TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI …docshare01.docshare.tips/files/28128/281286800.pdf ·...
Transcript of TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI …docshare01.docshare.tips/files/28128/281286800.pdf ·...
TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021
POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA
OLEH
NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S
NIM : 12013048
JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA
Batubara merupakan salah satu sumber energi tak terbarukan yang
banyak terdapat di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia adalah salah
satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Batubara
memiliki peran yang cukup besar untuk pendapatan dalam negeri
Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari
pendapatan sektor pertambangan.
Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2013
1. Cina 1840.0
Mt 6. Rusia
165.1
Mt
2. USA 500.5
Mt
7. Afrika
Selatan
144.7
Mt
3. Australia 269.1
Mt 8. Kazakhstan
58.4
Mt
4.
Indonesia
258.9
Mt 8. Polandia
57.6
Mt
5. India 228.8
Mt10. Kolombia
55.6
Mt
Tabel 1. Negara produsen batubara terbesar di dunia.
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2014
Sumber cadangan batubara terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Dimana tiga daerah terbesar sumber daya batubara
di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan
Timur.
Gambar 1. Daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia
Batubara memiliki lapisan-lapisan berisi gas alam dengan kandungan
utamanya metana atau methane (CH4) yang disebut CBM. CBM
merupakan gas methane yang terjebak pada tambang batubara. CBM
tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar.
Coal bed methane atau dikenal dengan istilah CBM merupakan salah satu
sumber energi alternatif yang relatif masih baru di Indonesia. CBM
terbentuk bersama air, nitrogen dan karbondioksida ketika material
tumbuhan tertimbun dan berubah menjadi batubara karena panas dan
proses kimia selama waktu geologi yang sering disebut dengan
coalification.
Jumlah kandungan CBM dalam lapisan batubara sangat tergantung pada
kedalaman dan kualitas batubaranya. Semakin dalam lapisan batubara
terbenam dari permukaan tanah, sebagai hasil dari tekanan formasi
batuan di atasnya, semakin tinggi nilai energi dari batubara tersebut, dan
semakin banyak pula kandungan CBM. Secara umum, lapisan batubara
bisa menyimpan gas metana sebesar 6 – 7 kali lebih banyak daripada
jenis batuan lain dari reservoir gas.
Sumber energi ini dapat diperbaharui penggunaannya. CBM mempunyai
multi guna antara lain dapat dijual langsung sebagai gas alam, dijadikan
energi, dan sebagai bahan baku industri. Eksploitasi CBM tidak akan
merubah kualitas matrik batubara dan menguntungkan para penambang
batubara, karena gas emisinya telah dimanfaatkan sehingga lapisan
betubara tersebut menjadi aman untuk di tambang, selain itu CBM ini
termasuk salah satu sumber energi yang ramah lingkungan.
Potensi CBM di Indonesia memiliki keunggulan teknis untuk
dikembangkan, terutama berada di tempat yang dangkal (500 m-1500m
dibawah permukaan). Dengan biaya pengeboran murah, karena tidak
membutuhkan eksplorasi maupun infrastruktur khusus tetapi bisa
menggunakan data dan infrastruktur migas yang sudah ada, sebagai
keuntungan awal sebelum penambangan batubara serta lokasinya yang
ada di daratan serta memiliki pasar yang bagus.
Potensi coal bed methane di Indonesia diperkirakan sebesar 453,3 trillion
cubic feet (TCF) atau 6% potensi di dunia yang tersebar di Pulau Sumatra,
Kalimantan, dan Jawa. Jumlah potensi CBM di Indonesia melebihi dua kali
lipat potensi natural gas. Cadangan cekungan CBM terbesar di Indonesia
adalah di Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Namun, walupun potensi cadangan yang sangat besar, Indonesia tetap
masih belum memaksimalkan potensi sebanyak ini.
Gambar 2. Daerah potensi CBM di Indonesia
Beberapa faktor pemicu berkembangnya CBM di Indonesia adalah
tumbuhnya pasar domestik gas sebagai akibat tumbuhnya industrialisasi,
penambahan pembangunan pembangkit tenaga listrik, bertambahnya
pemukiman, kurangnya pasokan gas (gas shortage) untuk kebutuhan
domestik karena produksi gas konvensional dari wilayah-wilayah kerja
yang ada sudah terikat kontrak dengan negara-negara asing selaku
pembeli, potensi sumber daya CBM di Indonesia yang menjanjikan, dan
naiknya harga gas di pasar domestik.
Gas CBM baru digunakan pertama kali sebagai pembangkit listrik dari
lapangan Sanga-Sanga, Kalimantan Timur yang beroperasi dari April 2012.
Gas CBM dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di
Sanggata, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. PLTMG berhasil
menyalurkan energi kelistrikan ke sekitar 2500 rumah penduduk.
Penggunaan gas CBM ini menghemat Rp 1.550 per KWH. Harga produksi
CBM Rp 1.150 per Kwh, sementara jika memakai solar mengeluarkan
biaya sebesar Rp 2.700 per Kwh. Total penghematan mencapai Rp 17
Miliar per tahun. Proyek CBM pertama ini mengkonsumsi 0,5 million cubic
feet per day. Kita dapat membayangkan berapa biaya yang dapat dihemat
apabila pemerintah memanfaatkan sumber daya CBM dan digunakan
untuk pembangkit listrik di Indonesia.
Dari aspek lingkungan, pembakaran CBM menghasilkan emisi CO2 yang
jauh lebih sedikit daripada pembakaran batubara, sehingga berdampak
dalam pengurangan efek pemanasan global yang terjadi. Sebagai contoh,
emisi CO2 per unit listrik yang dihasilkan dari pembakaran batubara
sub bituminus adalah 1180 ton per GWH (Giga Watt Hour),
batubara bituminous menghasilkan 600 ton CO2 per GWH, sedangkan
hasil pembakaran CBM hanya menghasilkan 25 ton per GWH. Pembakaran
CBM juga bebas sulfur sehingga tidak menghasilkan sulfur oksida yang
dikenal bisa mengakibatkan polusi dan hujan asam.
Industri CBM di Indonesia telah didukung dengan adanya kebijakan
pemerintah seperti •
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (2)
dan (3). Undang-Undang No. 22 Tahun 2011 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi yang telah diamandemen dengan PP No.
34/2005 (Pasal 1 ayat 2, 6, dan 7 Pasal 103). Permen ESDM 1669K/30/MPE/1998 tentang Implementasi Bisnis Gas
Metana Batubara. Permen ESDM No. 033 Tahun 2006 yang diamandemen dengan
Permen ESDM No. 036 Tahun 2008 tentang Pengusahaan Gas
Metana Batubara.
Coal bed methane atau (CBM) merupakan sumber daya alam yang dimiliki
indonesia dengan jumlah yang sangat besar. CBM dapat menjadi salah
satu sumber energi alternatif agar Indonesia tidak hanya bergantung
kepada BBM. Dengan keberadaan potensi CBM yang besar di Indonesia
maka diperlukan adanya pengembangan potensi CBM oleh pemerintah
pusat, daerah, dan swasta dalam peningkatan kesejahteraan dan
keberlanjutan masa depan bahan bakar di Indonesia.
Pemerintah sebaiknya meningkatkan pengembangan dan penyosialisasian
CBM sebagai bahan bakar yang efektif dan ramah lingkungan kepada
masyarakat baik nasional maupun internasional sehingga potensi ini
dapat meningkatkan perekonomian bangsa, mendatangkan investor asing
dan dalam negeri untuk bekerjasama dalam eksploitasi Coal Bed Methane
di Indonesia.
Berdasarkan sumber daya batubara Indonesia, sesungguhnya sangat logis
jika batubara dijadikan sebagai sumber energi utama nasional di masa
mendatang. Namun demikian dengan semakin ketatnya regulasi yang
berkaitan dengan perlindungan lingkungan utamanya terkait dengan isu
pemanasan global, maka batubara di masa mendatang menjadi kurang
kompetitif dari aspek lingkungan dibanding energi lain yang termasuk
kategori clean energy, seperti gas bumi.
Dengan demikian, karena cadangan gas minyak bumi tidak bisa
digunakan untuk jangka panjang, maka perlu dicari alternatif energi lain
yang termasuk kategori clean energy namun potensinya cukup melimpah,
dan Coal Bed Methane bisa menjadi salah satu alternatifnya.
Referensi
http://vibiznews.com/2015/01/09/prospek-pertambangan-batubara-tahun-2015/
( diakses 29 April 2015 pukul 23.00)
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/coalbed-
methane/item269
( diakses 29 April 2015 pukul 23.15)