Tugas kewirausahawan 3
-
Upload
yozhy-leopold-hoely -
Category
Education
-
view
349 -
download
0
Transcript of Tugas kewirausahawan 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara
nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya
setiap warga negara untuk mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik
dari luar maupun dalam negeri.
Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik
indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya
ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan pasca
pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah
tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan,
menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami
dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun
merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat
nasionalisme dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau
ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu
sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan
separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan
kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan
kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk
membela negara seolah telah memudar.
big.yozhy@
gmail.com
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan diambil.
a. Apa yang dimaksud dengan bela negara?
b. Apa dasar hukum bela negara?
c. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara terhadap bela negara?
d. Wujud bela Negara Oleh Mahasiswa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Kewiraan.
2. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara terhadap Bela
Negara.
3. Mengetahui Wujud bela Negara Oleh Mahasiswa.
big.yozhy@
gmail.com
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara di Indonesia
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara
bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan
profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
UUD No 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara ri mengatur tata cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh tentara nasional indonesia
(TNI) maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh komponen
bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui
pendidikan pendahuluan bela negara. Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik
dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi
musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk
mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik
sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib
militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer
dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus
seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan
relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer
warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
B. Dasar Hukum Bela Negara
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Unsur Dasar Bela Negara
1. Cinta Tanah Air.
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara.
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara.
C. Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep bela negara dapat diuraikan yaitu
secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata"
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela negara secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan republik
indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara".
Bela negara secara fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban konstitusional setiap warga negara republik indonesia. Tapi, seperti diatur
dalam uu no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin sistem pertahanan semesta, maka
pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih (ratih) yang terdiri dari berbagai unsur
misalnya resimen mahasiswa, perlawanan rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa, okp
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai
empat fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat dan
perlawanan rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa
damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil,
big.yozhy@
gmail.com
di mana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
keamanan dan ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan
dalam keadaan darurat perang di mana rakyat terlatih merupakan unsure bantuan tempur
bagi pasukan reguler tni dan terlibat langsung di medan perang. Apabila keadaan
ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara memungkinkan, Maka dapat pula
dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan wajib militer bagi warga negara
yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di barat. Mereka
yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan cadangan tentara nasional
Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun
untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang,
mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun
tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan
berkesinambungan. penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di
rumah sakit tentara, pengacara di dinas hukum, akuntan di bagian keuangan, penerbang
di skwadron angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai
upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi sipil".
Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas pertahanan
keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab tni, tapi adalah hak dan
kewajiban seluruh warga negara republik indonesia.
Bela negara secara non-fisik
Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini,
justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi
ancaman, Gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti
yang telah diuraikan di atas.
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti
"memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela
negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan
dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati
arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak.
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat.
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya
nyata (bukan retorika).
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang
dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
big.yozhy@
gmail.com
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa indonesia dengan lebih bertaqwa kepada allah swt
melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela
negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya
merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan
bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. kegiatan bela
negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat
penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana
arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat
semakin canggihnya teknologi komunikasi.
D. Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa
Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain
dimungkinkan oleh kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikinan nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai
dasar itu hendaknya menyata dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa.
Seorang mahasiswa mestinya memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa mengkritisi
pelbagai ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. karena itu, minat baca yang tinggi
dan kebiasaan untuk melakukan refleksi kritis terhadap pelbagai fenomena yang muncul
amatlah dianjurkan dan mesti menjadi menu harian para mahasiswa. Adalah sebuah
ironi besar bahkan sebuah penyangkalan terhadap jati dirinya sendiri apabila mahasiswa
asing dari buku-buku yang memuat segudang ilmu pengetahuan dan asing dari realitas
masyarakat sekelilingnya. mahasiswa mestinya memiliki semangat untuk mencari dan
memiliki ilmu pengetahuan. namun, akumulasi pengetahuan yang diperoleh dalam
bangku kuliah itu pada mestinya selalu diaplikasikan dalam setiap konteks persoalan
masyarakat. Kiprah seorang mahasiswa tidak hanya terbatas dalam tembok-tembok
kampus atau dalam bangku kuliah tetapi senantiasa digemakan keluar terutama dalam
menjawabi setiap persoalan yang terjadi dalam masyarakat.
big.yozhy@
gmail.com
Mahasiswa mestinya mampu menangkap pelbagai fenomena timpang yang terjadi
di sekitarnya, untuk kemudian dikritisi dan dicari alternatif solusi atasnya.Pemanfaatan
inteligensi yang tinggi seperti yang telah mendasari perjuangan mahasiswa era pra-
kemerdekaan, mestinya juga mendasari perjuangan mahasiswa saat ini. Karena itu,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjukkan pemanfaatan inteligensi atau berada di
luar ciri jati diri intelektualitasnya mestinya ditinggalkan. fenomena absurditas
intelektual, keterlibatan dalam praktik kekerasan dan pelanggaran ham, pesta pora dan
hedonisme, gaya hidup konsumtif, seks bebas, lemahnya minat membaca dan
berdiskusi, kurangnya minat belajar, serta rendahnya minat berorganisasi yang sekarang
ini menjadi ciri kehidupan para mahasiswa umumnya, mestinya ditinggalkan jauh-
jauh.selain pemanfaatan pengetahuan yang dimilikinya, mahasiswa juga mestinya selalu
berjuang menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan.
Mahasiswa pada hakikatnya memiliki kemampuan yang khas dan unik yang sulit
ditemukan pada anggota masyarakat kebanyakan. Kekhasan itu justru terletak pada
nilai-nilai dasar yang menjadi landasan jati diri
intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat inheren dalam identitasnya sebagai seorang
mahasiswa. dunia mahasiswa adalah dunia akademik yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai dasar seperti kebijaksanaan, keadilan, kebenaran, dan objektivitas.
big.yozhy@
gmail.com
Yang diharapkan dari mahasiswa adalah upaya perealisasian nilai-nilai dasar
tersebut dalam setiap kiprahnya dalam lembaga pendidikan dan terutama di tengah
masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar itu selain melalui sikap dan teladan hidup
hariannya, juga mesti direalisasikan dalam setiap upaya memperjuangkan nilai-nilai
kemanusiaan tersebut. Perjuangan mahasiswa, dalam aksi demonstrasi misalnya,
hendaknya bukan dilandasi oleh sikap primordial-kedaerahan, atau demi keuntungan
eksklusif orang atau kelompok tertentu, melainkan demi menegakkan nilai-nilai
universal kemanusiaan. Hanya dengan ini mahasiswa mampu menghidupkan kembali
rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Nilai-nilai universal kemanusiaan
adalah nilai-nilai yang senantiasa didambakan oleh setiap orang. nilai-nilai itu dapat
mempersatukan dan membangun solidaritas semua orang. Karena itu, memperjuangkan
nilai-nilai seperti itu akan mendorong rasa solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Mahasiswa dipanggil untuk mewujudkan itu di tengah masyarakat.
Contohnya adalah pemanfaatan inteligensi sebagai modal dasar. kemerdekaan yang
telah diraih bangsa indonesia pertama-tama sebenarnya merupakan hasil pemanfaatan
inteligensi, dan bukan kemenangan senjata. Perjuangan merebut kemerdekaan melalui
perang fisik/senjata telah terbukti tidak membawa pembebasan bagi rakyat indonesia.
karena itu, mereka berusaha memikirkan alternatif lain agar bisa keluar dari situasi
penindasan pada masa itu.
Munculnya pelbagai organisasi pemuda termasuk kongres sumpah pemuda
merupakan hasil nyata pemanfaatan inteligensi ini yang kemudian membawakan hasil
yang memuaskan. mahasiswa adalah kaum intelektual muda. Sebagai kaum intelektual,
mahasiswa selain bergulat dengan pelbagai ilmu pengetahuan, juga bergulat dalam
memperjuangkan nilai-nilai universal kemanusiaan seperti kebijaksanaan, kebenaran,
keadilan, dan objektivitas. dalam setiap perjuangannya, mahasiswa mesti selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai di atas. Melalui kemampuan intelek yang dimilikinya
mahasiswa mengakomodasi harapan dan idealism masyarakat yang kemudian terbentuk
dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan gagasan itu merupakan kontribusi paling
bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam konteks kebangsaan. Perang adalah keadaan
konflik antara dua pihak yang besar, seperti negara, organisasi, dan kelompok sosial,
yang dikarakterisasikan dengan adanya pemakaian senjata mematikan. Gambaran
umum tentang perang adalah kampanye militer antara dua atau lebih pihak yang
pertentangan mengenai kedaulatan, daerah kekuasaan, sumber daya alam, agama, dan
isu-isu lainnya. Lalu bagaimana wujud bela negara yang dapat dilakukan mahasiswa
ketika terjadi perang? Dalam menghadapi ancaman militer , sistem pertahanan negara
menempatkan tni sebagai komponen utama, dengan didukung oleh komponen cadangan
dan komponen pendukung.
Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan komponen
utama. di sini resimen mahasiswa adalah sumber yang paling siap untuk dimobilisasi
memperkuat komponen utama.
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatn dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Di
komponen pendukung ini semua keluarga besar perguruan tinggi bahkan semua warga
negara dapat mengambil peran. Ditinjau dari hukum humaniter, komponen utama
adalah kombatan, komponen cadangan adalah kombatan setelah melalui mobilisasi ,
sedangkan komponen pendukung adalah non kombatan.Sistem pertahanan di manapun
senantiasa padat teknologi. setiap negara senantiasa berusaha mengungguli kemampuan
pertahanan negara lain yang dianggap memiliki potensi ancaman. Salah satu aspek yang
ingin diungguli adalah teknologi persenjataannya. Cara yang paling mudah untuk
melakukannya adalah dengan membeli persenjataan dari dari negara kawan. hal itu
tentu akan menguras devisa yang jumlahnya terbatas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesadaran akan bela negara bagi setiap warga negara Indonesia yang antara lain
diwujudkan melalui PPBN yang merupakan bagian dari sistem pendidikan
kewarganegaraan negara adalah merupakan tanggung jawab bersama atau secara
institusional (interdep) perlu disosialisasikan secara meluas dan konseptual dalam arti
perlu didukung lagi dengan seperangkat peraturan perundang-undangan lain seperti
yang diamanatkan dalam pasal 9 UURRI No. 3 seperti ketentuan tentang pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar militer wajib, maupun pengabdian sesuai dengan
profesi. Tidak kalah penting dan akan menjadi hal fundamental adalah aspek
kesejahteraan bagi masyarakat diberbagai lapisan bawah, sehingga ada keseimbangan
antara upaya menumbuh kembangkan kesadaran bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang seiring dengan aspek ketahanan nasional.
Dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap keutuhan wilayah NKRI tidak
sedikit dana yang harus dikeluarkan.
big.yozhy@
gmail.com
Upaya penggalangan/pembinaan masyarakat seperti di wilayah perbatasan negara
maupun di wilayah-wilayah yang rawan konflik sosial yang pada hakekatnya
mempunyai potensi ancaman keutuhan wilayah kedaulatan negara perlu mendapat
perhatian / prioritas penanganan utama bagaimanapun sulit dan berat beban
negara/pemerintah yang harus dipikul. Resiko akan kehilangan pulau-pulau lain di
sepanjang perbatasan negara atau wilayah yang bermasalah, mudah-mudahan bisa
diantisipasi lebih baik dan lebih profesional lagi.
MAKALAH
Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa
DISUSUN OLEH :
Nama : Yosafat E. L. Hoely
Nim : 12110056
Kelas : A
Prodi : Sistim Informasi
UNIVERSITAS UYELINDO KUPANG
2013
big.yozhy@
gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa.
Makalah ini telah dirancang dan disusun sebaik mungkin, sehingga dapat memperkecil kemungkinan adanya ketidakteraturan dalam sistematika penulisan. Akan tetapi kami sebagai makhluk yang tidak sempurna menyadari bahwa makalah yang kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik konstuktif senantiyasa kami harapkan. Harapan kami, makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada kita selaku mahasiswa pada khususnya, serta bagi bagi kehidupan bangsa pada umumnya.
Dan pada kesempatan yang baik ini pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersaji dihadapan para pembaca.
Kupang, 23 Maret 2013
Penyusun