TUGAS FARMAKOGNOSI

22
TUGAS FARMAKOGNOSI UNSUR-UNSUR SENYAWA ALAM MARSA LINDA 13513052 MARSTA RAVITRI F. 13513053 M. SOBIRIN 13513054 M. HENRY SAPUTRA 13513055 NURUL AULIA 13513056 OCTAVIANI A.W 13513057 PUTRI DENTRI 13513058 PUTRI LIDYA SARI 13513059 AKADEMI FARMASI SURABAYA TAHUN AJARAN 2013/2014

description

f.nosi

Transcript of TUGAS FARMAKOGNOSI

TUGAS FARMAKOGNOSIUNSUR-UNSUR SENYAWA ALAM

MARSA LINDA 13513052 MARSTA RAVITRI F. 13513053 M. SOBIRIN13513054 M. HENRY SAPUTRA13513055 NURUL AULIA13513056 OCTAVIANI A.W13513057 PUTRI DENTRI13513058 PUTRI LIDYA SARI13513059

AKADEMI FARMASI SURABAYATAHUN AJARAN 2013/2014

UNSUR-UNSUR SENYAWA ALAM

1. ALGINATAlginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer -L asam guluronat (G) dan -D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut.[1] Alginat dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocystis, Sargassum, dan Turbinaria.[1] StrukturStruktur dasar dari monomer alginat adalah cincin tetrahydopyran dan dapat membentuk 2 konfigurasi, yaitu C1 dan 1C seperti gambar di atas.[2] -D-manuronat di alam terdapat dalam konfigurasi C1.[2] Pada konfigurasi 1C -D-manuronat, interaksi -COOH pada C-5 dan -OH pada C-3 akan kaku, sedangkan pada C1 gugus-gugus ini berada pada posisi ekuatorial sehingga lebih stabil.[2] Sebaliknya, untuk alasan yang sama, -L-guluronat terdapat dalam konfigurasi 1C dibandingkan C1 [2].Polimer alginat dibentuk dari hubungan antara C-1 dan C-4 tiap monomer dan dihubungkan oleh ikatan eter oksigen.[2] Polimer alginat terdiri dari 3 jenis, yaitu polimer M (manuronat), polimer G (guluronat), dan polimer MG.[3] Polimer M dibentuk dari struktur ekuatorial gugus C-1 dan C-4 dan membentuk polimer lurus, sedangkan polimer G dibentuk dari struktur aksial.[3] Perbedaan struktur polimer ini menyebabkan polimer G lebih banyak digunakan untuk proses pembentukan gel alginat dengan penambahan ion Ca2+.[3] Ion tesebut akan menggantikan ion H+ pada gugus karboksilat dan membentuk jembatan ion penghubung antara polimer G yang satu dengan yang lainnya.[3] Hubungan antar polimer G ini akan membentuk struktur egg-box.[3] ASAL SENYAWA ALGINATAlginat dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocystis, Sargassum, dan Turbinaria.[1] ISOLASI ASAM ALGINAT Sebelum diolah, rumput laut dibersihkan dari kotoran seperti pasir dan pecahan batu karang. Pencucian dilakukan dengan cara penyemprotan air ke rumput laut. Agar bisa disimpan lebih lama, rumput laut Dikeringkan dibawah sinar matahari.Rumput laut yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan digiling dan dicuci kembali dengan air untuk menghilangkan kotoran yang mungkin terikut (menempel) selama pengeringan. Kemudian rumput laut tadi dimasukkan dalam oven selama 1 jam yang kemudian ditimbang sampai diperoleh berat yang konstan. Kemudian ditimbang 5 gram rumput laut kering dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian dicuci dengan aquades dan disaring kembali. Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam dalam larutan NaOH 0,5% sampai terendam pada temperatur 50-60oC selama 30 menit, kemudian disaring. Selanjutnya, rumput laut direndam dalam HCl 0,5% sampai terendam pada temperatur ruang selama 30 menit. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang bersifat asam yang melekat pada rumput laut,kemudian disaring.Rumput laut yang sudah diasamkan, kemudian direndam dengan air panas 45oC sampai terendam selama 30-60 menit. Kemudian rumput laut dimasukkan dalam labu leher tiga dan ditambahkan Na2CO3 (variasi yang ditentukan) dengan volume 15 kali berat sampel dan dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 60-70oC, setelah itu didapatkan larutan ekstrak rumput laut yang kemudian disaring dengan corong Buchner (untuk mempermudah ekstrak rumput laut tersebut dalam labu leher tiga perlu ditambahkan air sebanyak 2 kali volume ekstrak rumput laut tersebut). Filtrat yang diperoleh kemudian ditambahkan HCl 5% untuk mendapatkan gel asam alginat. Penambahan HCl dilakukan sedikit demi sedikit hingga terjadi pengendapan yang sempurna. Penambahan lebih hingga 10 kali volume larutan.Kemudian dilakukan penyaringan dan diperoleh endapan. Endapan yang diperoleh dimurnikan dengan penambahan alkohol 96% 30 ml untuk memperoleh gel asam alginat murni. Dengan diuapkannya alkohol akan diperoleh gel asam alginat dengan cara dioven.

2. GOM

Asal gum. Gom (atau gum) arab, dikenal pula sebagai gum acacia adalah salah satu produk getah (resin) yang dihasilkan dari penyadapan getah pada batang tumbuhan legum (polong-polongan) dengan nama sama (nama ilmiah Acacia senegal). Nama "gom arab" (dari "gum arabic") secara harfiah berarti "getah arab". Kemungkinan besar tumbuhan ini berasal dari oasis padang pasir di Afrika utara, dan barangkali juga di Asia barat daya. Sudan merupakan penghasil 70% produksi gom arab sedunia

Isolasi gumGum Arabic diperoleh dari getah pohon Acacia senegal sebagai respon alami terhadap luka pada kulit pohon. Gum ini larut dalam air, namun tidak larut dalam alkohol (Kroctha, 1997). Gum Arabic termasuk golongan generally recognized as safe (GRAS) yang aman, dan tidak berbau atau berasa apabila dikonsumsi manusia. Gum Arabic mengandung satu satuan arabinosa dan mengandung ion kalsium, magnesium, dan kalium. Molekul ini membentuk gelungan yang kaku dengan banyak rantai samping dan massa molekul sekitar 300.000 Dalton (Bartkowiak dan Hunkeler, 2001). deMan (1989) menambahkan bahwa gum arabic terdiri atas empat jenis gula yaitu L-Rhap (L-ramnosa), L-Arap (L-arabinosa), L-Araf (L-arabifuronosa), D-Galp (D-galaktosa), dan D-GlcpA (D-asam glukoronat).

3. PEKTIN

Pektinmerupakan segolonganpolimerheterosakaridayang diperoleh daridinding seltumbuhandarat. Pertama kali diisolasi olehHenri Braconnottahun1825. Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih hingga coklat terang. Pektin padaseltumbuhan merupakan penyusunlamela tengah, lapisan penyusun awaldinding sel. Sel-sel tertentu, sepertibuah, cenderung mengumpulkan lebih banyak pektin. Pektinlah yang biasanya bertanggung jawab atas sifat "lekat" (Jawa:pliket) apabila seseorang mengupas buah. Pektin banyak terkandung pada kulit buah jeruk, apel, coklat, dan banyak lagi. Selain itu juga terdapat pada daun jambu biji.Penyusun utama pectin biasanya polimerasam D-galakturonat, yang terikat dengan -1,4-glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil yang dapat saling berikatan denganionMg2+atauCa2+sehingga berkas-berkas polimer "berlekatan" satu sama lain. Ini menyebabkan rasa "lengket" pada kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin larut dalam air. Garam-garam Mg- atau Ca-pektin dapat membentukgel, karena ikatan itu berstruktur amorf (tak berbentuk pasti) yang dapat mengembang bila molekul air "terjerat" di antara ruang-ruang (Anonimc, 2010).Pektin merupakan serbuk halus atau sedikit kasar, berwama putih dan hampir tidak berbau. Bobot molekul pektin bervariasi antara 30.000-300.000. Kelarutan pektin berbeda-beda, sesuai dengan kadar metoksilnya. Pektin dengan kadar metoksil tinggi larut dalam air dingin, pektin dengan kadar metoksil rendah larut dalam larutan alkali atau oksalat. Pektin tak larut dalam aseton dan alkohol (Kirk dan Othmer, 1952 dalam Jurnal: Isolasi dan Penentuan Sifat Pektin Labu Siam oleh: Betty M. Soebrata). Berdasarkan kandungan metoksilnya, pektin dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pektin dengan kandungan metoksil tinggi (high metllOxyl pectin) berkisar antara 7 - 12%, dan pektin dengan kandungan metoksil rendah (low methoxyl pectin) mengandung metoksil kurang dari 7% (Subardjo dkk., 1989 dalam Jurnal: Isolasi dan Penentuan Sifat Pektin Labu Siam oleh: Betty M. Soebrata). Isolasi Pektin Pektin diisolasi dari berbagai jenis tumbuhan, sebagian besar dari bagian kulit buah tumbuhan, namun adapula yang diisolasi dari daun. Berikut pemaparannya:1. Dalam jurnal berjudul Pembuatan Pektin dari Kulit Coklat dengan Cara Ekstraksi, Akhmalludin dan Arie Kurniawan menjelaskan pengolahan untuk memperoleh pektin selalu meliputi langkah langkah berikut:1. Persiapan bahan Pada tahap persiapan bahan ini dilakukan perlakuan pendahuluan untuk menghilangkan kotoran, senyawa gula, dan bahan padat terlarut lainnya. Selain itu proses ini bertujuan untuk proses inaktivasi enzim pektin esterase yang dapat menghidrolisis pektin menjadi pekat. Menurut Bravermen ( 1949 ), pada tahap ini dicuci dengan dengan air dingin dan air dingin ini harus selalu diganti agar pencucian dapat berhasil baik. Bila bahan tidak dicuci, senyawa gula yang tertinggal akan menyebabkan terbentuknya jelly atau pektin kering yang diperoleh memiliki sifat higroskopis. Selain itu tahap ini juga dapat dijalankan denan pemanasan, dan pengupasan. Proses ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan pigmen, senyawa gula, dan kotoran kotoran.1. Ekstraksi pektin Merupakan proses pengeluaran pectin dari sel pada jaringan tanaman. Ekstraksi pectin dengan larutan asam dilakukan dengan cara memanaskan bahan dalam larutan asam encer yang berfungsi untuk menghidrolisis protopektin menjadi pectin. Ekstraksi ini dapat dilakukan dengan asam mineral seperti asam klorida atau asam sulfat. Makin tinggi suhu ekstraksi, makin singkat waktu yan dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Tapi dalam hal ini factor keasaman yang digunakan tidak bisa diabaikan. Kisaran pH yang dirokemendasikan 1,5 3,0 tetapi pH kisaran pada pH 2,6 2,8 lebih sering dipakai (Kirk dan Othmer, 1958).1. Pengendapan Pengendapan merupakan proses pemisahan pectin dari larutan dengan cara pengendapan senyawa pektinya. Biasanya dilakukan dengan spray drying, salting out dan dengan penambahan bahan pelarut organic seperti alcohol dan aseton. Spray drying jarang dilakukan karena mahal. Pengendapan dengan salting out juga tidak banyak dilakukan karena kesulitan untuk memisahkan pectin yang dihasilkan dan garam yang digunakan. Pengendapan dengan alcohol merupakan cara yang pertama kali digunakan, menghasilkan pectin yang kurang murni karena alcohol tidak hanya mengendapkan pectin, tetapi juga senyawa lain seperti dekstrin dan hemiselulosa. Pengendapan dengan aseton lebih disukai karena dapat membentuk endapan yang tegar sehingga mudah dipisahkan dari asetonnya. 1. Pemurnian dan pengeringan Proses ini dimaksudkan agar pectin yang dapat bebas dari senyawa-senyawa lain. Pencucian ini dengan aseton, kemudian dihaluskan dan diayak untuk mendapat serbuk pectin. 1. Adapula cara yang spesifik yang dapat digunakan untuk isolasi pektin dari apel adalah sebagai berikut:Isolasi pektin dari buah apel dilakukan dengan cara memotong buah apel serta kulitnya hingga berukuran 1 cm3 kemudianditambah larutan asam sitrat pH 3 dan dipanaskan. Pemanasan dilakukan pada suhu 85-90 C dengan pertimbangan bahwa semakin tinggi suhu, proses inaktivasi enzim akan meningkat (Winarno, 1983). Isolasi pektin menggunakan asam sitrat juga ada kelebihannya, yaitu menghasilkan pectin yang berwarna putih, karena tidak mengalami pencoklatan. Kemudian ditambahkan kieselgur untuk membantu proses penyaringan karena kieselgur mempunyai prioritas yang tinggi dan luas permukaan yang besar (Touehstone,1956). Kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring pada corong Buchner dengan penghisapan untuk membebaskan fitrat dari kotoran organic dan anorganik. Lalu ditambahkan etanol sehingga terjadi salting out. Pencucian endapan pectin dengan etanol dilakukan sampai pectin berwarna putih (Anonimb).

4. AGAR

Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di Jepang dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar. Agar-agar dieksport dari Melaka sejak 1871.[1] Struktur dan karakteristikAgar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan.Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul objek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan.

CARA ISOLASI AGARIsolasi agar: Sebelum ekstraksi dilakukan pemutihan bahan, menggunakan air kapur 1,5% (23,24) atau natrium hipoklorit 2%. Pemutihan dilakukan dengan cara merendam bahan. Ekstraksi agar menggunakan air mendidih pada suasana pH 6 dengan penambahan asam sulfat encer. Pemurnian ekstrak dilakukan melalui proses pendinginan pada suhu -100C dan pelelehan pada suhu kamar. Kedua bahan mengandung unsur kalium, kalsium, dan magnesium.Cara yang lebih baik adalah menggunakan natrium hipoklorit sebagi pemutih. Agar hasil isolasi dari Gelidium sp berbentuk lembaran spons tipis dan dari Gracilaria sp berbentuk lembaran sperti kertas. Agar yang mempunyai bentuk, kelarutan dan kekuatan gel yang lebih baik diperoleh dari campuran dua tanaman laut tersebut dengn perbandingan Gelidium sp dan Gracilaria sp 3:1.Agar hasil isolasi memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia edisi III. Agar isolasi juga dapat digunakan sebagai medium padat kultur jaringan tanaman pada kadar 1,5% untuk agar Gelidium sp dan 2% untuk agar dari Gracilaria sp.

5. TRAGAKANEksudat dari tanaman leguminosa astragalusterdidri dari asam galakturonat,Tragakan merupakan material kompleks uatama dari asam polisakarida yang mengandung kalsium, magnesium dan kalium.A. brachycalyx Tragakan diperdagangkan dlm bentuk kepingan semitransparan berwarna putih sampai putih kekuningan Komposisi : tersususn dr komponen larut air tragakantin& komponen tak larut air basorin. Keduanya mrpk polimer dari asam galakturonat, galaktopiranosa, arabofuranosa Tragakantin tidak mengandung gugus metoksi sedangkan basorin mengandung 5-35% gugus metoksi

Nama Lain: TragakanTanaman Asal :Astragalus gummiferCara isolasi Menggunakan eksudat gom kering diperoleh dengan cara menorah batang

GLIKOSIDA

PENGERTIAN GLIKOSIDAGlikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. Jembatan oksigen yang menghubungkan glikon-anglikon ini sangat mudah terurai oleh pelarut asam ,basa, enzim , air dan panas . semakin pekat kadar asam atau basa maupun semakin panas lingkungannya maka glikosida akan semakin mudah dan cepat terhidrolosis. Saat glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah menjadi dua bagian ,yaitu bagian gula dan bagian bukan gula.

STRUKTUR GLIKOSIDA Glikon - O - Aglikon

BIOSINTESIS GLIKOSIDA Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini disebut holosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida umumnya terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalah reaksi umum bagaimana bagian gula terikat dengan bagian aglikon, diperkirakan reaksi transfer ini sama pada semua sistem biologik. Ini kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail tentang jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan menyusun glikosida. Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk glikosida U T P + Gula-l-fosfat UDP gula + PP1 UDP Gula + akseptor Akseptor gula + UDP (glikosida)Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja untuk memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama.

PEMBENTUKAN GLIKOSIDA Apabila glukosa direaksikan dengan metal alkohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus OH yang terikat pada atom karbon nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida. Ikatan yang terjadi antara gugus metal dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus OH yang bereaksi disebut gugus OH glikosidik.Metilglikosida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dengan metal alcohol disebut juga metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu metilDglukosida atau metil--D-glukopiranosida dan metil--D-glukosida atau metil--D-glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda dalam hal rotasi optic, kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis, metil glikosida dapat diubah menjadi karbohidrat dan metilalkohol. Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol. Di samping itu antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul sukrosa terjadi ikatan -glukosida--fruktosida.

PENGUJIAN KARBOHIDRAT KarbohidratKarbohidrat adalah sumber energi utama bagi kita. Kentang, roti, pasta dan beras kaya akan karbohidrat. Karbohidrat didefinisikan sebagai suatu aldehida atau keton polihidroksi. Karbohidrat dapat disederhanakan menjadi tiga kelas, yaitu:1. Monosakarida adalah satu unit gula. Monosakarida tidak dapat dipecah menjadi unit gula sederhana. Monosakarida biasanya putih, padatan larut dalam air. Yang paling umum adalah monosakarida terdiri dari enam atom karbon. Glukosa dan fruktosa adalah monosakarida yang umum ditemukan pada jus buah, madu dll. Monosakarida dapat lebih lanjut diklasifikasikan sebagai:1. Aldoses ini mengandung aldehid (-CHO) kelompok fungsional.2. Ketoses ini mengandung keton (C = O) kelompok fungsional.Monosakarida juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom karbon. Sebuah enam karbon monosakarida dikenal sebagai heksosa suatu, sebuah monosakarida lima karbon adalah dikenal sebagai pentosa dan sebagainya. Sebuah monosakarida yang mengandung enam atom karbon dan kelompok fungsional aldehida dikenal sebagai suatu aldohexose. Glukosa adalah suatu aldohexose, fruktosa adalah suatu ketohexose (Nurhalim. 2009).Monosakarida diklasifikasikan berdasarkan reaktivitas kimia mereka. Gula yang bereaksi dengan agen oksidasi ringan seperti ion Cu2+ dikenal sebagai gula pereduksi. Semua aldoses dan ketoses merupakan gula pereduksi.1. Disakarida mengandung dua unit monosakarida bergabung bersama-sama oleh ikatan glikosida. Maltosa ditemukan dalam biji-bijian berkecambah dan terdiri dari unit glukosa dihubungkan bersama-sama. Laktosa ditemukan dalam susu dan terdiri dari glukosa dan galaktosa unit terkait bersama-sama. Sukrosa ditemukan dalam tebu dan terdiri dari glukosa dan fruktosa.Monosakarida + Monosakarida disakarida + H2O1. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida terkait bersama-sama. Pati ditemukan dalam biji-bijian, glikogen ditemukan dalam otot dan selulosa ditemukan dalam tanaman, kapas dan kertas. Semua terbuat dari molekul glukosa terhubung dalam susunan yang berbeda (Nurhalim. 2009).Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat, yaitu: Uji MolischAdalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk kompleks dengan -naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan warna ungu pada larutan. Uji BenedictAdalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010). Uji BarfoedAdalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat. Uji SeliwanoffPrinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada larutan. Uji Hidrolisis PatiPati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji Benedict (Zulfikar, A. 2010).