Tugas gulma

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan. Istiliah lain yang digunakan untuk gulma adalah herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu. Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang surut. Gulma yang merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara, air, dan ruang, ditaksir ada sekitar 120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit tanaman, serta menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut sangat dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang, gulma yang paling banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi, jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan yang tidak tergenang, sebagian besar adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan, dll.). Pada lahan yang tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i) golongan berdaun pita, (ii) golongan teki, dan (iii) golongan berdaun lebar.

Transcript of Tugas gulma

Page 1: Tugas gulma

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang

dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan

tanaman yang dibudidayakan.  Istiliah lain yang digunakan untuk gulma adalah

herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu.

Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang

surut. Gulma yang merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara,

air, dan ruang, ditaksir ada sekitar 120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi

tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit tanaman, serta

menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut

sangat dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang,

gulma yang paling banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi,

jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan yang tidak tergenang, sebagian besar

adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan, dll.). Pada lahan yang

tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma

darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i)

golongan berdaun pita, (ii) golongan teki, dan (iii) golongan berdaun lebar.

Secara umum kerugian yang ditimbulkan gulma dapat dibagi menjadi

dua, yaitu kerugian yang langsung dan tidak langsung. Kerugian langsung

terjadi akibat kompetisi yang dapat mengurangi panen. Termasuk didalamnya

adalah penurunan hasil panen, baik secara keseluruhan atau yang panennya

saja dan penurunan kualitas hasil panenan sebagai akibat pencemaran oleh biji-

biji gulma. Sedangkan kerugian yang tidak langsung terjadi akibat kompetisi

yang dapat menimbulkan kerugian tetapi tidak secara langsung dari hasil

panen, seperti gulma dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan gulma pada tanaman padi?

2. Apa saja kerugian yang diakibatkan oleh gulma terhadap tanaman padi?

3. Apa saja jenis-jenis gulma yang mengganggu tanaman padi?

4. Bagaimana cara pengendalian gulma pada tanaman Padi?

Page 2: Tugas gulma

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud gulma pada tanaman padi

2. Untuk mengetahui kerugian yang disebabkan gulma terhadap tanaman padi

3. Untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang mengganggu tanaman padi

4. Untuk mengetahui cara pengendalian gulma pada tanaman padi

           

Page 3: Tugas gulma

II. PEMBAHASAN

1. Gangguan Gulma pada Tanaman Padi

Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga

ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin.

Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat, maka masyarakat akan

memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam

pembangunaan. Namun, permasalahan pangan sepertinya tak pernah lepas dari

kehidupan bangsa Indonesia, terutama petani yang merupakan masyarakat

mayoritas Indonesia. Diantara berbagai masalah pangan yang sedang diderita

Indonesia, ketergantungan terhadap bahan pangan beras merupakan hal yang

paling memprihatinkan karena menyebabkan ketahanan pangan nasional

menjadi rapuh.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas

dan kuantitas salah satunya adalah gangguan gulma. Gulma sebagai organisme

pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala penting yang harus diatasi

dalam peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi akibat

gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi

secara nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi

gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006). Persaingan gulma dengan padi dalam stadia

pertumbuhan hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya

terhadap penurunan hasil panen.

2. Kerugian Akibat Gulma terhadap Tanaman Padi

Gulma dapat menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara

gulma itu sendiri dengan padi, dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya.

Di samping itu ada beberapa gulma yang dapat dijadikan tanaman inang oleh

hama dan penyakit tanaman padi, sehingga kalau kita membiarkan gulma

tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian akan kita dapatkan termasuk

kerugian akibat peledakan hama dan penyakit. Kerugian lain yang ditimbulkan

akibat adanya gulma disawah anrata lain : Pengotoran kualitas produksi

pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma,  allelopathy yaitu

Page 4: Tugas gulma

pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang

lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya, gangguan kelancaran pekerjaan

para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa

di antara tanaman yang diusahakan, Gangguan kesehatan manusia, misalnya

ada suatu gulma yang tepung sarinya menyebabkan alergi, Kenaikkan ongkos-

ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu dalam

pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat

air irigasi dan gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling

mengganggu dan tersebar luas ialah eceng gondok (Eichhornia crssipes).

3. Jenis-jenis Gulma yang Mengganggu Tanaman Padi

Jenis-jenis gulma yang umumnya mengganggu pertumbuhan padi d

sawah ada beberapa macam tergantung pada varietas padi yang diusahakan,

diantaranya:

a. Gulma Padi gogo

Gulma pada tanaman padi gogo umumnya didominasi oleh golongan

rumput , sebagian kecil berdaun lebar dan teki. Ada daerah daerah khusus

yang didominasi oleh golongan teki terutama bila lahan-lahan yang sangat

intensif diusahakan dengan pemupukan N yang tinggi.

b. Gulma padi pasang surut

Sawah pasang surut umunya didominasi oleh gulma golongan rumput . Dari

golongan teki terdapat cyperus iria . Gulma golongan berdaun lebar relatif

jarang ditemukan di sawah pasang surut.

c. Gulma Padi gogo rancah

Gulma pada tanaman padi gogorancah hampir mirip dengan padi sawah

tadah hujan. Gulma yang tumbuh umumnya dapat menyesuiakna diri

dengan kondisi kering dan basah.

Jika dijumlah secara kseluruhan, terdapat 33 jenis gulma yang sering

dijumpai tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan perincian 10 jenis dari

golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan 16 jenis dari golongan gulma berdaun

lebar. Sepuluh jenis gulma yang dominannya adalah sebagai berikut:

Monochoria vaginalis, Paspalum distichum, Fimbristylist milliacea, Cyperus

Page 5: Tugas gulma

difformis, Scirpus juncoides, Marsilea crenata, Echinochloa crus-galli, Jussiea

repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.

4. Cara Pengendalian Gulma

Banyaknya gulma yang tumbuh di sawah, disebabkan karena banyaknya

cara penyebaran gulma, diantaranya penyebaran gulma dapat terjadi melalui :

1. Melalui benih yang terkomtaminasi dengan biji gulma.

2. Perantara hewan yang membawa biji pada saluran pencernakan atau bulu

dan kotoran.

3. Melalui pupuk kandang yang kurang matang.

4. Melalui sisa tanaman pada waktu panen, khususnya yang dilakukan

dengan mesin.

5. Penyebaran melalui angin.

6. Penyebaran melalui air irigasi.

Maka dari itu program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh

hasil yang memuaskan perlu dipikirkan Pengetahuan tentang biologis dari

gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma,

pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi

dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang

berbeda- beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah program

pengendalian. Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan

pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya

a) dengan melakukan identifikasi, b) mencari dalam pustaka tentang referensi

gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma. Ketiga cara

ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara

pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).

Pengendalian gulma padi sawah, umumnya sudah dilakukan oleh para

petani, baik dengan cara Preventif yaitu dilakukan melalui pengelolaan tanah

dan pengelolaan air, Mekanis dengan menggunaan tenaga manusia

(penyiangan tangan) dengan peralatan khusus (landak/gasrok) ataupun cara

kimiawi dengan penggunaan herbisida. Cara pengendalian dengan penyiangan

tangan, sekarang ini sudah jarang sekali dilakukan karena adanya keterbatasan

Page 6: Tugas gulma

tenaga penyiang, terlebih-lebih untuk daerah-daerah yang sulit mendapatkan

tenaga kerja. Demikian juga penyiangan dengan alat (landak) di beberapa

tempat juga sudah ditinggalkan mengingat penggunaan alat ini juga

memerlukan banyak tenaga dan kadang-kadang juga bisa mengakibatkan

kerusakan pada perakaran padi yang sedang tumbuh.

Dengan adanya kendala-kendala itu, sekarang petani banyak beralih

menggunakan cara lain yang lebih mudah dan efisien, yaitu penggunaan racun

kimia atau lebih populer dengan nama herbisida. Banyak sekali jenis herbisida

yang bisa digunakan untuk mengendalikan gulma pada padi sawah. Cara

penggunaan herbisida (racun rumput) ini banyak sekali macamnya, antara lain

ada yang harus disemprotkan pada saat gulma sudah tumbuh, ada juga yang

digunakan khusus untuk membunuh gulma yang baru mulai tumbuh atau yang

belum tumbuh. Herbisida yang disemprotkan sesudah gulma tumbuh biasanya

jenis yang dapat membunuh gulma secara cepat. Kadang-kadang herbisida itu

juga dapat mengenai padi, sehingga daun padi akan menguning untuk

sementara sebelum sembuh kembali setelah diberi pupuk susulan.

Perkembangan teknologi telah membantu kita untuk mendapatkan

herbisida yang bersifat selektif. Artinya, kalau kita semprotkan pada padi

sawah akan sangat efektif mengendalikan gulma, tetapi tidak meracuni atau

mengganggu tanaman padi. Salah satu contoh herbisida sebagai bahan

pengendali gulma adalah Herbisida Setoff 20 WG adalah herbisida ini dapat

dipergunakan untuk menanggulangi gulma di pertanaman padi di sawah.

Herbisida ini sudah terbukti dapat mengendalikan secara efektif gulma-gulma

yang sering terdapat pada areal padi sawah seperti eceng, wewehan, genjer,

semanggi dan lain-lain.

Karena menganggap bahwa pengendalian gulma dengan herbisida itu

membahayakan maka saat ini pemerintah sedang sangat gencar-gencarnya

mengupayakan pengendalian organisme penggagu tanaman (OPT) dengan

sistem pengendalian terpadu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Bangun dan Syam (1989), bahwa untuk lebih menekan pertumbuhan

gulma dengan hasil yang lebih baik, perlu adanya kombinasi berbagai cara

Page 7: Tugas gulma

pengendalian yang dikenal dengan pengendalian terpadu yang dapat dilakukan

mulai dari pengolahan tanah, cara bercocok tanam, cara pemupukan, dan

pengairan yang baik serta dilanjutkan dengan pengendalian secara langsung

misalnya pengendalian mekanis, fisis, biologi baru yang terakhir dengan

penggunaan zat kimia.

Page 8: Tugas gulma

III. KESIMPULAN

1. Gulma menyebabkan rendahnya hasil beras baik secara kualitas maupun

kuantitas.

2. Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :

a. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan

berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara

dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.

b. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh

biji-biji gulma.

c. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun

bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.

d. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani.

e. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman

f. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung

sarinya menyebabkan alergi.

g. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan

waktu dalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma

yang menyumbat air irigasi.

h. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi.

3. Terdapat 33 jenis gulma yang sering dijumpai tumbuh pada pertanaman padi

sawah dengan perincian 10 jenis dari golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan

16 jenis dari golongan gulma berdaun lebar.

4. Pengendalian gulma pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara preventif,

mekanis dan kimiawi sebagai alternatif terakhir.