Bahan IRBANG II

download Bahan IRBANG II

of 47

Transcript of Bahan IRBANG II

PENDAHULUANLatar belakang : 1. Sejak 1970-an hingga kini prasarana bangunan air untuk irigasi sudah ribuan yg dibangun,contohnya bendung tetap dari pasangan batu. 2. Sebagian bendung mengalami kerusakan akibat berbagai masalah, misal penggerusan setempat dihilir bendung, gangguan angkutan sedimen dan sampah,serta sampai hancurnya bangunan tsb. 3. Sehingga perlu penanganan terhadap bendung yang bermasalah dalam hal merancang, mendesain bendung sebagai kontribusi sebagai seorang teknik sipil.

Maksud pembangunan Bangunan Bendung :Memenuhi kebutuhan air bagi pertanian dengan prasarana penyedia dan pengambil airnya Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan muka air sungai dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa disadap dan dialirkan secara gravitasi ketempat yang memerlukannya Type bendung dapat dibedakan dengan bendung tetap dari pasangan batu, beton, bendung gerak dengan pintu sorong atau pintu radial, bendung kembang kempis dan sebagainya

TINJAUAN SISTEM IRIGASI1. 2. 3. 4. Sejarah Irigasi dan Bendung Pengertian dan Maksud Irigasi Sistem Irigasi di Indonesia Tinjauan Sistem Irigasi di Jepang

1. SEJARAH IRIGASI DAN BENDUNGIndonesia sejak jaman Hindu sudah ada pembangunan prasarana irigasi walaupun sederhana, misalnya irigasi Subak di Bali, irigasi2 kecil di Jawa,dan adanya sistem pendistribusian air di Minangkabau. Dan selanjutnya irigasi mengalami perkembangan terus sampai kini Bendung Glapan di Jawa Tengah(1852), Bendung Sedadi, Bendung Nambo(1910), Bendung Kaliwadas, Sungapan, Cisadap dan lain2 Bendung di Jawa timur antara lain : bendung Pekalen(1856), bendung Umbul(1909), bendung Sampean(1883), bendung Jati dan masih banyak lagi Nah bendung dan bendungan yang ada di Kal-Sel apa saja? Coba Kalian Inventarisir!

2. Pengertian dan Maksud IrigasiIrigasi berasal dari istilah irrigatie (bahasa Belanda),atau irrigation (b.Inggris).Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat dibuang kembali Maksud Irigasi adalah untuk mencukupi kebutuhan air bagi keperluan pertanian seperti membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah dan sebagainya

3. Sistem Irigasi di IndonesiaSistem irigasi dibedakan dalam 3 kategori, yaitu irigasi teknis, semi teknis dan sederhana : Irigasi teknis yaitu jaringan air yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan saluran pembuang, dan pemberian airnya dapat diukur diatur dan terkontrol pada titik tertentu. Irigasi semi teknis yaitu pengaliran air ke sawah dapat diatur, tetapi banyaknya aliran tidak dapat diukur. Irigasi sederhana yaitu irigasi yang menerima bantuan pemerintah untuk pembangunan atau penyempurnaannya, tetapi dikelola dan dioperasikan oleh aparat desa.

3.1 PETA JARINGAN IRIGASI 3.1.1 PETA PETAKa. Petak tersier adalah suatu unit atau petak tanah/sawah terkecil berukuran antara 50 100 ha dan mempunyai batas yang jelas. Petak sekunder adalah gabungan dari petak tersier dengan luas bergantung kepada keadaan lahan. Petak primer adalah gabungan dari beberapa petak sekunder. Dilayani oleh saluran primer di salah satu sisi atau kedua sisi sumber sungai

b.

c.

3.1.2 SALURAN IRIGASIA. Saluran irigasi pembawa Ditinjau dari letaknya dapat dibedakan menjadi saluran garis tinggi dan saluran garis punggung. Saluran garis tinggi yaitu saluran yang ditempatkan sejurusan dengan garis tinggi/kontur. Saluran garis punggung yaitu saluran yang ditempatkan di punggung medan. Ditinjau dari jenis dan fungsi yaitu saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter.Dalam mendesain saluran irigasi dapat dilakukan dengan tata cara: 1. 2. 3. 4. Tentukan lebar dasar saluran (b) > kedalaman air (h). Bila diambil h > b maka akan terjadi proses pendangkalan saluran yang lebih cepat. Tentukan besarnya kecepatan aliran (v) yang seimbang yaitu antara V pengendapan dan v penggerusan. Tetapkan kemiringan talud Hitung kemiringan air saluran (i) dengan cara Strickler; ambil nilai kekasaran (k) yang bergantung kepada besarnay debit saluran dan jenis tanah saluran.

B. Saluran pembuang yaitu saluran yang digunakan sebagai pembuang kelebihan air yang sudah tidak digunakan dari petak sawah

BENDUNG TETAP UNTUK IRIGASIA. PEMILIHAN LOKASI BENDUNG1. Keadaan topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri : - Semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi. - Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan. 2. Kondisi topografi dari lokasi bendung : - Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi, bila bendung dibangun dipalung sungai maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai < 7 m. - Trace saluran induk terletak ditempat yang baik, penggalian tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi. Penggalian saluran induk dibatasi sampai kedalaman 8 m. Dengan catatan tanah dasar cukup baik dan saluran tidak terlalu panjang - Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidrolik dan angkutan sedimen, salah satu syaratnya intake harus terletak di tikungan luar aliran atau dibagian sungai yang lurus.

3. Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung : - Pola aliran sungai, kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang dan kecil. - Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil. - Tinggi muka air pada waktu debit banjir rencana. - Potensi dan distribusi angkutan sedimen. 4. Kondisi tanah pondasi : bendung ditempatkan dilokasi dimana tanah pondasi cukup baik. Faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu potensi gempa dan potensi gerusan 5. Biaya pelaksanaan : dari beberapa alternatif lokasi ditinjau dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit. 6. Faktor-faktor lain yaitu penggunaan lahan dan kemungkinan pengembangan daerah disekitar bendung, perubahan morfologi sungai, daerah genangan yang tidak terlalu luas dan ketinggian tanggul banjir.

2.

PENEMPATAN BENDUNG DI SUDETAN SUNGAI Dulu penempatan bendung di palung sungai, kini berkembang di sudetan sungai. Sudetan sungai adalah saluran yang dibuat untuk memindahkan aliran sungai dari palung aslinya. Keuntungan bendung ditempatkan pada sudetan sungai adalah : 1. Memudahkan pelaksanaan bendung tanpa gangguan aliran sungai dan tidak perlu terburu-buru karena gangguan musim. 2. Arah aliran menuju bendung dan ke hilirnya akan lebih baik 3. Untuk mendapatkan tanah pondasi yang lebih baik 4. Penempatan kantong sedimen, lokasi intake dan saluran akan lebih baik. Kesulitannya adalah : 1. Harus dibuat tanggul penutup sungai yang kadangkala cukup tinggi dan berat. 2. Diperlukan bangunan khusus pengelak sungai dalam pelaksanaan tanggul penutup tsb. 3. Adakalanya perlu penyeberangan saluran induk diatas palung sungai asli. Perlu diperhatikan tata letak yang tepat sudetan bergantung kepada beberapa faktor seperti keadaan geoteknya, topografi, perubahan morfologi sungai dan adanya penurunan dasar sungai.

GAMBAR BENDUNG DI SUDETAN SUNGAITanggul penutup

Sungai

bendung

Sudetan sungai intake

Contoh bendung di sudetan adalah Bendung Indrapura di Sumatera barat, dan bendung Mentawa disungai Mentawa di Sulawesi Tengah

B. BENDUNG PELIMPAH1. PENGERTIAN Bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Bendung tetap :bendung yang terdiri dari ambang tetap sehingga muka air banjir dapat diatur elevasinya. Dibangun umumnya disungai ruas hulu dan tengah Bendung berfungsi untuk meninggikan taraf muka air, mengendalikan aliran, angkutan sedimen, dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efektif, efisien dan optimal. Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sungai dapat dibedakan menjadi bendung pelimpah dan bendung gerak. Bendung pelimpah merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di udik bendung. Bendung pelimpah terdiri dari tubuh bendung dan mercu bendung

2. KLASIFIKASI BENDUNGBendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasi menjadi :1. 2. 3. Bendung penyadap Bendung pembagi banjir Bendung penahan pasang

Berdasarkan type struktur bendung dapat dibedakan atas :1. 2. 3. 4. 5. Bendung tetap Bendung kombinasi Bendung gerak Bendung bottom intake Bendung kembang kempis

Ditinjau dari segi sifatnya dibedakan atas :1. 2. 3. Bendung permanen Bendung semi permanen Bendung darurat

3. TATA LETAK BENDUNG DAN PERLENGKAPANNYAKomponen utama bendung adalah : Tubuh bendung Bangunan intake, terdiri dari lantai, ambang dasar,pintu, dinding banjir, pilar penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan lainnya Bangunan pembilas, dengan undersluice atau tanpa undersluice, pilar penempatan pintu, pintu pembilas, jembatan pelayan ,rumah pintu, saringan batu dan sebagainya. Bangunan perlengkapan lain terdiri dari tembok pangkal, sayap bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir dan tanggul penutup/tanpa tanggul, penangkap sedimen/tanpa penangkap sedimen, tangga, penduga muka air dan sebagainya.

-

-

4. BENTUK BENDUNG PELIMPAHBendung untuk melimpahkan aliran sungai tubuh bendungnya harus kuat dan stabil. Bentuk bendung pelimpah bermacam-macam, yaitu : 1. Pelimpah lurus 2. Pelimpah lengkung berbentuk cembung mengarah ke udik dengan jarak lengkungan 1/10 1/20 dari lebar bentang. Dibangun sebelum tahun 1970-an di daerah Jawa Barat. 3. Pelimpah bentuk lain Bentuk U yang dimaksudkan agar dapat melimpahkan aliran sungai dari sisi yang lain, karena di usik bendung terdapat percabangan sungai. Bentuk < pada bendung Karang Talun di Kulon Progo, Yogyakarta, bendung tanpa pembilas tapi mempunyai kantong sedimen yang cukup efektif.

4. Pelimpah bentuk gergaji Untuk mengurangi daerah genangan banjir di bagian udik bendung.

Mercu bendung

Tubuh bendung

Ambang tetap Peredam energi & b. pengaman Pintu-pintu Dinding banjir

INTAKE

Saringan sampah Ambang dasar Jembatan pelayanan Atap pelindung

BENDUNG TETAP

Pintu-pintu

Bang. pembilas

Undersluice Saringan batu bongkah Jembatan pelayanan Balok skat Atap pelindung Tembok pangkal

Bang.perlengkapan

Tembok sayap udik n hilir Lantai udik n dinding tirai Pengarah arus Tanggul banjir, dll

Penangkap sedimen

Kantong endapan, pintu pembilas Sal. Pembilas, pintu intake

5. MERCU BENDUNGMercu bendung adalah bagian teratas tubuh bendung dimana aliran dari udik dapat melimpah kehilir. Fungsinya sebagai penentu tinggi muka air minimum di sungai bagian udik bendung dan juga sebagai pengempang sungai serta sebagai pelimpah aliran sungai. BENTUK MERCU BENDUNG : 1. Bulat dengan satu jari-jari pembulatan 2. Bulat dengan dua jari-jari pembulatan 3. Type ogee, SAF 4. Ambang lebar Di Indonesia yang lajim digunakan adalah bentuk mercu bulat, hal ini dikarenakan: 1. Bentuknya sederhana sehingga mudah dalam pelaksanaannya. 2. Mempunyai mercu yang besar sehingga lebih tahan terhadap benturan batu gelundung, bongkah, dsb 3. Tahan terhadap goresan dan abrasi karena mercu bendung diperkuat oleh pasangan batu candi atau beton. 4. Pengaruh kavitasi tidak terlalu besar ; syarat 0,7 h < R < h

R

R1

R2

Satu R

Dua R Gambar bentuk-bentuk mercu bendung

Tinggi mercu bendung (p), adalah ketinggian antara elevasi lantai udik/ dasar sungai di udik bendung dan elevasi mercu, dimana p dianjurkan tidak lebih dari 4m dan minimum 0,5 H. Rumus yang digunakan untuk menghitung tinggi mercu bendung adalah rumus Bundschu dan Verwoerd, yaitu : 1 m = 1,49 0,018 (5 h/R )2 k = 4/27. m2 . h3 ( )2 h+p Keterangan : k = tinggi kecepatan aliran h = tinggi muka air di udik bendung m = koefisien pengaliran bendung p = tinggi mercu berndung kedasar sungai R = jari-jari pembulatan mercu bendung

Panjang mercu bendung (lebar bentang bendung) adalah jarak antara dua tembok pangkal bendung (abutment), termasuk lebar bangunan pembilas dan pilar-pilarnya. Dalam penentuan panjang mercu bendung maka harus diperhitungkan terhadap : kemampuan melewatkan tinggi debit desain dengan tinggi jagaan ynag cukup batasan tinggi muka air genangan maksimum yang di ijinkan pada debit desain Panjang mercu bendung efektif (Be), adalah panjang mercu bendung bruto (Bb) dikurangi dengan lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu bendung yang efektif melewatkan debit banjir desain. Panjang mercu bendung efektif dihitung dengan cara : Be = Bb 20 % b t Be = Bb 2 (n kp + ka) H Keterangan : Bb = panjang mercu bruto (m) b t n kp ka H = jumlah lebar pembilas = jumlah pilar- pilar pembilas = jumlah pilar pembilas dan jembatan = koefisien kontraksi pilar = koefisien kontraksi pangkal bendung = tinggi energi, yaitu h + k , h = tinggi air, k = v2 / 2g

Penentuan Elevasi Mercu BendungPertimbangannya : 1. Elevasi sawah tertinggi yang akan di aliri, 2. Keadaan tinggi air disawah, 3. Kehilangan tekanan mulai dari intake sampai dengan saluran tersier ditambah akibat kehilangan tekanan akibat eksploitasi, 4. Tekanan yang diperlukan agar dapat membilas sedimen di undersluice dan kantong sedimen, 5. Pengaruh elevasi mercu bendung terhadap panjang bendung untuk mengalirkan debit banjit rencana, 6. Untuk mendapatkan sifat aliran sempurna.

Contoh : Tabel perkiraan penentuan elevasi mercu bendungNo. 1 2 3 URAIAN Sawah yang akan dialiri Tinggi air disawah Kehilangan tekanan; - Dari saluran tersier ke sawah - Dari sal. Sekunder ke tersier - Dari sal. Induk ke sekunder - akibat kemiringan saluran - akibat bangunan ukur - dari intake ke sal. Induk/kantong sedimen - bangunan lain a.n. Kantong sedimen - Exploitasi Elevasi mercu bendung Ketinggian (m) X 0,10 0,10 0,10 0,10 0,15 0,40 0,20 0,25 0,10 X + 1,50 m

4

Peninggian mercu bendungKegunaannya untuk memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap pembilasan sedimen, yang berada di udik undersluice, dan juga memperkecil jumlah sedimen yang masuk kesaluran.

Tinggi muka air di atas mercu bendungDigunakan persamaan tinggi energi debit, untuk ambang bulat dan pengontrol segi empat, yaitu :

Qd = Cd 2/3 Keterangan :

2 g b H 3/2 3

Qd = debit desain (m3/det) Cd = koefisien debit = Cd = C0 . C1 . C2 g b H = percepatan gravitasi = panjang mercu efektif (m) = tinggi energi diatas mercu (m)

III. BANGUNAN INTAKEBangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, mengatur pemasukkan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Tata letak bangunan intake sebaiknya : sedekat mungkin dengan bangunan pembilas merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas tidak menyulitkan dengan penyadapan aliran tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbelinsi aliran di udik intake.

Macam macam intake 1. Intake biasa 2. Intake gorong-gorong 3. Intake frontal 4. Dua intake di satu sisi bendung

Arah intake terhadap sumbu sungai : - tegak lurus membentuk sudut 900 terhadap sumbu sungai - menyudut membentuk sudut 450 600 terhadap sumbu sungai - keadaan tertentu berdasarkan hasil uji Komponen utama bangunan intake terdiri atas : - ambang atau lantai, dinding bangunan tembok sayap - pintu perlengkapannya serta dinding penahan banjir - pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah - jembatan pelayan - rumah pintu - saringan sampah - sponeng dan cadanganLetak intake harus sedemikian rupa sehingga berada ditikungan luar aliran yang membentuk aliran helicoidal.

Bentuk dan ukuran hidrolik Lantai intake dirancang datar tanpa kemiringan. Di hilir pintu lantai dapat berbentuk kemiringan dan dengan bentuk terjunan sekitar 0,5 m. Ketinggian lantai intake, bila intake ditempatkan pada bangunan pembilas dengan undersluice yaitu : sama tinggi dengan plat lantai undersluice sampai 0,5 m di atas plat undersluice tergantung kepada keadaannya

Ketinggian intake di atas lantai udik bendung, bila ditempatkan pada bangunan pembilas tanpa undersluice : 0,5 m jika sungai mengangkut lanau 1 m jika sungai mengangkut pasir dan kerikil 1,5 m jika sungai mengangkut kerakal dan bongkah tergantung keadaan.

Lebar dan tinggi lubang intake Lebar lubangintake dapat dihitung dengan rumus pengaliran sbb : Qi = c x b x h1/2 atau Qi = x b x a 2gz Keterangan : Qi b a g z = debit intake c dan = koefisien pengaliran = lebar bukaan = tinggi bukaan lubang (m) = percepatan gravitasi = kehilangan tinggi energi

Pilar intake dan dinding banjir 1. Pilar untuk penempatan pintu ; bila lebar intake > 1m maka diperlukan pilar Penempatan pilar diatur sedemikian rupa yaitu : Bagian awalnya diletakkan agak mundur, sebesar R, ini agar diperoleh aliran yang masuk lebih mulus Bentuk awal pilar bulat dan tegak atau dengan kemiringan Bagian hilirnya dapat dibuat tegak atau dengan kemiringan Ketebalan pilar sekitar 0,7 1,0 m

2. Dinding banjir dan sponeng Dinding banjir diperlukan pada bangunan intake, diletakan dihilir pintu intake, fungsinya untuk mencegah banjir masuk lewat intake. Sponeng pada pilar diperlukan untuk penempatan pintu dimana ukuran sponeng lebih besar dari balok kayu. Sponeng cadangan diperlukan dalam rangka pemeliharaan.

Dua intake di satu sisi bendung Maksud : intake dirancang disatu sisi bendung untuk dua daerah irigasi yang terletak di kedua sisi bendung. Dapat pula di bangun 2 intakenya, tergantung debit air pengambilannya. Desain : dua bangunan intake yang ditempatkan di satu sisi bendung diatur sedemikian yaitu : Pintu intake ditempatkan di pilar pembilas Gorong-gorong ditempatkan di dalam tubuh bendung Kecepatan aliran dlm gorong-gorong diambil sekitar 2,50 m/det Hendaknya dirancang fasilitas pembilas sedimen tepat dipengeluaran goronggorong di awal saluran induk Tebal pilar pembilas, t 2 m. t minimum = 1,0 m; t untuk pasangan batu 1,0 2,0 m Contoh penempatan dua intake di satu sisi : Intake bendung Nambo di S. Comal Jawa Tengah Intake bendung Suliti di bangun di S Batang Suliti. Sumatera Barat

IV. BANGUNAN PEMBILASA. Definisi dan FungsiSalah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak di dekat intake dan menjadi satu kesatuan dengan intake. Fungsinya untuk menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan muatan sedimen layang masuk ke intake.

B. Sistem Kerja Pembilas dengan UndersluiceAliran sungai dari udik menuju bangunan akan terbagi dua lapis oleh plat undersluice Aliran sungai lapisan atas yang relatif tidak mengandung sedimen dasar mengalir ke intake. Aliran sungai di lapisan bawah bersama-sama dengan sedimen dasar emngalir dan masuk le lubang undersluice, yang akhirnya terbuang ke hilir bendung melalui pintu bilas. Pembilasan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu sehingga mendapatkan kedung daerah bebas endapan di udik dan mulut intake/undersluice

C. Macam Bangunan dan Tata LetakMacam Bangunan Pembilas : 1. Tipe konvensional tanpa undersluice Terdiri dari satu dan dua lubang pintu, umumnya pada bendung kecil dengan bentang berkisar 20 meter. 2. Tipe undersluice dan shunt undersluice Pembilas dengan undersluice banyak dijumpai pada bendung yang dibangun seusdah tahun 1970-an untuk bendung irigasi teknis. Ditempatkan pada bentang di bagian sisi yang arahnya tegak lurus sumbu bendung. Pembilas dengan shunt undersluice digunakan pada bendung sungai ruas hulu, untuk menghindarkan benturan batu dan benda padat lainnya terhadap bangunan

Tata Letak Bangunan Pembilas :Bangunan Pembilas undersluice : - Satu kesatuan dengan bangunan intake - Pintu pembilas diletakkan segaris dengan sumbu bendung - Bangunan diletakkan di sisi luar tubuh bendung dekat tembok pangkal, arahnya tegak lurus sumbu bendung - Mulut undersluice mengarah ke udik bukan ke arah samping Bangunan Pembilas shunt undersluice : -Satu kesatuan dengan bangunan intake - Bangunan diletakkan di bagian luar tubuh bendung dan atau di luar tembok pangkal bendung - Mulut undersluice mengarah ke samping bukan ke arah udik - Pintu pembilas berfungsi sebagai tembok pangkal

D. Komponen dan Bentuk BangunanKomponen Bangunan Pembilas Undersluice Lurus :- Undersluice dan perlengkapannya - Pintu Pembilas dan perlengkapannya - Pilar-pilar penempatan pintu - Tembokbaya-baya/guide wall - Jembatan pelayan - Rumah pintu - Sponeng pintu dan sponeng cadangan - Tembok pangkal - Tangga dll

Bangunan undersluice :- Lubang/terowongan - Plat undersluice - Lantai dengan lapisan tahan aus - Tembok penyangga bila lubang lebih dari satu buah - Mulut undersluice - Pintu bilas atas dan bawah - Saringan batu dsb

Untuk Pintu bilas umumnya dipilih jenis pintu sorong dari kayu rangka baja atau plat besi rangka baja. Pada bendung dengan lebar bentang 20 m, dijumpai pembilas tanpa undersluice, hanya terdiri dari : - Pintu bilas dan perlengkapannya - Pilar pembilas - Tembok baya-baya dsb Lapisan pembilas yang ahrus tahan terhadap kikisan aliran deras harus dilapisi dengan lapisan tahan aus yang dapat dibuat dari lapisan batu candi atau lapisan beton berkualitas tinggi. Bentuk mulut undersluice lurus : - Undersluice satu atau dua lubang dengan mulut sejajar sumbu bendung - Undersluice satu lubang atau lebih dengan mulut menyudut terhadap sumbu bendung - Undersluice dua lubang atau lebih dengan mulut menyudut terahap sumbu bendung

E. Tata Cara Desain1. Tentukan lebar undersluice dengan memperhatikan lebar pintu bilas dan lebar intake. 2. Tentukan arah dan letak mulut undersluice. 3. Tentukan panjang undersluice dengan memperhatikan bahwa mulut undersluice harus terletak di udik intake, panjang undersluice biasanya berkisar antara 5 20 m 4. Tentukan letak elevasi plat bagian atas undersluice dengan memperhatikan levasi ambang / lantai intake. 5. Tentukan ketebalan plat undersluice, biasanya berkisar antara 0,2 0,35 m 6. Tentukan tinggi lubang dan elevasi lantai undersluice, biasanya setinggi 1,5 m

V.

BANGUNAN PENAHAN BATU (BOULDER SCREEN)

1. Definisi dan FungsiSuatu bangunan yang ditempatkan di udik bangunan pembilas bendung. Terdiri dari barisan tiang-tiang dan berfungsi sebagai alat untuk mencegah batu-batu dengan diameter tertentu yang akan masuk ke intake. Bangunan penahan batu dapat pula berfungsi sebagai penahan sampah.

2. PersyaratanHarus diperhatikan debit yang masuk ke intake tidak berkurang dari jumlah yang dibutuhkan karena adanya kemungkinan terjadinya endapan batu diantara batang-batang cerucuk.

3. PenempatanDitempatkan di udik intake/undersluice dengan arah yang didesain sedemikian sehingga tercipta tikungan luar aliran dan menjadi deflector utnuk melemparkan angkutan sedimen dasar menjauh dari intake dan dapat pula menyaring batu-batu dengan diameter tertentu yang akan masuk ke intake.

4. Komponen- Barisan cerucuk pipa bulat di pasang vertikal - Balok beton sebagai pengikat horizontal - Pondasi bangunan0

5. Tipe BangunanBerbentuk pagar yang terdiri dari batang tegak dan bagian atasnya diikat dengan balok pengikat. Batang pengikat dibagian tengah tidak dianjurkan

6. Bentuk dan Ukurana. Pipa untuk cerucuk Pipa besi bulat dengan diameter 15 cm, yang diisi dengan beton tumbuk dan dipasang berbaris secara vertikal. b. Balok beton pengikat Dipasang secara horizontal di bagian ujung atas cerucuk vertikal. Berfungsi sebagai batang pengikat untuk memperkokoh batang-batang vertikal. Disamping itu berfungsi pula sebagai jalan pembersih untuk membersihkan sampah yang menyangkut di pipa-pipa cerucuk vertikal. Balok dibuat berbentuk persegi dengan lebar 50 70 cm dan tinggi 20 40 cm. Elevasi balok pengikat berada pada 1 atau 2 meter di atas mercu bendung Jarak antara tiang diambil sesuai dengan diameter batu yang akan ditahan atau dapat diambil antara 15 20 cm. Pondasi tiang disesuaikan kedalamannya dengan kedalaman elevasi dasar sungai dan lantai undersluice.

c. d. e.

VI.

BANGUNAN PEREDAM ENERGI

1. Definisi dan FungsiStruktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe, bentuk dan di kanan kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan tembok sayap hilir dengan bentuk tertentu. Fungsinya untuk meredam energi air akibat pembendungan agar air di hilir bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan struktur.

2. Tipe Bangunan Peredam Energi Lantai hilir mendatar, tanpa atau dengan ambang akhir dan dengan atau tanpa balok lantai Cekung masif dan cekung bergigi Berganda dan bertangga Kolam loncat air Kolam bantalan air Disamping itu bangunan peredam energi dikenal pula dengan istilah lain, yaitu : - Vlughter - USBR - SAF - Schooklitch - MDO, MDS dan MDL - dll

3. Faktor Pemilihan Tipe- Tinggi pembendungan - Keadaan geoteknik tanah dasar (mis : jenis batuan, lapisan, kekerasan tekan, diameter butir, dsb.) - Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai - Kemungkinan degradasi dasar sungai yang akan terjadi di hilir bendung - Keadaan aliran yang terjadi di bangunan peredam energi seperti aliran tidak sempurna / tenggelam, loncatan aliran yang lebih rendah atau lebih tinggi dan sama dengan kedalaman muka air hilir (tail water)

4. Prinsip Pemecahan EnergiDengan cara menimbulkan gesekan air dengan lantai dan dinding struktur, gesekan dengan air membentuk pusaran air berbalik vertikal arah ke atas dan ke bawah serta pusaran arah horizontal dan menciptakan benturan aliran ke struktur serta membuat loncatan air di dalam ruang olakan

6. Tembok Sayap, tembok Pangkal dan Pengarah Arus6.1 Tembok Sayap HilirTembok Sayap hilir adalah tembok sayap yang terletak di bagian kanan dan kiri peredam energi bendung yang menerus ke hilir dari tembok pangkal bendung dengan bentuk dan ukuran yang berkaitan dengan ukuran peredam energi. Fungsinya sebagai pembatas, pengarah arus, penahan gerowongan dan longsoran tebing sungai di hilir bangunan dan pencegah aliran samping. Dalam penentuan dimensi tembok sayap hilir hendaknya berdasarkan : - Dimensi berdasarkan peredam energi - Geometri sungai di sekitar dan di hilirnya - Tinggi muka air hilir desain - Penggerusan setempat yang akan terjadi dsb

Bentuk sayap hilir bendung dapat didesain yakni :Bentuk miring sebagai kelanjutan dari tembok pangkal bendung Bagian ujung hilir tembok sayap dibulatkan dan masuk ke dalam tebing Bagian awal tembok sayap hilir yang miring dan akhir tembok pangkal dimulai dari sekitar tengah-tengah lantai peredam energi; khusus untuk peredam energi tipe lantai datar Untuk peredam energi tipe cekung, bagian awal tembok sayap hilir yang miring dan akhir tembok pangkal dimulai dari ujung ambang akhir

Ukuran tembok sayap :Panjang tembok bagian yang lurus yaitu Lp + Lx Lp = panjang lantai datar peredam energi Lx = panjang tembok sayap ; (1,25 1,5) x L Kemiringan tembok sayap dapat diambil dengan kemiringan 1 : 1

6.2 Tembok Pangkal BendungTembok pangkal bendung adalah tembok yang berada di kiri kanan pangkal bendung dengan tinggi tertentu yang menghalangi luapan aliran pada desain tertentu ke samping kiri dan kanan Fungsinya sebagai pengarah arus agar arah aliran sungai tegak lurus (frontal) terhadap sumbu bendung, sebagai penahan tanah, pencegah rembesan samping, pangkal jembatan dsb. Pangkal bendung juga menghubungkan antara bendung dan tanggul banjir dan tanggul penutup. Bentuk pangkal bendung umumnya ditentukan vertikal dengan ukuran panjang ke udik dan ke hilirnya yang sesuai dengan fungsinya yang harus dicapai.

Ukuran Hidraulik : Tinggi pangkal bendung sama dengan tinggi muka air udik rencana ditambah tinggi jagaan (free board) sebesar antara satu sampai satu setengah meter atau aman terhadap debit desain tertentu. Tinggi jagaan dapat diambil sedemikian sehingga muka air sungai dengan debit banjir kala ulang tertentu tidak melampauinya. Panjang tembok pangkal ke udik dipengaruhi oleh adanya bangunan intake dan tata letak jembatan lalu lintas; dan panjangnya antara sisi tembok intake ke udik lebih besar dari dua kali tinggi air

6.3 Tembok Sayap Udik dan Pengarah Arus Tembok sayap udik adalah tembok sayap yang menerus ke udik dari tembok pangkal dengan bentuk dan ukuran uang disesuaikan dengan fungsinya sebagai pengarah arus, pelindung tebing dan atau pelindung tanggul penutup dari arus yang deras. Arah dan ukurannya disesuaikan dengan fungsinya sebagai pengarah arus pelindung tebing atau tanggul penutup dan disesuaikan dengan pangkal bendung dari geometri badan sungai. Bentuknya miring dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 : 1 . Pertemuannya dengan tembok pangkal dibuat menyudut kurang lebih 45