TUGAS JURNAL PENCERNAAN
description
Transcript of TUGAS JURNAL PENCERNAAN
TUGAS JURNAL PENCERNAAN
Colon Angiolipoma with Intussusception : a case report and literature review
Disusun oleh : Dedi
Dwi Budiyati
Finni
yayak
nosi
Jurnal dalam bentuk artikel tahun 2013 dengan judul : Colon angiolipoma with intussusceptions
: a case report and literature review
1. Yang menulis : Lei Wang, Ping Chen, Liang Zong, Guang Yao Wang, Hao Wang.
2. Negara tempat dilakukan penelitian : Department of gastrointestinal surgery, Su Bei
People’s Hospital of Jiangsu province, China
3. Jurnal tahun 2013
4. Latar Belakang :
Angiolipoma adalah tumor jinak biasanya terjadi pada jaringan subkutan dan lokasi
lainnya, tetapi sangat jarang ditemukan pada saluran cerna. Strukturnya terdiri dari
jaringan lemak/adipose dan jaringan pembuluh darah, dan biasanya dapat diketahui
setelah operasi. Laporan ini berfokus pada betapa pentingnya diagnose pre dan intra
operatif yang benar, sebagai rujukan terapi yang tepat pasca operasi
Presentasi Kasus
Seorang pasien laki-laki umur 58 tahun dibawa ke RS Umum Su Bei di provinsi Jiangsu
pada tanggal 13 Maret 2012 dengan keluhan utama gangguan perut kuadran bawah bagian kiri
dengan tinja berdarah. Gejala muncul sejak sebulan., utamanya gangguan perut pada kuadran
bawah bagian kiri dan dia mengalami 2-3x buang air berdarah dari hari ke hari tanpa penyebab
yang jelas. Gejala ini semakin parah dalam 3 hari berikutnya, darah muncul ungu dan merah
pada permukaan tinja dikombinasikan dengan lendir. Dia juga mengalami sakit perut dan
sesekali tenesmus. Hasil colonoscopy (gambar 1) pada luar RS pada 5 Maret 2012
mengungkapkan pendunculata besar, benjolan berbentuk kembang kol dengan ulserasi dangkal
dan nekrosis sekitar 40 cm dari ujung anal, massa muncul keras dan rapuh , sisa dari usus besar
dan rectum tampak normal. Biopsi dari lesi menunjukkan peradangan mukosa kronik non
spesifik dengan nekrosis dan eksudat.
Itu riwayat medis pasien dan riwayat keluarga yang biasa- biasa. Pada pemeriksaan fisik
saat datang di RS kami perut lembut, tidak buncit dan tidak terlihat peristaltic, ada nyeri ringan
saat palpasi tanpa kembung, tidak ada benjolan. Pemeriksan dubur biasa-biasa saja dan ada
darah. Pemeriksaa laboratorium menunjukkan sel darah putih 7.4x10⁹/L, hitungan sel darah
merah 3.08x10¹²/L. jumlah neutrofil sebesar 5.78x10⁹ (78.1%)dan kadar hemoglobin 90 g/L.
Tumor Marker sebagai berikut : alpha fetoprotein (AFP) 3.87, CA 199 dan
carcinoembryonic antigen (CEA)2.29. Pada CT scan perut dengan kontras menunjukkan
benjolan seperti lesi dengan diameter 5 cm. Pada percabangan colon desenden dan sigmoid
dengan penebalan dinding secara signifikan dengan lumen melebar (gambar 2). Ada beberapa
benjolan pada beberapa cincin dengan intusepsi usus rims halus. Kanker usus besar tidak dapat
dikesampingkan. Pasien segera dibawa ke ruang operasi untuk ditelusuri dengan diagnose
preoperative intusepsi kolon dan kemungkinan kanker kolon. Pada saat operasi massa terletak
pada fleksura lienalis dengan ukuran 10x 7cm. Intusepsi usus ditunjukkan dengan dilatasi kolon
proksimal. Tidak ada lesi lainnya di identifikasi. Setelah intususensi berkurang, sebuah 8 x 5 cm
lesi usus terungkap dan kolektomi parsial dilakukan. Bagian beku mengungkapkan angiolipoma
1. Tidak resensi lanjut ditunjukan. Pasien pulih dari operasi dengan baikdi bawa kembali ke
bangsal. Akhir patologi menunjukan 6 x 6 cm lesi usus exophytic terutama terdiri dari jaringan
lemak dengan ulserasi. Tujuh kelenjar getah bening mulai dari 2 mm sampai 10 mm
diidentifikasi diluar usus besar. Histologi pemeriksaan ( gambar 3 ) mengungkapkan masa yang
terdiri dari jaringan adipose dewasa dengan vaskuler struktur.
Nekrosis lemak intra lasi dan ulserasi mukosa hadir dengan besar, jumlah infiltrasi
neutrophil dan limfosit. Kelenjar getah bening menunjukan proliperasi reaktif dengan tidak ada
bukti tumor. Diagnosis patologi terakhir adalah angiolipoma usus bagian bawah. Selama
tidaklanjut, pasien ini meninjukan tidak kambuh.
Gambar 1 kolonoskopi mengungkapkan pedunkulata besar, masa berbentuk kembang
kol dengan ulserasi dangkal dan nekrosis sekitar 40 cm dari anus. Masa itu tampak nya rapuh.
Gambar 2 CT scan perut dengan kontras menunjukan diameter 5 cm masa seperti lesi
dipersimpangan kolon desenden dan zigmoid dengan diding menebal secara siknifikan dengan
lumen melebar. Adabeberapa cicin dalam masa dengan batas mulus meninjukan usus
intussuception. CT.
Gambar 3 pemeriksaan histologi menunjukan suatu masa yag terdirti dari jaringan
adipose matang dengan struktur pembuluh darah.
Tidak ada lesi lainnya yang teridentifikasi. Setelah intusepsi berkurang lesi usus
terungkap sebesar 8x5cm, dan dilakukan colectomy parsial. Angiolipoma yang muncul di
bekukan tidak ada indikasi lanjut.
Pasien pulih dari operasi dengan baik dan dibawa kembali ke bangsal. Pada akhir
patologi menunjukkan lesi usus exophytic berukuran 8 x 6 x 6 cm terdiri dari jaringan lemak
dengan ulserasi. Tujuh kelenjar getah bening berukuran mulai dari 2 mm – 10 mm di identifikasi
di luar usus besar. Pada pemeriksaan histologist (gambar 3)menunjukkan massa yang terdiri
dari jaringan adipose yang matang dengan struktur vaskuler. Nekrosis lemak intralesi dan
ulserasi mucosa menunjukkan infiltrasi neutrofil dan limfosit dalam jumlah besar. Kelenjar
getah bening menunjukkan proliferasi reaktif dengan tidak menunjukkan adanya tumor.
Diagnose patologis terakhir adalah angiolipoma pada colon desenden. Selama tindak lanjut
pasien tidak menunjukkan kekambuhan.
DISKUSI
Angiolipoma pertama kali dijelaskan pada tahun 1912 oleh bowen. Pada tahun 1960 howard
menunjukan bahwa fitur clinicopatolohical dari angiolipoma berbeda dari lipoma, sehingga
menggambarkan angiolipoma sebagai benda gambar yang baru. Hal ini di klasifikasikan oleh
rasio adipose dan komposisi jaringan faskuler sebagai jenis dominan limpomatus atau
angiomatus. Analisa sitogenetic menunjukan kario tipe normal dari kontra angiolipoma sebagai
jenis lain dari tumor jinak limpomatus, sebagian besar menunjukan lebih spesifik penyimpangan
kromosos kolonal, yang menunjukan bahwa patogenesis angiolipoma mungkin berbeda dari
lipoma biasa.
Angiolipoma biasanya berkembang sebagai tumor subkutan yang dibungkus, paling sering pada
lengan dan tubuh pada orang dewasa muda. Mereka jarang lebih besar dari diameter 2 cm,
serinmgnya jumlahdan karaketeristik yang perih dan menyakitkan. Jarang ditemukan di saluran
pencernaan.
Dalam kajian literature, kami menemukan hanya 22 kasus yangmelibatkan angiolipoma saluran
pencernaan. Dari jumlah tersebut, ada yang terletak dalam krongkongan, tiga di perut, dua di
duodenum, enam di usus kecil, tiga dipersimpangan ileocecal, lima di usus besar, dan dua di
rectum.
Angioplasty dalam saluran pencernaan biasanya tidak memilki manifestasi klinis yang spesifik,
pasien sering tidak menyatakan gejala intusepsi dan obstruksi usus. Usus besar angiolipoma
intussusception, seperti yang terlihat dalam kasus ini, sangat jarang dan mungkin memerlukan
intervensi pembedahan mendesak.
Hanya dua kasus tersebut dilaporkan dalam literature (23,26). Pemeriksaan radiologi termasuk
radiografi barium, enteroclysis, USG perut, computed tomografi ( CT) dan meagnetic resonase
imaging (MRI) dapat mendeteksi lesi di saluran pencernaan sebelum diagnosis histopatologi
barium enema dan enteroclysis kemungkinan menunjukan cacat dalam lumen yang biasa
muncul sebagai hyperechoic. Lesi pada ultrasonografi transabdominaldan lesi submukosa di
dinding gastrointestinal pada edosonografi dengan intensitas sinyal tinggi pusat dan perifer
intensitas isosinyal pada T 1 gambar inphase.
Karakteristik gambar CT tergantung pada komposisi jaringan luka, dari jenis lipomatus terdiri
dari lemak tanpa peningkatan kontras, yang sering didiagnosis sebagai lipoma. Untuk tumor
rendah lemak mengandung banyaktambahan kepadatan putaran kecil.
Pada tahun 1998, mintz dan mengoni melaporkan penggunaan sonografi untuk mendiagnosis
angiolipoma payudara, yang muncul sebagai homogeny hyperechoic padat di echogram.
Chen et al (3) juga melaporkan penggunaan pencitraan dengan sukses untuk mendiagnosis
angiolipoma yang kemudian di konfirmasi dengan bedah patologi. Namun, akurasi praoperasi
keseluruhan diagnosis untuk angiolipoma pencernaan adalah cukup rendah karena presentasi
klinis non spesifik dan kurangnya temuan spesifik pada study pencitraan. Kesalahan diagnosis
dapat menyebabkan operasi yang tidak perlu, seperti sekresi radikal karena diagnosis
preoperative yang keliru dari kanker usus besar. Diagnosis angilipoma gastrointestinal yang
benar biasanya dibuat intra operatif dan di konfirmasi akhir oleh bedah patologi.
Bila mungkin, biopsy intraoperatif dengan potongan beku dapat memberikan diagnosis yang
akurat untuk memandu operasi dalam kasus kami, pra operasi biopsy, kolonoskopi hanya
menunjukan non spesifik inflamasi tanpa sel tumor. Dikombinasikan dengan temuan CT kami
meragukan adanyakanker usus besar dan terpilih untuk mendapatkan bagian beku
intraoperative.
KESIMPULAN
Angiolipoma adalah tumor jinak. Biasanya terjadi di jaringan subkutan dan jarang ditemukan
disaluran pencernaan. Kesalahan dalam diagnosis dapat menyebabkan pressymptomatic pantas
seperti reseksi radikal tidak perlu karena diagnosis preoperative yang keliru kontras usus besar.
Kita harus berfokus pada pentingnya benar pra dan atau intraoperatif diagnosis histologis untuk
menawarkan pilihan terapi terbaik.