Tugas C&D AntiSkabies Kel.7
description
Transcript of Tugas C&D AntiSkabies Kel.7
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 1
TUGAS TERSTRUKTUR
COMPOUNDING AND DISPENSING
“ANTI SKABIES”
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Nama : 1. Firda Fatimah Al Ansya 2015000052
2. Inas Karimah Zatidini 2015000062
3. Lina Hidayanti Gulo 2015000072
4. Mayank Andhika R. 2015000082
5. Khafizah Daulay 2015000156
6. Nurul Giani L.P. 2015000166
Kelas : B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit skabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau
atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei, ditandai dengan keluhan gatal,
terutama pada malam hari dan mudah menular melalui kontak langsung atau
tidak langsung. Penyakit skabies ini banyak diderita di masyarakat kita, maka
tak heran banyak penamaan untuk penyakit ini seperti gudik (gudikan), kudis
(kudisan), gatal agogo, budukan, dan lain-lain.
Penyakit skabies atau Kudis ini tidak akan sembuh dengan sendirinya. Untuk
menghilangkannya, dan agar tidak menyebar kepada orang lain, maka perlu
menggunakan obat skabies berbentuk krim khusus atau lotion yang dioleskan
pada kulit. Obat skabies cream ini mengandung permethrin atau kandungan
lainnya. Oleskan obat skabies merata ke seluruh permukaan kulit yang gatal, tapi
hindari daerah sekitar mata dan mulut. Setelah dioleskan biarkan, jangan terkena
air selama 8 sampai 14 jam (tergantung obatnya) baru kemudian dibersihkan
atau mandi.
Antihistamin (seperti interhistin, cetirizin, dll), krim steroid, atau, dalam
kasus yang parah, pil steroid dapat membantu mengurangi rasa gatal. Obat anti
gatal ini diminum sebelum menggunakan obat skabies di atas, tentu hal ini harus
berdasarkan rekomendasi dokter. Jika terdapat infeksi skunder yang ditandai
dengan nanah pada kulit yang gatal, maka diperlukan antibiotik.
B. Tujuan
1. Memberikan informasi mengenai penyakit skabies dan cara pengobatannya.
2. Dapat melakukan skrinning resep secara benar.
3. Dapat melakukan pelayanan resep secara benar di apotek sesuai dengan
standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004.
4. Dapat memberikan pengobatan yang rasional kepada pasien.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Skabies
A.1. Pengertian Skabies
Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau
Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa gatal
pada malam hari merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan
produktivitas. Penyakit skabies banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat
penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat kebersihan
kurankg. Skabies cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah, remaja bahkan
orang dewasa.
A.2. Etiologi
Penyebabnya penyakit skabies sudah dikenal lebih dari 100 tahun lalu sebagai
akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia
disebut Sarcoptes scabiei varian hominis. Sarcoptesscabiei termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina,super famili Sarcoptes
Gambar 3. Morfologi Sarcoptes Scabiei
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 4
Secara morfologi tungau ini berbentuk oval dan gepeng, berwarna
putih kotor, transulen dengan bagian punggung lebih lonjong
dibandingkan perut, tidak berwarna, yang betina berukuran 300-
350 mikron, sedangkan yang jantan berukuran 150-200 mikron.
Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan
kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Siklus hidup dari
telur sampai menjadi dewasa berlangsung satu bulan. Sarcoptes
scabiei betina terdapat cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4.
Sedangkan pada yang jantan bulu cambuk tersebut hanya dijumpai
pada pasangan kaki ke-3 saja.
A.3. Epidemiologi
Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain
sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan
seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti pasangan),
kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.
A.4. Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau
yang memerlukan waktu kurang lebih satu bulan setelah infestasi.
Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
A.5. Cara Penularan
Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti
berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada
orang dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering,
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 5
sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang tua
atau temannya.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda)
Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui
perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan
mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian,
penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut
memegang peranan penting dalam penularan skabies dan
dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut.
A.6. Gambaran Klinis
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda
dibawah
ini :
a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena
aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab
dan panas.
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok,
misalnya dalam keluarga, biasanya seluruh anggota
keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan yang
padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya
terkena.
c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang
dicurigai berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis
lurus atau berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan
ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung
cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul polimorf
(gelembung leokosit).
d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik.
Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum tidur.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 6
Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah),
ekskoriasi (bekas garukan).
e. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan
rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela
jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung
berair pada kulit
A.7. Diagnosis Banding
a. Prurigo : Biasanya berupa papul, gatal, predileksi bagian
ekstensor ekstremitas, dan biasanya gatal pada malam hari.
b. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria
dan Papul.
c. Folikulitis : Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema
A.8. Penatalaksanaan Skabies
a. Penatalaksanaan secara umum.
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan
mandi secara teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan
handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur
dan bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula
dengan anggota keluarga yang beresiko tinggi untuk
tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga
kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari
terjadinya kontak langsung. Secara umum meningkatkan
kebersihan lingkungan maupun perorangan dan
meningkatkan status gizinya. Beberapa syarat pengobatan
yang harus diperhatikan:
1) Semua anggota keluarga harus diperiksa dan semua
harus diberi pengobatan secara serentak
2) Higiene perorangan : penderita harus mandi
bersih, bila perlu menggunakan sikat untuk
menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang
akan dipakai harus disetrika.
3) Semua perlengkapan rumah tangga seperti
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 7
bangku, sofa, sprei, bantal, kasur, selimut harus
dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari
selama beberapa jam.
b. Penatalaksanaan secara khusus.
Dengan menggunakan obat-obatan, obat-obat anti
skabies yang tersedia dalam bentuk topikal antara
lain:
1) Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan
kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Kekurangannya ialah berbau dan mengotori
pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.
Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2
tahun.
2) Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap
semua stadium, diberikan setiap malam selama
tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi
iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah
dipakai.
3) Gama benzena heksa klorida (gameksan =
gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losio,
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan, dan jarang
memberi iritasi. Pemberiannya cukup sekali,
kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu
kemudia
4) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan
obat pilihan, mempunyai dua efek sebagai anti skabies
dan anti gatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan
uretra.
5) Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik
dibandingkan gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi
hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum
sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak anjurkan pada
bayi di bawah umur 12 bulan.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 8
A.9. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta
syarat pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi (antara
lain hiegene), maka penyakit ini memberikan prognosis yang baik.
A.10. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit skabies adalah dengan :
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya
secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu.
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian
yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.
f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi
parasit. Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak
langsung dengan penderita, mengingat parasit mudah menular pada
kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan penyakit kulit biasa,
dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat
mengganggu kehidupan sehari-hari. Bila pengobatan sudah
dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari infeksi
ulang, langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
a. Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara
merendam di cairan antiseptik.
b. Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat
dan gunakan seterika panas untuk membunuh semua
telurnya, atau dicuci kering.
c. Keringkan peci yang bersih, kerudung dan jaket.
d. Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 9
Dokter : dr. Balquist Faridah, Sp KK.
SIP 12013710079/43105/12151
Jakarta : 16 September 2015
Iter 4x
R/ Scabimite Cream 20 g No I
S.u.e 1 d d
Seluruh badan kecuali wajah &
kepala
Sebelum tidur
Pagi mandi
Pro : Nn. Najah
Umur : -
BAB III
ANALISIS RESEP
A. Resep
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 10
B. Skrining Resep
A. Persyaratan Administratif
No. Komponen Keterangan
1. Nama Dokter dr. Balquist Farida, Sp KK.
Lengkap
SIP 1.2.01.3171.0079/43105/12.15.1
Alamat Jl. Pancoran Timur Raya (Perdatam
Raya) No. 24 RT 009 RW 08, Pancoran,
Jakarta Selatan
No. Telepon (021) 799 2460
No. Fax (021) 790 759
2. Tanggal 16-09-2015 Lengkap
3. Tanda R/ Ada Lengkap
4. Nama Bahan Scabimite cream Lengkap
Jumlah Bahan 20 g
5. Cara pemakaian
(Signa)
S.U.E 1 dd
Seluruh badan kecuali wajah dan kepala
Sebelum tidur
Pagi mandi
Lengkap
6. Paraf Dokter Ada Lengkap
7. Nama Pasien Nn. Najah
Tidak
Lengkap
Umur Tidak ada
BB/TB Tidak ada
Alamat Tidak ada
B. Persyaratan Farmasetik
1. Bentuk sediaan Cream
2. Dosis Permetrin 5%
3. Stabilitas Suhu sejuk dan tempat kering
4. Inkompatibilitas Tidak ada
5. Cara pemberian Topikal
6. Lama pemberian Tidak ada
C. Persyaratan Klinis
1. Alergi Tidak ada
2. Efek samping Dapat timbul rasa panas seperti terbakar,gatal, eritem,
serta hipertensi yang sifatnya ringan dan sementara
3. Interaksi Eritromisin, ketokonazol, simetidine
4. Kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat)
Sesuai
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 11
C. Spesialite Obat
Nama Obat Scabimite (Generik)
Komposisi Permetrin 5%
Produsen Yupharin
Indikasi Skabies
Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap Permetrin
Efek Samping Dapat timbul rasa panas seperti terbakar,gatal, eritem,
serta hipertensi yang sifatnya ringan dan sementara
Interaksi Obat Eritromisin, ketokonazol, simetidine
Dosis Sehari sekali pemakaian
Kemasan Tube 30 g krim dan 10 g krim
Harga Tube 30 g krim Rp 20.000,-
Tube 10 g krim Rp 7.200,-
D. Alur Pelayanan Resep
1. Setelah resep diterima dari pasien, apoteker wajib menanyakan
3 pertanyaan utama kepada pasien :
Apa yang dokter sampaikan tentang obat yang anda terima?
Apa yang dokter sampaikan tentang bagaimana cara pakai
obat anda?
Apa yang disampaikan dokter tentang harapan dari
pengobatan ini?
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan komunikasi
dengan dokter yang mengakibatkan kebingungan pada pasien
atas informasi yang diberikan.
2. Setelah mendapatkan jawaban, resep diskrining dan dianalisa,
apabila ditemukan kesalahan penulisan resep sebaiknya
langsung dikonfirmasikan kepada dokter
3. Cek persediaan obat di apotek
4. Hitung harga obat yang harus dibayarkan oleh pasien
5. Pemberian informasi awal hasil skrining resep dan harga resep,
untuk meminta persetujuan pasien agar resep dapat disiapkan
6. Apabila pasien bersedia dan telah membayar maka pasien
mendapatkan nomor antrian. Pada resep pun ditulis nomor
antrian yang sama seperti pasien
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 12
7. Obat disiapkan :
Obat sediaan jadi
Untuk obat jadi seluruhnya diproses yang dilakukan hanya
pindah kemas.
8. Penulisan etiket, lengkap dengan nama pasien, tanggal
pemberian, nomor antrian resep dan aturan pakai yang harus
ditulis secara jelas, terbaca dan mudah dipahami agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemakaian yang menyebabkan hasil
pengobatan tidak optimal.
9. Penulisan salinan resep agar pasien dapat menebus kembali sisa
obat.
10. Pengecekan ulang untuk memastikan obat yang akan diberikan
sudah tepat. Sesuaikan antara resep dengan obat yang telah
disiapkan.
11. Penyerahan obat kepada pasien:
Sesuaikan nomor antrian dengan resep.
Berikan informasi obat kepada pasien mengenai jumlah
obat, cara pemakaian, cara penyimpanan.
Berikan informasi mengenai efek samping yang mungkin
muncul serta mengingatkan pasien mengontrol penyakitnya
kembali setelah obat yang dikonsumsi akan habis.
Dapat disertai pemberian salinan resep, kuitansi
E. Penimbangan
No. Nama Bahan Bobot (g)
1. Scabimite 30 g 20 g
F. Cara Pembuatan
1. Diambil Scabimite 30 g dan dibuka kemasan serta tutup tube.
2. Ditimbang sebanyak 20 g scabimite dan dimasukan ke dalam
wadah baru.
3. Beri label dan etiket.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 13
G. Etiket & Kemasan
Etiket
Kemasan : Pot Plastik 20 g
H. Perhitungan Harga
Scabimite ( tube 30 g = Rp. 20.000,-)
HNA = (20.000,-)/tube
HJA = (1 tube x Rp. 20.000 x 1.1 x 1.25) + pelayanan + kemasan
= Rp. 27.500 + Rp. 2.000 + Rp. 500 = Rp. 30.000,-
Total harga = Rp. 30.000,-
Apotek Mawar Indah jl. Raya Pondok Bambu no. 12, Pondok cabai
Nomor Telepon : 021 – 88800088, 08156787654
Apoteker : Zaenab, S.Farm., Apt.
S.I.K : 1207/A
No. 2 Jakarta, 16-09-2015
Nn. Najah
Satu kali sehari
Untuk Pemakaian Luar
Seluruh badan kecuali wajah & kepala
Sebelum tidur
Pagi mandi
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 14
I. Salinan Resep
Apotek Mawar Indah jl. Raya Pondok Bambu no. 12, Pondok cabai
Nomor Telepon : 021 – 88800088, 08156787654
Apoteker : Zaenab, S.Farm., Apt.
S.I.P.A : 1207/A
SALINAN RESEP
Nama dokter : dr. Balquist Faridah, Sp KK.
Tanggal resep : 16 September 2015
Nomor resep : 2
Nama pasien : Nn. Najah
ITER 4X
R/ Scabimite Cream 20 g No I
S.u.e 1 d d
Seluruh badan kecuali wajah & kepala
Sebelum tidur
Pagi mandi
det orig
Jakarta,……………….2015
P.C.C
(Zaenab, S. Farm, Apt.)
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 15
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Umur, Berat badan dan tinggi badan pasien
Walaupun penggunaan obat secara topical, tetapi sebaiknya
tetap dituliskan guna memenuhi persyaratan kelengkapan resep.
2. Lama pemakaian
Terdapat iter 4x dalam resep, yang berarti resep tersebut dapat
ditebus sebanyak 5x pengambilan. Hal ini harus jelas karena
berkaitan dengan tingkat kesembuhan pasien, dimana
pengobatan harus rutin dilakukan sampai penyakit tersebut
sembuh, terlebih skabies merupakan penyakit menular sehingga
harus disembuhkan total agar tidak menulari manusia lainnya.
3. Dosis atau kadar obat
Pada resep digunakan scabimite cream dengan kemasan sediaan
20 g sedangkan diketahui bahwa kemasan sediaan scabimite
cream yang tersedia adalah 30 g dan 10 g, sehingga perlu
ditanyakan kepada dokter apakah alasan penggunaan scabimite
cream dengan kemasan sediaan sebesar 20 g dan apakah dengan
menggunakan kemasan sediaan sebesar 20 g sudah tepat atau
perlu dilakukan penggantian kemasan sediaan.
4. Cara pemakaian
Scabimite cream memiliki efek samping dapat timbul rasa panas
seperti terbakar, sehingga pada pemakaiannya scabimite cream
digunakan pada malam hari dan dioleskan di kulit bagian yang
terkena penyakit skabies kecuali bagian wajah dan kepala.
Setelah itu pada pagi harinya pasien harus mandi.
5. Pengobatan Non-Farmakologi
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya
secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu.
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang
lain.
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian
yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.
f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 16
BAB V
KESIMPULAN
Pengobatan penyakit skabies pada kasus ini diberikan resep scabimite
cream dengan kemasan sediaan 20 g.
SARAN
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus
melaksanakan pemantauan penggunaan obat pasien.
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus
memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri
sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan
obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif
dalam promosi dan edukasi mengingat penyakit skabies merupakan
penyakit yang mudah menular. Apoteker dapat ikut membantu
diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur,
poster, penyuluhan, dan lain lainnya yang berkaitan dengan
penyakit skabies.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 17
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2004.
IAI. ISO (Informasi Spesialite Obat) Vol. 48. Jakarta: Ikatan Apoteker
Indonesia. 2014.
MIMS Indonesia. Petunjuk Konsultasi (Edisi 14). Jakarta: BIP (Bhuana
Ilmu Populer. 2015.
BPOM RI. IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia). Jakarta:
BPOM RI. 2008.
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 18
PERTANYAAN DISKUSI
1. Hesti
Apakah pemakaian scabimite cream digunakan keseluruh badan
secara merata? Bagaimanakah mekanisme penularan dari penyakit
skabies?
Jawab:
Scabimite cream hanya dioleskan pada kulit yang terkena infeksi
skabies saja. Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:
1) Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti
berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang
dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada
anak-anak penularan didapat dari orang tua atau temannya.
2) Kontak tidak langsung (melalui benda)
Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui
perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan
mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian,
penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang
peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa
sumber penularan utama adalah selimut.
2. Marissa
Apakah efek samping dari scabimite cream sama untuk setiap
individu? Apakah efek samping tersebut dapat memperparah
penyakit skabies?
Jawab:
Efek samping yang dapat timbul dari pemakaian scabimite cream
berbeda untuk setiap individu sebab kekuatan daya tahan tubuh tiap
individu berbeda. Efek samping tersebut tidak memperparah
penyakit skabies, hanya saja scabimite cream memiliki efek
samping dapat timbul rasa panas seperti terbakar, sehingga pada
pemakaiannya scabimite cream digunakan pada malam hari dan
Coumpounding and Dispensing_ Anti Skabies | 19
dioleskan di kulit bagian yang terkena penyakit skabies kecuali
bagian wajah dan kepala. Setelah itu pada pagi harinya pasien harus
mandi.
3. Jeriyanti
Kemasan sediaan scabimite cream yang tersedia 30 g dan 10 g,
mengapa tidak diserahkan scabimite cream dengan kemasan sediaan
10 g sebanyak 2 tube bukankah hal tersebut lebih efisien?
Jawab:
Jika pasien diberikan scabimite cream dengan kemasan sediaan 10 g
sebanyak 2 tube dikhawatirkan dapat membingungkan pasien dalam
pemakaiannya, untuk menghindari hal tersebut digunakan scabimite
cream kemasan sediaan 30 g kemudian ditimbang sebanyak 20 g
dan dikemas didalam wadah pot plastik, sehingga lebih praktis dan
tidak membingungkan pasien selama penggunaan obat tersebut.