Tugas Disaster

2
Nama Mahasiswa : Raup Sutrianto Nim : I31112037 Matakuliah : Disaster semester 6 Dosen Pengampu : Ns. Maria Fudji Hastuti, S.Kep, M.Kep -------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------ Penanggulangan Bencana Berbasi Komunitas Penanggulangan bencana adalah sebuah proses sistematis dengan menggunakan keputusan administratif, organisasi, keterampilan operasional, kapasitas implementasi, strategi, dan kapasitas dari masyarakat dalam mengurangi dampak dari ancaman alam, lingkungan, dan bencana teknologi. Maksud konsep “berbasis komunitas” adalah bahwa pekerjaan penanggulangan bencana dilaksanakan oleh dan bersama dengan komunitas di mana mereka berperan kunci dalam perencanaan, desain, Penyelenggaraan, pengawasan, dan evaluasi. Disepakati bahwa dalam pendekatan ini Komunitas adalah pelaku utama yang membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan penting sehubungan dengan penanggulangan bencana. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Konsep dasar yang dianut dalam undang-undang tersebut adalah adalah memberdayakan komunitas / masyarakat untuk terlibat secara lebih aktif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik dalam konteks pra-bencana, saat tanggap darurat, maupun pra- bencana. Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencanan berbasis komunita, diantaranya Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja. Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan keamanan dari bencana. Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan bencana. Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan kemampuan diri dalam menangani bencana. yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi kondisi akibat bencana. Berbagai tindakan langsung saat terjadi bencana yaitu Bunyikan tanda bahaya, Minta bantuan,Keputusan untuk mengungsi dari yang berwenang .selain itu tindakakn tanggap darurat dalam bencana seperti Penanganan korban ,Mengamankan keadaan di lokasi bencana ,Membuat laporan kondisi sarana ,Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan ,Penanganan jenazah Persiapan dapur umum ,Persiapan obat-obatan ,Putuskan aliran listrik ,Mempersiapkan lokasi pengungsian ,Mempersiapkan kendaraan . Saat pemulihan dalam bencana dibagi menjadi kebutuhan pemulihan yang mendesak dan kebutuhan pemulihan jangka panjang. Kebutuhan pemulihan mendesak seperti pemenuhan kebutuhan pribadi dan pemenuhan kebutuhan umum , sedangkan kebutuhan jangka panjang ialah Membangun perekonomian lokal , Perbaikan unsur-unsur rohani serta adat dan budaya , Perbaikan / membangun bangunan yang lebih permanen , Perbaikan / membangun fasilitas kesehatan yang permanen ,Perbaikan aliran listrik dan sistem komunikasi permanen ,Perbaikan produksi pangan ,Perbaikan dan pelestarian lingkungan ,Pemulihan pendidikan ,Tata guna tanah dan tata ruang wilayah. Pengurangan bencana berbasis komunitas Salah satu strategi yang dikembangkan dalam mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat adalah membuat sistem pengembangan PRBBK di level masyarakat sendiri, yang menitikberatkan kepada pendayagunaan potensi lokal, termasuk pemuda dan organisasi pemuda. Sedangkan pertimbangan yang mendasarinya seperti keterbatasan sumber daya para pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat,

description

JNOIKNLK

Transcript of Tugas Disaster

Nama Mahasiswa: Raup Sutrianto

Nim: I31112037

Matakuliah: Disaster semester 6

Dosen Pengampu: Ns. Maria Fudji Hastuti, S.Kep, M.Kep

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penanggulangan Bencana Berbasi Komunitas

Penanggulangan bencana adalah sebuah proses sistematis dengan menggunakan keputusan administratif, organisasi, keterampilan operasional, kapasitas implementasi, strategi, dan kapasitas dari masyarakat dalam mengurangi dampak dari ancaman alam, lingkungan, dan bencana teknologi. Maksud konsep berbasis komunitas adalah bahwa pekerjaan penanggulangan bencana dilaksanakan oleh dan bersama dengan komunitas di mana mereka berperan kunci dalam perencanaan, desain, Penyelenggaraan, pengawasan, dan evaluasi. Disepakati bahwa dalam pendekatan ini Komunitas adalah pelaku utama yang membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan penting sehubungan dengan penanggulangan bencana. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Konsep dasar yang dianut dalam undang-undang tersebut adalah adalah memberdayakan komunitas / masyarakat untuk terlibat secara lebih aktif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik dalam konteks pra-bencana, saat tanggap darurat, maupun pra-bencana.

Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencanan berbasis komunita, diantaranya Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja. Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan keamanan dari bencana. Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan bencana. Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan kemampuan diri dalam menangani bencana. yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi kondisi akibat bencana.

Berbagai tindakan langsung saat terjadi bencana yaitu Bunyikan tanda bahaya, Minta bantuan,Keputusan untuk mengungsi dari yang berwenang .selain itu tindakakn tanggap darurat dalam bencana seperti Penanganan korban ,Mengamankan keadaan di lokasi bencana ,Membuat laporan kondisi sarana ,Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan ,Penanganan jenazah Persiapan dapur umum ,Persiapan obat-obatan ,Putuskan aliran listrik ,Mempersiapkan lokasi pengungsian ,Mempersiapkan kendaraan .

Saat pemulihan dalam bencana dibagi menjadi kebutuhan pemulihan yang mendesak dan kebutuhan pemulihan jangka panjang. Kebutuhan pemulihan mendesak seperti pemenuhan kebutuhan pribadi dan pemenuhan kebutuhan umum , sedangkan kebutuhan jangka panjang ialah Membangun perekonomian lokal , Perbaikan unsur-unsur rohani serta adat dan budaya , Perbaikan / membangun bangunan yang lebih permanen , Perbaikan / membangun fasilitas kesehatan yang permanen ,Perbaikan aliran listrik dan sistem komunikasi permanen ,Perbaikan produksi pangan ,Perbaikan dan pelestarian lingkungan ,Pemulihan pendidikan ,Tata guna tanah dan tata ruang wilayah.

Pengurangan bencana berbasis komunitas Salah satu strategi yang dikembangkan dalam mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat adalah membuat sistem pengembangan PRBBK di level masyarakat sendiri, yang menitikberatkan kepada pendayagunaan potensi lokal, termasuk pemuda dan organisasi pemuda. Sedangkan pertimbangan yang mendasarinya seperti keterbatasan sumber daya para pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun non-pemerintah di semua level, baik level mikro (komunitas), level meso (kelompok komunitas/ organisasi/forum di bawah negara), maupun level makro (negara) mendorong disatukannya semua elemen sumber daya untuk menciptakan masyarakat yang aman, tanggap dan tangguh terhadap ancaman bencana, semua pihak dapat berpotensi terkena bencana. Masyarakat dapat menderita akibatmenjadi korban, menderita kerusakan dan kerugian serta mengalami gangguan psikologis, akses, dan lain-lain, ketika terjadi bencana, masyarakat adalah pihak yang merasakan langsung akibat bencana, sehingga masyarakatlah yang paling mengetahui kebutuhan-kebutuhannya untuk bertahan dan bangkit. Untuk itulah perencanaan penanggulangan berbasis masyarakat menjadi alat kontrol yang diharapkan efektif untuk menanggulangi bencana. Selain itu ada prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya kerja bersama, kontinuitas, kepeloporan, dukungan, keterbukaan dan relasi.