Tugas Kelompok Makalah Sistem Komunikasi Satelite

download Tugas Kelompok Makalah Sistem Komunikasi Satelite

of 41

description

tugas kelompok kami..semoga tugas ini berguna buat yang lainnnya.. tapi jangan copas semuanya ya... salam dari jogja

Transcript of Tugas Kelompok Makalah Sistem Komunikasi Satelite

  • TUGAS

    Sistem Komunikasi Satelite

    KELOMPOK I :

    Muhammad Diponegoro (356010)

    Alena Nana Uperiati (354969)

    Cornelis FJ Latupapua (371986)

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2014

  • ii

    Daftar Isi

    Halaman Depan ............................................................................................... i

    Daftar Isi .......................................................................................................... ii

    Daftar Gambar ................................................................................................. iv

    BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

    1.2 Tujuan .................................................................................. 1

    1.3 Ruang Lingkup Materi ........................................................ 2

    BAB II Landasan Teori ............................................................................... 3

    2.1 Satelite ................................................................................. 3

    Satelite Alami ............................................................... 3

    Satelite Buatan .............................................................. 3

    2.2 Jenis-Jenis Satelite .............................................................. 4

    2.3 Satelite Komunikasi ............................................................ 4

    Orbit Satelite ................................................................. 5

    Space Segment .............................................................. 10

    Ground Segment ........................................................... 12

    BAB III Pembahasan .................................................................................... 18

    3.1 Karakteristik Satelite Komunikasi ...................................... 18

    L-band, S-band, C-band .................................................. 19

    X-band, Ku-band, Ka-Band dan V-band ........................... 19

    3.2 Cara Kerja Satelite Komunikasi .......................................... 27

    VSAT ............................................................................ 25

    Telepon Satelite ............................................................ 27

    3.3 Inferensi Satelite Komunikasi ............................................. 30

    3.3 Kelebihan dan Kekurangan Satelite Komunikasi ............... 35

  • iii

    BAB IV Penutup ........................................................................................... 36

    4.1 Kesimpulan ......................................................................... 36

    Daftar Pustaka

  • iv

    Daftar Gambar

    Gambar 2.1 Satelite Alami .................................................................. 3

    Gambar 2.2 Satelite Buatan ................................................................. 4

    Gambar 2.3 Arsitektur Satelite Komunikasi ........................................ 6

    Gambar 2.4 Jenis-Jenis Orbit Satelite .................................................. 6

    Gambar 2.5 Satelite GEO .................................................................... 9

    Gambar 2.6 Orbit Polar........................................................................ 10

    Gambar 2.7 Orbit Eliptical .................................................................. 11

    Gambar 2.8 Blok Diagram Subsistem Satelite .................................... 12

    Gambar 2.9 Diagram Stasiun Bumi ..................................................... 14

    Gambar 2.10 Stasiun Bumi Jatiluhur ..................................................... 16

    Gambar 2.11 Stasiun Bumi Bergerak .................................................... 16

    Gambar 2.12 Television Reception Only .............................................. 17

    Gambar 3.1 Frekuensi Uplink & Downlink ........................................ 19

    Gambar 3.2 Cara Kerja VSAT............................................................. 26

    Gambar 3.3 Cara Kerja Telepon Satelite ............................................. 29

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar untuk

    berbagai aspek kehidupan. Contohnya bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri dan

    sebagainya. Agar telekomunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sistem

    komunikasi. Sistem komunikasi dapat berupa sistem komunikasi optic, radio dan

    terrestrial, serta satelit.

    Pada awalnya, sistem komunikasi terestrial banyak di pakai untuk pelayanan

    telekomunikasi, tapi pelayanan telekomunikasi dengan menggunakan terestrial

    memerlukan banyak biaya pembangunan infrastruktur. Selain itu, sistem komunikasi

    terrestrial tidak mampu melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan antar

    benua dipisahkan oleh samudra yang luas. Sedangkan komunikasi terrestrial

    memanfaatkan pemantulan gelombang radio pada lapisan ionosfer.

    Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan

    berkembangnya teknologi untuk pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk

    perkembangan layanan telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi satelit.

    Dimana sistem komunikasi ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi secara

    global tanpa dibatasi oleh jarak antar benua di dunia.

    Komunikasi satelit pada saat ini menyediakan kapasitas yang sangat besar baik

    untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Selain itu, pemakaian stasiun

    bumi telah berkurang dari pada dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.

    Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem transmisi, karena informasi yang akan

    dikirimkan harus mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau sering disebut

    dengan media transmisi. Dan setiap media transmisi memiliki sistem transmisi yang

    sesuai dengan karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini

    akan dibahas mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satelite.

  • 2

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

    1) Tujuan Instruksional Umum :

    Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep penggunaan satelite, sejarah

    penggunaan satelite serta pengenalan parameter.

    2) Tujuan Instruktional Khusus :

    Memahami pengertian satelite.

    Memahami konsep tentang pergerakan satellite, penempatan setelite di

    orbit.

    Memahami cara kerja satelite komunikasi.

    Memahami blok diagram system komunikasi satelite.

    1.3 Ruang Lingkup Materi

    Ruang lingkup pembahasan pada tugas makalah Sistem Komunikasi Satelite ini

    adalah :

    1) Satelite.

    2) Satelite komunikasi.

    3) Jenis-jenis satelite komunikasi.

    4) Cara kerja satelite komunikasi.

    5) Inferensi satelite komunikasi.

  • 3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Satelite

    Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi

    tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.

    1) Satelite alami.

    Benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah

    planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya,

    Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga

    bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang

    yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri

    sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.

    Gambar 2.1 Satelite Alami

    2) Satelite buatan.

    Benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain, misalnya satelit

    Palapa yang mengelilingi Bumi.

  • 4

    Gambar 2.2 Satelite Buatan

    2.2 Jenis-Jenis Satelite.

    Secara umum, satelite terdiri atas dua jenis yaitu satelite alami dan satelite buatan

    manusia. Satelite buatan adalah satelite yang sengaja diciptakan oleh manusia untuk

    memberikan informasi-informasi penting yang diperlukan oleh manusia. Jenis-jenis

    satelite buatan manusia diantaranya adalah :

    1) Satelite Komunikasi.

    Satelite yang diluncurkan ke angkasa untuk keperluan dan fungsi

    telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.

    2) Satelite Astronomi.

    Satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa

    lainnya yang jauh. contoh : satelit hubble yang di luncurkan pada tahun 1990

    yang digunakan untuk memotret rose nebula

    3) Satelite Pengamat Bumi.

    Satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dariorbit, tetapi

    ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan,

    meteorologi, pembuatan peta, dll. contoh : satelit LANDSAT yang

    digunakan untuk mengamati permukaan bumi

    4) Satelite Navigasi.

    Satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di

    permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi.

  • 5

    Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika

    Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit

    dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima

    sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat

    dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.

    5) Satelite Mata-mata.

    Satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan

    militer atau mata-mata. contoh : satelit pendukung pertahanan (DSP) yang

    digunakan untuk memberi peringatan awal dalam peluncuran rudal.DSP telah

    di guanakan Amerika sejak perang teluk 1991

    6) Satelite Cuaca.

    Satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi. contoh :

    satelit cuaca pertama yang diterbangkan oleh NASA, TIROS 1 yang

    diterbangkan tahun 1960.

    7) Stasiun Angkasa.

    Struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di

    luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa

    lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas

    pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke

    stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit,

    untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Stasiun ruang

    angkasa juga digunakan untuk mempelajari efek jangka panjang penerbangan

    luar angkasa terhadap tubuh manusia dan menyediakan platfrom yang lebih

    banyak dan panjang untuk penelitian santifik dari yang telah tersedia dari

    kendaraan luar angkasa lainnya. contoh : stasiun ruang angkasa internasional

    yang mengorbit di Bumi dengan ketinggian 360 Km, dan mulai beroprasi

    pada 2 November 2000.

    2.3 Satelite Komunikasi

    Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan

    telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit

  • 6

    komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa

    tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.

    Gambar 2.3

    Terdapat tiga elemen penting dalam system komunikasi satelite yaitu :

    1) Orbit Satelite.

    Merupakan lintasan satelit dalam mengelilingi bumi/diatas permukaan bumi.

    Dalam penentuan orbit satelit digunakan ilmu Astromekanika yaitu yang

    membahas gerakan yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

    Gambar 2.4 Jenis-Jenis Orbit Satelite.

    Orbit sebuah satelite dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

    1. Orbit Stationer.

  • 7

    Merupakan sebuah orbit yang menempatkan satelite untuk terus tetap

    berada pada posisinya mengacu pada sebuah titik atau lokasi. Satelite

    yang ditempatkan pada stationer kebanyakan bergerak dari arah timur ke

    barat mengikuti pergerakan rotasi bumi. Orbit stationer dibedakan

    berdasarkan ketinggiannya yaitu:

    a) LEO (Low Earth Orbit)

    Satelit jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 500

    15000 km di atas permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat

    dekat dengan bumi, satelit LEO harus mempunyai kecepatan yang

    sangat tinggi supaya tidak terlempar ke atmosfer. Kecepatan edar

    satelit LEO mencapai 27.359 Km/h untuk mengitari bumi dalam

    waktu 1,5 - 2 jam. Delay Time LEO sebesar 10 ms ( Waktu

    perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi

    ke stasiun bumi). Aplikasi dari satelit jenis LEO ini biasanya dipakai

    pada sistem Remote Sensing dan Peramalan Cuaca karena jarak

    mereka dengan permukaan bumi yang tidak terlalu jauh. Pada masa

    sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan untuk aplikasi

    komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya

    yang murah, satelit LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai

    macam aplikasi.

    Kelebihan LEO antara lain :

    Latency atau delay rendah

    Daerah lintang terbesar terdapat pada kutub utara dan kutub

    selatan.

    Path loss kecil.

    Mudah diaplikasikan pada frekuensi rause yang lebih besar.

    Pengendali pada stasiun bumi berdaya kecil.

    Kekurangan LEO antara lain :

    Jumlah satelite banyak.

    Tidak efektif untuk cakupan nasional atau regional.

    Luas cakupan kecil.

  • 8

    Karena jumlah satelite banyak, biaya peluncuran mahal.

    Sulit dalam peluncuran dan pengoperasian karena satelite banyak.

    Lifetime orbit jauh lebih pendek dari GEO dan MEO karena

    degradasi orbit.

    b) MEO (Medium Earth Orbit)

    Satelit dengan ketinggian orbit menengah dengan ketinggian 8000 km

    hingga 18000 km dari permukaan bumi. Pada orbit ini satelit dapat

    terlihat oleh stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan

    waktu yang diperlukan untuk menyeleseaikan satu putaran mengitari

    bumi adalah 2 jam hingga 4 jam.

    Kelebihan MEO antara lain :

    Latency atau delay lebih rendah daripada GEO (tetapi lebih besar

    dari LEO).

    Penggunaan frekuensi reuse lebih baik dibanding dengan GEO

    (tetapi kurang dari LEO).

    Sedikit satelit untuk menyebarkan dan mengoperasikan dan lebih

    murah daripada sistem LEO (tapi lebih mahal dibandingkan

    dengan GEO).

    Lifetime satelit pada orbit MEO lebih lama dari sistem LEO

    (tetapi kurang dari GEO).

    Kekurangan MEO antara lain :

    Jumlah satelit yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan GEO.

    Karena lebih banyak jumlahya, maka biaya peluncuran lebih

    mahal daripada GEO.

    Antena pengendalinya umumnya lebih mahal dan kompleks.

    Cakupan daerah sempit (yaitu: lautan, padang pasir, hutan).

    c) GEO ( Geostationery Earth Orbit).

    Satelit GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit

    yang posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi. Karena

    mempunyai posisi yang tetap maka waktu edarnyapun sama dengan

  • 9

    waktu rotasi bumi. Posisi orbit satelit GEO sejajar dengan garis

    khatulistiwa atau mempunyai titik lintang nol derajat.

    Satelit GEO mempunyai jarak sebesar 35786 Km dari permukaan

    bumi. Keuntungan satelit orbit GEO ini salah satunya adalah dalam

    mentracking antena pengendalian dari suatu stasion bumi tidak perlu

    mengikuti pergerakan satelit karena satelit tersebut sama periodenya

    dengan rotasi bumi. Cakupan satelit GEO pun sebenarnya tidak

    mencakup semua posisi di permukaan bumi. Lokasi yang berada di

    kutub utara dan selatan tidak dapat terjangkau dengan menggunakan

    satelit GEO karena foot printnya yang terbatas seperti gambar di

    bawah ini.

    Gambar 2.5 Satelit GEO

    Kelebihan GEO antara lain :

    Stasiun pengendali tidak harus setiap saat melakukan track terhadap

    satelit.

    Hanya beberapa satelit cukup meng-cover seluruh lapisan bumi.

    Maksimal lifetime 15 tahun atau lebih.

    Kekurangan GEO antara lain :

    Delai propagasi yang cukup besar, berkisar antara 250 milidetik.

    Proses peluncuran satelit mahal karena berada pada orbit yang

    jauh. Antena penerima pada stasiun bumi harus berdiameter besar

    agar dapat menangkap sinyal/frekuensi yang dipancarkan.

  • 10

    2. Orbit Polar.

    Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang

    mempunyai inklinasi (penyimpangan) sebesar 90 dari orbit geostationer.

    Satelit berorbit polar sangat bermanfaat untuk mengamati permukaan

    bumi karena satelit mengorbit dalam arah utara-selatan dan bumi berputar

    dalam arah timur-barat, maka satelit berorbit polar akhirnya akan dapat

    menyapu seluruh permukaan bumi. Karena alasan tersebut maka satelit

    pemantau longkungan global seperti satelit inderaja dan satelit cuaca,

    umumnya mempunyai orbit polar.

    Gambar 2.6 Orbit Polar

    3. Orbit Eliptical

    Satelit dengan orbit elips merupakan satelit yang mengorbit dengan

    bentuk orbit yang elips terhadap bumi. Dengan bentuk orbit yang ellips

    tersebut maka menghasilkan suatu jarak yang tidak sama (sinkron) pada

    setiap posisi dengan permukaan bumi. Bentuk orbit eliptical pada sebuah

    satelit dapat ditunjukan pada gambar di bawah ini

  • 11

    Gambar 2.7 Orbit Eliptical

    Pada satelit dengan orbit eliptical maka akan terjadi satu posisi terjauh dari

    permukaan bumi dan satu posisi terdekat dari permukaan bumi. Posisi terjauh

    dari permukaan bumi dinamakan dengan posisi apogee. Posisi terdekat

    dengan permukaan bumi dinamakan dengan posisi perigee. Keutamaan dari

    orbit Ellips pada lingkup daerah-daerah kutub yang dapat diabaikan,

    diperlukan untuk daerah-daerah terpencil dan jauh dalam suatu negara.

    Periode rotasi sekitar 5 12 jam dan terlihat langsung dari stasiun bumi

    sekitar 2-4 jam tiap hari. Orbit ini digunakan untuk keperluan satelit

    komunikasi, misalnya satelit Telster.

    2) Space Segment.

    Space segment terdiri satelit dan stasiun bumi. Bagian space segment

    berorientasi pada proses pengendalian dari satelit baik yang dikendalikan

    yaitu satelit dan bagian pengendali yaitu Master Control atau Stasiun Bumi

    (SB). Space segment (satelit dan master control) merupakan kesatuan yang

    tidak dapat terpisahkan, dimana master control berperan sebagai pengendali

    utama dari satelit yang digunakan. Agar tetap berada dalam kondisi yang baik

    dan dapat beroperasi sesuai dengan usia yang diprediksikan, maka pada saat

    pembuatan dengan selalu meng-update semua respon kondisi satelit dengan

    beracuan kepada data-data yang diambil melalui proses Telemetry, Tracking

    Command, dan Ranging, disamping sebagai interface antara user ke satelit.

    proses yang selalu dilakukan SB untuk menjaga agar satelit dalam kondisi

    baik, diantaranya :

  • 12

    a) Telemetry.

    Berupa data-data yang berisi informasi kondisi satelit, baik posisi maupun

    kualitas respon satelit.

    b) Tracking Command.

    Pengarahan antena SB agar selalu dapat mengikuti posisi dari suatu

    satelit.

    c) Ranging.

    Pengukuran jarak satelit terhadap permukaan bumi, dengan beracuan

    kepada jarak satelit terhadap SB.

    Secara garis besar, seluruh peralatan yang terdapat pada satelite contohnya

    pada satelite Palapa A maupun satelie Palapa B dapat dikategorikan sebagai

    berikut :

    a) Peralatan Komunikasi (Communication Subsystem).

    b) Peralatan Catudaya (Power Subsystem).

    c) Peralatan Komando dan Telemetry (Command and Telemetry

    Subsystem).

    d) Peralatan pengontrol satelite.

    Gambar 2.8 Blok Diagram Subsistem Satelite

  • 13

    Fungsi serta manfaat dari masing-masing peralatan seperti pada gambar

    diatas adalah sebagai berikut :

    1) Peralatan Komunikasi.

    Peralatan komunikasi satelite palapa terdiri dari:

    Antenna.

    Berfungsi untuk menerima dan memancarkan sinyal-sinyal

    komunikasi bersama denga sinyal telemetry dari stasiun bumi dan

    memancarkan kembali sinyal komunikasi bersama dengan sinyal

    telemetry ke stasiun bumi.

    Microwave repeater.

    Berfungsi untuk menerima, memperkuat serta menstranslasikan

    sinyal-sinyal dari stasiun bumi, untuk selanjutnya dipancarkan ke

    stasium bumi yang dituju.

    2) Peralatan catudaya (Power Subsystem).

    Peralatan catudaya dalam suatu satelite terdiri atas sel surya (solar cell)

    yang dipasang pada sisi luar badan satelite, battery, bus limiter, battery

    charge, reconditioning unit serta peralatan pengontro. Sel surya sebagai

    sumber utama untuk catudaya satelite tetapi pada saat terjadi gerhana

    dimana bayangan bumi mengenai satelite, maka catudaya satelite hanya

    disangga oleh battery.

    3) Peralatan Kontrol Reaksi.

    Reaction Control Subsistem berfungsi untuk memperbaiki/memelihara

    posisi satelite pada posisi sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

    4) Peralatan Komando dan Telemetry.

    Terdiri dari pesawat penerima komando (Command Receiver) dan

    pesawat pemancar telemetry yang berfungsi untuk untuk memancarkan

    data-data tentang satelit ke bumi dan menerima komando (perintah-

    perintah)dari bumi.

    3) Ground Segment.

    Stasiun bumi adalah peralatan yang digunakan untuk komunikasi. Stasiun

    bumi merupakan terminal yang dapat berfungsi pada dua arah komunikasi

  • 14

    baik sebagai transmiter ataupun receiver. Stasiun bumi biasanya dibangun di

    tempat yang jauh dari pemukiman penduduk karena "radiasi" atau kawasan

    industri yang berdebu. Perangkat ground segment pada stasiun bumi ini,

    berdasarkan penempatannya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu indoor dan

    outdoor unit.

    1. In-door Unit

    Perangkat dasar penyusunan station bumi yang umumnya bersifat sensitif

    sehingga diletakkan pada sisi dalam ruangan, contoh perangkat indoor

    adalah :

    a) Modem dan multiplexer

    b) Baseband Processor, Alarm dan Control power supply

    2. Out-door Unit

    Perangkat yang letak atau posisi efisiensi relatif penggunaannya berada

    pada luar ruangan. Contoh perangkat outdoor unit adalah :

    a) Up/ Down Converter

    b) SSPA (Solis State Power Amplifier) atau HPA (High Power

    Amplifier)

    c) PSU (Power Supply Unit)

    d) Antena sub-sistem : Reflektor, Freedhorn, LNA (Low Noise

    Amplifier), Grounding instrumen, Mounting instrumen dan Assembly

    intrument.

    Secara sederhana konfigurasi stasiun bumi dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini :

    Gambar 2.9 Diagram Stasiun Bumi.

  • 15

    Adapun keterangan dari masing-masing subsistem diatas adalah :

    1. Antena Parabola.

    Berfungsi sebagai penguat daya dan mengubah dari gelombang FR

    terbimbing menjadi gelombang RF bebas dan sebaliknya.

    2. HPA (High Power Amplifier).

    Merupakan penguat akhir dari sinyal RF sebelum dipancarkan ke satelite

    melalui antenna parabola, input dari HPA adalah sinyal RF dari up

    converter dengan daya rendah sehingga dikuatkan oleh HPA, sinyal RF

    tersebut mempunyai daya yang cukup untuk diberikan ke antenna

    selanjutnya dapat dipancarkan ke satelite dengan harga EIRP yang

    disyaratkan.

    3. LNA (Low Noise Amplifier).

    Adalah suatu penguat pada arah terima yang berfungsi untuk memperkuat

    sinyal yang diterima dari antenna parabola, LNA harus ditempatkan

    sedekat mungkin dengan antenna, hal ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan G/T (Gain to Noise Temperature Ratio) lebih baik.

    4. Up/Down Converter.

    Terdiri dari dua bagian yaitu Up converter yang berfungsi merubah sinyal

    IF 70 Mhz menjadi sinyal RF 6 GHz, sedangkan bagian Down converter

    berfungsi merubah sinyal RF 4 GHz menjadi sinyal IF 70 Mhz.

    5. Perangkat IF.

    Berfungsi untuk memodulasi sinyal suara atau data menjadi sinyal IF 70

    MHz dan sebaliknya, biasanya perangkat ini disebut modem. Adapun

    jenis-jenis modem tersebut adalah tergantung dari system yang

    digunakan, sebagai contoh untuk system VSAT menggunakan modem

    VSAT.

    Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas beberapa jenis

    ground segment yaitu :

    1. Stasiun Bumi Utama.

    Stasiun bumi yang berfungsi untuk mengendalikan satelit agar tetap

    ditempat yang diperintahkan, serta menjalankan fungsiyang dikomandokan.

    Contohnya adalah stasiun bumi Jatiluhur merupakan sebuah pusat kendali untuk

  • 16

    satelit Palapa yang dibangun oleh International Telephone & Telegraph

    Corporation (ITT) pada tahun 9 Juni 1967 dan diresmikan oleh Presiden

    Soeharto pada tahun 29 September 1969.

    Gambar 2.10 Stasiun Bumi Jatiluhur

    2. Stasiun Bumi Besar.

    Stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerima sinyal-sinyal informasi

    dan siaran televisi.

    3. Stasiun Bumi Kecil.

    Stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerimasinyal-sinyal informasi tetapi

    hanya dapat menerima siaran televisi.

    4. Stasiun Bumi Bergerak (SBB).

    Stasiun bumi yang untuk keadaan darurat ataupun khusus misalnya peliputan

    siaran TV secara langsung

    Gambar 2.11 Stasiun Bumi Bergerak

    5. Television Reception Only (TVRO).

  • 17

    Stasiun bumi yang hanya dapat menerima siaran televisi lewat satelit.

    Gambar 2.12 Television Reception Only

  • 18

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Karakteristik Satelite Komunikasi

    Secara umum komunikasi satelit sering dikatakan sebagai kegiatan menerima dan

    memantulkan/mentransmisikan sinyal dari dan ke bumi (uplink dan downlink). Sinyal

    yang dikirim dari stasiun bumi ke satelit bermacam- macam sesuai tujuan/peruntukan

    satelit itu dibuat, kadang stasiun uplink bumi memiliki fungsi khusus mengirimkan /feed

    video atau radio pemrograman sebagai uplink. Uplink yang demikian disebut feederlinks.

    Uplink yang digunakan untuk mengontrol satelit disebut control link.Sistem Telemetri,

    pelacakan dan Sistem Comando adalah kunci untuk tujuan dan dan operasi kerja satelit.

    Telemetri yaitu pengiriman informasi oleh satelit ke stasiun bumi perihal keadaan dan

    aktifitas satelit. Dengan telemetri stasiun bumi bisa melacak keberadaan satelit, dan

    mengechek keadaan dan aktifitas satelit. Sistem Comando yaitu system pada stasiun bumi

    yang bekerja dengan decoding sinyal. Telemetri, pelacakan dan system Comando berguna

    untuk memonitor kerja dari system satelit juga termasuk membantu untuk mengarahkan dan

    menemukan sinyal dari satelit dan stasiun bumi.

    Satelite telekomunikasi tergantung pada penyebaran gelombang elektromagnetik

    untuk menyampaikan informasi yang dikirim menggunakan gelombang pembawa pada

    pita frekuensi yang jelas. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi

    satelite adalah gelombang radio. Sinyal dalam sistem satelite disebut sinyal radio. Sinyal

    radio digunakan karena sinyal tersebut tidak dibelokkan oleh atmosfer bumi sebagai

    frekuensi yang lebih rendah. Komunikasi satelite menggunakan rentan frekuensi (daya

    spectrum frekuensi) yang sangat tinggi 1-50 GHz untuk menerima dan mengirim sinyal.

    Penerimaan band di bumi tunduk pada hubungan terbalik antara frekuensi dan panjang

    gelombang . Ketika frekuensi meningkat maka panjang gelombang menurun. Semakin

    besar panjang gelombang maka semakin besar diameter antenna parabola yang

    diperlukan untuk menerimanya. Hingga pada saat ini tersedia banyak jenis rentang

    frekuensi atau daya spectrum frekuensi satelit yang digunakan dari urutan daya rendah ke

    urutan daya tinggi yaitu:

  • 19

    1) L-band, S-band, C-band

    Merupakan spectrum frekuensi berdaya rendah. diperlukan piringan antena

    yang berdiameter lebih besar yaitu 2 s/d 3 meter untuk menerima dan

    mengirim sinyal melalui hujan, salju, dan kondisi cuaca buruk lainnya yang

    dapat mengganggu frekuensi radio lain.

    2) X-band, Ku-band, Ka-Band dan V-band

    Merupakan spectrum frekuensi satelit berdaya lebih tinggi. Diperlukan

    piringan antena parabola berdiameter yang lebih kecil berdiameter 45 cm (18

    inchi) pada Ku-band. Pada Ka-band diperlukan ukuran diameter antena yang

    jauh lebih kecil lagi yaitu bervariasi 2-5 inchi untuk menerima dan

    mengirimkan sinyal. Frekuensi yang lebih tinggi dari Ka band signifikan

    lebih rentan terhadap masalah kualitas sinyal yang disebabkan oleh curah

    hujan, yang dikenal sebagai rainfade. Oleh karenanya Ku-band dan Ka-band

    merupakan spectrum frekuensi yang ideal untuk penyiaran Direct To Home

    (DTH) seperti broadband komunikasi data, telepon seluler dan aplikasi data,

    layanan Internet.

    Masing-masing jenis rentang frekuensi atau daya spectrum frekuensi memiliki

    ukuran set frekuensi tertentu untuk frekuensi uplink dan frekuensi downlinknya. Pada

    dasarnya rentang frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink, rentang frekuensi yang

    lebih rendah digunakan untuk downlink. Rentang frekuensi atau daya spectrum frekuensi

    yang sering digunakan adalah C-band ,Ku-band dan Ka Band, dengan set frekuensi uplink

    dan downlink sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Frekuensi Uplink & Downlink

  • 20

    Secara umum ukuran 3 jenis spektrum frekuensi transmisi yang biasa sering

    digunakan tersebut dituliskan sbb:

    1. C-band (4/6 GHz)

    Rata-rata satelite telco di Indonesia menggunakan pita frekuensi C atau C-

    band. Pita frekuensi pada kisaran 3.4 GHz sampai 7 GHz. Ferkuensi downlink

    berada pada rentang 3.7 sampai 4.2 GHz terbukti paling tangguh dalam

    menghadapi halangan hujan dan cuaca seperti yang terjadi di Indonesia dan

    daerah tropis lainnya. C-band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan

    dengan Ku-band.

    2. Ku-band (11/14 GHz)

    Pita frekuensi Ku-band merupakan kelas pertama dari K-band. Ku-band

    adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam

    gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz ( downlink frequencies)

    dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). Ku-band atau Kurtz-under

    band terutama digunakan pada satelit komunikasi, khususnya untuk

    penerbitan dan penyiaran satelit televisi atau Direct Broadcast Television.

    Ku-band juga digunakan untuk sinyal telepon dan layanan komunikasi bisnis.

    Adapun kelebihan dan kekurangan dari Ku-band adalah :

    a) Kelebihan.

    Sistem Ku-band memiliki energi yang lebih besar untuk mencegah

    campur aduknya dengan sistem gelombang mikro bumi dibandingkan

    sistem C-band, dan besarnya energi untuk melakukan pengiriman

    sinyal balik ke bumi juga dapat lebih ditingkatkan. Dengan sistem ini

    energi pengiriman sinyal berhubungan dengan ukuran piringan

    penangkap sinyal. Jadi semakin besar energinya maka ukuran

    piringan yang dibutuhkan untuk menangkap sinyal tersebut akan

    semakin kecil.

    Sistem Ku-band menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Selain itu,

    Ku-band juga lebih tahan terhadap hujan dibandingkan dengan Ka-

    band. Sistem Ku-band juga lebih terjangkau dari segi biaya karena

    hanya memakai satu piring saja dan dapat menggunakan antena yang

    kecil.

  • 21

    b) Kekurangan.

    Sistem Ku-band amat rentan terhadap gangguan cuaca, terutama

    ketika hujan lebat. Badai hujan yang besar dapat mengganggu

    jalannya proses penerimaan dan pengiriman sinyal bagi satelit yang

    memakai sistem Ku-band. Namun untuk penerimaan sinyal televisi,

    sinyal dapat terganggu jika curah hujan lebih dari 100mm per jam.

    Ketika musim salju proses penerimaan dan pengiriman sinyal sistem

    Ku-band juga mudah terganggu oleh adanya fenomena yang disebut

    snow fade, yaitu ketika akumulasi jumlah salju secara signifikan

    mengubah titik fokal dari piringan.

    Jika dibandingkan dengan sistem C-band, sistem Ku-band

    membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan pengiriman

    sinyal.

    3. Ka band (18/31 GHz)

    Pita frekuensi Ka (Inggris: Ka Band atau Kurtz-above band) adalah pita

    gelombang mikro dari spektrum elektromagnetik dengan jangkauan antara 18

    GHz 40 GHz. Pita frekuensi Ka uplink memiliki jangkauan frekuensi antara

    27.5 GHz - 31 GHz dan pita frekuensi Ka downlink memiliki jangkauan

    frekuensi antara 18,3 GHz -18,8 GHz dan 19,7 GHz 20,2 GHz. Standar

    frekuensi ini dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics

    Engineers). Saat ini pita frekuensi Ka diaplikasikan untuk telekomunikasi

    satelit, antara lain untuk keperluan internet, video conference, video

    telephone, data broadcasting, voice (telepon) rural/remote area, tele-

    medecine, tele-education, SCADA, local television (broadcasting) satellite

    data relay services, Inter Satellite Links (ISL), news gathering dan PC

    Networks[3]. Namun demikian sebagian besar aplikasi yang akan dilayani

    oleh pita frekuensi Ka adalah aplikasi Internet dan Multimedia. Adapun

    kelebihan dan kekurangan dari Ka-band adalah :

    a) Kelebihan.

    Tersedianya lebar pita frekuensi yang cukup besar, berkisar 27,5 GHz

    s/d 31 GHz.

  • 22

    Tidak memerlukan antena berukuran besar. Kecilnya diameter antena

    pada sisi pengguna akhir, berkisar 60 cm s/d 70 cm membuat biaya

    yang dikeluarkan pengguna lebih rendah

    Mampu menurunkan secara drastis latency/keterlambatan data yang

    biasa terjadi ketika data dikirimkan ke satelit dan ditransmisikan

    kembali ke bumi.

    b) Kekurangan.

    Satelit yang menggunakan pita frekuensi Ka memerlukan lebih

    banyak tenaga untuk mentransmisikan sinyal jika dibandingkan

    dengan satelit yang menggunakan pita frekuensi C.

    Semakin tinggi frekuensi Ka maka semakin rentan terhadap

    perubahan kondisi atmosfer, khususnya hujan, dimana daya emisi

    yang diterima akan teredam dan suhu sistem noise meningkat di sisi

    penerima. Hal ini menyebabkan kualitas hubungan, rasio sinyal

    terhadap noise akan menurun akibat nilai temperatur, suhu sistem

    pada sisi penerima meningkat dan penguatan pada antena penerima

    menurun.

    3.2 Cara Keja Satelite Komunikasi

    Bagian satelite yang berfungsi melakukan komunikasi data adalah antena dan

    transponder. Suatu satelit bisa dilengkapi banyak antena yang dilengkapi sensor sehingga

    memungkinkan untuk menerima sinyal uplink. Suatu satelit juga bisa dilengkapi satu

    atau banyak transponder, masing-masing dengan bandwidth puluhan megahertz. Sebuah

    transponder satelit komunikasi , adalah rangkaian unit/komponen elektronik yang saling

    berhubungan yang membentuk saluran komunikasi antara penerima sinyal dan antena

    pemancar sinyal. Kebanyakan transponder beroperasi pada prinsip " pipa membungkuk

    " , mengirimkan kembali ke bumi dari sinyal radio yang masuk ke saluran setelah

    diproses dengan amplifikasi dan pergeseran dari frekuensi uplink ke frekuensi downlink.

    Komponen elektrik yang terdapat pada transponder adalah Input Band pass filter, Low

    Noise Amplifier (LNA), Frequency Translator, Power amplifier, Output Band pass filter,

    demultiflexer. Selain itu pada beberapa satelit modern menggunakan pengolahan on-

    board, di mana sinyal didemodulasi, diterjemahkan, re-encoded dan termodulasi satelit.

    Jenis ini, yang disebut transponder "regenerative" , memiliki banyak keuntungan, tetapi

  • 23

    jauh lebih kompleks. Dengan kompresi data dan multiplexing, beberapa video (termasuk

    video digital) dan saluran audio dapat melakukan perjalanan melalui transponder tunggal

    pada satu wideband operator.

    Tahapan-tahapan dalam cara kerja satelite dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap

    pertama satelite menerima sebuah sinyal radio, kemudian pada tahap yang kedua satelite

    akan memperbesar sinyal tersebut dan pada tahapan yang terakhir sinyal tersebut

    dikembalikan ke bumi dan diterima oleh beberapa stasiun yang berada di bumi.

    1) Tahap Satelit menerima sinyal radio dari stasiun bumi (up link)

    Stasiun bumi mengirimkan data yang telah di encoding menjadi sinyal radio,

    melalui reflector parabola dipancarkan kearah satelit. . Antena stasiun bumi

    diletakkan pada bagian outdoor dalam arah garis lurus ke satelit (line of sight)

    tanpa ada benda yang menghalangi. Pemancar mencipatakan semburan

    energy kuat dalam bentuk gelombang radio yang dapat melakukan perjalanan

    melalui atmosfer bumi ke satelite di ruang angkasa, antena satelite yakni alat

    seperti piring melengkung (antena parabola) menerima sinyal radio yang

    dipancarkan dari antena stasiun bumi. Sinyal radia dipancarkan dalam daya

    spectrum frekuensi yang telah ditentukan pada sistem komunikasi satelite

    yang digunakan. Proses pengiriman sinyal radia dari stasiun bumi ke satelit

    dikenal sebagai uplink.

    2) Tahap penglolahan sinyal di dalam transponder

    Sinyal radio yang ditangkap oleh antena satelit diteruskan ke transponder .

    Di dalam transponder sinyal radio diproses oleh berbagai komponen elektrik

    seperti dibawah ini:

    1. Input Band Pass Filter.

    Menyeleksi batas band/rentang frekuensi sinyal radio input pada

    uplink,meloloskan frekuensi dalam kisaran tertentu yang diberlakukan

    pada system dan menolak (melemahkan) frekuensi di luar kisaran

    tersebut.

    2. LNA ( Low Noise Amplifier ).

    Memperkuat sinyal radio input yang lemah karena jarak besar yang

    dilalui sinyal radio yang diterima dari stasiun bumi.

  • 24

    3. Frequency translator.

    Menjabarkan dan mengkonversi frekuensi sinyal radio yang diterima

    (frekuensi uplink) menjadi frekuensi yang ditentukan untuk sinyal yang

    ditransmisikan (frekuensi downlink) ke stasiun bumi. Hal ini agar sinyal

    uplink dan sinyal downlink mengalir dengan sendiri-sendiri, tidak baur.

    4. Power amplifier.

    Berupa tabung perjalanan gelombang atau Travelling Wave Tube (TWT)

    sehingga juga dikenal sebagai TWTA (Traveling Wave Tube Amplifiers

    ) atau amplifier solid state adalah tabung vakum khusus memperkuat

    frekuensi radio (RF) sinyal untuk daya tinggi.

    5. Output Band Pass Filter.

    Menyeleksi batas rentang frekuensi sinyal radio output pada downlink,

    meloloskan sinyal radio dengan rentang frekuensi yang tertentu.

    6. Demux (demultiflexer).

    Switch digital dengan input tunggal (source) dan beberapa output

    (destinasi). Signal pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output

    (channel) yang mana tergantung dari kendali pada bagian selectnya.

    3) Tahap Satelit mentransmisikan /memancarkan kembali sinyal radio ke bumi

    (downlink).

    Sinyal radio yang telah mengalami proses penyempurnaan, penguatan dan

    pengaturan frekuensi downlink tertentu akan ditransmisikan kembali ke bumi

    melalui antena satelit. Pada proses komunikasi satelit tidak ada merubah

    sinyal. Sinyal yang ditransmisikan tetap sama seperti yang diterima.Semua

    satelit memiliki komputer onboard untuk mengontrol dan memantau sistem

    yang berbeda beda pada satelit seperti sistem radio dan antenna dll. Semua

    system memiliki sistem kontrol sikap yang membuat satelit bekerja dengan

    benar. Sinyal radio dikirimkan kembali oleh Satelit ke stasiun bumi

    sipengirim sinyal atau ke satasiun bumi lainnya sesuai fungsi dan peruntukan

    satelit yang telah diatur dalam pembuatannya. Sinyal diterima oleh antena

    stasiun bumi dan di decode oleh sebuah alat decoder untuk selanjutnya

    diproses oleh system computer sesuai peruntukannya

  • 25

    Contoh cara kerja satelite komunikasi :

    1. VSAT.

    VSAT (Very Small Aperture Terminal) adalah stasiun penerima sinyal

    dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter

    kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima

    dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal

    untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan

    VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit

    geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama

    sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan

    karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan

    mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.

    a) Mengirim dan menerima data.

    Mendapatkan data Internet dari setelit sama dengan mendapatkan

    sinyal televisi dari satelit. Data dikirimkan oleh satelit dan

    diterima oleh sebuah alat decoder pada sisi pelanggan. Data yang

    diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus di-

    encode dan di-decode terlebih dahulu. Satelit Telkom-1

    menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga KU-

    Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan

    dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang

    berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi

    yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz),

    frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7

    sampai 4.2 GHz).

    Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya

    konfigurasi VSAT adalah seperti bintang. Piringan yang di tengah

    disebut hub dan melayani banyak piringan lainnya yang berlokasi

    di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan piringan lainnya

    menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan

    lainnya. Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan

    kanal TDMA. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan

  • 26

    konektifitas yang baik untuk hubungan data, suara dan fax.

    Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu

    piringan lain hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub

    ini mengatur semua rute data pada jaringan VSAT.

    Gambar 3.2 Cara Kerja SVSAT

    b) Kelebihan dan kekurangan.

    Kelebihan

    Pemasangannya cepat.

    Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi.

    Kekurangan.

    Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap

    molekul air).

    Memakan tempat, terutama untuk piringannya

    Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel

    2. Telepon Satelite.

    Telepon satelit adalah suatu layanan telekomunikasi berupa telepon tanpa

    kabel yang menempatkan base transceiver station (BTS) nya di udara

    sehingga memiliki jangkauan lebih luas dibanding telepon berbasis GSM

    yang menempatkan BTS-nya di darat. Karena memiliki jangkauan yang

    luas, telepon satelit dapat digunakan di derah pegunungan, pedalaman

    hingga di tengah lautan. Berbeda dengan telepon GSM yang

  • 27

    jangkauannya terbatas. Telepon satelit tidak menggunakan infrastruktur

    yang ada di bumi untuk melakukan panggilan. Tujuan diciptakannya

    telepon satelit adalah menjembatani komunikasi bagi industri yang berada

    di sebuah tempat yang sulit dan mahal untuk dikembangkan prasarana

    telekomunikasinya. Misalnya menghubungkan kantor pusat dengan unit

    pengeboran minyak di lepas pantai.

    a) Jenis Telepon Satelit:

    Telepon Satelit Genggam

    Telepon ini dapat digunakan seperti telepon genggam biasa yang

    memiliki daerah jangkauan lebih luas namun harus tetap berada

    di luar ruangan. Digunakan oleh petualang, pertolongan darurat,

    dan daerah terjadi bencana.

    Telepon Satelit Menetap

    Telepon ini mirip dengan telepon rumah dan dapat digunakan di

    dalam ruangan karena antena telah dipasang di luar ruangan yang

    terlihat dari langit.

    b) Cara Kerja Telepon Satelite.

    Cara kerja telepon satelit mirip dengan telepon seluler. Yang

    membedakan adalah telepon seluler memantulkan sinyal panggilan

    menuju ke sebuah menara pemancar lalu ke telepon tujuan sedangkan

    telepon satelit memantulkan sinyal panggilan ke satelit di luar

    angkasa. Selain itu, antena telepon satelit harus berada di tempat yang

    dapat berkoneksi dengan langit secara langsung tanpa ada

    penghalang.

    Melakukan Panggilan

    Penelepon memasukkan nomor telepon yang dituju lalu tekan

    tanda kirim. Telepon akan memproses untuk menemukan satelit

    yang paling dekat dengan telepon asal lalu mengirim informasi

    tersebut.

    Dari Luar Angkasa ke Bumi

  • 28

    Satelit yang menerima lalu mengirimkan panggilan ke mesin

    penerima di tanah yang paling dekat melalui sebuah gateway.

    Gateway ini mencoba untuk meneruskan panggilan. Apabila

    panggilan menuju Australia berasal dari Eropa dan gateway

    tersebut tidak dapat melacak dan meneruskan panggilan melalui

    jaringan telepon yang ada, gateway akan mengirimkan lagi sinyal

    tersebut ke satelit terdekat yang akan melanjutkan panggilan

    hingga mencapai salah satu gateway yang mampu melacak

    penerima. Hal ini dapat terjadi beberapa waktu tergantung

    seberapa jauh lokasi penelpon dan penerima.

    Dari Luar Angkasa ke Bumi, Tahap Terakhir

    Gateway menerima panggilan yang datang dari satelit dan

    diterima oleh jaringan penerima. Format panggilan telah diubah

    sehingga dapat diterima oleh telepon standar atau telepon seluler.

    Panggilan dari pemanggil ke penerima dapat tersambung apabila

    perubahan format telah dilakukan dan koneksi terbangun.

    c) Manfaat Telepon satelite.

    Membuat suatu hubungan dengan orang-orang yang tinggal di

    daerah terpencil dan tidak terhubung jaringan telepon GSM.

    Telepon satelit memiliki jangkauan telepon yang tidak mudah

    terputus oleh cuaca dan bencana alam sehingga mudah untuk

    memantau suatu daerah yang sedang dalam kondisi porak

    poranda akibat bencana alam.

    Untuk daerah berstatus militer sangat berbahaya, tetap dapat

    membuat suatu hubungan dengan telepon satelit walaupun

    jaringan telepon GSM diputus.

    Menghubungkan dua lokasi yang sangat jauh dalam waktu yang

    sangat singkat.

    Menjangkau hinga ke tengah samudera.

    Telepon satelit tahan terhadap air dan guncangan.

  • 29

    d) Kekurangan Telepon satelite.

    Biaya yang dikeluarkan operator telepon untuk operasional

    sangat besar sehingga operator hanya berjumlah sedikit.

    Biaya konsumen untuk melakukan panggilan sangat besar

    dibanding ponsel GSM.

    Ukuran telepon yang besar bahkan ada yang beratnya mencapai 2

    kilogram.

    Harus berada di ruang terbuka yang langitnya terlihat apabila

    ingin melakukan panggilan karena jangkauan satelit tidak dapat

    menembus ruangan.

    Apabila ingin menggunakan telepon di dalam ruangan, harus

    memasang antena di tempat yang terlihat oleh langit sehingga

    terjangkau oleh satelit

    Gambar 3.3 Cara Kerja Telepon Satelite

    3.2 Interferensi Satelite Komunikasi

    Dalam operasinya, sistem komunikasi satelit tidak pernah luput dari berbagai

    macam gangguan. Dimana gangguan ini dapat berasal dari perangkat itu sendiri ataupun

    dari luar perangkat. Selain itu gangguan dapat pula disebabkan karena faktor alam.

    Berbagai macam gangguan dapat berdampak fatal pada kelangsungan operasi sistem,

    karena dapat menurunkan performansi kerja. Gangguan-gangguan yang terjadi pada

    satelite komunikasi diantaranya adalah :

  • 30

    1) Cross Polarisasi.

    Cross polarisasi terjadi karena kesalahan posisi sudut polarizer atau horn dari

    suatu antena . Pada Sistem Ku-band cross-polarisasi lebih banyak disebabkan

    oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah polarisasi sinyal.

    Sedangkan pada C-band terjadinya cross-polarisasi lebih banyak disebabkan

    oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem

    feed-horn antena.

    a) Penyebab.

    Kesalahan posisi sudut polarizer atau horn dari suatu antenna.

    Kesalahan posisi satelit

    b) Akibat.

    Dapat menimbulkan gangguan dan dapat menurunkan kualitas sistem

    komunikasi.

    Jika polarisasi stasiun bumi tidak baik maka gangguan akan muncul

    pada transponder sebaliknya.

    c) Penanggulangan.

    Melakukan pengaturan polarizer dari antena dengan bantuan Stasiun

    Bumi dual pol. Atau SPU CBI.

    Melakukan maintenance rutin / pengukuran cross polarisasi secara

    rutin terhadap semua stasiun bumi.

    Sebelum melaksanakan pengukuran cross polarisasi

    direkomendasikan untuk melakukan pointing ulang

    2) Inferensi Radio FM.

    Interferensi Radio FM adalah interferensi yang dimunculkan oleh Stasiun

    Bumi yang terinduksi oleh frekuensi FM (88-108 MHz) dan akan ikut

    dipancarkan ke satelit.

    a) Penyebab.

    Stasiun pemancar radio FM menggunakan Frekuensi 88 MHz sampai

    dengan 108 MHz dan lokasinya dekat dengan Stasiun Bumi.

    Konektor di outdoor tidak terpasang dengan baik.

  • 31

    Induksi / kebocoran kabel IF yang ke Up Converter yang memiliki IF

    filter yang lebih dari 40 MHz sehingga mempengaruhi transponder

    berikutnya.

    Grounding yang tidak baik ( shielding ).

    EIRP stasiun radio FM besar.

    b) Akibat.

    Terhadap stasiun bumi :

    Beban ( loading ) akan bertambah.

    Beban di up converter akan bertambah.

    Muncul interferensi carrier di up converter dan di HPA.

    Carrier yang ditransmisikan oleh Stasiun Bumi sumber

    interferensi mengalami degradasi

    Terhadap satelit :

    Beban ( loading ) transponder bertambah.

    Mengganggu carrier yang beroperasi di transponder.

    Transponder bisa over saturasi.

    Noise floor transponder naik.

    Intermodulasi carrier di transponder

    c) Penanggulangan.

    Periksa connector IF.

    Memasang IF filter < 40 MHz.

    Mengganti kabel IF dengan kualitas standar.

    Memperbaiki grounding.

    3) Interferensi Antar Satelit (ASI).

    Interferensi Antar Satelit (ASI) adalah gangguan yang terjadi pada satelit atau

    Stasiun Bumi remote yang sumber gangguannya berasal dari satelit lain.

    Inferensi jenis ini akan terjadi apabila Countur atau coveragenya yang saling

    overlapping, Frekuensi operasi sama, Separasi satelit yang terlalu berdekatan.

  • 32

    a) Penyebab.

    Mispointing.

    Kesalahan pointing yang terjadi karena adanya angin kencang atau

    gempa bumi.

    Antena pattern

    Spesifikasi antenna yang kurang bagus akibat kesalahan instalasi

    Excessive power (power yang berlebihan)

    Kesalahan setting power.

    Kesalahan link design.

    Makin kecil antenna semakin potensial mengganggu dan

    terganggu

    b) Akibat.

    Inferensi antar satelite akan mengakibatkan saling terganggunya salilite

    yang berdekatan sehingga menurunkan kualitas sinyal, baik pada sisi

    pengirim maupun pada sisi penerima.

    c) Penanggulangan.

    Untuk proses penanggulangan interferensi jenis ini, haruslah terdapat

    kesepakatan oleh pengelola network seperti :

    Menaati kesepakatan yang telah dibuat.

    Melakukan maintenace operasi network agar bekerja pada ketentuan

    yang disepakati.

    Bekerja sama untuk mengatasi permasalahan interferensi.

    Mendaftarkan networknya ke administrasi.

    4) Intermodulasi.

    Intermodulasi adalah suatu gejala saling mempengaruhi antara beberapa

    sinyal pada sistem penguat. Dimana hal ini terjadi apabila penguat bekerja

    pada daerah non linear dan perangkat diberi input lebih dari satu sinyal.

    Makin jauh keluar dari daerah daerah linier, makin besar daya sinyal

    intermodulasi sehingga makin mengganggu sinyal dasar.

  • 33

    a) Penyebab.

    Intermodulasi akan terjadi apabila pengaturan input level yang berlebihan

    sehingga perangkat aktif (penguat) yang digunakan bekerja pada daerah

    non linear atau saturasi.

    b) Akibat.

    Terjadinya crosstalk.

    Broken call atau pembicaran terputus tiba-tiba.

    Penurunan kualitas kanal.

    Penurunan SCR.

    Gangguan pada transponder yang berdekatan.

    c) Penggulangan.

    Intermodulasi ini dapat ditanggulangi dengan cara memperkecil daya

    input pada HPA dengan cara penambahan nilai atenuasi pada attenuator.

    5) Retransmit.

    Retransmit adalah jenis gangguan yang terjadi pada satelit karena adanya

    carrier receive yang ditransmitkan kembali pada tingkat IF.

    a) Penyebab.

    Harness dan konektor tidak terpasang dengan baik.

    Terminasi yang tidak terpasang.

    Sistem grounding yang tidak baik.

    Switching- Switching IF/RF yang tidak baik

    b) Akibat.

    BER (Eb/No) turun.

    Loading HPA akan bertambah.

    Loading up converter akan bertambah.

    Loading transponder akan bertambah.

    Noise floor transponder over saturasi.

    Memungkinkan timbulnya intermodulasi pada up converter maupun

    HPA.

  • 34

    c) Penanggulangan.

    Mengencangkan semua konektor-konektor.

    Tutup semua terminasi.

    Mengganti / perbaikan perkabelan.

    Memperbaiki system grounding.

    Check kondisi switching- switching IF/RF

    6) Carrier Liar (Carli).

    a) Penyebab.

    Carrier liar adalah gangguan yang tidak diketahui dari mana asalnya.

    Dengan mengidentifikasi ciri-ciri carli ini, maka kita akan mengetahui

    penyebab carli.

    b) Akibat.

    Dengan adanya carrier liar ini maka secara otomatis akan menurunkan

    kualitas performansi komunikasi.

    c) Penanggulangan.

    Mengukur frekuensi RF yang dipancarkan untuk mengidentifikasi

    adanya frekuensi yang berdekatan dengan frekuensi RF stasiun bumi

    lainnya.

    Mengadakan koordinasi dengan pihak stasiun bumi lain, jika terdapat

    frekuensi RF yang hampir sama

    7) Redaman/Loss.

    Redaman yang terjadi pada sistem satelite komunikasi terdiri dari beberapa

    jenis yaitu :

    a) Redaman jarak (free space loss).

    Redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi yang digunakan

    dan juga tergantung pada aktual jarak dari sta-siun bumi ke satelit,

    sedangkan jarak ini akan dipengaruhui oleh lokasi dari stasiun.

    b) Redaman hujan (rain attenuation).

    Redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup pen-ting yang

    harus diperhatikan dalam sistem komunikasi sate-lit. Hal ini terutama bila

    sistem komunikasi satelit berope rasi diatas 10 Ghz. Besarnya redaman

  • 35

    akibat hujan hujan dipengaruh besarnya butiran hujan, frekuensi,

    ketinggian hujan dan polarisasi da-ri gelombang yang dipancarkan.

    3.3 Keunggulan dan Kekurangan Satelite Komunikasi

    1) Keunggulan.

    a) Cakupan yang luas: satu negara, region, ataupun satu benua.

    b) Bandwith yang tersedia cukup lebar.

    c) Independen dari infrastruktur terrestrial.

    d) Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat.

    e) Biaya relatif rendah per site.

    f) Karakteristik layanan yang seragam.

    g) Layanan total hanya dari satu provider.

    h) Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi.

    2) Kekurangan.

    a) Delay propagasi besar.

    b) Rentan terhadap pengaruh armosfir, dll.

    c) Up Front Cost tinggi: Contoh untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground

    Segment & Launch = US $ 200 jt, Asuransi : $ 50 jt.

    d) Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh

    relatif sama.

  • 36

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan tentang Sistem

    Komunikasi Satelite adalah :

    1) Satelite terdiri dari satelite alami dan satelite buatan manusia.

    2) Satelite buatan manusia dibuat untuk melakukan berbagai hal yang dapat

    membantu manusia dalam berbagai bidang.

    3) Satelite komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa

    dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang

    mikro.

    4) Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit

    geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit

    Bumi rendah.

    5) Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan satelit; orbit

    rendah, orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner, orbit tinggi

    juga ada orbit khusus: orbit Molniya ,orbit sunsynchronous, orbit polar.

    6) Walaupun satelit diciptakan dengan teknologi canggih, satelite selalu

    memiliki keunggulan dan kekurangan. Selain itu setelite juga memiliki

    berbagai interferensi.

  • 37

    Daftar Pustaka

    http://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_komunikasi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_satelit

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pita_frekuensi_Ku

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pita_frekuensi_Ka

    http://informasi-dunia-tik.blogspot.com/2012/02/penanggulangan-interferensi-pada-

    sistem.html