TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

3
8/17/2019 TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx http://slidepdf.com/reader/full/tugas-irbang-ii-ike-bab-idocx 1/3 BAB I ANALISIS HIDROLIS 1.) Pemilihan Lokasi Bendung dalam Perencanaan Bendung Kriteria umum pemilihan lokasi bendung menurut Direktorat Irigasi Ditjen Pengairan adalah : a) Bendung akan dibangun di ruas sungai yang stabil dengan lebar yang hampir sama dengan lebar normal sungai; jika sungai mengangkut terutama sedimen halus, maka  pengambilan harus dibuat diujung tikungan luar yang stabil; jika sungai mengangkut terutama bongkah dan kerikil, maka bendung sebaiknya dibangun di ruas lurus sungai.  b) Saah tertinggi yang akan diairi dan lokasinya. !) "okasi bendung harus sedemikian rupa sehingga trase saluran primer bisa dibuat sederhana dan ekonomis. d) Beda tinggi energi diatas bendung dibatasi sampai # meter. e) "okasi kantong lumpur dan kemudahan pembilasan, bilamana perlu. $) %opogra$i pada lokasi bendung yang diusulkan; lebar sungai. g) Kondisi geologi dari subbase untuk keperluan pondasi. h) &etoda pelaksanaan ' diluar sungai atau di sungai ). i) (ngkutan sedimen oleh sungai.  j) Panjang dan tinggi tanggul banjir. k) &udah di!apai. 2.) Penenuan !einggian "ercu Bendung Berdasar !einggian Sa#ah $eringgi. Bendung irigasi dibangun untuk mengairi saah yang termasuk dalam ilayah  pelayanannya. (gar semua saah dapat terairi, maka yang menjadi pedoman adalah saah tertinggi. Kalau yang tertinggi sudah terairi, maka yang lain juga akan terairi.  amun air yang diambil dari bendung, dalam perjalanannya ke saah tertinggi tersebut akan mengalami kehilangan tinggi.

Transcript of TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

Page 1: TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

8/17/2019 TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-irbang-ii-ike-bab-idocx 1/3

BAB I

ANALISIS HIDROLIS

1.) Pemilihan Lokasi Bendung dalam Perencanaan Bendung

Kriteria umum pemilihan lokasi bendung menurut Direktorat Irigasi Ditjen Pengairan

adalah :

a) Bendung akan dibangun di ruas sungai yang stabil dengan lebar yang hampir sama

dengan lebar normal sungai; jika sungai mengangkut terutama sedimen halus, maka

 pengambilan harus dibuat diujung tikungan luar yang stabil; jika sungai

mengangkut terutama bongkah dan kerikil, maka bendung sebaiknya dibangun di

ruas lurus sungai.

 b) Saah tertinggi yang akan diairi dan lokasinya.

!) "okasi bendung harus sedemikian rupa sehingga trase saluran primer bisa dibuat

sederhana dan ekonomis.

d) Beda tinggi energi diatas bendung dibatasi sampai # meter.

e) "okasi kantong lumpur dan kemudahan pembilasan, bilamana perlu.

$) %opogra$i pada lokasi bendung yang diusulkan; lebar sungai.

g) Kondisi geologi dari subbase untuk keperluan pondasi.

h) &etoda pelaksanaan ' diluar sungai atau di sungai ).

i) (ngkutan sedimen oleh sungai.

 j) Panjang dan tinggi tanggul banjir.

k) &udah di!apai.

2.) Penenuan !einggian "ercu Bendung Berdasar !einggian Sa#ah $eringgi.

Bendung irigasi dibangun untuk mengairi saah yang termasuk dalam ilayah

 pelayanannya. (gar semua saah dapat terairi, maka yang menjadi pedoman adalah

saah tertinggi. Kalau yang tertinggi sudah terairi, maka yang lain juga akan terairi.

 amun air yang diambil dari bendung, dalam perjalanannya ke saah tertinggi tersebut

akan mengalami kehilangan tinggi.

Page 2: TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

8/17/2019 TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-irbang-ii-ike-bab-idocx 2/3

!ehilangan inggi erse%u anara lain karena&

a) !ehilangan inggi di saluran.

Kehilangan tinggi disaluran ini diperhitungkan baik pada saluran induk,

saluran sekunder maupun saluran tersier. Besarnya kehilangan adalah panjang

saluran dikalikan kemiringan memanjang saluran. Pada peren!anaan aal

kemiringan memanjang saluran sering diperkirakan sebesar *,***+ atau beda

tinggi *,+ m untuk setiap km saluran.

%) !ehilangan inggi 'ada %angunan sada' dan %agi.

Kehilangan tinggi pada bangunan terjadi mulai pada bangunan sadap,

dimana saluran tersier menyadap air dari saluran sekunder atau saluran induk. Pada

 bangunan ini kehilangan tinggi terjadi pada pintu tersier, akibat perbedaan tinggi

muka air sebelum dan sesudah pintu. Perbedaan tinggi ini yang menghasilkan

terjadinya aliran melalui pintu sesuai dengan persamaan : - )h g+'

, dimana

h adalah perbedaan tinggi muka air di hulu dan di hilir pintu. Sedangkan besarnya

debit yang dapat dialirkan oleh pintu adalah: / b . h . -, dimana % adalah lebar

 pintu dan h adalah kedalaman air dipintu. Debit yang harus dialirkan pintu sadap

tersier tergantung dengan luas petak tersier yang harus dilayani, sehingga besarnya

debit ini sudah tertentu pada saat peren!anaan. Dengan demikian besarnya

kehilangan tinggi tergantung dari lebarnya pintu. Semakin lebar pintu kehilangan

tinggi muka air semakin ke!il. Dalam peren!anaan aal kehilangan tinggi pada

 pintu sadap ini diambil antara *,* m sampai *,0* meter. Sedangkan kehilangan

tinggi pada bangunan bagi, prinsipnya sama. Karena debit yang dialirkan oleh

saluran sekunder atau primer jauh lebih besar dibanding dengan pada saluran tersier,

maka kehilangan tinggi pada bangunan bagi ini juga lebih besar. Dalam

 peren!anaan aal umumnya diambil nilai antara *,0* sampai *,+ meter.

c) !ehilangan inggi 'ada %angunan ukur.

Kehilangan tinggi pada bangunan ukur, tergantung dari jenis bangunannya.

1ntuk pintu ukur ambang lebar dan pintu ukur yang serupa, mempunyai kehilangan

Page 3: TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

8/17/2019 TUGAS IRBANG II IKE BAB I.docx

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-irbang-ii-ike-bab-idocx 3/3

tinggi yang !ukup besar karena aliran pada bangunan ukur jenis ini harus melimpah

sempurna. Sedangkan pintu ukur Parshall 2lume, mempunyai kehilangan tinggi

yang !ukup ke!il.