif.tertinggi dalam perkembangan afektif.

Page 24: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

pendidikan afektif, pendidikan nilai, dan pendidikan moral pendidikan afektif, pendidikan nilai, dan pendidikan moral sangat penting bagi perkembangan peserta didik, apa gunanya sangat penting bagi perkembangan peserta didik, apa gunanya pintar jika tidak memiliki akhlak.pintar jika tidak memiliki akhlak.

Page 25: Tugas Kurikulum Asep

BAB XPENDIDIKAN AFEKTIF, PERSPEKTIF HISTORIS DAN

MODEL-MODEL PENDIDIKAN AFEKTIF

Bidang pendidikan afektif berangsur berkembnag dari sumber yang beragam yakni falsafat, psikologi, sosiologi, dan teori pendidikan.

Kan menekankan proses pemikiran dan analisis rasional dan mencetuskan konsep bahwa “bagaimana kita adanya” (“dan Sein”) dari segi moral tidak sepenting “bagaimana kita seharusnya”(“dan Sollen”)

Model-model pendidikan afektif :1. Model konsiderasi, model ini ialah membantu siswa mengembnagkan rasa

“consideration”, “tepo seliro”, yaitu pemahaman dan penghargaan atas apa yang diucapkan atau dirasakan orang lain, betapapun berbedanya dengan pandangan kita sendiri.

2. Model pembentukan rasional, model ini menekankan bagaimana kita dapat berpikir rasional dimana ada sisi moral.

3. Model “value clarification”, yang berarti mengusahan agar nilai itu jelas bagi seseorang.

Page 26: Tugas Kurikulum Asep

RefleksiRefleksi

Para peserta didik diharapkan dengan adanya tujuan afektif Para peserta didik diharapkan dengan adanya tujuan afektif dalam pendidikan adapat lebih mulia dalam menjalankan dalam pendidikan adapat lebih mulia dalam menjalankan tugas, membantu para pemimpin untuk mengembangkan tugas, membantu para pemimpin untuk mengembangkan motivasi, mumupuk rasa adil, kesamaan hak dan harkat motivasi, mumupuk rasa adil, kesamaan hak dan harkat manusia.manusia.