Tugas Dr Budi

13
No . Kasus Emergency Peralatan Obat yang diperlukan 1. Luka Bakar Infus set,cairan antiseptik,kasa,sarung tangan,satu set perawatan luka/packingset,Stetoskop,t ermometer,sphymanometer,tan du Larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%,Parasetamol oral(10–15 mg/kgBB setiap 6 jam) atau analgesik narkotik IV seperti morfin sulfat (0.05–0,1 mg/kg BB IV setiap 2–4 jam) jika sangat sakit. 2. Eksaserbas i asma akut. Nebulizer,Tabung oksigen,Kanul hidung,infus set,alat spirometer portabel,alat mengukur vital sign. Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol ) Kortikosteroid:200 mg hidrokortison atau dengan dosis 3-4 mg/kg BB IV,metilprednisolon 40- 60 mg I.V. 3. Heat Alat mengukur vital Larutan ringer A. Kasus Emergency dan persiapan peralatan&obat di

description

tugas

Transcript of Tugas Dr Budi

No.A. Kasus Emergency dan persiapan peralatan&obat di ambulans

Kasus EmergencyPeralatanObat yang diperlukan

1.Luka BakarInfus set,cairan antiseptik,kasa,sarung tangan,satu set perawatan luka/packingset,Stetoskop,termometer,sphymanometer,tanduLarutan Ringer laktat dengan glukosa 5%,Parasetamol oral(1015 mg/kgBB setiap 6 jam) atau analgesik narkotik IV seperti morfin sulfat (0.050,1 mg/kg BB IV setiap 24 jam) jika sangat sakit.

2.Eksaserbasi asma akut.Nebulizer,Tabung oksigen,Kanul hidung,infus set,alat spirometer portabel,alat mengukur vital sign.

Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol )Kortikosteroid:200 mg hidrokortison atau dengan dosis 3-4 mg/kg BB IV,metilprednisolon 40- 60 mg I.V.

3.Heat StrokeAlat mengukur vital sign,oksimetri,tabung oksigen,kanul hidung,infus set,foley kateter dan kantong urin,EKG portabel,Larutan ringer laktat,Es pack, Diazepam 10 mg IV ,klorpromazin 25-50 mg iv

4.HipotermiAlat mengukur vital sign,Selimut hangat,Tabung oksigen,kanul hidungCairan infus intravena yang diberikan adalah cairan NaCl 0,9% atau cairan intravena campuran dekstrosa 5% dalam NaCL 0,9%.

5.StrokeKanul oksigen,tabung oksigen,alat ukur vital sign,infus set,tandu,alat cek gula darahLarutan dekstrosa 40% iv, Insulin drip intravena, NaCl 0,9% 250 mL, Dopamin 2-20 g/kg/menit, Diazepam 5-20 mg iv, labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2 menit)sampai 20 mg (pemberian dalam 10 menit) maksimum 300 mg,Enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam,Kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral, Manitol dosis 1 gram/kg BB bolus IV, Oksigen1-2 liter/menit.

6.Cedera kepalaInfus set,Tabung oksigen,kanul hidung,alat intubasi,alat mengukur vital sign,suction,cairan antiseptik,larutan Nacl 0,9%,satu set perawatan luka,cervical collar,tandu,alat ukur saturasi O2&C02.Manitol dosis 1 gram/kg BB bolus IV,Furosemid diberikan bersamaan dengan manitol untuk menurunkan TIK dan akan meningkatkan diuresisdosis 0,3 0,5 mg/kg BB IV,NaCl o,9 % atau Rl,Gunakan morfin (nyeri berat) dengan dosis kecil ( 4 6 mg ) IV,Phenobarbital &Phenytoin, Lidokain 1%/mepivakain 0,5%

7.Syok AnafilatikAlat AED,tabung oksigen,alat mengukur vital sign,kanul hidung, tandu,spuit,alat oksimeter,EKG,infus set,Adrenalin adrenalin 0,3-0,5 ml 1:1000 IM/I.V dosis untuk dewasa, 0,01 ml/kgBB pada anak-anak,Aminofilin 250 mg IV,Difenhidramin HCL 50 mg,Hidrokortison 100mg.

8.Near drawningAlat AED,tabung oksigen,alat mengukur vital sign,kanul hidung,suction,satu alat perawatan luka,selimut,tandu,spuit,alat oksimeter,EKG portabel,collar neck,spinal board.Adrenalin adrenalin 0,3-0,5 ml I.V dosis untuk dewasa, 0,01 ml/kgBB pada anak-anak,Natriumbikarbonat dengan dosis 1 mEq/kg BB secara intravena,Bronkodilatorseperti aminofilin intravena atau nebulisasi agonis-2.

9.Glaukoma akutSenter, Opthalmoskop, Tonometri Schiotz,Pilokarpin 2% / 4% setiap 15 menit,Asetazolamid 2X250 mg oral/500 mg bolus IV (efektif mengatasi nausea),Mannitol 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan,Gliserin 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan.

10.Cedera ekstremitasAlat ukur vital sign,satu set minor surgery,satu set alat perawatan luka,cairan antiseptik,alat balut bidai,tandu,kasa,papan fiksasi untuk fraktur,spuit,infus set,sarung tanganMorfin (nyeri berat) dengan dosis kecil ( 4 6 mg ) IV, Larutan Ringer laktat,serum ATS 1.500 IU,lidokain 1%/mepivakain 0,5%,

11.Cardiac arrestKanul oksigen,tabung oksigen,alat ukur vital sign,infus set,tandu,Epineprin: utamanya karena memiliki efek -adrenergic reseptor-stimulating (vasokonstriktor). Efek -adrenergik dari epinephrine dapat meningkatkan CPP (coronary perfusion pressure/aortic relaxation diastolic pressure minus right atrial relaxation diastolic pressure) dan tekanan perfusi cerebral selama RJP. Untuk efek -adrenergik dari epinephrine, masih kontoversi karena berefek meningkatkan kerja miokardium dan mengurangi perfusi subendokardial.Berdasarkan kerjanya tersebut, jadi cukup beralasan jika pemberian 1 mg epinephrine IV setiap 3-5 menit dianjurkan pada cardiac arrest. Dosis lebih tinggi hanya diindikasikan pada keadaan khusus, seperti pada overdosis -blocker atau calcium channel blocker. Jika akses vena (IV) terlambat atau tidak ditemukan, epinephrine dapat diberikan endotrakeal dengan dosis 2 mg sampai 2,5 mg.

12.Keracunan dan penyalahgunaan obatAlat ukur vital sign,tabung oksigen,oksimetri,spuit, Obat-obat resusitasi haruslah secepatnya dipersiapkan. Suplemen oksigen untuk menjaga Saturasi O2 sekurang 95%. Monitor : tanda vital tiap 5 -15 menit, pulse oximetry. Pasang saluran IV perifer. Pasang kateter urin (tergantung kasus) Kontrol kejang atau disritmia : protokol standar dapat digunakan kecuali pada kasus keracunan siklik anti depresan, dimana komplikasi jantung dan susunan syaraf pusat dapat dicegah dengan alklinisasi pada darah pada PH 7.5.hal ini dapat dikompensasi dengan hiperventilasi atau pemberian sodium bikarbonat atau keduanya.

13.PneumothorakAlat ukur vital sign, tabung oksigen, Menilai beratnya pneumothoraks Tindakan dekompresi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar, ada beberapa cara : Menusukkan jarum melalui dinding dada sampai masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.

14.StrokeAlat ukur vital sign, tabung oksigen, infus, tandu Pertahankan jalan nafas Oksigen nasal kanul dengan saturasi >95% Perbaiki sirkulasi : IV salin 0% dengan kedepatan 20 ml/jam. Bila terjadi kejang : beri diazepam 5-20mg slow IV, acetaminophen 650mg Jika terjadi perdarahan intraserebral dan subaraknoid beri aspirin 300mg tablet

15.EpitaksisVital sign, kapas peyumbat.Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu :-Menghentikan perdarahan-Mencegah komplikasi-Mencegah berulangnya epistaksis

B. Pasien mengalami syok setelah di injeksi antibiotik dan obat yang digunakan.Obat yang dapat digunakan1. AdrenalinDosis0,3 0,5 ml (dewasa) / anak : 0,01 ml/kgBB

Cara pemberian0,5 ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan Nacl fisiologis dan diberikan secara IV.Pemberian dapat diulang 5-10 menit.

Cara kerja obatObat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh darah, melebarkan bronkus, dan meningkatkan aktivitas otot jantung. Adrenalin bekerja sebagai penghambat pelepasan histamin dan mediator lain yang poten. Mekanisme kerja adrenalin adalah meningkatkan cAMP dalam sel mast dan basofil sehingga menghambat terjadinya degranulasi serta pelepasan histamine dan mediator lainnya. Selain itu adrenalin mempunyai kemampuan memperbaiki kontraktilitas otot jantung, tonus pembuluh darah perifer dan otot polos bronkus. Adrenalin selalu akan dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan darah naik seketika dan berakhir dalam waktu pendek.

2. AminofilinDosis5 mg/kgBB

Cara pemberian Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan Intravenous

Cara KerjaTeofilin, sebagai bronkodilator, memiliki 2 mekanisme aksi utama di paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan menekan stimulan yang terdapat pada jalan nafas (suppression of airway stimuli). ;Mekanisme aksi yang utama belum diketahui secara pasti. Diduga efek bronkodilasi disebabkan oleh adanya penghambatan 2 isoenzim yaitu phosphodiesterase (PDE III) dan PDE IV. ;Sedangkan efek selain bronkodilasi berhubungan dengan aktivitas molekular yang lain. Teofilin juga dapat meningkatkan kontraksi otot diafragma dengan cara peningkatan uptake Ca melalui Adenosin-mediated Chanels.2

C. Tempat tempat rawan yang di temui saat travelling1. BENCANA BANJIRDapat terjadi di tempat wisata yang memiliki aliran air baik sungai, bendungan, waduk dan sumber air lainnya. Terjadi karena meluapnya ketinggian air dari biasanya. Yang dapat dilakukan: Mengawasi lingkungan sekitar dan paham akan ciri-ciri terjadi banjir, seperti naiknya permukaan air. Menggunakan alas kaki yang sebisa mungkin meminimalisir kontak dengar air. Dimaksudkan untuk mengurangi factor resiko penyakit terkait banjir Menjauhi genangan air dan berada di permukaan yang lebih tinggi dari air. Mematikan aliran listrik.

2. BENCANA TANAH LONGSOR.Dapat terjadi di tempat wisata yang berada pada kemiringan tanah tertentu. Baik di bawah tebing, lereng gunung, dan diatas gunung. Contoh nya di Makam Imogiri, tebing pantai di Gunungkidul. Yang dapat dilakukan : Menghindari daerah rawan bencana Jika terjadi longsoran, berusaha menjauhi longsoran kea rah samping dari longsiran, mengingat jalur longsor pada umumnya terjadi dengan kecepatan tinggi dan mengarah kedepan dari muka longsoran.

3. BENCANA GUNUNG APITerjadi pada gunung dengan status aktif. Sebelumnya akan diumumkan status gunung pada badan terkait. -berusaha memperhatikan pemberitahuan dari badan terkait-menjauhi area larangan berkunjung-mengenakan masker penutup hidung-segera melakukan evakuasi dengan arahan dari petugas.-memperhatikan sumber air bersih maupun sanitasi, mengingat kasus emergency yang tak terduga, yang memungkinkan pemberian fasilitas seadanya.4. BENCANA GEMPA BUMI.Dapat terjadi di berbagai tempat wisata di Indonesia. Yang dapat dilakukan:-menghindari gedung yang dinilai rapuh mudah roboh-jika berada didalam gedung, perhatikan jalur evakuasi-jika terjadi gempa dan berada di dalam gedung, lari ketempat yang kokoh, seperti bawah meja.5.BENCANA TSUNAMIDapat terjadi di bibir pantai. Yang dapat dilakukan:-perhatikan jalur evakuasi-kenali ciri-ciri tsunami-jika terjadi segera mencari tempat yang tinggi, yang dinilai tidak terkena arus air6. BENCANA KEBAKARANDapat terjadi pada wilayah yang berpotensi terbakar, seperti wisata kerajinan kayu, hutan yang kering. Dll.-dilakukan penilaian lingkungan, potensi apa yang dapat menyebabkan sumber api dan perembetan api-menilai sumber air untuk pemadaman api-jika terjadi, jauhi sumber api,-gunakan masker hidung-usahakan untuk tidak panic-berusaha memadamkan api, dan mencegah perembetan api7. BENCANA KEKERINGANDapat terjadi di tempat wisata yang berada di khatulistiwa, saat musim kemarau panjang Berusaha mencari sumber air bersih Hindari terpapar sinar matahari terlalu lama Berusaha mendinginkan tubuh, Perhatikan higienitas makanan

8. BENCANA WABAH PENYAKITDapat terjadi di berbagai tempat wisata, Kenali epidemiologi penyakit di lokasi tujuan Gunakan pencegahan semaksimal mungkin dengan konsultasi kepada dokter Perhatikan higienitas makanan Hindari vector-vektor penyebab penyakit