Tugas Filsafat Sains
-
Upload
yosefinmargaretta3 -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
description
Transcript of Tugas Filsafat Sains
PIKIRAN/ PANDANGAN FILSUF YANG MELANDASI
PERKEMBANGAN SAINS PADA EMPAT ZAMAN, ANALISIS
KURIKULUM KTSP DAN K-13 BESERTA PANDANGAN-PANDANGAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi Tugas UAS Filsafat Sains
Dosen Pengampu Dr. Erman, M.Pd
Oleh:
YOSEFIN MARGARETTA (13030654036)
PRODI PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
1. Tuliskan nama2 ilmuwan sains yang banyak berperan dan terkenal pada
zaman: science in the greeks, science in the middle age, science revolution dan
science modern dan uraikan pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman
tersebut yang melandasi perkembangan sains pada zamannya baik dari aspek
ontologi, epistemologi maupun aksiologi
Jawaban :
a. Science in The Greeks
Thales (625-545 SM)
Produk:
berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28
Mei tahun 585 SM.
Pemikiran-pemikiran Thales: Air sebagai Prinsip Dasar Segala
Sesuatu Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam
bahasa Yunani arche) segala sesuatu.
Menyumbangkan teorema Thales berisi sebagai berikut: Jika AC
adalah sebuah diameter maka sudut B adalah selalu sudut siku-
siku. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama
besar. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua
sudut yang saling berlawanan akan sama. Sudut yang terdapat di
dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku. Sebuah segitiga
terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan
Epistemologi:
mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di
Babilonia sejak 747 SM.
Menurut saya, saya setuju dengan pemikiran seorang filsuf yaitu
Thales, dimana Thales mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam
ini.Thales mempertanyakan tentang segala hal mengenai apa yang ada
di bumi ini (air,api,udara,dll). Dengan pemikiran tersebut dapat
memulai sebuah pengetahuan.
Anaximander (610-547 SM)
Produk:
Apeiron adalah Zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak
dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan apapun. Segala
yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan
pancaindra kita, adalah barang yang mempunyai akhir, yang
berhingga. Sebab itu barang asal, yang tiada berhingga, dan tidak
berkeputusan, mustahil salah satu dari barang yang berakhir itu.
Epistemologi
Dengan mengulangi pendirian Thales dengan memberikan
bermacam-macam jawaban dengan didasarkan cara berfikir yang
spekulatif.
Menurut saya, memang diperlukan cara berfikir yang spekulatif untuk
menemukan kebenaran tersebut.
Pythagoras (sekitar 572-500 SM)
Produk:
bahwa segala sesuatunya ini hakikatnya adalah angka.
Epistemologi:
Menemukan rasio kesejajaran (the ratios of Cocord) antara nada
musik angka. Dari sini, ia menyimpulkan keharmonisan matimatis
diseluruh jagat raya suatu pandangan yang mengiring kepada
doktrin "The music of the Spheres".
Saya kurang setuju dengan pemikiran Pythagoras yang menyatakan
bahwa segala sesuatu adalah angka. Karena tidak semua angka dapat
mengungkapkan sebuah makna dengan spesifik. Namun, pada zaman
itu dengan memiliki pemikiran seperti itu menurut saya sudah hebat.
Karena tidak semua orang dapat berfikir tentang asal mula dunia ini.
Demokritos
Produk:
Democritos membayangkan ada unsur penyusunan alam semesta
yang tetap, tak terbagi, dan abadi. Atom dianggap sebagai asal, dan
tak mungkin ada asal lain selain atom. Democritos menyakini
bahwa atom itu selain jumlahnya tak terbatas, juga memiliki
bentuk yang beraneka ragam. Sebagian bulat mulus, sebagian lagi
tak beraturan dan bergigi. Keberbedaan ini membuat mereka satu
sama lain saling terkait dan menghasilkan bentuk tertentu,
Epistemologi
Demokritos membandingkan gerak atom dengan situasi ketika
sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui celah-
celah jendela.Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke
semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya
bergerak. Adanya ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom
itu bergerak.
Dengan adanya pandangan Demokritos, hal ini menjadi sangat penting
dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi
perubahan perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi
logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang
sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.
Aristoteles (384-322 SM),
Produk:
Menjelaskan gerak planet-planet, sampai mengapa benda jatuh ke
bawah, ketika dilepaskan.
Bumi adalah pusat dari alam semesta.
Epistemologi:
Aristoteles telah melakukan penelitian yang amat luas terkait
dengan pengumpulan data di bidang ilmu-ilmu alam, seperti
zoologi, biologi, dan sebagainya. Namun ia tidak pernah
melakukan eksperimen. Cara berpikir yang ia gunakan pun adalah
logika deduktif.
Memiliki cara berpikir seperti itu menurut saya sudah bagus pada masa
Yunani kuno. Dengan cara berpikir logika deduktif mampu
menjelaskan gerak planet-planet sampai mengapa benda jatuh ke
bawah ketika dilepaskan. Kekuatan utama dari pola berpikir deduktif
adalah kemampuannya untuk mempertahankan kebenaran ( truth
preserving ). Pola berpikir deduktif tidak menghasilkan pengetahuan
baru, namun hanya menarik pengetahuan dari apa yang sudah ada,
yang sebelumnya tampak tersembunyi.
Archimedes
Produk :
Hukum Archimedes mengatakan bahwa apabila sebuah benda
sebagian atau seluruhnya terbenam kedalam air, maka benda
tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang
besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian
benda yang terbenam tersebut.
Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas.
Ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat
menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan
kemungkinan konstelasi di langit.
Archimedes Screw yaitu peralatan untuk menaikkan air . masih
digunakan di Mesir, untuk irigasi, pengeringan lahan berawa dan
memompa keluar air dari bilges kapal.
Perhitungan dari Archimedes yang akurat tentang lengkungan bola
dijadikan konstanta matematika untuk Pi atau π c.
Penemuan berbagai perangkat yang digunakan dalam membela
Syracuse ketika dikepung oleh Roma. Ini termasuk ketapel kuat,
cermin pembakaran dan sistem puli.
Epistemologi
Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum
Archimedes lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk
menghitung beban yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut.
Beban 5kg yang diletakkan pada jarak tertentu dapat sistem katrol
yang didemonstrasikannya dengan menarik pada satu ungkitan
menyeimbangkan beban 100kg sebuah kapal sendirian saja.
Menurut saya, pemikiran seorang Archimedes ternyata
menyumbangkan begitu besar pengetahuan untuk peradaban
selanjutnya.
b. Science of The Middle Or Dark Ages 700 – 1500 M
Leonardo da Vinci
Produk:
Penemuan percetakan kira-kira pada tahun 1440 masehi dan
ditemukannya benua baru oleh Columbus memberikan dorongan
yang lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu.
Jabir I. Hayyan (Geber)
Produk:
Banyak percobaan: kristalisasi, pembuatan baja, pemurnian logam,
pembuatan tinta, gelas, kain tahan air, pewarna rambut,
logam/mineral tersusun dari raksa dan belerang.
Roger Bacon
Produk:
Filsafat harus sepenuhnya bergantung pada penalaran.
Menurut saya, pada zaman ini eksperimen mulai tumbuh, banyak
percobaan yang dilakukan oleh para filsuf untuk mendapatkan
kebenaran. Sehingga menginspirasi kita untuk memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi.
c. Renaissance: Science Revolution (Abad 14 – abad 16)
Galileo
Produk:
Ia membuat teropong bintang raksasa
Epistemologi:
mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia
menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi.
Ia melihat bahwa planet Venus dan Marcurius menunjukkan
perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia
menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya
sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
Pada zaman ini, Galileo telah menciptakan sebuah teknologi untuk
mendukung pandangannya bahwa planet-planet tidaklah memancarkan
cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
Copernicus
Produk:
ia menemukan bahwa matahari berada di pusat jagad raya, dan
bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada
porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari.
Epistemologi:
Kopernikus (Copernicus) melakukan penelitian, Penelitian
Kopernikus dikembangkan kemudian oleh Johannes Kepler (1571-
1630). Menyatakan bahwa gerak bumi dan benda-benda langit
lainnya di dalam mengelilingi matahari tidaklah melingkar murni,
melainkan elips.
Memang pada zaman ini sains berkembang dengan pesat. Pemikiran
Copernicus yang dilakukan dengan menggunakan penelitian
menghasilkan suatu pengetahuan yang berpengaruh terhadap
peradaban.
Francis Bacon
Produk:
Ungakapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is Power
(Pengetahuan adalah Kekuasaan), ada 3 contoh yang membuktikan
pernyataan ini : 1. Mesin menghasilkan kemenangan dan perang
modern 2. Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan 3.
Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu.
Epistemologi:
Merumuskan sebuah logika induktif yang memberikan tempat
penting pada pengalaman inderawi dan eksperimen. Inti dari logika
induktif adalah pengumpulan data sebanyak mungkin terkait
dengan fenomena yang diteliti, eksperimen, dan penarikan
kesimpulan berdasarkan eksperimen yang dilakukan dengan
berpijak pada data yang telah ada.
Model berpikir Bacon bersifat egaliter dan kolektif, Artinya setiap
orang bisa bekerja sama untuk memperoleh pengetahuan yang
baru. Ilmu pengetahuan adalah milik semua orang, dan bukan
sekumpulan orang jenius saja. Proses penelitian ilmiah dipandang
sebagai sebuah proses sosial yang melibatkan banyak pihak.
Dengan pola pikir ini, banyak pengetahuan baru tentang cara kerja
alam bisa didapatkan.
Saya setuju dengan pemikiran Francis Bacon, dimana proses penelitian
ilmiah dipandang sebagai sebuah proses sosial yang melibatkan
banyak pihak. Hal ini menjadikan landasan kita dalam memperoleh
pengetahuan. Dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
seorang mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan.
d. Progress of Modern Science (Abad 16 dst )
Einstein
Produk:
Ia menyatakan bahwa alam itu tidak terhingga besarnya dan tidak
terbatas,tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat
statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi.
Ini berarti dia percaya bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau
dengan kata lain dia tidak mengakui adanya penciptaan alam.
Isaac Newton
Produk:
Berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya
dalam dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan
Calculus, dan optika.
Charles Darwin
Produk:
Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada
makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam.
Joseph Black
Produk:
ia menemukan gas CO2.
Epistemologi
ia melakukan pemanasan terhadap kapur. Hawa yang keluar
kemudian dialirkan melalui air kapur yang sudah disaring terlebih
dahulu. Pada waktu hawa yang keluar dari kapur mengalir, maka
air kapur yang jernih menjadi keruh.
Pada zaman ini, banyak para filsuf dalam menemukan pengetahuan
menggunakan metode ilmiah dan dalam mendukung menemukan
pengetahuan tersebut para filsuf telah menggunakan teknologi.
2. Analisis kurikulum KTSP dan K-13 SMP/SMA untuk menentukan keberadaan
pandangan-pandangan filsafat pendidikan tersebut!
Jawab:
a. KTSP 2006
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip yaitu
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan pandangan filsafat pendidikan yaitu
Pragmatisme. Dimana minat dan kebutuhan peserta didik
diperhitungkan dalam penyusunan kurikulum.
Bahwa dalam kurikulum KTSP 2006 sekolah diberi kewenangan
penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada
standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan
muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga
pengembangan silabusnya. Selain itu, kurang memberikan kemerdekaan
pada guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk melakukan improvisasi
dan justifikasi sesuai kondisi lapangan. Hal ini sesuai dengan pandangan
filsafat pendidikan yaitu Behaviorisme, dimana peserta didik tidak
memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang akan dipelajari.
Selain itu, kecenderungan yang nampak dari pelaksanaan kurikulum KTSP
2006 yaitu adanya penekanan makna mutu pendidikan yang lebih banyak
dikaitkan dengan aspek kemampuan akademik, khususnya pada aspek
kognitif.
b. K-13
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pada K-13 semua mata
pelajaran haru berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan
dan pengetahuan. Hal ini terdapat implikasi pandangan filsafat pendidikan
yaitu Idealisme, dimana tujuan pendidikan terlebih dahulu membentuk
karakter manusia, baru pengembangan kecerdasan dan pembentukan
peserta didik sebagai makhluk social.
Pada K-13, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengasosiasi.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran. Menuntun siswa untuk mencari tahu bukan diberi
tahu (discovery learning). Serta menekankan kemampuan berbahasa
sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis,
sistematis dan kreatif. Hal ini terdapat keberadaan pandangan filsafat yaitu
Humanisme , dimana metode yang digunakan adalah penemuan dengan
menekankan pada kreativitas untuk mengembangkan keinginan alami
peserta didik. Selain itu, tujuan pendidikan pada K-13 menekankan pada
kebutuhan peserta didik untuk aktualisasi diri, berkembang secara efektif
dan terbentuknya moral anak. Serta pembelajaran berpusat pada siswa dan
guru yang berperan sama-sama untuk aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi. Hal ini sesuai dengan pandangan filsafat
pendidikan yaitu Humanisme.
Pembelajaran menggunakan K-13 ini mendorong siswa berfikir dan
bekerja atas inisiatif sendiri; mendorong siswa berpikir intuisi dan
merumuskan hipotesis sendiri; dan melatih siswa memberikan keputusan
yang bersifat intrinsic serta situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
Hal ini sesuai dengan pandangan filsafat pendidikan yaitu
Konstruktivisme, dimana implikasi pandangan ini dalam pendidikan adalah
menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan tiap persoalan yang dihadapi.
3. Tentukan pandangan manakah yang paling dominan dalam kurikulum yang
dianalisis. Berikan penjelasan!
Jawab:
a. KTSP 2006
Pandangan filsafat pendidikan yang paling dominan dalam KTSP 2006
yaitu Behaviorisme. Peserta didik tidak memiliki kebebasan untuk
menentukan sendiri apa yang akan dipelajari. Selain itu, kecenderungan
yang nampak dari pelaksanaan kurikulum KTSP 2006 yaitu adanya
penekanan makna mutu pendidikan yang lebih banyak dikaitkan dengan
aspek kemampuan akademik, khususnya pada aspek kognitif.
b. K-13
Pandangan filsafat pendidikan yang paling dominan dalam K-13 yaitu
Humanisme. Menurut pandangan ini pendidikan menekankan pada
kebutuhan peserta didik. Pada K-13 metode yang digunakan adalah
penemuan dengan menekankan pada kreativitas untuk mengembangkan
keinginan alami peserta didik. Hal ini sesuai dengan implikasi dari
pandangan Humanisme.
4. Menurut anda dengan situasi Indonesia saat ini, pandangan-pandangan apa
saja yang perlu digunakan dalam kurikulum SMP?
Jawab:
Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan merupakan tantangan
internal bagi Indonesia. Sedangkan tantangan eksternal yang dihadapkan pada
bangsa Indonesia yaitu globalisasi; masalah lingkungan hidup; kemajuan
teknologi informasi; konvergensi ilmu dan teknologi; ekonomi berbasis
pengetahuan; kebangkitan industri kreatif dan budaya; pergeseran kekuatan
ekonomi dunia; pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi dan
transformasi pada sektor pendidikan.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pandangan filsafat
pendidikan yang perlu digunakan antara lain:
1. Konstruktivisme
Implikasi pandangan ini dalam pendidikan adalah menghasilkan
individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan tiap
persoalan yang dihadapi. Dengan menghasilkan individu yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan tiap persoalan yang dihadapi
diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan yang dihadapkan pada
bangsa Indonesia.
2. Humanisme
Pendidikan ditekankan pada kebutuhan anak atau “child centered” dan
kehidupan sekolah selalu diperbaiki sesuai dengan motif/ minat peserta
didik. Bertujuan menekankan pada kebebasan untuk belajar untuk
aktualisasi diri , perkembangan efektif dan pembentukan moral. Sehingga
menghasilkan individu yang mampu menjawab tantangan-tantangan
tersebut.
3. Idealisme
Idealisme merupakan suatu ajaran kefilsafatan yang berusaha
menunjukkan agar kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian-
kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada hakekatnya
yang terdalam. Implikasi pandangan ini yaitu terlebih dahulu membentuk
karakter manusia, baru pengembangan peserta didik sebagai makhluk
social. Dengan karakter yang dihasilkan diharapkan individu mampu
bersaing dengan internasional.