Tugas gulma
-
Upload
dewi-dzakiroh -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
Transcript of Tugas gulma
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang
dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan
tanaman yang dibudidayakan. Istiliah lain yang digunakan untuk gulma adalah
herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu.
Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang
surut. Gulma yang merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara,
air, dan ruang, ditaksir ada sekitar 120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi
tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit tanaman, serta
menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut
sangat dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang,
gulma yang paling banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi,
jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan yang tidak tergenang, sebagian besar
adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan, dll.). Pada lahan yang
tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma
darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i)
golongan berdaun pita, (ii) golongan teki, dan (iii) golongan berdaun lebar.
Secara umum kerugian yang ditimbulkan gulma dapat dibagi menjadi
dua, yaitu kerugian yang langsung dan tidak langsung. Kerugian langsung
terjadi akibat kompetisi yang dapat mengurangi panen. Termasuk didalamnya
adalah penurunan hasil panen, baik secara keseluruhan atau yang panennya
saja dan penurunan kualitas hasil panenan sebagai akibat pencemaran oleh biji-
biji gulma. Sedangkan kerugian yang tidak langsung terjadi akibat kompetisi
yang dapat menimbulkan kerugian tetapi tidak secara langsung dari hasil
panen, seperti gulma dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan gulma pada tanaman padi?
2. Apa saja kerugian yang diakibatkan oleh gulma terhadap tanaman padi?
3. Apa saja jenis-jenis gulma yang mengganggu tanaman padi?
4. Bagaimana cara pengendalian gulma pada tanaman Padi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud gulma pada tanaman padi
2. Untuk mengetahui kerugian yang disebabkan gulma terhadap tanaman padi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang mengganggu tanaman padi
4. Untuk mengetahui cara pengendalian gulma pada tanaman padi
II. PEMBAHASAN
1. Gangguan Gulma pada Tanaman Padi
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga
ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin.
Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat, maka masyarakat akan
memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam
pembangunaan. Namun, permasalahan pangan sepertinya tak pernah lepas dari
kehidupan bangsa Indonesia, terutama petani yang merupakan masyarakat
mayoritas Indonesia. Diantara berbagai masalah pangan yang sedang diderita
Indonesia, ketergantungan terhadap bahan pangan beras merupakan hal yang
paling memprihatinkan karena menyebabkan ketahanan pangan nasional
menjadi rapuh.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas
dan kuantitas salah satunya adalah gangguan gulma. Gulma sebagai organisme
pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi
dalam peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi akibat
gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi
secara nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi
gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006). Persaingan gulma dengan padi dalam stadia
pertumbuhan hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap penurunan hasil panen.
2. Kerugian Akibat Gulma terhadap Tanaman Padi
Gulma dapat menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara
gulma itu sendiri dengan padi, dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya.
Di samping itu ada beberapa gulma yang dapat dijadikan tanaman inang oleh
hama dan penyakit tanaman padi, sehingga kalau kita membiarkan gulma
tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian akan kita dapatkan termasuk
kerugian akibat peledakan hama dan penyakit. Kerugian lain yang ditimbulkan
akibat adanya gulma disawah anrata lain : Pengotoran kualitas produksi
pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma, allelopathy yaitu
pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang
lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya, gangguan kelancaran pekerjaan
para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa
di antara tanaman yang diusahakan, Gangguan kesehatan manusia, misalnya
ada suatu gulma yang tepung sarinya menyebabkan alergi, Kenaikkan ongkos-
ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu dalam
pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat
air irigasi dan gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling
mengganggu dan tersebar luas ialah eceng gondok (Eichhornia crssipes).
3. Jenis-jenis Gulma yang Mengganggu Tanaman Padi
Jenis-jenis gulma yang umumnya mengganggu pertumbuhan padi d
sawah ada beberapa macam tergantung pada varietas padi yang diusahakan,
diantaranya:
a. Gulma Padi gogo
Gulma pada tanaman padi gogo umumnya didominasi oleh golongan
rumput , sebagian kecil berdaun lebar dan teki. Ada daerah daerah khusus
yang didominasi oleh golongan teki terutama bila lahan-lahan yang sangat
intensif diusahakan dengan pemupukan N yang tinggi.
b. Gulma padi pasang surut
Sawah pasang surut umunya didominasi oleh gulma golongan rumput . Dari
golongan teki terdapat cyperus iria . Gulma golongan berdaun lebar relatif
jarang ditemukan di sawah pasang surut.
c. Gulma Padi gogo rancah
Gulma pada tanaman padi gogorancah hampir mirip dengan padi sawah
tadah hujan. Gulma yang tumbuh umumnya dapat menyesuiakna diri
dengan kondisi kering dan basah.
Jika dijumlah secara kseluruhan, terdapat 33 jenis gulma yang sering
dijumpai tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan perincian 10 jenis dari
golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan 16 jenis dari golongan gulma berdaun
lebar. Sepuluh jenis gulma yang dominannya adalah sebagai berikut:
Monochoria vaginalis, Paspalum distichum, Fimbristylist milliacea, Cyperus
difformis, Scirpus juncoides, Marsilea crenata, Echinochloa crus-galli, Jussiea
repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.
4. Cara Pengendalian Gulma
Banyaknya gulma yang tumbuh di sawah, disebabkan karena banyaknya
cara penyebaran gulma, diantaranya penyebaran gulma dapat terjadi melalui :
1. Melalui benih yang terkomtaminasi dengan biji gulma.
2. Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu
dan kotoran.
3. Melalui pupuk kandang yang kurang matang.
4. Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan
dengan mesin.
5. Penyebaran melalui angin.
6. Penyebaran melalui air irigasi.
Maka dari itu program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh
hasil yang memuaskan perlu dipikirkan Pengetahuan tentang biologis dari
gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma,
pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi
dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang
berbeda- beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah program
pengendalian. Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan
pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya
a) dengan melakukan identifikasi, b) mencari dalam pustaka tentang referensi
gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara
ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara
pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).
Pengendalian gulma padi sawah, umumnya sudah dilakukan oleh para
petani, baik dengan cara Preventif yaitu dilakukan melalui pengelolaan tanah
dan pengelolaan air, Mekanis dengan menggunaan tenaga manusia
(penyiangan tangan) dengan peralatan khusus (landak/gasrok) ataupun cara
kimiawi dengan penggunaan herbisida. Cara pengendalian dengan penyiangan
tangan, sekarang ini sudah jarang sekali dilakukan karena adanya keterbatasan
tenaga penyiang, terlebih-lebih untuk daerah-daerah yang sulit mendapatkan
tenaga kerja. Demikian juga penyiangan dengan alat (landak) di beberapa
tempat juga sudah ditinggalkan mengingat penggunaan alat ini juga
memerlukan banyak tenaga dan kadang-kadang juga bisa mengakibatkan
kerusakan pada perakaran padi yang sedang tumbuh.
Dengan adanya kendala-kendala itu, sekarang petani banyak beralih
menggunakan cara lain yang lebih mudah dan efisien, yaitu penggunaan racun
kimia atau lebih populer dengan nama herbisida. Banyak sekali jenis herbisida
yang bisa digunakan untuk mengendalikan gulma pada padi sawah. Cara
penggunaan herbisida (racun rumput) ini banyak sekali macamnya, antara lain
ada yang harus disemprotkan pada saat gulma sudah tumbuh, ada juga yang
digunakan khusus untuk membunuh gulma yang baru mulai tumbuh atau yang
belum tumbuh. Herbisida yang disemprotkan sesudah gulma tumbuh biasanya
jenis yang dapat membunuh gulma secara cepat. Kadang-kadang herbisida itu
juga dapat mengenai padi, sehingga daun padi akan menguning untuk
sementara sebelum sembuh kembali setelah diberi pupuk susulan.
Perkembangan teknologi telah membantu kita untuk mendapatkan
herbisida yang bersifat selektif. Artinya, kalau kita semprotkan pada padi
sawah akan sangat efektif mengendalikan gulma, tetapi tidak meracuni atau
mengganggu tanaman padi. Salah satu contoh herbisida sebagai bahan
pengendali gulma adalah Herbisida Setoff 20 WG adalah herbisida ini dapat
dipergunakan untuk menanggulangi gulma di pertanaman padi di sawah.
Herbisida ini sudah terbukti dapat mengendalikan secara efektif gulma-gulma
yang sering terdapat pada areal padi sawah seperti eceng, wewehan, genjer,
semanggi dan lain-lain.
Karena menganggap bahwa pengendalian gulma dengan herbisida itu
membahayakan maka saat ini pemerintah sedang sangat gencar-gencarnya
mengupayakan pengendalian organisme penggagu tanaman (OPT) dengan
sistem pengendalian terpadu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
oleh Bangun dan Syam (1989), bahwa untuk lebih menekan pertumbuhan
gulma dengan hasil yang lebih baik, perlu adanya kombinasi berbagai cara
pengendalian yang dikenal dengan pengendalian terpadu yang dapat dilakukan
mulai dari pengolahan tanah, cara bercocok tanam, cara pemupukan, dan
pengairan yang baik serta dilanjutkan dengan pengendalian secara langsung
misalnya pengendalian mekanis, fisis, biologi baru yang terakhir dengan
penggunaan zat kimia.
III. KESIMPULAN
1. Gulma menyebabkan rendahnya hasil beras baik secara kualitas maupun
kuantitas.
2. Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
a. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan
berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara
dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
b. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh
biji-biji gulma.
c. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun
bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
d. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani.
e. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman
f. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung
sarinya menyebabkan alergi.
g. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan
waktu dalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma
yang menyumbat air irigasi.
h. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi.
3. Terdapat 33 jenis gulma yang sering dijumpai tumbuh pada pertanaman padi
sawah dengan perincian 10 jenis dari golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan
16 jenis dari golongan gulma berdaun lebar.
4. Pengendalian gulma pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara preventif,
mekanis dan kimiawi sebagai alternatif terakhir.