Tugas Farmakognosi II
-
Upload
pasha-hijila -
Category
Documents
-
view
73 -
download
2
description
Transcript of Tugas Farmakognosi II
TUGAS FARMAKOGNOSI II
OLEH:
JUARTI MURZINI ILHAM (F1F1 12 104)KARTINI KULUHU (F1F1 12 106)KIKI RESKIYANTI (F1F1 12 102)MUSTIKA ENDAH (F1F1 12 112) NARFINA (F1F1 12 139)PASHA NURHIJILA (F1F1 12 116)RISFIANI WULANDARI (F1F1 12 119)SITTI ALFYANITA ILHAM (F1F1 12 124)SULPAYANTI DJUSIR (F1F1 12 126)VISTA ARIANTI WISAL (F1F1 12 129)WA ODE MARFIAH SAFITRI (F1F1 12 130)WA ODE NURBADRIA (F1F1 12 131)WA ODE SITI KARNIA RAMADAN (F1F1 12 139)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah “Analisis Kandungan
Lemak dan Minyak Lemak” ini dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bimbingan atau saran-
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai sumber yang diterima oleh kami baik dari buku maupun
media elektronik. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu, lemak atau minyak juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.
Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak,
khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak essensial seperti
asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga
berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K
(Winarno, 1992).
Kebanyakan masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua yang
mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari pada saat memilih
makanan yang akan disantap. Lemak atau yang populer dalam bentuk minyak
di Indonesia, saat ini mulai disadari masyarakat sebagai musuh utama dalam
urusan santap menyantap makanan. Bahkan ibu-ibu rumah tangga pun saat ini
mulai mempertimbangkan jenis minyak apa yang akan digunakan untuk
memasak makanan. Oleh karena itu, hal penting untuk mengahadapi keadaan
ini adalah dengan mengetahui jenis, efek sifat, penyebab kerusakan serta
produk dari lemak itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis lemak dan minyak ?
2. Bagaimana sifat fisik lemak dan minyak ?
3. Apa saja hal-hal yang menyebabkan kerusakan lemak/ketengikan ?
4. Bagaimana perubahan kimia dalam lemak dan minyak ?
5. Apa saja produk lemak dan aplikasinya ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis Lemak dan Minyak
1. Jenis Lema
Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh, lemak tidak
jenuh, dan lemak trans. Masing-masing memiliki struktur kimia dan bentuk
yang berbeda.
a. Lemak Jenuh
Lemak jenuh adalah lemak yang terdiri dari trigliserida dengan hanya
asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rantai ganda di
antara atom-atom karbonnya sehingga disebut penuh dengan hidrogen.
Lemak jenuh mudah dikenali dari bentuknya yang padat seperti lilin dan
banyak ditemukan pada produk yang berasal dari hewan seperti daging
merah, mentega, atau susu murni. Pada bahan nabati, lemak jenuh dapat
ditemukan pada minyak kelapa dan minyak sawit. Lemak jenuh memiliki
sifat yang dapat menganggu tubuh yaitu dapat mengentalkan darah sehingga
mudah lengket pada dinding pembuluh darah karena menggumpal yang
tentu saja dapat mengganggu peredaran darah dalam tubuh.
b. Lemak Tak Jenuh
Jenis lemak ini umumnya berwujud cair pada suhu ruangan, namun
dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin. Banyak
ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak Zaitun, minyak
bunga Matahari, minyak Wijen, minyak Kedelai, kacang-kacangan) dan
Alpukat. Juga banyak ditemukan pada ikan- ikanan.
c. Lemak Trans
Lemak trans adalah salah satu jenis lemak tak jenuh yang umum
ditemukan di alam namun bisa disintesis secara buatan. Hidrokarbon adalah
atom karbon dengan atom hidrogen yang saling tersambung dengan ikatan
tunggal maupun rangkap. Ikatan rangkap dapat berupa ikatan trans maupun
cis. Dalam produksi makanan, lemak cis tak jenuh seperti minyak nabati
merupakan input dari proses hidrogenasi untuk menciptakan lemak jenuh
seluruhnya atau parsial yang mampu meleleh pada temperatur yang
diinginkan, umumnya 30-40°C. Lemak trans adalah zat pengotor yang
muncul dari isomerisasi pada hidrogenasi parsial.
2. Jenis Minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak, minyak yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani),
dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).
a. Minyak tumbuhan dan hewan
Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng,
pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri lainnya. Lemak hewani adalah lemak yang bersumber
dari hewan misalnya seperti susu, telur, daging, ikan, mentega, keju, dan
masih banyak lagi. Pengertian lemak hewani merupakan asam lemak tidak
jenuh.
b. Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik,
tetapi komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga
minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral
lain. Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan
atau tumbuhan, melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan
sebagai salah satu dari bahan bakar fosil.
B. Sifat Fisik Lemak dan Minyak
Lemak merupakan bahan padat pada saat suhu kamar, diantaranya
disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara
kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang
lebih tinggi. Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan
rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak
yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-
atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah.
1. Kelarutan
Lemak/minyak bersifat nonpolar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut organik nonpolar, seperi heksana, petroleum eter, atau dietil eter. Sifat
kelarutan lemak/minyak dalam pelarut organik nonpolar digunakan untuk
melakukan ekstraksi lemak/minyak. Lemak/minyak tidak larut dalam air
karena air bersifat polar.
2. Indeks Refraksi
Indeks refraksi adalah parameter yang berkaitan dengan berat molekul,
panjang rantai asam lemak, tingkat ketidakjenuhan, dan tingkat konjugasi.
Indeks refraksi meningka dengannsemakin panjangnya rantai C, derajat
ketidakjenuhan, dan suhu yang semakin tinggi.
3. Titik Leleh
Titik lelah adalah suhu dimana lemak / minyak berubah wujud dari padat
menjadi cair. Titik leleh minyak / lemak dientukan oleh ada atau tidaknya ikatan
rangkap asam lemak penyusunnya. Asam lemak jenuh memiliki titik leleh yang
lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh. Titik leleh juga
dipengaruhi oleh panjang rantai asam lemak penyusun lemak / minyak, dimana
lemak yang tersusun oleh asam lemak rantai pendek akan memiliki titik leleh
yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disusun oleh asam lemak rantai
panjang.
4. Berat Jenis
Berat jenis lemak/minyak adalah berat minyak (gram) per satuan volume
(ml). Pada prinsipnya, berat jenis lemak/minyak ditentukan melalui
perbandingan berat contoh minyak dengan berat airyang volumenya sama pada
suhu yang ditentukan, misalnya pada suhu 250C. Minyak memiliki berat jenis
yang lebih kecil dibandingkan air, yaitu antara 0,916-0,923 g/ml.
5. Bilangan asam
Bilangan asam adalah bilangan yang menunjukkan jumlah asam lemak
bebas yang erkandung dalam minyak/lemak, yang biasanya dihubungkan dengan
proses hidrolisis lemak/minyak. Keberadaan jumlah asam lemak bebas dalam
minyak/lemak biasanya dijadikan indikator awal terjadinya kerusakan
lemak/minyak karena proses hidrolisis. Pembentukan asam lemak bebas akan
mempercepat kerusakan oksidatif lemak/minyak karena asam lemak bebas lebih
mudah teroksidasi jika dibandingkan dalam bentuk esternya.
C. Sebab-sebab Kerusakan lemak/ketengikan
Ada dua tipe kerusakan yang utama, yaitu:
1. Ketengikan
ketengikan terjadi bila komponen citarasa dan bau yang mudah menguap
terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak yang
tak jenuh.
2. Hidrolisa
Hidrolisa lemak dan minyak menghasilkan asam-asam lemak bebas yang
dapat mempengaruhi cita rasa dan bau daripada bahan itu. Hidrolisa dapat
disebabkan oleh adanya air dalam lemak atau minyak atau karena kegiatan
enzim.
Tengik merupakan istilah rasa dan bau yang khas yang tidak diinginkan
(off flavor) pada produk pangan yang mengandung minyak atau lemak.
Ketengikan disebabkan oleh reaksi oksidasi (disebut ketengikan oksidatif)
atau reaksi hidrolisis (disebut ketengikan hidrolitik). Ketengikan hidrolitik
menghasilkan asam lemak bebas dan sabun (garam asam lemak bebas)
sebagai hasil reaksi antara minyak /lemak dan air dengan adanya katalis
logam atau enzim lipase. ketengikan oksidatif merupakan reaksi oksidasi
yang terdiri atas tiga tahap yaitu:
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya inisiator (oksidator; logam
bervalensi banyak seperti tembaga dan besi; atau enzim lipooksigenase).
Reaksi ini dipercepat oleh cahaya atau panas menghasilkan radikal bebas.
Radikal bebas akan bereaksi dengan oksigen dalam kemasan makanan
membentuk peroksida yang sangat labil.
2. Propagasi
Pada tahap propagasi, senyawa peroksida sangat mudah terurai
membentuk radikal peroksi dan alkoksi yang dapat bereaksi dengan asam
lemak dalam makanan membentuk radikal bebas baru. Tahap ini
memperbanyak pembentukan radikal bebas sehingga disebut juga dengan
reaksi auto oksidasi.
3. Terminasi
Tahap terminasi yang merupakan tahap terbentuknya senyawa hasil
reaksi reaksi berantai berupa hidrokarbon, aldehid, keton, asam, dan
alkohol. Kumpulan senyawa-senyawa inilah yang menyebabkan bau tengik.
1. Inisiasi: RH R• + H
2. propagasi: R• + O2 ROO•
ROO• + RH ROOH + R•
3. Terminasi: R• + R• produk inert
R• + ROO• produk inert
ROO• + ROO• produk inert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketengikan
1. Pengaruh suhu/panas
Kecepatan oksidasi lemak bertambah dengan kenaikan suhu (dibiarkan di
udara terbuka) dan akan berkurang dengan penurunan suhu (ditutup atau disimpan
di tempat dingin).
2. Pengaruh Cahaya
Cahaya merupakan akselerator terhadap timbulnya ketengikan. Kombinasi
oksigen dan cahaya dapat mempercepat proses oksidasi. Sebagai contoh, lemak
yang disimpan tanpa udara (O2) tetapi dikenai cahaya maka menjadi tengik. Hal
ini disebabkan terjadinya dekomposisi peroksida secara alamiah telah terjadi di
dalam lemak, dan cahaya bepengaruh sebagai akselerator proses oksidasi senyawa
tidak jenuh dalam lemak tersebut.
Kerusakan minyak atau lemak dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara
lain :
1. Penyerapan Bau (Tainting)
Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak, maka lemak yang
terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari
bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan
yang mengakibatkan seluruh lemak menjadi rusak.
2. Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim. Dalam teknologi
makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut
terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase,
lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih rendah dari 10%.
3. Oksidasi Lemak
Kerusakan lemak yang utama adalah timbul bau dan rasa tengik yang
disebut proses ketengikan. Dimulai dengan pembentukan radikal- radikal bebas
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti
cahaya, panas. Oksidasi ini dapat juga berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya oksidasi akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak.
D. Perubahan Kimia dalam Lemak dan Minyak
Perubahan-perubahan Kimia atau penguraian lemak dan minyak dapat
mempengaruhi bau dan rasa suatu bahan makanan, baik yang menguntungkan
maupun yang tidak. Pada umumnya penguraian minyak dan lemak menghasilkan
zat-zat yang tidak dapat dimakan. Kerusakan lemak dan minyak menurunkan
nilai gizi serta menyebabkan penyimpangan rasa dan bau pada lemak yang
bersangkutan.
Minyak dan lemak dapat mengalami berbagai perubahan kimia seperti
hidrolisis, oksidasi, hidrogenasi dan interesterifikasi.
1. Hidrolisis Minyak dan Lemak
Dalam reaksi hidrolisis minyak dan lemak akan dirubah menjadi asam
lemak bebas dan gliserol . Reaksi hidrolisis akan dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak dan dapat terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam
minyak atau lemak tersebut.
Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan
flavor dan bau tengik pada minyak tersebut. Proses hidrolisis seperti ini dapat
terjadi secara alamiah terhadap minyak/lemak dan akan dapat dipercepat oleh
mikroorganisme seperti lipase. Proses hidrolisis yang disengaja, biasanya
dilakukan dengan penambahan basa, proses ini dikenal sebagai reaksi
penyabunan. Proses penyabunan ini banyak digunakan dalam industri.dimana
minyak atau lemak pertama- tama dipanasi dalam ketel dan selanjutnya ditambah
alkali (NaOH atau KOH) sehingga terjadi penyabunan. Sabun yang terbentuk
dapat diambil dari lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari
larutan alkali, sabun dan gliserol.
2. Oksidasi Minyak dan Lemak
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai
dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah
terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi
aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas.
3. Hidrogenasi Minyak dan lemak
Hidrogenasi adalah suatu proses penambahan hidrogen dengan
menggunakan katalis pada ikatan rangkap. Proses hidrogenasi sebagai suatu
proses untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak tidak
jenuh pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan
menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai
katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai minyak didinginkan dan
katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasil yang terjadi adalah minyak
yang bersifat plastis atau keras yang tergantung kepada derajat kejenuhannya.
Sebaliknya proses hidrogenasi dapat mengakibatkan terbentuknya asam lemak
trans 60%.
E. Produk Lemak dan Aplikasinya
Lemak dan minyak memiliki sifat fungsional yang berguna dalam
pengolahan pangan, di antaranya mempengaruhi warna, flavor, tekstur,
kelembutan,emulsifikasi,dan medium pindah panas dalam proses pemasukan.Jenis
lemak dan minyak yang memiliki sifat fungsional berbeda, yang dapat
mempengaruhi kualitas pangan yang di hasilkan. Sifat fungsional lemak ini perlu
menjadi bahan pertimbangan dalam aplikasinya selama proses pengolahan
pangan. Sebagai contoh butter,yang dapat memberikan tekstur yang plastis
dimaana tidak menjadi terlalu lunak pada suhu ruangan yang hangat. Minyak yang
di gunakan dalam minyak yang memilki titik leleh yang tinggi, yang dapat
menyebabkannnya memadat atau mengkristal bila minyak salad di simpan pada
suhu refrigerator.
Demikian pula minyak yang di gunakan mayonnaise seharusnya tidak
membentuk Kristal bila mayonaise di simpan pada suhu refrigerator karena
Kristal lemak dapat menyebabkan pemecahan emulsi yang dapat meyebabkan
mayonaise terpisah menjadi fase padat dan cairan. Produk coklat yang baik tidak
meleleh pada suhu ruang.,mudah patah saat di gigit , dan meleleh saat di mulut.
Sifat ini di miliki oleh cocoa butter yang memiliki titik leleh di atas 30oC -36OC.
1. Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan
yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan
untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan
dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung kedelai dan
kanola. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih
dan penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak goreng umumnya berasal dari
minyak kelapa sawit. Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena
struktur minyaknya yang memiliki ikatan rangkap sehingga minyaknya termasuk
lemak tak jenuh yang sifatnya stabil.
Minyak goreng tersusun oleh berbagai jenis asam lemak jenuh / tidak jenuh.
Sebagai contoh, minyak sawit mengandung asam palmitat ( 44 %), oleat ( 39,2%),
asam linoleat ( 10,1 %) , asam stearate ( 4,5 %), asam miristat ( 1%),asam linoleat
(0,4 %) ,asam laurat ( 0,2 %).
2. Mentega
Buter di buat dari lemak susu (krim). Dalam proses pembuatan butter, krim
susu di pisahkan dengan cara sentrifugasi , kemudian lemak yang terpisah
dipasteurisasi untuk menginaktifkan enzim lipase dan membunuh mikroba.
Mentega di fermentasi sitrat dengan penambahan kultur bakteri. Proses
fermentasi ini dapat menghasilkan residu senyawa kimia yang menberikan flavor
kgas pada mentega ,seperti asam lemak dan di asetil. Mentega merupakan emulsi
air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di dalam 80% lemak
dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier).
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam.Tekstur
mentega di pengaruhi oleh jenis asam lemak yang menyusun lemak.
Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat
diasamkan dengan menambah biakan murni bakteri asam laktat pada lemak susu
yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya
respirasi.
3. Margarin
Margarin adalah produk turunan lemak nabati/hewani yang merupakan
emulsi air dalam minyak (w/o) yang mengandung minimal 80% lemak. Margarin
di buat dengan mencampurkan lemak dan minyak nabati/hewani tertentu dengan
ingreadient lain seperti difortifikasi dengan vitamin larut lemak, seperti vitamin A
dan vitamin D.
Adanya provitamin A (beta karoten) memberikan warna kuning (beta-
karoten) memberikan warna kuning pada margarin sehingga bila di gunakan
dalam proses pengolahan maka lemak dan minyak yang berkontribusi
pada pembentukan warna kuning dari produk.
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa
dan nilai gizi hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak,
dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang
digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau nabati. Lemak hewani yang
digunakan biasanya lemak lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan
adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak biji
kapas.
4. Shortening atau Mentega Putih
Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat elastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih.
Mentega putih ini banyak digunakan dalam pembuatan cake dan kue yang
dipanggang. Fungsinya adalah untuk memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur,
keempukan dan memperbesar volume roti/kue.
Shortening dapat di buat dari lemak hewani sebagai sumber pembuatan
shortening, seperti tallow (lemak sapi) atau lard (lemak babi). Penggunaan lemak
hewan ini di pergunakan karena ketersediaan bahan baku yang cukup banyak ,
sementara bahan baku lemak nabati sangat terbatas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh, lemak tidak
jenuh, dan lemak trans.
2. Dari segi asalnya terdapat dua golongan besar minyak, minyak yang
dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak
hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).
3. Sifat fisikokimia lemak/minyak yang penting adalah kelarutan, titik leleh,
berat jenis, kapasitas absorpsi air, turbidity point, bilangan iod, Indeks
padatan lemak (solid fat index), bilangan asam, bilangan peroksida,
bilangan paraanisidin, derajat ketengikan, dan bilangan TBA.
4. Sebab-sebab Kerusakan lemak/ketengikan di pengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
ketengikan dan hidrolisa .
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketengikan, yaitu: Pengaruh suhu/
panas, dan Pengaruh cahaya.
6. Perubahan Kimia dalam Lemak dan Minyak yaitu: Hidrolisis Minyak dan
Lemak, Oksidasi Minyak dan Lemak , Hidrogenasi Minyak dan lemak.
7. Produk lemak dan aplikasinya berupa minyak goreng, mentega, butter , dan
shortening.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.
Delvin, M. Thomas. (1992). Textbook of Biochemistry, with Clinical Correlation. New York:Willey-Liss
Harper, H.A. (1980). Review of Physiological Chemistry, diterjemahkan oleh Martin Muliawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ketaren, S. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.
Linder, C. Maria. (1985). Nutritional Biochemistry and Metabolism. With Clinical Application. New york: Elsevier.
Mathews, K. C., K. E. van Holde. (1991). Biochemistry. New York: The Benjamin/Cummings Company.
Sunaryo, H. dkk. (1985). Pengaruh Pemberian Kurkuminoid Curcuma Domestica val terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Putih. Simposium Temulawak.
Sudarmadji, Slamet, Suhardi, Bambang Haryono. (1989). Analisa Bahan Pangan
dan Pertanian. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM
Winarno,F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
Kusnandar,Feri. 2011.Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta : Dian Rakyat.
Buckle, K.A. 2009. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Rohman, Abdul Sumantri. 2007. Analisis Makanan, Yogyakarta : UGM Press Http://inueds.blogspot.com/2012/10/kerusakan-minyak-dan-lemak.html Http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_jenuh