PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB...

44
PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh M. FADLI ROBBI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTA

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

M. FADLI ROBBI

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

ABSTRAK

PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTA BANDAR

LAMPUNG

OLEH:

M. FADLI ROBBI

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yangdalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu sertabersifat mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantumdalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasiPemerintah. Pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung bertujuan untukmeningkatkan profesionalisme dari pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil dalam rangkameningkatkan kualitas pelaksanaan tugas Pemerintahan dan Pembangunan. Hal ini diatur dalamPermenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnyadan Permenpan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas PenyelenggaraanUrusan Pemerintahan di daerah dan Angka Kreditnya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pengisian Jabatan Fungsional diInspektorat Kota Bandar Lampung dan apa saja faktor penghambat pengisian JabatanFungsioanal di Inspektorat Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah melalui pendekatan normatif dan pendekatan empiris.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengisian jabatan fungsional di Inspektorat KotaBandar Lampung melalaui tiga cara; (1) pegawai negeri sipil yang diangkat untuk pertama kali;(2) pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan fungsional yang dilaksanakan sesuaidengan formasi jabatan; (3) pengangkatan pegawai negeri sipil dari jabatan lain ke dalam jabatanfungsional. Faktor Penghambat Pengisian Jabatan Fungsional yang dihadapi adalah faktorpeserta diklat yang gagal dalam ujian, faktor belum memenuhi syarat dan faktor batas usia. Saranyang dapat diberikan sebaiknya pemerintah Kota Bandar Lampung tetap melakukan perbaikanterhadap pengisian jabatan fungsional di inspektorat kota bandar lampung dan memperhatikanformasi agar mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkanoleh Pejabat yang berwenang dan memperhitungkan perbandingan antara jumlah PejabatFungsional dengan beban kerja yang ada pada unit kerja yang bersangkutan.

Kata Kunci: Pengisian, Jabatan Fungsional, Inspektorat

Page 3: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

ABSTRACT

RECRUITMENT OF FUNCTIONAL POSITION IN INSPECTORATE OF BANDARLAMPUNG CITY

BY:

M. FADLI ROBBI

The position of civil servants is a Functional position that shows the tasks, responsibilities,authority and rights of a civil servant in a unit of organization in the implementation of the taskbased on the skills and/or specific skills and are independent. Functional position on substance isnot listed in the technical structure of the Organization, but very necessary in the principal tasksin the Organization of the Government. Charging the Office in Bandar Lampung CityInspectorate was formed with the aim of seeing an increase in the professionalism of careerdevelopment for civil servants in order to improve the quality of implementation of governanceand development. It is be regulated by Permenpan No. 220 in 2008 about Functional Position ofthe Auditor and Permenpan No. 15 in 2009 about Functional Position of the Supervisor of theimplementation of government affairs in the region.

Problems in this research is how the application of Functional Filling in Inspectorate City ofBandar Lampung and what are the factors inhibiting filling of Position Fungsioanal inInspectorate Bandar Lampung. The method used in this research is through normative approachand empirical approach.

Based on the results of the research note that charging the Office in Bandar Lampung CityInspectorate there are three ways; (1) civil servant who was appointed for the first time; (2) theappointment of civil servants in a functional position is performed according to the formation ofthe Office; (3) the appointment of civil servants from other Office into a functional Office.Factors Restricting the filling of the post of the Functional factor is training participantsencountered that fails the test, factors not yet qualified and age limits. Advice may be givenshould the Government of the city of Bandar Lampung keep doing improvements againstcharging Office in bandar lampung city Inspectorate and observing the formation to carry outbasic tasks for a specific period determined by the competent authority and take account of thecomparison between the number of Officials with the workload in the work unit concerned.

Keywords: Recruiment, Functional Position, City Inspectorate

Page 4: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTA

BANDAR LAMPUNG

Oleh

M. FADLI ROBBI

SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA HUKUM

PadaBagian Hukum Administrasi NegaraFakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Page 6: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Page 7: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama M. Fadli Robbi, anak kedua dari dua bersaudara

Putra dari pasangan Bapak A. Nurul Fajri Osman (Alm) dan Ibu

Rina Paulina. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal

13 Juli 1992.

Penulis memasuki pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Perkemas Bandar

Lampung pada tahun 1997 dan lulus pada tahun 1998. Kemudian Penulis

melanjutkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar SD Perkemas Bandar Lampung

pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 3 Bandar Lampung dan lulus pada tahun

2007. Kemudian Penulis melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMA

Negeri 4 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum,

Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri).

Page 8: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

vi

MOTO

“Jangan pernah menyerah sebelum berusaha”

“ If I don’t win, I learn”

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”

Page 9: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

ix

SANWACANA

Segala puji kehadirat Allah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih Lagi

Maha Penyayang. Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis ucapkan rasa syukur

kehadirat Allah Azza Wajalla, atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Sholawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW yang telah terpilih sebagai penyampai risalah dan penuntun manusia menuju

jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat

kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul “Pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar

Lampung” sebagai karya ilmiah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan ketulusan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya atas ketulusan mereka selama ini. Ucapan terima kasih ini secara khusus

penyusun sampaikan kepada:

Page 10: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

x

1. Abi dan Umi tercinta, yang selalu sabar memberikan cinta kasih, dukungan,

memberikan motivasi dan terus mendo’akan saya.

2. Pembimbing I dan Pembimbing II, Ibu Nurmayani, S.H., M.H. dan Ibu Upik

Hamidah, S.H., M.H. yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan lain-

lain untuk senantiasa sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi

saya.

3. Pembahas I dan Pembahas II, Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H. dan Bapak

Satria Prayoga, S.H., M.H. yang bersedia menjadi penguji dalam skripsi saya

dan segala arahan yang telah diberikan.

4. Pembimbing Akademik, Ibu Rehulina, S.H., M.H. yang telah membantu

penulis dan memberikan solusi serta arahan dalam perkuliahan.

5. Dekan Fakultas Hukum, Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum.

6. Dosen-Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengetahuannya untuk menyelesaikan program studi

penulis.

7. Karyawan dan Staf di Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang membantu

dan menyemangati penulis.

8. KA.SUB.BAG Umum dan Kepegawaian Inspektorat Kota Bandar Lampung

Ibu Ritati yang telah bersedia memberikan data informasi dan pemahaman

mengenai penelitian skripsi saya.

Demikianlah sekilas kata pengantar dari penulis, penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan penelitian ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan yang

perlu disempurnakan lagi, oleh karena itu sudi kiranya kepada pembaca untuk bisa

Page 11: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

xi

memberi masukan yang membangun guna penyusunan karya-karya ilmiah yang

lain. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Aamiin ya rabbal ‘alamin.....

Bandar Lampung, Agustus 2017Penulis,

M. Fadli RobbiNPM. 1012011218

Page 12: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup………………………………………….12

1.2.1 Rumusan Masalah………………………………………………………….12

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………………...12

1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………………………….12

1.3.2 Kegunaan Penelitian………………………………………………………12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil………………………………………..14

2.1.1 Pengertian Jabatan…………………………………………………………14

2.1.2 Pengertian Jabatan Fungsional………………………………………….…15

2.1.3 Jenis dan Kriteria Jabatan Fungsional…………………………………..…15

2.1.4 Wewenang Penetapan Jabatan Fungsional……………………………...…16

2.2 Inspektorat Kabupaten/Kota……………………………………………………..17

2.2.1 Arti penting Inspektorat…………………………………………………....17

2.2.2 Fungsi Inspektorat………………………………………………………....19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendeketan Masalah……………………………………………………………..21

3.1.1 Pendekatan Yuridis Empiris……………………………………………….21

Page 13: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

3.2 Sumber Data……………………………………………………………………22

3.2.1 Data Primer………………………………………………………………..22

3.2.2 Sekunder…………………………………………………………………..22

3.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data……………………………….24

3.3.1 Pengumpulan Data…………………………………………………………24

3.3.2 Pengolahan Data…………………………………………………………...24

3.4 Analisis Data……………………………………………………………………..25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Inspektorat Kota Bandar Lampung…………………………..26

4.2 Pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung…………...35

4.2.1 Jabatan Fungsional Auditor………………………………………………..35

4.2.2 Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di

Daerah (P2UPD)…………………………………………………………41

4.3 Faktor Penghambat Pengisian Jabatan Fungsional………………………………46

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………49

5.2 Saran……………………………………………………………………………..50

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….52

LAMPIRAN

Page 14: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan sebuah implementasi dari cita-cita

otonomi daerah berdasarkan UUD 1945 yang mengharapkan efisiensi, efektifitas dan

tuntutan konstitusional yang berkaitan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan negara

berdasarkan hukum. Pasca reformasi rakyat di daerah memiliki kedaulatan untuk

mengurus dan mengatur pemerintahan daerahnya, hal ini merupakan perwujudan dari

negara hukum karena kedaulatan rakyat merupakan unsur materil dari sebuah negara

hukum.

Pemerintahan daerah di Indonesia bersendikan otonomi daerah yang menghendaki

rakyat daerah mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya masing-masing sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini bertujuan

untuk mendekatkan pemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga

pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada

pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata.

Page 15: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

2

Otonomi adalah penyerah urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang

bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi

adalah mencapai efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat.

Tujuan yang hendak tercapai dalam penyerahan ini antara lain adalah1:

a. Menumbuh kembangkan daerah dalam berbagi bidang;

b. Meningkatkan pelayanan masyarakat;

c. Menumbuhkan kemandirian daerah; dan

d. Meningkatkan daya saing daerah dalam proses pertumbuhan.

Pada pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang

selanjutnya disingkat dengan UUDNRI hasil amandemen keempat ditegaskan bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-

daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten

dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Dari ketentuan tersebut memberikan landasan riil terhadap pembentukan daerah

otonom dengan asas desentralisasi, ketentuan tersebut telah dituangkan dengan

penegasan otonomi seluas-luasnya, otonomi nyata, dan bertanggung jawab yang

semua diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 secara tegas dinyatakan bahwa

otonomi daerah yang dianut adalah otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Hal

tersebut berarti bahwa pemerintahan daerah adalah tetap sebagai bagian integral dari

pemerintahan nasional. Meskipun demikian daerah diberi wewenang merencanakan,

1 HAW. Wijadja, 2001.Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom, Jakarta: Raja Grafindo, Hlm. 76

Page 16: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

3

melaksanakan serta mempertanggung jawabkan pembangunan daerahnya atas

prakarsa dan tanggung jawabnya sendiri.

Pemberian otonomi daerah telah membuka peluang dan kesempatan yang sangat luas

kepada daerah otonom untuk melaksanakan kewenangannya secara mandiri, luas,

nyata dan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan mutu pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta daya

saing daerah. Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemerintahan

melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi yang harus ada dalam

pemerintahan dan dilaksanakan secara profesional dalam rangka pencapaian sasaran

tujuan organisasi secara efektif dan efesien.2

Keberadaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah sangatlah penting dalam rangka mewujudkan tujuan yang

diinginkan. Menurut Klaus Obermayer, seperti yang dikutip Belinfante3, Perencanaan

dalam Hukum Administrasi Negara adalah suatu (keseluruhan peraturan yang

bersangkut paut yang mengusahakan sepenuhnya mewujudkan suatu keadaan tertentu

yang teratur) tindakan-tindakan (tindakan yang berhubungan secara menyeluruh)

yang memperjuangkan dapat terselenggaranya suatu keadaan teratur secara tertentu.

Sedangkan didalam pembangunan, perencanaan merupakan awal dari suatu proses

Administarsi. Menurut Philipus pada negara hukum kemasyarakatan modern, rencana

selaku figur hukum dari hukum administrasi tidak dapat lagi dihilangkan dari

2C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2004.Pemerintahan Daerah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,Hlm. 463A.D. Belinfante dan Burhanudin Batoeh, 1983.Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Bandung:Binacipta, Hlm. 75

Page 17: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

4

pemikiran. Perencanaan dijumpai pada berbagai kegiatan pemerintahan, misalnya

pengaturan tata ruang, pengurusan kesehatan dan pendidikan dan juga dalam

penyusunan anggaran. Belinfante yang dikutip Philiphus, rencana

merupakankeseluruhan tindakan yang saling berkaitan dari tata usaha negara

yangmengupayakan terlaksananya keadaan tertentu yang tertib/teratur. Jadi untuk

terlaksananya kegiatan dalam menentukan tujuan pemerintah daerah, hanya

perencanaan yang berkekuatan hukum yang memiliki arti hukum administrasi, karena

suatu perencanaan menunjukan apa yang akan dijalankan oleh tata usaha negara pada

suatu lapangan tertentu.

Berkaitan dengan defenisi dari rencana (planning) menurut Syafrudin yang mengutip

dari Rade and de Smit merangkup beberapa defenisi rencana anatara lain,

perencanaan adalah member bentuk kepada situasi yang akan datang, untuk mencapai

hal tersebut harus dirinci secara jelas keinginan yang ada serta serta harus ditetapkan

sasaran yang dikehendaki, jadi dengan demikian harus dirumuskan problema yang

bersangkutan dengan hal itu. Menurut Bulthuis yang dikutip oleh Van Wijk ,

menyatakan rencana dapat digunakan sebagai sarana untuk mengsinkronisasikan

berbagai rencana kebijakan pemerintah. Van de Haan berpendapat melelui rencana,

pemerintah mencoba menyelaraskan kebijakan antar lembaga-lembaga pemerintahan

dan badan-badan hukum publik yang sifatnya saling terkait.4

4Ridwan Tjandra. Hukum Administrasi Negara. Penerbit Universitas Atmajaya, Yoyakarta,2008, hal.23.

Page 18: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

5

Sementara pelaksanaan merupakan fungsi hukum administrasi negara yang tergolong

pokok dan penting. Untuk mewujudkan suatu tujuan atau target, maka haruslah ada

pelaksanaan yang merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan sehingga

tercapai tujuan yang diharapkan.

Sedangkan pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah

perencanaan dan pelaksanaan.Pengawasan sering dimaknai dengan beberapa

pengertian. Anatara lain, pengontrolan (controlling), pengendalian, pengarahan,

pemimpinan dan sebagainya. Pengawasan memiliki arti menguji, memeriksa,

memverifikasi atau bahkan mengecek apakah segala sesuatu terjadi sudah sesuai

dengan rencana, instruksi yang dikeluarkan, atau prinsip dan asas yang telah

ditetapkan.5Menurut Sujamto, Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenernya mengenai pelaksanaan tugas dan

kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

Dalam rangka pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh

Pemerintah, Gubernur dan Bupati/Walikota, maka dibentuklah Aparat Pengawas

Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP dalam hal ini disebut Inspektorat.

Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah menjelaskan bahwa Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas

5H. Bohari, S.H., Pengawasan Keuangan Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, hlm. 3.

Page 19: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

6

penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah kabupaten/kota.

Konsep otonomi daerah dan pemerintahan yang baik merupakan rangkaian kegiatan

pemerintahan yang semuanya akan bermuara kepada peningkatan kualitas aparatur

negara kualitas pelayanan dan percepatan partisipasi masyarakat, termasuk

didalamnya adalah aspek pengawasan. Sesuai UU No.8 Tahun 2005 pasal 24 tentang

pengawasan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 79 Tahun 2005

tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah,

menyatakan bahwa inspektorat kabupaten/kota merupakan aparat pengawas internal

pemerintah daerah.

Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),

diperlukan peran pengawasan internal pemerintah secara optimal dan berkualitas.

Melalui pengawasan intern dapat diketahui sejauh mana suatu instansi pemerintah

telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan

efisien, sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan serta sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 24 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur mengenai

Inspektorat Kabupaten/Kota. Pada Pasal 26 Ayat (4) di jelaskan bahwa Inspektorat

Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap:

1. Pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota;

Page 20: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

7

2. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa;

3. Pelaksanaan urusan pemerintahan desa;

Selanjutnya pada Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005

ditegaskan bahwa aparat pengawas intern pemerintah melakukan pengawasan sesuai

dengan fungsi dan kewenangannya melalui:

1. Pemeriksaan dalam rangka masa berakhirnya masa jabatan kepala daerah;

2. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu;

3. Pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-waktu dari unit/satuan

kerja;

4. Pengutusan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya

penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme;

5. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan

kegiatan;

6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan

pemerintahan desa.

Inspektorat kota Bandar Lampung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah kota

Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga

teknis daerah dan satuan polisi pamong praja daerah kota Bandar lampung.

Inspektorat kota Bandar Lampung merupakan auditor internal pada pemerintah kota

Bandar Lampung dan melakukan tugas dan wewenang sebagai aparatur pengawas

internal pemerintah kota Bandar lampung. Dalam melaksanakan tugas pokok dan

Page 21: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

8

fungsinya inspektorat kota Bandar Lampung berpedoman kepada Peraturan Walikota

Bandar Lampung No. 20 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja

Inspektorat Kota Bandar Lampung.

Sumber daya yang ada pada Inspektorat Kota Bandar Lampung terutama sumber daya

manusia. Sumber daya manusia tersebut terdiri dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil

yang ditempatkan pada Inspektorat Kota Bandar Lampung, dibantu oleh beberapa

non pegawai negeri sipil selaku tenaga harian lepas (THL) yang pada dasarnya

bekerja melaksanakan tugas, pokok, fungsi dan program Inspektorat Kota Bandar

Lampung sesuai dengan tingkat kewenangan yang tercermin dalam struktur jabatan

masing-masing.

Pemerintahan daerah dapat dikatakan berhasil apabila pelayanan pemerintah kepada

masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan bersama.Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan

aparatur pemerintahan yang cakap dan kapabel dalam menyelenggarakan tugasnya

melayani masyarakat dan mengabdi kepada negara.Pegawai negeri berkedudukan

sebagai aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas

Negara, pemerintahan dan pembangunan.6

Pegawai negeri mempunyai peran penting sebab pegawai negeri merupakan unsur

aparatur Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam

6Jum Anggriani, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 164.

Page 22: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

9

rangka mencapai tujuan nasional.7 Hal tersebut dapat terwujud dengan dimulai dari

bagaimana negara menerima dan merekrut pegawai negeri karena dengan perekrutan

atau pengangkatan pegawai negeri secara benar dan baik akan berimbas pada kinerja

mereka nantinya.

Era otonomi memang memberikan keleluasaan bagi daerah-daerah di Indonesia untuk

membangun dan memajukan di daerahnya masing-masing.Namun perlu digaris

bawahi bahwa paradigma pembangunan kini tidak hanya terbatas pada pembangunan

secara fisik, tak kalah pentingnya adalah peningkatan dari segi kualitas aparatur

negara sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyelenggarakan pemerintahan

dan pembangunan.Kedudukan pegawai negeri sebagai Sumber Daya Manusia (SDM)

berperan penting sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses

penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan dan pembangunan. Sumber Daya

Manusia (SDM) memiliki andil besar dalam menentukan maju atau berkembangnya

sutau organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan pula

bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya.8

Visi dalam konteks pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintahan di

masa yang akan datang, yaitu mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

profesional mampu bersaing dan mengantisipasi perkembangan dunia yang pesat di

7M. Makhfuz, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, hlm. 105.8“Pentingnya SDM yang Berkualitas dalam Pemerintahan”, dalamhttp://logowa.ui.ac.id/w/287_pentingnya-sdm-yang-berkualitas-dalam-pemerintahan/, diakses 6September 2014.

Page 23: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

10

berbagai aspek kehidupan sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan serta

memiliki kinerja yang tinggi.9

Di era otonomi daerah, dimana kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan

terutama pelayanan terhadap masyarakat telah diberikan kepada daerah menuntut

masing-masing daerah berlomba-lomba memperbaiki sistem pelayanan publik di

tingkat daerah. Tak terkecuali kota Bandar Lampung sebagai ibu kota Provinsi

Lampung yang terus berupaya meningkatkan pelayanan dan kinerjanya terhadap

masyarakat. Salah satu upayanya dapat kita lihat pada usahanya dalam pengisian

jabatan fungsional di inspektorat kota Bandar Lampung.

Inspektorat kota Bandar Lampung merupakan aparat pengawas fungsional yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada walikota Bandar Lampung.

Inspektorat memiliki peran penting dalam rangka tertib dan optimalisasi pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

yang baik. Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan

Kabupaten/Kota, Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa, Susunan Organisasi Inspektorat

provinsi kabupaten/kota terdiri atas: a. Inspektur; b. Sekretariat; c. Inspektur

Pembantu; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional

menurut Pasal 16 ayat (2) mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

bidang tenaga fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Mengingat pentingnya peran Jabatan Fungsional dalam

9Ibid., hlm. 107.

Page 24: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

11

Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandar lampung, maka pengisian Jabatan

Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung berbeda dengan Jabatan Struktural.

Berpijak dari latar belakang tersebut, maka dari aspek hukum administrasi perlu

diadakan penelitian dengan judul :“PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI

INSPEKTORAT KOTA BANDAR LAMPUNG”.

Page 25: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

12

1.2. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1.2.1. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah penerapan pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota

Bandar Lampung?

b. Apakah faktor-faktor penghambat pengisian Jabatan Fungsioanal di Inspektorat

Kota Bandar Lampung?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan dari pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat

Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dari pengisian Jabatan

Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang hukum administrasi negara dalam hal ini tentang

pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung.

Page 26: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

13

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:

a. Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada

Inspektorat Kota Bandar Lampung, dalam rangka meningkatkan mutu dalam

pengisian Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung.

b. Sebagai salah satu syarat akademik bagi penulis untuk menyelesaikan Strata

Satu pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Page 27: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

2.1.1 Pengertian Jabatan

Jabatan menurut Utrech adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap yang diadakan dan

dilakukan guna kepentingan Negara (kepentingan umum). Ditambahkannya bahwa

setiap jabatan merupakan suatu lingkungan pekerjaan tetap yang dihubungkan dengan

organisasi sosial tertinggi yang diberi nama Negara. Yang dimaksud jabatan disini

adalah jabatan Negara.10

Menurut Pasal 1 ayat c UU Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

yang dimaksud dengan jabatan negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan termasuk didalamnya jabatan

dalam kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan kepaniteraan

pengadilan.

10 Jum Anggriani, Hukum Administrasi Negara, Op.Cit.,hlm. 159.

Page 28: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

15

Menurut UU Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan Undang Undang Nomor 8

tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 1 ayat 6, Jabatan Karier adalah

jabatan struktural dan fungsional yang hanya dapat diduduki pegawai negeri sipil

setelah memenuhi syarat yang ditentukan.

2.1.2 Pengertian Jabatan Fungsional

Dalam rangka pengembangan profesionalisme dan pembinaan karier Pegawai Negeri

Sipil serta peningkatan mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

Pengertian Jabatan fungsional menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah

kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang

Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat

mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak

tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas

pokok dalam organisasi Pemerintah.

2.1.3 Jenis dan Kriteria Jabatan Fungsional

Jenis rumpun jabatan fungsional disusun dengan menggunakan perpaduan

pendekatan antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai

Page 29: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

16

dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas

umum pemerintahan.

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil menurut Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai

Negeri Sipil terdiri atas Jabatan Fungsional Keahlian dan Jabatan Fungsional

Keterampilan. Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi

profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi dibidang keahlianya. Sedangkan Jabatan Fungsional

Keterampilan adalah jabatan fungsional teknisi atau penunjang profesional yang

pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaaan pengetahuan teknis di

satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih.

2.1.4 Wewenang Penetapan Jabatan Fungsional

Presiden menetapkan rumpun jabatan fungsioanal atas usul menteri yang menangani

urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara. Menteri yang

menangani urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara

menetapkan jabatan fungsional dan angka kredit jabatan fungsional serta instansi

pembina jabatan fungsional berdasarkan usul pimpimpinan instansi pemerintah yang

bersangkutan setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Kepala Badan

Kepegawaian Negara.

Page 30: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

17

2.2 Inspektorat Kabupaten/Kota

2.2.1 Arti Penting Inspektorat

Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan ditingkat Departemen yang tugas

pokoknya adalah membantu Menteri dalam menyelenggarakan pengawasan umum

atas segala aspek kegiatan yang menjadi tanggung jawab Departemen.Lembaga ini

bukan hanya membantu Menteri dalam menyelenggarakan pengawasan atas

keuangan pembangunan saja, melainkan dalam seluruh aspek penyelenggaraan tugas

yang di emban atas Menteri yang bersangkutan.Jadi, kedudukan Inspektorat terhadap

Menteri, yakni membantu Menteri dalam menyelenggarakan pengawasan umum atas

seluruh kegiatan pemerintahan.Inspektorat Daerah Provinsi dan Inspektorat Daerah

Kabupaten/Kota masing-masing bernaung dalam Departemen Dalam Negeri.211

Inspektorat Kabupaten/Kota menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi

dan Kabupaten/Kota adalah aparat pengawas fungsional yang berada dibawah dan

bertanggunjawab kepada bupati/walikota. Inspektorat kabupaten/kota berkedudukan

di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota dan secara teknis

administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah kabupaten/kota.Inspektorat

kabupten/kota mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

11 Bohari, 1992.Pengawasan Keuangan Negara, Jakarta: Rajawali Pers, Hlm. 33

Page 31: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

18

Inspektorat sebagai salah satu lembaga pengawas yang diberi tugas dan wewenang

melaksanakan pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

khususnya terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, memiliki peran yang sangat

menentukan guna terwujudnya pemerintah daerah yang bebas dari Kolusi, Korupsi

dan Nepotisme (KKN) sehingga tercapai daya guna dan hasil guna pembangunan

nasional bagi kesejahteraan masyarakat.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 218

ayat (1) diatur bahwa pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi:

a. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah

Kemudian dalam pasal (2) pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dilaksanakan oleh aparat pengawas intern Pemerintah sesuai peraturan perundang-

undangan. Pengawas intern Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan

inspektorat. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah Bahwa Inspektorat merupakan unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki tugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan, pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah kabupaten/kota.

Page 32: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

19

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dimaksudkan agar proses

kegiatan yang ditujukan untuk menjamin Pmerintahan Daerah berjalan secara efisien

dan efektif sesuai dengan rencana ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 23

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 menjelaskan bahwa pengawasan yang

dilakukan oleh pengawas intern pemerintah (inspektorat) dalam pemerintahan daerah

meliputi:

a. Pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi,

kabupaten/kota dan pemerintahan desa; dan

b. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupaten/kota, dan

pemerintahan desa.

2.2.2 Fungsi Inspektorat

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 218 ayat (1) huruf a UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah Bahwa pengawasan dilaksanakan oleh aparat

pengawas intern pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan, dalam hal ini

adalah inspektorat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat merupakan unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan mempunyai tugas pokok melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi,

pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah kabupaten/kota, dan

pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota. Inspektorat dalam

melaksanakan tugas, yaitu dengan menyelenggarakan fungsi:

Page 33: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

20

a. Perencanaan program pengawasan;

b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

Fungsi Inspektorat wilayah Kabupaten/Kota adalah312:

a. Memeriksa terhadap setiap perangkat pemerintahan kabupaten/kota,

pemerintahan kota administratif, kecamatan, desa yang meliputi bidang-

bidang pembinaan sosial politik, pemerintahan umum, pembinaan otonomi

daerah, kepegawaian, keuangan dan pembangunan;

b. Pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala dari setiap instansi dalam

lingkungan pemerintahan kabupaten/kota;

c. Pengusutan mengenai laporan atau pengaduan tentang adanya hambatan,

penyimpangan atau pengaduan tentang adanya hambatan, penyimpangan atau

penyalahgunaan di bidang pembinaan pemerintahan umum, pembinaan

otonomi daerah, pembinaan pemerintahan desa, kepegawaian dan keuangan.

12 Bohari hlm 35

Page 34: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau

beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.113

3.1. Pendekatan Masalah

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan,

yuridis empiris.

3.1.1 Pendekatan Yuridis Empiris

Pendekatan Yuridis Empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara menggali

informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui secara lebih jauh

mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara

dengan Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pengisian jabatan fungsional di

Inspektorat Kota Bandar Lampung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

lapangan yang lebih akurat.

13Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.32.

Page 35: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

22

3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

3.2.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara lisan dari pihak-pihak yang terkait

dalam penelitian ini melalui wawancara.Pengumpulan data primer dilakukan dengan

menggunakan tehnik wawancara terhadap Inspektorat Kota Bandar Lampung. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui secara pasti prosedur pengisian jabatan fungsional di

Inspektorat Kota Bandar Lampung yang dapat berfungsi sebagai data pelengkap.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan

perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui tahapan-

tahapan berikut :

a. Penentuan sumber data sekunder (sumber primer dan sekunder), berupa

perundang-undangan (undang-undang dan peraturan daerah), dokumen hukum,

catatan hukum, dan literatur perizinan (hasil penelitian, dsb);

b. Menginvertarisasi data yang relevan dengan rumusan masalah dengan cara

membaca, mempelajari, mengutip/mencatat, dan memahami maknanya;

c. Pengkajian data yang sudah terkumpul dengan cara menelaah literatur-literatur

dan bahan kepustakaan lainnya agar mempermudah pembahasan penelitian ini

serta untuk menentukan relevansinyadengan kebutuhan dan rumusan masalah.

Page 36: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

23

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikatseperti

peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan yang erat kaitannnya dengan bahan hukum primer, yang dapat

memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer. Berupa peraturan

pelaksanan dan peraturan pelaksana tekhnis yang berkaitan dengan pokok

bahasan, seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan,

memberikan informasi, petunjuk dan penjelasanterhadap bahan hukum primer

dan sekunder, bukan merupakan bahan hukum, namunsecara signifikan dapat

dijadikan bahan analisa terhadap penerapan kebijakan hukum dilapangan,

seperti hasil penelitian , buletin, majalah , artikel-artikel di internet dan bahan-

bahan lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Page 37: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

24

3.3 Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan Data

3.3.1. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh

prosedur sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan (Library Reasearch).

Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara

membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang ada

hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku, peraturan

perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan

dengan masalah yang dibahas.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi Lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian

langsung pada tempat atau objek penelitian.

3.3.2. Pengolahan Data

Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Identifikasi

Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan dengan

pengisian Jabatan Fungsional di InspektoratKota Bandar Lampung.

Page 38: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

25

2. Editing

Editing yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari keteranganpara

responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untukmengetahui apakah data

tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya.Semua data

yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam

penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan

diambil data yang diperlukan.

3. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang

telah ditentukan secara sistematis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis.

4. Penyusunan Data

Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data

tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu langkah selanjutnya setelah data tersusun secara

sistematis, kemudian dilanjutkan dengan penarikan suatu kesimpulan yang

bersifat umum dari datum yang bersifat khusus.

3.4 Analisis Data

Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu

menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif

sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis guna

menjawab permasalahan yang ada.

Page 39: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah dimuat pada bab hasil dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan hal-hal antara lain :

1. Jabatan Fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung ada 2 (dua), yaitu:

Jabatan Fungsional Auditor dan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD). Dalam rangka memenuhi kebutuhan

formasi Jabatan Fungsional di lingkungan Inspektorat Kota Bandar Lampung

dilakukan pengisian melalui:

a. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali untuk mengisi formasi

Jabatan Fungsional melalui pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS)

b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional yang

dilaksanakan sesuai dengan formasi

c. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan

Fungsional

Page 40: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

50

2. Faktor penghambat yang dihadapi dalam pengisian Jabatan Fungsional di

Inspektorat Kota Bandar Lampung adalah adanya peserta diklat yang tidak lulus

ujian diklat pembentukan Jabatan Fungsional, tidak terpenuhinya syarat yang

sudah ditentukan, usia yang sudah melewati batas ketentuan minimal, sedang

terkena hukuman disiplin dan tidak lulus sertifikasi.

5.2 SARAN

1. Sebaiknya dibuat regulasi tentang rentang waktu minimal setelah mendapatkan

sertifikat lulus ujian Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional untuk dapat

mengajukan diri diangkat dalam Jabatan Fungsional, Hal ini diperlukan untuk

menjaga keseimbangan beban kerja antara Sekretariat dengan tenaga Fungsional

Pengawas.

2. Sebaiknya Pegawai Negeri Sipil yang mengikuti Diklat Pembentukan Jabatan

Fungsional lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti diklat agar

dapat lulus dalam ujian diklat.

3. Sebaiknya Inspektorat Kota Bandar Lampung melakukan sosialisasi secara rutin

kepada Pegawai Negeri Sipil nya yang ingin ditempatkan dalam Jabatan

Fungsional agar mampu memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan

memberikan dorongan pada Pegawai Negeri Sipil nya agar semangat untuk lulus

sertifikasi.

4. Sebaiknya antara Instansi Pembina Jabatan Fungsional dan Inspektorat

Kabupaten/Kota terjalin komunikasi yang baik dan harmonis, agar persetujuan dari

Page 41: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

51

Instansi Pembina Jabatan Fungsional tidak terlambat diterima oleh Inspektorat

Kabupaten/Kota

Page 42: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

52

DAFTAR PUSTAKA

Literatur:

Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti

A.D. Belinfante dan Burhanudin Batoeh. 1983. Pokok-Pokok Hukum Administrasi

Negara. Bandung: Binacipta

Anggriani, Jum. 2012.Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu

Badan Pusat Statistika, 2013, Bandar Lampung

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2004. Pemerintahan Daerah di Indonesia.

Jakarta: Sinar Grafika

H. Bohari. 1992.Pengawasan Keuangan Negara.Jakarta: Rajawali Pers

HAW. Wijadja. 2001. Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom. Jakarta: Raja Grafindo

Makhfuz, M. 2013.Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu

Philipus M Hadjon dkk.1996.Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.

Yogyakarta: GadjahMada University Press

Ridwan Tjandra. 2008.Hukum Administrasi Negara. Yoyakarta: Universitas

Atmajaya

Page 43: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

53

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Uundang-Undang Nomor8 Tahun 2005 tentang Pengawasan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Daerah kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah

Kota Bandar Lampung

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok,

Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Bandar Lampung

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 220 Tahun 2008

tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009

tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di

daerah dan Angka Kreditnya

Page 44: PENGISIAN JABATAN FUNGSIONAL DI INSPEKTORAT KOTAdigilib.unila.ac.id/28128/3/KRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Permenpan Nomor 220 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

54

Data Elektronik

“Pentingnya SDM yang Berkualitas dalam Pemerintahan”, dalam

http://logowa.ui.ac.id/w/287_pentingnya-sdm-yang-berkualitas-dalam-pemerintahan/,

diakses 6 September 2014