Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

7
Nama : Ana Hulliyyatul Jannah NIM : 1013015042 Kelas : B Kelompok : V (lima) Tugas Praktikum Farmakokinetika (Diskusi Akhir) Pertanyaan: 1. Bagaimanakah parameter-parameter uji disolusi sediaan tersebut di atas? Apakah memenuhi ketentuan dalam FI IV? Jelaskan! 2. Bila terdapat perbadaan antar sediaan atau dengan ketentuan yang terdapat dalam Farmakope apa penyebabnya (faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinetika disolusi suatu sediaan) ? Jawaban: 1. Parameter % Q dalam sediaan I dan sediaan II telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang tertera dalam FI IV, yaitu lebih dari 80 % (124,83 % untuk sediaan I dan 125,46 % untuk sediaan II), namun kadar amoxicillin dalam kedua sediaan tersebut melebihi batas yang seharusnya pada sediaan kaplet amoxicillin yang tertera di FI IV yaitu 95% - 120%. 2. Kinetika disolusi suatu sediaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Suhu

Transcript of Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

Page 1: Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

Nama : Ana Hulliyyatul Jannah

NIM : 1013015042

Kelas : B

Kelompok : V (lima)

Tugas Praktikum Farmakokinetika (Diskusi Akhir)

Pertanyaan:

1. Bagaimanakah parameter-parameter uji disolusi sediaan tersebut di atas? Apakah

memenuhi ketentuan dalam FI IV? Jelaskan!

2. Bila terdapat perbadaan antar sediaan atau dengan ketentuan yang terdapat dalam

Farmakope apa penyebabnya (faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinetika disolusi

suatu sediaan) ?

Jawaban:

1. Parameter % Q dalam sediaan I dan sediaan II telah memenuhi persyaratan dan ketentuan

yang tertera dalam FI IV, yaitu lebih dari 80 % (124,83 % untuk sediaan I dan 125,46 %

untuk sediaan II), namun kadar amoxicillin dalam kedua sediaan tersebut melebihi batas

yang seharusnya pada sediaan kaplet amoxicillin yang tertera di FI IV yaitu 95% - 120%.

2. Kinetika disolusi suatu sediaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Suhu

Semakin tinggi suhu maka akan memperbesar kelarutan suatu zat yang bersifat

endotermik serta akan memperbesar harga koefisien zat tersebut.

b. Viskositas

Turunnya viskositas suatu pelarut juga akan memperbesar kelarutan suatu zat.

c. PH

pH sangat mempengaruhi kelarutan zat-zat yang bersifat asam maupun basa lemah.

Zat yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut jika berada pada suasana asam

sedangkan asam lemah akan lebih mudah larut jika berada pada suasana basa.

d. Ukuran Partikel

Semakin kecil ukuran partikel, maka luas permukaan zat tersebut akan semakin

meningkat sehingga akan mempercepat kelarutan suatu zat.

Page 2: Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

e. Polimorfisme dan Sifat Permukaan Zat

Polimorfisme dan sifat permukaan zat akan sangat mempengaruhi kelarutan suatu zat,

adanya polimorfisme seperti struktur internal zat yang berlainan, akan mempengaruhi

kelarutan zat tersebut dimana kristal metastabil akan lebih mudah larut daripada

bentuk stabilnya. Dengan adanya surfaktan dan sifat permukaan zat yang hidrofob,

akan menyebabkan tegangan permukaan antar partikel menurun sehingga zat mudah

terbasahi dan lebih mudah larut.

(Martin, 1990)

Selain faktor-faktor tersebut adan juga faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi

obat secara in vitro antara lain adalah:

a. Sifat Fisika Kimia Obat

Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar terhadap kinetika disolusi. Luas permukaan

efektif dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikel. Laju disolusi akan

diperbesar karena kelarutan terjadi pada permukaan solut. Kelarutan obat dalam air

juga mempengaruhi laju disolusi. Obat berbentuk garam, pada umumnya lebih

mudah larut dari pada obat berbentuk asam maupun basa bebas. Obat dapat

membentuk suatu polimorfi yaitu terdapatnya beberapa kinetika pelarutan yang

berbeda meskipun memiliki struktur kimia yang identik. Obat bentuk kristal secara

umum lebih keras, kaku dan secara termodinamik lebih stabil daripada bentuk amorf,

kondisi ini menyebabkan obat bentuk amorf lebih mudah terdisolusi daripada bentuk

kristal (Shargel, 2005).

b. Faktor Formulasi

Berbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada sediaan obat dapat

mempengaruhi kinetika pelarutan obat dengan mempengaruhi tegangan muka antara

medium tempat obat melarut dengan bahan obat, ataupun bereaksi secara langsung

dengan bahan obat. Penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob seperti

magnesium stearat, dapat menaikkan tegangan antar muka obat dengan medium

disolusi. Beberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks dengan bahan

obat, misalnya kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang membentuk kompleks tidak

larut dengan tetrasiklin. Hal ini menyebabkan jumlah obat terdisolusi menjadi lebih

sedikit dan berpengaruh pula terhadap jumlah obat yang diabsorpsi (Shargel, 2005).

c. Faktor alat dan kondisi lingkungan

Adanya perbedaan alat yang digunakan dalam uji disolusi akan menyebabkan

perbedaan kecepatan pelarutan obat. Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi

Page 3: Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

kecepatan pelarutan obat, semakin cepat pengadukan maka gerakan medium akan

semakin cepat sehingga dapat menaikkan kecepatan pelarutan. Selain itu suhu,

viskositas dan komposisi dari medium, serta pengambilan sampel juga dapat

mempengaruhi kecepatan pelarutan obat.

(Swarbrick dan Boyland, 1994; Parrott, 1971)

Page 4: Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

Martin, Alfred., Swarbrick, James., dan Arthur Cammarata. 1990. Farmasi Fisik. Jakarta: UI

Press.

Parrot, E.L.1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Minneapolis:

Burgess Publishing Company.

Shargel, Leon, dan Andrew B.C.YU. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.

Surabaya: Airlangga University Press.

Swarbrick, James dan James C. Boylan. 1994. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.

New York: Marcel Dekker. Inc.

Page 5: Tugas diskusi akhir kinetik 2.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 21 Februari 2013

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

Ainun Marfu’ Laily Ana Hulliyyatul Jannah

NIM. 0913015023 NIM. 1013015042