TUGAS I.docx

9
TUGAS I EKONOMI MONETER Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter Dosen Pengampu : Supriyanto, MM. Disusun oleh : Handayani 11404241039 Pendidikan Ekonomi A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Transcript of TUGAS I.docx

Page 1: TUGAS I.docx

TUGAS I

EKONOMI MONETER

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter

Dosen Pengampu : Supriyanto, MM.

Disusun oleh :

Handayani

11404241039

Pendidikan Ekonomi A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

1. Amati besarnya penerimaan pajak pada APBN dalam waktu 5/10 tahun terakhir!

Page 2: TUGAS I.docx

2

*) dalam milyar rupiah

**) sumber: anggaran.depkeu.go.id

Pada tahun 2006-2012 pendapatan negara yang berasal dari pajak cenderung

mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2009. Kontribusi penerimaan pajak

pada pendapatan negara, dalam kurun waktu 2006-2012 secara berurutan sebesar,

64.32% ; 69.53% ; 67.26% ; 73.18% ; 75.05% ; 77.55% ; hingga yang terakhir

sebesar 78.89%.

2. Jelaskan macam-macam multiplier!

a. Multiplier Investasi

Angka yang menunjukkan perbandingan antara berubahnya tingkat

pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya jumlah pengeluaran

investasi. Multiplier Investasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

k1 = ΔYΔ I =

11−b

dimana

k1 = multiplier investasi

Y = pendapatan nasional ekuilibrium

b = marginal propensity to consume

b. Multiplier KonsumsiAngka yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional ekuilibrium

sebesar sebagai akibat perubahan konsumsi autonomos. Multiplier Konsumsi

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

kc = ΔYΔ a =

11−b

dimana,

Page 3: TUGAS I.docx

3

kc = multiplier konsumsi

a = konsumsi otonom

c. Multiplier Konsumsi Pemerintah

Angka yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional ekuilibrium

sebesar sebagai akibat berubahnya pengeluaran konsumsi pemerintah.

Multiplier Konsumsi Pemerintah dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus,

kG = ΔYΔG =

11−b

dimana,

kG = multiplier konsumsi pemerintahG = Pengeluaran konsumsi pemerintah

d. Multiplier Transfer Pemerintah

Angka yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional ekuilibrium

sebesar sebagai akibat berubahnya jumlah transfer pemerintah. Multiplier

Transfer Pemerintah dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

kTr = ΔYΔTr =

b1−b

dimana,

kTr = multiplier konsumsi pemerintahTr = transfer pemerintah

e. Multiplier Pajak

Angka yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional ekuilibrium

sebesar sebagai akibat berubahnya jumlah pajak yang dipungut oleh

pemerintah. Multiplier Pajak dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

Page 4: TUGAS I.docx

4

kTx = ΔYΔTx =

−b1−b

dimana,

kG = multiplier konsumsi pemerintahTx = Pajak yang dipungut oleh pemerintah

f. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang

Angka yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional ekuilibrium

sebesar sebagai akibat berubahnya pengeluaran konsumsi pemerintah dan

perubahan pajak. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus,

kB = ΔY

ΔG=ΔTx = 1

dimana,

kB = multiplier anggaran belanja berimbang

3. Kapan Indonesia pernah melakukan Devaluasi?

Devaluasi pernah terjadi pada masa orde baru dan orde lama yakni pada,

a. Tahun 1959, dari Rp 11,40 menjadi Rp 45 per dolar amerika

b. Tahun 1971, dari Rp 378 menjadi Rp 415 per dolar amerika

c. Tahun 1978, dari Rp 415 menjadi Rp 625 per dolar amerika

d. Tahun 1983, dari Rp 702 menjadi Rp 970 per dolar amerika

e. Tahun 1986, dari Rp 1.354 menjadi Rp 1.644 per dolar amerika

4. Kapan Indonesia pernah melakukan Sanering?

a. Tanggal 10 Maret 1950

Page 5: TUGAS I.docx

5

Dalam kabinet Hatta II, menkeu Syafruddin Prawiranegara,

mengeluarkan kebijakan pemotongan nilai uang. Keputusan ini diberlakukan

pada jam 20.00 WIB tanggal 10 Maret 1950 hingga 9 Agustus pukul 18.00.

Menurut kebijakan itu, pecahan Rp5 ke atas harus digunting menjadi

dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan

nilai setengah dari nilai semula. Sedangkan, guntingan kanan hanya dapat

ditukar dengan obligasi negara, setengah dari nilai semula, dan akan dibayar

40 tahun kemudian dengan bunga 3% setahun.

b. 24 Agustus 1959

Menteri Muda Penerangan, Maladi mengumumkan kebijakan

pemotongan nilai uang kertas Rupiah dengan denominasi Rp500 dan

Rp1.000 tinggal sepesepuluhnya, masing-masing bernilai hanya Rp 50 dan

Rp100. Pemotongan tak diberlakukan untuk uang dengan denominasi yang

lebih kecil.

c. Tanggal 13 Desember 1965

Sanering yang ketiga kalinya ini ditandai dengan adanya Penetapan

Presiden No. 27 Tahun yang menyebutkan bahwa uang Rp1.000 dipotong

nilainya menjadi Rp1.

5. Setujukah anda dengan diadakannya Redenominasi?

Terdapat beberapa kebaikan dan kemungkinan buruk yang akan muncul dari

diterapkannya kebijakan ini. Sisi baiknya dari adanya redenominasi ini adalah,

mengembalikan nilai rupiah saat ini ke nilai yang sesungguhnya. Redenominasi

juga dapat mengurangi kekeliruan perhitungan yang sering terjadi karena

banyaknya digit. Selain itu, redenominasi juga dapat menaikkan ‘gengsi’ bangsa

Indonesia, mengingat pada saat ini Rp 100.000 merupakan pecahan uang

nomor tiga tertinggi.

Page 6: TUGAS I.docx

6

Namun, kemungkinan terburuk yang bisa terjadi adalah inflasi yang lebih

tinggi. Kemungkinan akan ada pembulatan, atau permainan di pasar uang yang

dapat menyebabkan efek psikologis negative bagi masyarakat.

Pada akhirnya, saya pribadi setuju akan kebijakan ini selama pemerintah

bersedia melakukan sosialisasi yang sangat intens, panjang dan berkualitas

hingga masyarakat mempunyai pengetahuan yang cukup lengkap mengenai

redenominasi.

DAFTAR PUSTAKA

Badres, Farisa. 2010. Sekilas tentang Gunting Syafrudin dan Sanering di Indonesia.

Diakses dari http://bloomingedelweiss.blogspot.com/2010/05/sekilas-

tentang-gunting-syafrudin-dan.html pada 17 Februari 2013 pukul 17.25

Page 7: TUGAS I.docx

7

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2011. Data Pokok APBN 2006-2012.

Diakses dari : http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/11-

082,%20DataPokok Indonesia2006-2012_rev1.pdf pada 17 Februari 2013

pukul 04.33

Judisseno, Rimsky K. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Gramedia

Pustaka Utama: Jakarta

Reksoprayitno, Soediyono. 2009. Pengantar Ekonomi Makro Edisi 6. BPFE :

Yogyakarta