Tugas Hiperadrenalisme Kelompok 1

21
Tugas KMB II Hiperadrenalism e Disusun Oleh Kelompok 1 1. Iskuswanto Tunggali 2. Rendi Alwi Randi T.Bau 3. Jendrika Adelia Kasu 4. Nurfajrin Gagu 5. Nurnaningsih G.Gani

description

sistem endokrin

Transcript of Tugas Hiperadrenalisme Kelompok 1

Tugas KMB II

Hiperadrenalisme

DisusunOlehKelompok 11. Iskuswanto Tunggali2. Rendi Alwi Randi T.Bau3. Jendrika Adelia Kasu4. Nurfajrin Gagu5. Nurnaningsih G.Gani

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO2014/2015HIPERADRENALISME

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Fisiologi Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas masing-masing ginjal. Pada masing-masing kelenjar adrenal tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Bagian medula menghasilkan hormon amina, sedangkan bagian korteks menghasilkan hormon steroid (http://nersc08.blogspot.com/2011/03/hiperadrenalisme.html).

a) Medula adrenalMedula adrenal dianggap juga sebagai bagian dari sistem saraf. Sel-sel sekretorinya merupakan modifikasi sel-sel saraf yang melepaskan dua hormon yang berjalan dalam aliran darah: epinephrin (adrenalin) dan norephinephrin (noradrenalin).Peranan adrenalin pada metabolisme normal tubuh belum jelas. Sejumlah besar hormon ini dilepaskan dalam darah apabila seseorang dihadapkan pada tekanan, seperti marah, luka, atau takut.Jika hormon adrenalin menyebar di seluruh tubuh, hormon menimbulkan tanggapan yang sangat luas: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat sehingga tekanan darah meningkat. Kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat. Bronkus membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan keluar paru-paru lebih mudah. Pupil mata membesar.Hormon noradrenalin juga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

b) Korteks AdrenalStimulasi korteks oleh sistem saraf simpatetik menyebabkan dikeluarkannya hormon ke dalam darah yang menimbulkan respon fight or flight (Maksudnya, Kelenjar adrenal berfungsi mengeluarkan berbagai hormon kedalam tubuh. Dua hormon penting yang dilepaskan kelenjar adrenal adalah kortisol dan adrenalin. Ketika sistem saraf pusat melihat adanya situasi berbahaya, adrenalin akan dilepaskan untuk melakukan perlawanan). Korteks adrenal menghasilkan beberapa hormon steroid yaitu mineralokortikoid, dan glukokortikoid. Mineralokortikoid menjaga keseimbangan elektrolit, glukokortikoid memproduksi respon yang lambat dan jangka panjang dengan meningkatkan tingkat glukosa darah melalui pemecahan lemak dan Protein.

2. Disfungsi Kelenjar AdrenalDisfungsi kelenjar adrenal merupakan gangguan metabolic yang menunjukkan kelebihan/defisiensi kelenjar adrenal (Rumohorbo Hotma, 1999). Terdapat dua klasifikasi disfungsi Kelenjar Adrenal, yaitu:a) Hiperfungsi kelenjar adrenal Sindrom CushingSindrom Cushing disebabkan oleh sekresi berlebihan steroid adrenokortikal,terutama kortisol. Gejala klinis bisa juga ditemukan oleh pemberian dosis farmakologis kortikosteroid sintetik

Sindrom AdrenogenitalPenyakit yang disebabkan oleh kegagalan sebagian atau menyeluruh, satu atau beberapa enzim yang dibutuhkan untuk sintesis steroid .

Hiperaldosteronisme Hiperaldosteronisme primer (Sindrom Cohn) : Kelainan yang disebabkan karena hipersekresi aldosteron autoimun Aldosteronisme sekunder : Kelainan yang disebabkan karena hipersekresi rennin primer, ini disebabkan oleh hiperplasia sel juksta glomerulus di ginjal.

b) Hipofungsi kelenjar adrenal

B. KONSEP MEDIS Hiperfungsi Adrenal (Sindrom Cushing)

1. DefinisiCushing sindrom merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan hormonal karena produksi korteks adrenal yang berlebihan sebagai akibat pemberian glukokortikoid jangka panjang atau akibat hyperplasia kortek adrenal. Pada sindrom cushing hormone yang berpengaruh adalah hormone glukokortikoid dan androgen.Sindrom Cushing adalah keadan klinik yang terjadi akibat dari paparan terhadap glukokortikoid sirkulasi dengan jumlah yang berlebihan untuk waktu yang lama. (Green Span, 1998).

2. Etiologi Glukokortikoid yang berlebih Aktifitas korteks adrenal yang berlebih Hiperplasia korteks adrenal Pemberian kortikosteroid yang berlebih Sekresi steroid adrenokortikal yang berlebih terutama kortisol Tumor-tumor non hipofisis Adenoma hipofisis Tumor adrenal

3. KlasifikasiSindrom cushing dibagi kedalam dua tipe : Tipe dependen ACTH akibat hyper sektesi ACTH Tipe Independen ACTH akibat hyper sekresi cortisol oleh korteks adrenal dan penggunaan kortisol dalam jangka waktu yang lama.

4. PatofisiologiSindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya meskipon hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat. Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang terjadi. Pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom chusing. Penyebab lain sindrom chusing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh malignitas; karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas yang paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan bailk normal untuk mengendalikan fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala sindrom cushing terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan androgen (hormon seks) Yng berlebihan, meskipun sekresi mineralokortikoid juga dapat terpengaruh.

DEFINISI : Cushing sindrom merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan hormonal karena produksi korteks adrenal yang berlebihan sebagai akibat pemberian glukokortikoid jangka panjang atau akibat hyperplasia kortek adrenal.

Sediakan lingkungan yang aman untuk pasienIdentifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasienMenghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)Memasang side rail tempat tidurMenyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersihMenempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.Membatasi pengunjungMemberikan penerangan yang cukupMenganjurkan keluarga untuk menemani pasien.Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan.Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makanSediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukanyaAjarkan klien/keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukanya Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai dengan kemampuannyaPertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgarHindari kerutan padaa tempat tidurJaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan keringMobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekaliMonitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasienMonitor status nutrisi pasienMemandikan pasien dengan sabun dan air hangatGunakan pengkajian risiko untuk memonitor faktor risiko pasien (Braden Scale, Skala Norton)Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjol dan titik-titik tekanan ketika merubah posisi pasien. Jaga kebersihan alat tenunKolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian tinggi protein, mineral dan vitamin Monitor serum albumin dan transferinKaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnyaMonitor frekuensi mengkritik dirinyaJelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakitDorong klien mengungkapkan perasaannyaIdentifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantuFasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecilObservasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, dan adanya fungsiolaesa.Kaji temperatur klien tiap 4 jam.Catat dan laporkan nilai laboraturium (leukosit, protein, serum, albumin).Kaji warna kulit, kelembaban tekstur, dan turgor.Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial.Tingkatkan intake cairan.Istirahat yang adekuat.Cuci tangan sebelum dan setelah tindakan keperawatan.Dorong pasien untuk istirahat.Kaji dan dokumentasikan orientasi pasien terhadap orang,tempat,waktu, dan situasiPantau kemampuan perawatan diriPantau efek samping dan efek terapeutik obat pada pasienBeri pendidikan kesehatan kepada pasien dan orang terdekat jika waham terjadi akibat penyakitLibatkan layanan sosial untuk dukungan tambahan

5. Manifestasi KlinisApabila terjadi produksi hormon korteks adrenal yang berlebihan, maka penghentian pertumbuhan, obesitas dan perubahan moskuluskeletal akan timbul bersama dengan intoleransi glukosa.Gambaran klinis sindrom pada orang dewasa berupa obesitas tipe sentral dengan Pu nuk kerbau (buffolo hump) pada bagian posterior leher serta daerah-daerah supraklavikuler, badan yang besar dan ekstremitas yang relatif kurus. Kulit menjadi tipis, rapuh dan mudah luka: ekimosis (memar) serta strie akan terjadi. Pasien mengeluh lemah dan mudah lelah. Gangguan tidur sering terjadi akibat perubahan sekresi diurnal kortisol. Katabolisme protein yang berlebihan akan terjadi sehingga menimbulkan pelisutan otot dan osteoporosis. Gejala kifosis, nyeri punggung dan fraktur kompresi vertebra dapat muncul. Retensi natrium dan air terjadi akibat peningkatan aktivitas mineralkortikoid yang menyebabkan hipertensi dan gagal jantung kongestif.Pasien akan menunjukan gambaran wajah seperti bulan (moon-face) dan kulit tampak lebih berminyak serta tumbuh jerawat. Kerentanan terhadap infeksi semakin meningkat. Pasien dapat pula melaporkan kenaikan berat badan, kesembuhan luka-luka ringan yang lambat dan gejala memar.Pada pasien wanita dengan berbagai usia, verilisasi dapat terjadi sebagai akibat dari produksi androgen yang berlebihan. Virilisasi ditandai oleh timbulnya ciri-ciri maskulin dan hilangnya ciri-ciri feminin. Pada keadaan ini terjadi pertumbuhan bulu-bulu wajah yang berlebihan (hirsutisme), atrofi payudara, haid yang berhenti,klitoris yang membesar, dan suara yang lebih dalam. Libido akan menghilang pada pasien laki-laki dan wanita.Perubahan juga dapat terjadi pada aktivitas mental dan emosional; kadang-kadang dijumpai psikosis. Biasanya terjadi distres serta depresi dan akan meningkat bersamaan dengan semakin parahnya perubahan fisik yang menyertai sindrom ini.

6. Pemeriksaan Penunjanga) Uji supresi deksametason.Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.b) Pengambilan sampele darah.Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.c) Pengumpulan urine 24 jam.Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.d) Stimulasi CRF.Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat tempat tropi.

e) Pemeriksaan radioimmunoassayMengendalikan penyebab sindrom cushingf) Pemindai CT, USG atau MRI.Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.

7. PengobatanPengobatan biasanya diarahkanpada kelainan pada kelenjar hipofise karena mayoritas kasus disebabkan oleh tumor hipofise. Adapun pengobatan yang dilakukan adalah :a) Operasi pengangkatan tumor hipofiseb) Radiasi tumor hipofisec) Pengobatan dengan metyrapan, ketokonasol, aminoglutethimile untuk mengurangi hiperadrenalisme.d) Adrenalektomy pada pasien dengan hypertrophy adrenale) Jika oleh karena pemberian kotrtikosteroid eksternal, maka dilakukan penurunan dosis obat, dihentikan secara bertahap untuk mengobati penyakit yang mendasarinya.C. KONSEP KEPERAWATAN Hiperfungsi Adrenal (Sindrom Cushing)

a. Pengkajian1.Identitas klienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,diagnose medis.

2.Riwayat kesehatan sekarang Obesitas Lemah Muka tampak bulat ( moon face ) Nyeri pinggang Kulit berminyak serta tumbuh jerawat Lengan dan kaki kurus degan atrofi otot Kulit cepat memar Penyembuhan luka sulit Menstruasi terhenti

3. Riwayat kesehatan dahuluKlien sebelumnya pernah menderita Osteoprosis dan Hipertensi

4.Riwayat kesehatan keluargaKeluarga tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan klien

b.Pemeriksaan Fisik1.Keadaan umum : compos mentis2. Tanda-tanda vital : -TD : meningkat (hipertensi)- RR : kusmaul-N : takikardi-S : meningkat (demam)3. Pemeriksaan fisik head to toea. Kepala :Rambut : tipisb.Wajah : muka merah, berjerawat dan berminyak, moon facec. Mata : -Konjungtiva : anemis-Sklera : ikterik- Pupil: tidak dilatasid.Hidung : Sekret tidak adae. Mulut : Membran mukosa pucat, bibir kering.f.Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi,g. Integument : turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus, striaeh. Thorak -Paru paru Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta hidung, pergerakan dada simetris Palpasi : tidak terdapat nyeri tekanPerkusi : sonorAuskultasi: tidak ada suara tambahan-Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 5 midclaviculaPerkusi : pekakAuskultasi : irama teraturi. AbdomenInspeksi : tidak simetris, dan edema, striaePalpasi : nyeri tekan Perkusi : suara redupAuskultasi : bising usus meningkatj. Ekstremitas : atrofi otot ekstremitas, tulang terjadi osteoporosis, otot lemahk.Genitalia : klitoris membesar, amenore

c. Diagnosa keperawatan sindrom cushing1. Resiko infeksi b/d penurunan sistem kekebalan tubuh2. Resiko cedera b/d kelemahan dan perubahan metabolisme protein serta respon inflamasi3. Kurang perawatan diri b/d kelemahan, perasaan mudah lelah4. Gangguan integritas kulit b/d edema, gangguan kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapuh5. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik, gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktifitas6. Gangguan proses berpikir b/d fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.d. Rencana keperawatan sindrom cushingNoDiagnosa keperawatanRencana Keperawatan

Tujuan dan kriteria Hasil (Noc)Intervensi (Nic)

1Risiko infeksi

Definisi : Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik

Faktor-faktor risiko : Prosedur Infasif Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Malnutrisi Peningkatan paparan lingkungan patogen Imonusupresi Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Penyakit kronik Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma jaringan, gangguan peristaltik)NOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk control

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi Menunjukkan perilaku hidup sehat

NICInfection Control1. Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, dan adanya fungsiolaesa.2. Kaji temperatur klien tiap 4 jam.3. Catat dan laporkan nilai laboraturium (leukosit, protein, serum, albumin).4. Kaji warna kulit, kelembaban tekstur, dan turgor.5. Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial.6. Tingkatkan intake cairan.7. Istirahat yang adekuat.8. Cuci tangan sebelum dan setelah tindakan keperawatan.9. Dorong pasien untuk istirahat.

2Resiko cidera

Definisi : Beresiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensif individu

Faktor resiko : Eksternal Biologis (mis; tingkat imunisasi) Zat kimia (mis; racun,obat) Manusia (mis; pola ketegangan) Cara pemindahan Internal Usia perkembangan Disfungsi efektor Disfungsi imun-autoimun Malnutrisi Fisik (mis; integritas kulit tidak utuh)NOC :Risk Kontrol

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien tidak mengalami cidera dengan kriteria hasil: Klien terbebas dari cedera Klien mampu menjelaskan cara untuk mencegah cedera Klien mampu menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku personal Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status kesehatanNIC : Environment Management (Manajemen lingkungan)

1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)4. Memasang side rail tempat tidur5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.7. Membatasi pengunjung8. Memberikan penerangan yang cukup9. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.10. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

3Kurang perawatan diri

Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada diri sendiri.

Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, berpakaian, makan, toileting.

Faktor yang berhubungan: Kelemahan Kerusakankognitif Kerusakan neuromuskular

NOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan indikator pasien dapat : makan berpakaian toileting mandi hygiene oral hygiene ambulasi: berjalan

NIC

Intervensi: 1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan3. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-carae 4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki 5. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukanya6. Ajarkan klien/keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukanya 7. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai dengan kemampuannya8. Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari

4

Gangguan integritas kulit

Definisi : Perubahan/gangguan epidermis dan/atau dermis

Faktor-faktor risiko:Eksternal : Hipertermia atau hipotermia Substansi kimia Kelembaban udara Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint) Immobilitas fisik Radiasi Usia yang ekstrim Kelembaban kulit Obat-obatan Ekskresi dan sekresiInternal : Perubahan status metabolik Tulang menonjol Defisit imunologi Berhubungan dengan dengan perkembangan Perubahan sensasi Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan) Perubahan pigmentasi Perubahan sirkulasi Perubahan turgor (elastisitas kulit) Psikogenik

NOC :

Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Status Nutrisi Tissue Perfusion:perifer Dialiysis Access Integrity

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria hasil: Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami Status nutrisi adekuat Sensasi dan warna kulit normal

NIC : Pressure Management

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar2. Hindari kerutan padaa tempat tidur3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien8. Monitor status nutrisi pasien9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat10. Gunakan pengkajian risiko untuk memonitor faktor risiko pasien (Braden Scale, Skala Norton)11. Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjol dan titik-titik tekanan ketika merubah posisi pasien. 12. Jaga kebersihan alat tenun13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian tinggi protein, mineral dan vitamin14. Monitor serum albumin dan transferin

5Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan:Biofisika (penyakit kronis), kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual, penyakit, krisis situasional, trauma/injury, pengobatan (pembedahan, kemoterapi, radiasi)

DS: Depersonalisasi bagian tubuh Perasaan negatif tentang tubuh Secara verbal menyatakan perubahan gaya hidup

DO : Perubahan aktual struktur dan fungsi tubuh Kehilangan bagian tubuh Bagian tubuh tidak berfungsi

NOC: Body image Self esteem

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan body imagepasien teratasi dengan kriteria hasil: Body image positif Mampu mengidentifikasi kekuatan personal Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh Mempertahankan interaksi sosial

NIC :Body image enhancement

1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit4. Dorong klien mengungkapkan perasaannya5. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu6. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil

6Gangguan Proses Berfikir

Definisi : gangguan aktivitas dan kerja kognitif (misalnya,pikiran sadar,orientasi,pemecahan masalah,dan penilaian

Batasan karakteristikSubjektif Ketidak sesuaian kognitif Ketidak akuratan interpretasi lingkungan Ketidak sesuaian pemikiranObjektif Mudah distraksi Egosensi Terlampau atau kurang waspada Defisit masalah memori

Faktor yang berhubungan gangguan jiwa gangguan mental organik gangguan kepribadian pelnyalahgunaan zat

Noc :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan proses berpikir pasien teratasi dengan kriteria hasil:

orientasi kognitif,yang dibuktikan oleh indikator berikut: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan pembuatan keputusan gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan identitas, yang dibuktikan oleh indikator berikut : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu.Nic :

1. Kaji dan dokumentasikan orientasi pasien terhadap orang,tempay,waktu, dan situasi2. Pantau kemampuan perawatan diri3. Pantau efek samping dan efek terapeutik obat pada pasien4. Beri pendidikan kesehatan kepada pasien dan orang terdekat jika waham terjadi akibat penyakit5. Libatkan layanan sosial untuk dukungan tambahan

e. Evaluasia. Infeksi tidak terjadib. Cedera tidak terjadic. Klien mampu melakukan aktivas secara mandirid. Integritas kulit klien kembali normale. Gangguan body image klien teratasi f. Gangguan proses berpikir klien teratasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer Suzanne.c, 2002, Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 vol 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardi , 2013, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis NANDA NIC-NOC, Media Action, Yokyakarta

3. Rumorhorba Hotma, 1999, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system endokrin, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

4. Greenspan, Francis S, 1998, Endokrinologi Dasar dan Klinik, EGC, Jakarta

5. (http://nersc08.blogspot.com/2011/03/hiperadrenalisme.html).