tugas ca. paru,,.docx

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru-paru (bronchogenic carcinoma) merupakan penyebab tertinggi kematian didunia, umumnya prognosisnya dengan buruk. Kanker paru-paru biasanya tidak dapat diobati, pengobatan mungkin hanya dengan jalan pembedahan, dimana sekitar 13% dari pasien dengan pembedahan mampu bertahan selama lima tahun. Metastasis penyakit biasanya timbul, dan hanya 16% pasien yang penyakitnya dapat dilokalisasi pada saat diagnosis (Boring 1994). Dikarenakan terjadinya metastasis, maka penatalaksanaan medis kanker paru-paru sering kali ditujukan untuk mengatasi gejala (paliatif) dibandingkan dengan penyembuhan (kuratif). Diperkirakan 85% dari kanker paru- paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu, pencegahan yang paling baik adalah ‘jangan memulai merokok’ B. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Ca Paru. 2. Untuk mengetahui etiologi Ca Paru. 3. Untuk mengetahui faktor risiko Ca Paru. 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dengan mekanisme patofisiologi Ca Paru. 5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Ca Paru. 6. Untuk mengetahui pathway Ca Paru. 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Ca Paru. 1

Transcript of tugas ca. paru,,.docx

Page 1: tugas ca. paru,,.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker paru-paru (bronchogenic carcinoma) merupakan penyebab tertinggi

kematian didunia, umumnya prognosisnya dengan buruk. Kanker paru-paru biasanya

tidak dapat diobati, pengobatan mungkin hanya dengan jalan pembedahan, dimana

sekitar 13% dari pasien dengan pembedahan mampu bertahan selama lima tahun.

Metastasis penyakit biasanya timbul, dan hanya 16% pasien yang penyakitnya dapat

dilokalisasi pada saat diagnosis (Boring 1994). Dikarenakan terjadinya metastasis,

maka penatalaksanaan medis kanker paru-paru sering kali ditujukan untuk mengatasi

gejala (paliatif) dibandingkan dengan penyembuhan (kuratif). Diperkirakan 85% dari

kanker paru-paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu, pencegahan yang paling

baik adalah ‘jangan memulai merokok’

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Ca Paru.

2. Untuk mengetahui etiologi Ca Paru.

3. Untuk mengetahui faktor risiko Ca Paru.

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dengan mekanisme patofisiologi Ca Paru.

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Ca Paru.

6. Untuk mengetahui pathway Ca Paru.

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Ca Paru.

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan Ca Paru.

1

Page 2: tugas ca. paru,,.docx

BAB II

ISI

A. Definisi

Kanker paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar

kanker paru-paru berasal dari sel-sel didalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru berasal

dari kanker dibagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru

merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-

paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

Lebih dari 90 % kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang

masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari :

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum

Karsinoma sel besar

Adenokarsinoma

Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli didalam paru-paru. Kanker ini bisa

merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi sering kali menyerang lebih dari satu daerah paru-

paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah :

Adenoma (bisa ganas atau jinak)

Hamartoma kondromatous (jinak)

Sarcoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru

atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain

menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat,

ginjal, tiroid, lambung, leher Rahim, rectum, buah zakar, tulang dan kulit.

2

Page 3: tugas ca. paru,,.docx

B. Etiologi

1. Rokok

Rokok merupakan penyebab 85 – 90% kasus kanker paru, dimana resiko

kanker paru pada perokok 30 kali lebih besar dari yang bukan perokok. Perokok pasif

memiliki resiko 2 kali lipat untuk menjadi kanker paru, sedangkan perokok aktif 20

kali lipat untuk mengalami kanker paru. Resiko untuk terjadinya kanker paru

berhubungan dengan dosis kumulatif  yang pada rokok digunakan isitilah ”Pack-year”

atau pak per tahun dan untuk pencatatan biasanya dipakai batang per hari. Resiko

untuk terjadinya kanker tipe sel besar meningkat pada perokok sedangkan beberapa

adenokarsinoma tidak berhubungan dengan rokok khususnya pada wanita

Ini karena tembakau pada rokok mengandung lebih dari 4.000 zat kimia,

dimana 50 di antaranya dikenal sebagai karsinogen (yang berarti agen penyebab

kanker) yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel paru-paru. Sebuah sel yang

sudah rusak dapat menjadi kanker dalam jangka waktu tertentu.

2. Paparan dengan gas radon

Faktor risiko kedua untuk kanker paru-paru adalah paparan gas radon. Radon

adalah gas radioaktif yang terjadi secara alami di tanah di daerah tertentu, yang dapat

menyebabkan kanker paru-paru jika merembes ke dalam rumah Anda.

3. Skrining kanker paru-paru

Skrining berarti pengetesan untuk tahap awal penyakit sebelum ada gejala.

Sebelum skrining untuk semua jenis kanker. Pengujian harus handal dalam menangani

kanker yang ada di sana. Dan tidak boleh memberikan hasil positif palsu pada orang

yang tidak memiliki kanker.

Kanker paru seringkali ditangani dengan sinar-X dada. Namun jika didiagnosis

dengan cara ini, umumnya cukup lama. Peneliti sedang mencoba untuk menemukan

tes skrining yang dapat membantu untuk mendiagnosa kanker paru-paru lebih cepat.

Mereka melirik pada alat scan yang disebut CT Scan untuk orang-orang berisiko

tinggi terkena kanker paru-paru.

4. Polusi udara

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat

oksida nitrogen tinggi (umumnya dari mobil dan kendaraan lainnya) memiliki

peningkatan risiko kanker paru-paru sebesar 30%.

3

Page 4: tugas ca. paru,,.docx

C. Faktor Risiko

Mayoritas penyakit kanker paru-paru disebabkan oeh karsinogen dan zat promotor

tumor yang masuk ke dalam tubuh melalui kebiasaan merokok. Secara keseluruhan,

risiko relatif terjadinya kanker paru-paru meningkat sekitar 13 kali lipat oleh

kebiasaan merokok yang aktif dari sekitar 1,5 kali lipat oleh pajanan asap rokok secara

pasif dalam waktu lama. Rokok merupakan factor utama risiko timbulnya kanker

paru-paru (80-90%). Faktor risiko perkembangan kanker paru-paru adalah sepuluh

kali untuk laki-laki perokok dan lima kali untuk wanita perokok (Faber 1992).

Beberapa zat karsinogen tersebut antara lain :

1. Rokok Tembakau yaitu kandungan ‘tar’, suatu persenyawaan hidrokarbon

aromatic polisiklik (risiko meningkat 60-70% kali lipat untuk seseorang yang

merokok dua pak sehari selama 20 tahun dibandingkan individu bukan perokok).

Dalam hal ini, seseorang yang mulai merokok pada usia yang lebih muda akan

lebih berisiko untuk menderita kanker paru-paru. Faktor lain yang berhubungan

adalah jenis rokok yang diisap (kandungan tar dan filter vs nonfilter).

2. Polusi Udara : banyak sekali polusi udara yang dapat menyebabkan kanker paru-

paru, diantaranya sulphur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan yang berasal

dari pabrik. Data menunjukkan bahwa insiden kanker paru-paru lebih banyak pada

daerah urban sebagai hasil dari peningkatan polutan dan asap kendaraan bermotor.

3. Asap Pabrik/Industri/Tambang

4. Debu Radioaktif/Ledakan Nuklir (radon), beberapa zat kimia antara lain asbes,

arsen, krom, nikel, besi, dan uranium.

5. Vitamin A. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diet rendah

Vitamin A dengan timbulnya kanker paru-paru. Kemungkinan hal ini terjadi

karena vitamin A berhubungan dengan regulasi dari diferensiasi sel.

6. Genetika. Pada sel kanker paru-paru didapatkan sejumlah lesi genetik termasuk

aktivasi onkogen dominan dan resesif (inaktivasi supresor tumor)

Meskipun zat karsinogen tersebut ada, timbulnya kanker paru-paru berhubungan

dengan seringnya terkena paparan berulang substansi yang menyebabkan iritasi atau

radang kronis jaringan.

4

Page 5: tugas ca. paru,,.docx

D. Manifestasi klinis dengan mekanisme Patofisiologinya

Manifestasi  klinis  baik  tanda maupun gejala kanker paru sangat bervariasi. Faktor-

faktor seperti lokasi tumor, keterlibatan kelenjar getah bening di berbagai lokasi, dan

keterlibatan berbagai organ jauh dapat mempengaruhi manifestasi klinis kanker paru.

Manifestasi klinis kanker paru dapat dikategorikan menjadi

Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal)

Gejala  yang  paling  sering  adalah batuk kronis dengan/tanpa produksi sputum.

Produksi sputum yang berlebih merupakan suatu gejala karsinoma sel bronkoalveolar

(bronchoalveolar cell carcinoma). Hemoptisis (batuk darah) merupakan gejala pada

hampir 50% kasus. Nyeri dada juga umum terjadi dan bervariasi mulai dari nyeri pada

lokasi tumor atau nyeri yang lebih berat oleh karena adanya invasi ke dinding dada atau

mediastinum. Susah bernafas (dyspnea) dan penurunan berat badan juga sering dikeluhkan

oleh pasien kanker paru. Pneumonia fokal rekuren dan pneumonia segmental mungkin

terjadi karena lesi obstruktif dalam saluran nafas. Mengi unilateral dan monofonik jarang

terjadi  karena adanya tumor bronkial obstruksi. Stridor dapat ditemukan bila trakea sudah

terlibat.

Manifestasi Ekstrapulmonal Intratorakal

Manifestasi  ini disebabkan oleh adanya invasi/ekstensi kanker paru ke struktur/organ

sekitarnya. Sesak nafas  dan nyeri dada bisa disebabkan oleh keterlibatan pleura atau

perikardial. Efusi pleura dapat menyebabkan sesak nafas, dan efusi perikardial dapat 

menimbulkan gangguan kardiovaskuler. Tumor lobus atas kanan atau kelenjar

mediastinum dapat menginvasi atau menyebabkan kompresi vena kava superior dari

eksternal. Dengan demikian pasien tersebut akan menunjukkan suatu  sindroma vena kava

superior, yaitu nyeri kepala, wajah sembab/plethora, lehar edema dan kongesti, pelebaran

vena-vena dada. Tumor apeks dapat meluas dan melibatkan cabang simpatis superior dan

menyebabkan sindroma Horner, melibatkan pleksus brakialis dan menyebabkan nyeri

pada leher dan bahu dengan atrofi dari otot-otot kecil tangan. Tumor di sebelah kiri dapat

mengkompresi nervus laringeus rekurensyang berjalan di atas arcus aorta dan

menyebabkan suara serak dan paralisis pita suara kiri. Invasi tumor langsung atau kelenjar

mediastinum yang membesar dapat menyebabkan kompresi esophagus dan akhirnya

disfagia.

5

Page 6: tugas ca. paru,,.docx

Manifestasi Ekstratorakal Non Metastasis

Kira-kira 10-20% pasien kanker paru mengalami sindroma paraneoplastik. Biasanya

hal ini terjadi bukan disebabkan oleh tumor, melainkan karena zat hormon/peptida yang

dihasilkan oleh tumor itu sendiri. Pasien dapat menunjukkan gejala-gejala seperti mudah

lelah, mual, nyeri abdomen,  confusion, atau gejala yang lebih spesifik seperti galaktorea

(galactorrhea). Produksi hormon lebih sering terjadi pada karsinoma sel kecil dan

beberapa sel menunjukkan karakteristik neuro-endokrin. Peptida yang disekresi berupa 

adrenocorticotrophic hormone (ACTH),  antidiuretic hormone (ADH), kalsitonin,

oksitosin dan hormon paratiroid. Walaupun kadar peptide-peptida ini tinggi pada pasien-

pasien kanker paru, namun hanya sekitar 5% pasien yang menunjukkan sindroma

klinisnya. Jari tabuh (clubbing finger) dan hypertrophic pulmonary osteo-arthropathy

(HPOA) juga termasuk manifestasi non metastasis dari kanker paru. Neuropati perifer dan

sindroma neurologi seperti sindroma miastenia Lambert-Eaton juga dihubungkan dengan

kanker paru.

Manifestasi Ekstratorakal Metastasis

Penurunan  berat  badan  >20%  dari berat badan sebelumnya (bulan sebelumnya)

sering mengindikasikan adanya metastasis. Pasien dengan metastasis ke hepar sering

mengeluhkan penurunan berat badan. Kanker paru umumnya juga bermetastasis ke

kelenjar adrenal, tulang, otak, dan kulit. Keterlibatan organ-organ  ini dapat menyebabkan

nyeri local. Metastasis ke tulang dapat terjadi ke tulang mana saja namun cenderung

melibatkan tulang iga, vertebra, humerus, dan tulang femur. Bila terjadi metastasis ke

otak, maka akan terdapat gejala-gejala neurologi, seperti confusion, perubahan

kepribadian, dan kejang. Kelenjar getah bening supraklavikular dan servikal anterior dapat

terlibat pada 25% pasien dan sebaiknya dinilai secara rutin dalam mengevaluasi pasien

kanker paru.

6

Page 7: tugas ca. paru,,.docx

E. Pemeriksaan penunjang

a. Foto dada menunjukkan sisi lesi

b. Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker

c. Skan tomografi komputer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan

ukuran tumor

d. Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sample untuk biopsi dan

mengumpulkan hapusan bronkial tumor yang terjadi dic`bang bronkus

e. Aspirasi dengan janim dan biopsi jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan

radiology menunjukan lesi di paru-paru perifer

f. Radionuklide scan terhadap organ-organ lain menentukan luasnya netastase ( otak,

hepar tulang, limpa )

g. Mediastinoskopi menentukan apakah tumor telah metastase telah metastase ke

limfe mediastinum

F. Pathway

7

Page 8: tugas ca. paru,,.docx

G. Penatalaksanaan Medis

1. Manajemen tanpa Pembedahan

a. Terapi oksigen

Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigen via masker

atau nasal canual sesuai dengan permintaan. Bahkan jika pasien tidak

terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat memberikan oksigen sesuai

yang dibutuhkan untuk memperbaiki dyspnea dan rasa cemasnya.

b. Terapi obat

Jika pasien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan obat

golongan bronkodilator (seperti pada pasien pada asma) dan

kortikosteroid untuk mengurangi bronkospasme, inflamasi dan edema.

c. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pasien dengan kanker paru-

paru, terutama pada ‘small-cell lung cancer’ karena metastasis.

Kemoterapi juga digunakan bersama terapi surgical (pembedahan).

Agen kemoterap yang biasa diberikan untuk menangani kanker,

termasuk kombinasi dari :

1. Cyclophosphamide, deoxorubicin, methotrexate, dan procarbazine.

2. Etoposide dan cisplatin.

3. Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin.

d. Imunoterapi

Banyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan imun.

Agen imunoterapi (cytokin) biasa diberikan.

e. Terapi radiasi

Indikasi :

1) Pasien dengan tumor paru-paru yang operable, tetapi berisiko

jika dilakukan operasi pembedahan.

2) Pasien dengan kanker adenokarsinoma atau sel sekuamosa

inoperable dimana terdapat pembesaran kelenjar getah bening

pada hilusipsilateral dan mediastinal.

3) Pasien kanker bronkhus dengan oat cell.

4) Pasien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumonektomi.

8

Page 9: tugas ca. paru,,.docx

Dosis umum 5000-6000 rad dalam jangka waktu 5-6 minggu.

Pengobatan dilakukan dalam 5 kali seminggu dengan dosis 180-

200 rad per hari

Komplikasi :

1) Esophagitis, hilang satu minggu sampai dengan 10 hari

sesudah pengobatan.

2) Pneumonitis : pada rontgen terlihat bayangan eksudat

didaerah penyinaran.

f. Terapi laser

g. Torasentesis dan pleurodesis

1) Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi pasien dengan kanker

paru-paru.

2) Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura visceralis dan

parietalis dan obstruksi kelenjar limfe mediastinal.

3) Tujuan akhir : mengeluarkan dan mencegah akumulasi cairan.

2. Manajemen Bedah

a. Dikerjakan pada tumor stadium I serta stadium II jenis karsinoma,

adenokarsinoma dan karsinoma sel besar tidak dapat dibedakan

(undifferentiated).

b. Dilakukan khusus pada stadium III secara individual yang mencakup

tiga kriteria :

1. Karakteristik biologis tumor.

Hasil baik : tumor dari sel sekuamosa dan epidermoid.

Hasil cukup baik adenokarsinoma dan karsinoma sel

besar tak terdiferensiasi.

Hasil buruk : oatcell.

2. Letak tumor dan pembagian stadium klinik.

Untuk menentukan pembedahan terbaik.

3. Keadaan fungsional penderita.

H. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan penurunan kapasitas paru-paru

sekunder terhadap destruksi jantung.

9

Page 10: tugas ca. paru,,.docx

2. Bersihkan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan obstruksi tumor dan

peningkatan sekresi trakheobronkhial.

3. Nyeri yang berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan penunjang dan erosi

jaringan.

Diagnosis Tambahan

1. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan energi, fatigue,

nyeri, obstruksi trakheobronkhial, dan kecemasan.

2. Inteleransi aktivitas yang berhubungan dengan keseimbangan antara suplain dan

kebutuhan oksigen tubuh, dispnea, fatigue, kelemahan umum, kehilangan berat

badan, nyeri dan depresi.

3. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan mekanisme regulasi ADH.

4. Risiko tinggi terhadap injury yang berhubungan dengan ketidakseimbangan

metabolism; misalnya akibat hiperkalsemia.

5. Kelemahan yang berhubungan dengan hipermetabolisme, kecenderungan emosi

tak tertahan, keadaan tidak nyaman, dan perubahan kimia tubuh (misalnya akibat

kemoterapi)

6. Risiko tinggi terhadap trauma yang berhubungan dengan kelemahan.

7. Ketidakseimbangan nutrisi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan proses penyakit aktif (hipermetabolisme), anoreksia, nausea, dan vomiting.

8. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malfungsi elektrikal sekunder

terhadap hipoksik disritmial.

9. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan dan daya

tahan, fatigue, intoleransi terhadap aktivitas, dan dispnae.

10. Kesedihan antisipasi yang berhubungan dengan hilangnya status kesehatan

(aktual/potensial).

11. Kecemasan yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

10

Page 11: tugas ca. paru,,.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kanker paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian

besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel didalam paru-paru; tetapi kanker paru-

paru berasal dari kanker dibagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria

maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian

akibat kanker.

2. Penyebab paru-paru antara lain : Rokok, Paparan dengan gas radon, Skrining

kanker paru-paru, dan Polusi udara.

3. Faktor Risiko : Mayoritas penyakit kanker paru-paru disebabkan oeh karsinogen

dan zat promotor tumor yang masuk ke dalam tubuh melalui kebiasaan merokok.

4. Manifestasi  klinis  baik  tanda maupun gejala kanker paru sangat bervariasi.

Faktor-faktor seperti lokasi tumor, keterlibatan kelenjar getah bening di berbagai

lokasi, dan keterlibatan berbagai organ jauh dapat mempengaruhi manifestasi

klinis kanker paru.

5. Penatalaksanaan Medis : menejemen tanpa bedah dan menejemen bedah.

11

Page 12: tugas ca. paru,,.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Halim Danusantoso, Sp.P., FCCP. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates

Rama Diananda. 2009. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Jogjakarta : Mirza Media Pustaka

Irman Somantri. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.

Jakarta: Salemba Medika

12