tugas EPID

download tugas EPID

of 10

description

tugas Epidemiologi

Transcript of tugas EPID

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Gizi adalah suatu organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestif, absorbsi, tansportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Pada saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, adanya daerah miskin gizi (iodium). Kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menyangkut

    multidisiplin dan selalu harus dikontrol terutama masyarakat yang tinggal di negara-negara baru berkembang. Selanjutnya karena menyangkut masyarakat banyak, kekurangan gizi yang terjadi pada sekelompok masyarakat tertentu menjadi masalah utama di dunia. Masalah penyebab kekurangan gizi (malnutrisi) dalam kelompok masyarakat saat ini merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Menurut Gibson (2005), pengertian gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan pengukuran antropometri. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai. Sedangkan menurut Pedoman Pelaksanaan Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menutut tinggi badan(BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmur kwashiorkor.

  • 2

    B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah faktor penyebab penyakit Gizi Buruk ? 2. Bagaimana Interaksi antara Host, Agent, dan Penyakit pada Gizi Buruk ? 3. Bagaimanakah riwayat alamiah Gizi Buruk ? 4. Model Epidemiologi apa yang digunakan pada penyakit Gizi Buruk ?

    C. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor penyebab Gizi Buruk. 2. Mengetahui interaksi antara Host, Agent, dan Penyakit pada Gizi Buruk. 3. Mengetahui riwayat ilmiah pada Gizi Buruk. 4. Mengetahui Model Epidemiologi yang digunakan pada penyakit Gizi Buruk.

  • 3

    BAB II

    ISI

    A. Faktor Penyebab Gizi Buruk 1. Penyebab Langsung

    a. Penyakit Infeksi

    b. Asupan gizi yang meliputi kurang terpenuhinya Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan Kurang Vitamin A (KVA).

    2. Penyebab Tidak Langsung a. Kemiskinan keluarga.

    b. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah. c. Sanitasi lingkungan yang buruk. d. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai. e. Kurangnya persediaan pangan. f. Menu makan yang tidak seimbang. g. Adanya daerah kurang gizi (iodium).

    3. Penyebab Lain a. Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada

    umur 6 bulan atau lebih. b. Balita tidak mendapat ASI eksklusif (ASI saja) atau sudah mendapat

    makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan. c. MP-ASI kurang dan tidak bergizi. d. Setelah umur 6 bulan balita jarang dsiusui. e. Balita menderita sakit dalam waktu lama seperti diare, campak, TBC,

    batuk pilek. f. Kebersihan kurang dan lingkungan kotor.

    B. Interaksi antara Host, Agent, dan Penyakit Host termasuk dalam variabel ini adalah bayi, anak, dan orang dewasa. Penyebabnya adalah adanya penyakit, tingkat pertumbuhan yang tinggi, hamil,

  • 4

    kerja berat, cacat lahir, lahir prematur, dan faktor pengaruh perorangan, seperti masalah emosional.

    Agent, variabel agent sebagai penyebab malnutrisi adalah kuarang makan dan kurang terpenuhinya asupan gizi yang seimbang dan sesuai. Karena agent berinteraksi dengan host maka host akan menimbulkan berbagai gejala-gejala kurang gizi yang akan berdampak buruk. Selain itu faktor lingkungan juga sangat menentukan karena jika lingkungan tidak mendukung atau dapat diatikan lingkungan kotor dan sanitasi kurang baik maka akan banyak menimbulkan penyakit lain yang mengakibatkan agent lain selain agent nutrient menjadi sebab gizi buruk, seperti penyakit campak, diare, TBC dll. Ada faktor lain selain agent, host dan environment, yaitu faktor lain penyebab gizi buruk, yaitu faktor sosial ekonomi dan tingkat pendidikan. Faktor sosial ekonomi meliputi kemiskinan dan faktor pendidikan meliputi kurangya pengetahuan tentang asupan gizi yang baik. Keadaan ini dapat digambarkan secara epidemiologi sebagai variabel triad yang merupakan tiga faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit malnutrisi: 1) host, 2) agent, dan 3) lingkungan

    Interaksi Tiga variabel yang merupakan Tiga Faktor Penyebab terjadinya Malnutrisi (Triad)

    HOST

    DISEASE

    AGENT ENVIRONMENT Sumber: Williams S.R. (1989). Nutrition and Diet Therapy

    C. Riwayat Alamiah Gizi Buruk Tanda-tanda Gizi Buruk secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

    1. Marasmus

    Beberapa tanda klinis, antara lain : a. Kurus kering

    b. Tampak hanya tulang dan kulit

  • 5

    c. Otot dan lemak bawah kulit atropi (mengecil) d. Wajah seperti orang tua e. Berkerut/keriput f. Layu dan kering g. Diare umum terjadi

    Marasmus terjadi karena faktor-faktor : - Masalah sosial yang kurang menguntungkan

    - Kemiskinan

    - Infeksi

    - Mkiroorganisme pathogen penyebab diare - Kecepatan pertumbuhan melambat - Tidak ada dermatitis dan depigmentasi - Tidak ada edema - Tumbuh kerdil, mental dan emosi terganggu - Tidur gelisah, apatis dan merengus - Menarik diri dari lungkungannya - Suhu tubuh subnormal karena tak mempunyai lemak subkutan yang

    menjaga tetap hangat - Aktivitas metabolisme minimal - Jantung melemah

    2. Kwashiorkor

    Beberapa tanda klinis, antara lain : a. Pertumbuhan dan mental mundur, perkembangan mental apatis b. Edema c. Otot menyusut (kurus) d. Depigmentasi rambut dan kulit e. Karakteristik di kulit: timbul sisik, gejala kulit itu disebut dengan flaky

    paint dermatosis f. Hipoalbuminemia, infiltrasi lemak dalam hatiyang reversibel g. Atropi dari kelenjar Acini dari pankreas sehingga produksi enzim untuk

    merangsang aktivitas enzim untuk mengeluarkan juice duodenum terhambat, diare

  • 6

    h. Anemia moderat (selalu bentuk normokhromik, tetapi sering kali bentuk makrositik)

    i. Masalah diare dan infeksi memjadi koomponen gejala klinis j. Menderita kekuranagn vitamin A, dihasilkan karena ketidakcukupan

    sintesis plasma protein pengikat retinol sehingga sering kali timbul gejala kebutaan yang tetap/permanen

    3. Marasmus Kwashiorkor Merupakan campuran gejala klinis marasmus dan kwashiorkor.

    D. Model Epidemiologi yang digunakan pada Gizi Buruk Model Epidemiologi yang digunakan adalah WEB CAUSATION karena penyakit Gizi Buruk disebabkan oleh banyak faktor, dimana antara faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan sebab akibat.

  • 7

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan Gizi Buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh. Umumnya gizi buruk diderita oleh balita karena pada usia tersebut terjadi peningkatan energi yang sangat tajam dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi virus/bakteri. Adapun penyebab dari gizi buruk adalah : a. Penyebab Langsung b. Penyebab Tidak Langsung c. Penyebab Lain.

    Sedangkan tipe dari gizi buruk ada tiga macam, yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor. Dalam penyebaran penyakit gizi buruk terdapat hubungan antara host, agent, dan lingkungan yang satu sama lain terkait dan mempunyai huubungan sebab akibat. Masing-masing tipe gizi buruk mempunyai tanda-tanda klinis yang berbeda. Tipe Model Epidemiologi yang digunakan pada penyakit gizi buruk adalah Model Web Causation.

    B. Saran Perlu dilakukan penanggulangan terhadap Gizi Buruk yang dilakukan terpadu, diantaranya : 1. Pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan

    produksi beraneka ragam pangan. 2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK). 3. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan rujukan yang dimulai dari

    Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit. 4. Upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan Pangan

    dan Gizi (SKPG).

  • 8

    5. Peningkatan komunikasi, edukasi, dan informasi di bidang pangan dan gizi.

    6. Peningkatan teknologi pangan. 7. Intervensi langsung pada sasaran melalui pemberian makanan tambahan

    (PMT), kapsul vit A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta minyak beriodium.

    8. Peningkatan Kesehatan Lingkungan. 9. Fortifikasi bahan pangan vit A, iodium, dan zat besi. 10. Pengawasan makanan dan minuman. 11. Penelitian dan pengembangan pangan dan gizi. .

  • 9

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Almatsier, sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    2. Donny. Diunduh pada tanggal 25 Maret 2013. Epidemiologi Gizi Buruk. : http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/11/epidemiologi-

    gizi-buruk/ 3. Indrawani, M yovnne, dkk. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

    Rajawali Pers.

  • 10