Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

19
TUGAS TERSTRUKTUR COMPOUNDING AND DISPENSING “ANTI SKABIESDisusun Oleh: Kelompok 7 Nama : 1. Firda Fatimah Al Ansya 2015000052 2. Inas Karimah Zatidini 2015000062 3. Lina Hidayanti Gulo 2015000072 4. Mayank Andhika R. 2015000082 5. Khafizah Daulay 2015000156 6. Nurul Giani L.P. 2015000166 Kelas : B FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2015

description

antiskabies

Transcript of Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Page 1: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 1

TUGAS TERSTRUKTUR

COMPOUNDING AND DISPENSING

“ANTI SKABIES”

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Nama : 1. Firda Fatimah Al Ansya 2015000052

2. Inas Karimah Zatidini 2015000062

3. Lina Hidayanti Gulo 2015000072

4. Mayank Andhika R. 2015000082

5. Khafizah Daulay 2015000156

6. Nurul Giani L.P. 2015000166

Kelas : B

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2015

Page 2: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit skabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau

atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei, ditandai dengan keluhan gatal,

terutama pada malam hari dan mudah menular melalui kontak langsung atau

tidak langsung. Penyakit skabies ini banyak diderita di masyarakat kita, maka

tak heran banyak penamaan untuk penyakit ini seperti gudik (gudikan), kudis

(kudisan), gatal agogo, budukan, dan lain-lain.

Penyakit skabies atau Kudis ini tidak akan sembuh dengan sendirinya. Untuk

menghilangkannya, dan agar tidak menyebar kepada orang lain, maka perlu

menggunakan obat skabies berbentuk krim khusus atau lotion yang dioleskan

pada kulit. Obat skabies cream ini mengandung permethrin atau kandungan

lainnya. Oleskan obat skabies merata ke seluruh permukaan kulit yang gatal, tapi

hindari daerah sekitar mata dan mulut. Setelah dioleskan biarkan, jangan terkena

air selama 8 sampai 14 jam (tergantung obatnya) baru kemudian dibersihkan

atau mandi.

Antihistamin (seperti interhistin, cetirizin, dll), krim steroid, atau, dalam

kasus yang parah, pil steroid dapat membantu mengurangi rasa gatal. Obat anti

gatal ini diminum sebelum menggunakan obat skabies di atas, tentu hal ini harus

berdasarkan rekomendasi dokter. Jika terdapat infeksi skunder yang ditandai

dengan nanah pada kulit yang gatal, maka diperlukan antibiotik.

B. Tujuan

1. Memberikan informasi mengenai penyakit skabies dan cara pengobatannya.

2. Dapat melakukan skrinning resep secara benar.

3. Dapat melakukan pelayanan resep secara benar di apotek sesuai dengan

standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004.

4. Dapat memberikan pengobatan yang rasional kepada pasien.

Page 3: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Skabies

A.1. Pengertian Skabies

Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau

Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa gatal

pada malam hari merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan

produktivitas. Penyakit skabies banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat

penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat kebersihan

kurankg. Skabies cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah, remaja bahkan

orang dewasa.

A.2. Etiologi

Penyebabnya penyakit skabies sudah dikenal lebih dari 100 tahun lalu sebagai

akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia

disebut Sarcoptes scabiei varian hominis. Sarcoptesscabiei termasuk filum

Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina,super famili Sarcoptes

Gambar 3. Morfologi Sarcoptes Scabiei

Page 4: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 4

Secara morfologi tungau ini berbentuk oval dan gepeng, berwarna

putih kotor, transulen dengan bagian punggung lebih lonjong

dibandingkan perut, tidak berwarna, yang betina berukuran 300-

350 mikron, sedangkan yang jantan berukuran 150-200 mikron.

Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan

kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Siklus hidup dari

telur sampai menjadi dewasa berlangsung satu bulan. Sarcoptes

scabiei betina terdapat cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4.

Sedangkan pada yang jantan bulu cambuk tersebut hanya dijumpai

pada pasangan kaki ke-3 saja.

A.3. Epidemiologi

Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain

sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan

seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti pasangan),

kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.

A.4. Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,

tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau

yang memerlukan waktu kurang lebih satu bulan setelah infestasi.

Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan

ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan

dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

A.5. Cara Penularan

Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun

tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:

1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)

Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti

berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada

orang dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering,

Page 5: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 5

sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang tua

atau temannya.

2. Kontak tidak langsung (melalui benda)

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui

perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan

mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian,

penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut

memegang peranan penting dalam penularan skabies dan

dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut.

A.6. Gambaran Klinis

Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda

dibawah

ini :

a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena

aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab

dan panas.

b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok,

misalnya dalam keluarga, biasanya seluruh anggota

keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan yang

padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang

berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal

keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya

terkena.

c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang

dicurigai berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis

lurus atau berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan

ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung

cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul polimorf

(gelembung leokosit).

d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik.

Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum tidur.

Page 6: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 6

Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah),

ekskoriasi (bekas garukan).

e. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan

rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela

jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung

berair pada kulit

A.7. Diagnosis Banding

a. Prurigo : Biasanya berupa papul, gatal, predileksi bagian

ekstensor ekstremitas, dan biasanya gatal pada malam hari.

b. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria

dan Papul.

c. Folikulitis : Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema

A.8. Penatalaksanaan Skabies

a. Penatalaksanaan secara umum.

Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan

mandi secara teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan

handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur

dan bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula

dengan anggota keluarga yang beresiko tinggi untuk

tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga

kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari

terjadinya kontak langsung. Secara umum meningkatkan

kebersihan lingkungan maupun perorangan dan

meningkatkan status gizinya. Beberapa syarat pengobatan

yang harus diperhatikan:

1) Semua anggota keluarga harus diperiksa dan semua

harus diberi pengobatan secara serentak

2) Higiene perorangan : penderita harus mandi

bersih, bila perlu menggunakan sikat untuk

menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang

akan dipakai harus disetrika.

3) Semua perlengkapan rumah tangga seperti

Page 7: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 7

bangku, sofa, sprei, bantal, kasur, selimut harus

dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari

selama beberapa jam.

b. Penatalaksanaan secara khusus.

Dengan menggunakan obat-obatan, obat-obat anti

skabies yang tersedia dalam bentuk topikal antara

lain:

1) Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan

kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.

Kekurangannya ialah berbau dan mengotori

pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.

Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2

tahun.

2) Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap

semua stadium, diberikan setiap malam selama

tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi

iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah

dipakai.

3) Gama benzena heksa klorida (gameksan =

gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losio,

termasuk obat pilihan karena efektif terhadap

semua stadium, mudah digunakan, dan jarang

memberi iritasi. Pemberiannya cukup sekali,

kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu

kemudia

4) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan

obat pilihan, mempunyai dua efek sebagai anti skabies

dan anti gatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan

uretra.

5) Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik

dibandingkan gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi

hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum

sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak anjurkan pada

bayi di bawah umur 12 bulan.

Page 8: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 8

A.9. Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta

syarat pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi (antara

lain hiegene), maka penyakit ini memberikan prognosis yang baik.

A.10. Pencegahan

Cara pencegahan penyakit skabies adalah dengan :

a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.

b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya

secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu.

c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.

d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.

e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian

yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.

f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi

parasit. Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak

langsung dengan penderita, mengingat parasit mudah menular pada

kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan penyakit kulit biasa,

dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat

mengganggu kehidupan sehari-hari. Bila pengobatan sudah

dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari infeksi

ulang, langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

a. Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara

merendam di cairan antiseptik.

b. Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat

dan gunakan seterika panas untuk membunuh semua

telurnya, atau dicuci kering.

c. Keringkan peci yang bersih, kerudung dan jaket.

d. Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.

Page 9: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 9

Dokter : dr. Balquist Faridah, Sp KK.

SIP 12013710079/43105/12151

Jakarta : 16 September 2015

Iter 4x

R/ Scabimite Cream 20 g No I

S.u.e 1 d d

Seluruh badan kecuali wajah &

kepala

Sebelum tidur

Pagi mandi

Pro : Nn. Najah

Umur : -

BAB III

ANALISIS RESEP

A. Resep

Page 10: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 10

B. Skrining Resep

A. Persyaratan Administratif

No. Komponen Keterangan

1. Nama Dokter dr. Balquist Farida, Sp KK.

Lengkap

SIP 1.2.01.3171.0079/43105/12.15.1

Alamat Jl. Pancoran Timur Raya (Perdatam

Raya) No. 24 RT 009 RW 08, Pancoran,

Jakarta Selatan

No. Telepon (021) 799 2460

No. Fax (021) 790 759

2. Tanggal 16-09-2015 Lengkap

3. Tanda R/ Ada Lengkap

4. Nama Bahan Scabimite cream Lengkap

Jumlah Bahan 20 g

5. Cara pemakaian

(Signa)

S.U.E 1 dd

Seluruh badan kecuali wajah dan kepala

Sebelum tidur

Pagi mandi

Lengkap

6. Paraf Dokter Ada Lengkap

7. Nama Pasien Nn. Najah

Tidak

Lengkap

Umur Tidak ada

BB/TB Tidak ada

Alamat Tidak ada

B. Persyaratan Farmasetik

1. Bentuk sediaan Cream

2. Dosis Permetrin 5%

3. Stabilitas Suhu sejuk dan tempat kering

4. Inkompatibilitas Tidak ada

5. Cara pemberian Topikal

6. Lama pemberian Tidak ada

C. Persyaratan Klinis

1. Alergi Tidak ada

2. Efek samping Dapat timbul rasa panas seperti terbakar,gatal, eritem,

serta hipertensi yang sifatnya ringan dan sementara

3. Interaksi Eritromisin, ketokonazol, simetidine

4. Kesesuaian (dosis,

durasi, jumlah obat)

Sesuai

Page 11: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 11

C. Spesialite Obat

Nama Obat Scabimite (Generik)

Komposisi Permetrin 5%

Produsen Yupharin

Indikasi Skabies

Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap Permetrin

Efek Samping Dapat timbul rasa panas seperti terbakar,gatal, eritem,

serta hipertensi yang sifatnya ringan dan sementara

Interaksi Obat Eritromisin, ketokonazol, simetidine

Dosis Sehari sekali pemakaian

Kemasan Tube 30 g krim dan 10 g krim

Harga Tube 30 g krim Rp 20.000,-

Tube 10 g krim Rp 7.200,-

D. Alur Pelayanan Resep

1. Setelah resep diterima dari pasien, apoteker wajib menanyakan

3 pertanyaan utama kepada pasien :

Apa yang dokter sampaikan tentang obat yang anda terima?

Apa yang dokter sampaikan tentang bagaimana cara pakai

obat anda?

Apa yang disampaikan dokter tentang harapan dari

pengobatan ini?

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan komunikasi

dengan dokter yang mengakibatkan kebingungan pada pasien

atas informasi yang diberikan.

2. Setelah mendapatkan jawaban, resep diskrining dan dianalisa,

apabila ditemukan kesalahan penulisan resep sebaiknya

langsung dikonfirmasikan kepada dokter

3. Cek persediaan obat di apotek

4. Hitung harga obat yang harus dibayarkan oleh pasien

5. Pemberian informasi awal hasil skrining resep dan harga resep,

untuk meminta persetujuan pasien agar resep dapat disiapkan

6. Apabila pasien bersedia dan telah membayar maka pasien

mendapatkan nomor antrian. Pada resep pun ditulis nomor

antrian yang sama seperti pasien

Page 12: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 12

7. Obat disiapkan :

Obat sediaan jadi

Untuk obat jadi seluruhnya diproses yang dilakukan hanya

pindah kemas.

8. Penulisan etiket, lengkap dengan nama pasien, tanggal

pemberian, nomor antrian resep dan aturan pakai yang harus

ditulis secara jelas, terbaca dan mudah dipahami agar tidak

terjadi kesalahan dalam pemakaian yang menyebabkan hasil

pengobatan tidak optimal.

9. Penulisan salinan resep agar pasien dapat menebus kembali sisa

obat.

10. Pengecekan ulang untuk memastikan obat yang akan diberikan

sudah tepat. Sesuaikan antara resep dengan obat yang telah

disiapkan.

11. Penyerahan obat kepada pasien:

Sesuaikan nomor antrian dengan resep.

Berikan informasi obat kepada pasien mengenai jumlah

obat, cara pemakaian, cara penyimpanan.

Berikan informasi mengenai efek samping yang mungkin

muncul serta mengingatkan pasien mengontrol penyakitnya

kembali setelah obat yang dikonsumsi akan habis.

Dapat disertai pemberian salinan resep, kuitansi

E. Penimbangan

No. Nama Bahan Bobot (g)

1. Scabimite 30 g 20 g

F. Cara Pembuatan

1. Diambil Scabimite 30 g dan dibuka kemasan serta tutup tube.

2. Ditimbang sebanyak 20 g scabimite dan dimasukan ke dalam

wadah baru.

3. Beri label dan etiket.

Page 13: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 13

G. Etiket & Kemasan

Etiket

Kemasan : Pot Plastik 20 g

H. Perhitungan Harga

Scabimite ( tube 30 g = Rp. 20.000,-)

HNA = (20.000,-)/tube

HJA = (1 tube x Rp. 20.000 x 1.1 x 1.25) + pelayanan + kemasan

= Rp. 27.500 + Rp. 2.000 + Rp. 500 = Rp. 30.000,-

Total harga = Rp. 30.000,-

Apotek Mawar Indah jl. Raya Pondok Bambu no. 12, Pondok cabai

Nomor Telepon : 021 – 88800088, 08156787654

Apoteker : Zaenab, S.Farm., Apt.

S.I.K : 1207/A

No. 2 Jakarta, 16-09-2015

Nn. Najah

Satu kali sehari

Untuk Pemakaian Luar

Seluruh badan kecuali wajah & kepala

Sebelum tidur

Pagi mandi

Page 14: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 14

I. Salinan Resep

Apotek Mawar Indah jl. Raya Pondok Bambu no. 12, Pondok cabai

Nomor Telepon : 021 – 88800088, 08156787654

Apoteker : Zaenab, S.Farm., Apt.

S.I.P.A : 1207/A

SALINAN RESEP

Nama dokter : dr. Balquist Faridah, Sp KK.

Tanggal resep : 16 September 2015

Nomor resep : 2

Nama pasien : Nn. Najah

ITER 4X

R/ Scabimite Cream 20 g No I

S.u.e 1 d d

Seluruh badan kecuali wajah & kepala

Sebelum tidur

Pagi mandi

det orig

Jakarta,……………….2015

P.C.C

(Zaenab, S. Farm, Apt.)

Page 15: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 15

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Umur, Berat badan dan tinggi badan pasien

Walaupun penggunaan obat secara topical, tetapi sebaiknya

tetap dituliskan guna memenuhi persyaratan kelengkapan resep.

2. Lama pemakaian

Terdapat iter 4x dalam resep, yang berarti resep tersebut dapat

ditebus sebanyak 5x pengambilan. Hal ini harus jelas karena

berkaitan dengan tingkat kesembuhan pasien, dimana

pengobatan harus rutin dilakukan sampai penyakit tersebut

sembuh, terlebih skabies merupakan penyakit menular sehingga

harus disembuhkan total agar tidak menulari manusia lainnya.

3. Dosis atau kadar obat

Pada resep digunakan scabimite cream dengan kemasan sediaan

20 g sedangkan diketahui bahwa kemasan sediaan scabimite

cream yang tersedia adalah 30 g dan 10 g, sehingga perlu

ditanyakan kepada dokter apakah alasan penggunaan scabimite

cream dengan kemasan sediaan sebesar 20 g dan apakah dengan

menggunakan kemasan sediaan sebesar 20 g sudah tepat atau

perlu dilakukan penggantian kemasan sediaan.

4. Cara pemakaian

Scabimite cream memiliki efek samping dapat timbul rasa panas

seperti terbakar, sehingga pada pemakaiannya scabimite cream

digunakan pada malam hari dan dioleskan di kulit bagian yang

terkena penyakit skabies kecuali bagian wajah dan kepala.

Setelah itu pada pagi harinya pasien harus mandi.

5. Pengobatan Non-Farmakologi

a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.

b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya

secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu.

c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.

d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang

lain.

e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian

yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.

f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Page 16: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 16

BAB V

KESIMPULAN

Pengobatan penyakit skabies pada kasus ini diberikan resep scabimite

cream dengan kemasan sediaan 20 g.

SARAN

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat pasien.

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus

memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri

sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan

obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif

dalam promosi dan edukasi mengingat penyakit skabies merupakan

penyakit yang mudah menular. Apoteker dapat ikut membantu

diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur,

poster, penyuluhan, dan lain lainnya yang berkaitan dengan

penyakit skabies.

Page 17: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 17

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2004.

IAI. ISO (Informasi Spesialite Obat) Vol. 48. Jakarta: Ikatan Apoteker

Indonesia. 2014.

MIMS Indonesia. Petunjuk Konsultasi (Edisi 14). Jakarta: BIP (Bhuana

Ilmu Populer. 2015.

BPOM RI. IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia). Jakarta:

BPOM RI. 2008.

Page 18: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 18

PERTANYAAN DISKUSI

1. Hesti

Apakah pemakaian scabimite cream digunakan keseluruh badan

secara merata? Bagaimanakah mekanisme penularan dari penyakit

skabies?

Jawab:

Scabimite cream hanya dioleskan pada kulit yang terkena infeksi

skabies saja. Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara

langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:

1) Kontak langsung (kulit dengan kulit)

Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti

berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang

dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada

anak-anak penularan didapat dari orang tua atau temannya.

2) Kontak tidak langsung (melalui benda)

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui

perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan

mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian,

penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang

peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa

sumber penularan utama adalah selimut.

2. Marissa

Apakah efek samping dari scabimite cream sama untuk setiap

individu? Apakah efek samping tersebut dapat memperparah

penyakit skabies?

Jawab:

Efek samping yang dapat timbul dari pemakaian scabimite cream

berbeda untuk setiap individu sebab kekuatan daya tahan tubuh tiap

individu berbeda. Efek samping tersebut tidak memperparah

penyakit skabies, hanya saja scabimite cream memiliki efek

samping dapat timbul rasa panas seperti terbakar, sehingga pada

pemakaiannya scabimite cream digunakan pada malam hari dan

Page 19: Tugas C&D AntiSkabies Kel.7

Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 19

dioleskan di kulit bagian yang terkena penyakit skabies kecuali

bagian wajah dan kepala. Setelah itu pada pagi harinya pasien harus

mandi.

3. Jeriyanti

Kemasan sediaan scabimite cream yang tersedia 30 g dan 10 g,

mengapa tidak diserahkan scabimite cream dengan kemasan sediaan

10 g sebanyak 2 tube bukankah hal tersebut lebih efisien?

Jawab:

Jika pasien diberikan scabimite cream dengan kemasan sediaan 10 g

sebanyak 2 tube dikhawatirkan dapat membingungkan pasien dalam

pemakaiannya, untuk menghindari hal tersebut digunakan scabimite

cream kemasan sediaan 30 g kemudian ditimbang sebanyak 20 g

dan dikemas didalam wadah pot plastik, sehingga lebih praktis dan

tidak membingungkan pasien selama penggunaan obat tersebut.