tugas bu juju

download tugas bu juju

of 12

Transcript of tugas bu juju

SURAT PERJANJIAN KERJAPEKERJAAN PEMBANGUNAN PLTM PENYAIRAN ANTARA PT. INDO JAYA (PIHAK I) DENGAN PT. MAJU RASA (PIHAK II)Nomor : 005/TE/SPK-I/11/2008 Pada hari ini, Jumat tanggal Satu bulan Februari tahun Dua Ribu Delapan (01-02008), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. NamaJabatan

: Dr. Hasanudin : Direktur Utama PT. Indo Jaya yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Muhammad Azhari, SH, SpN, Nomor 1 tanggal 06 Januari 2006 di Bandung.

Alamat

: Jl. Terusan Logam Buana Sari VI No. 12 Buah Batu Bandung

Berdasarkan anggaran dasar rumah tangga PT. Indo Jaya saya selaku Direktur Utama berhak bertindak dan menandatangani isi perjanjian ini. Selanjutnya disebut PIHAK KESATU

II. NamaJabatan

: Dr. Arifin : Direktur utama PT. Maju Rasa yang didirikan berdasarkan Akte Notaris H. Dana Sasmita, H Nomor : 61 tanggal 17 Februari 2006 di Jakarta.

Alamat

: Jl. Raya Narogong KM 19.5 (Gedung Bukaka Pabrik Lantai 2) Cileungsi Bogor 16820

Berdasarkan anggaran dasar rumah tangga PT. Maju Rasa saya selaku Direktur Utama berhak bertindak dan menandatangani isi perjanjian ini. Selanjutnya disebut Pihak Kedua. Kedua belah pihak sepakat mengadakan ikatan Perjanjian Pembangunan PLTM Panyairan, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang selanjutnya disebut PERJANJIAN, dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut: 1. Bahwa pihak kesatu dan pihak kedua telah sepakat mengadakan suatu Perjanjian Kerja yang mengikat berdasarkan ketentuan hukum psl.1313jo1320 KUHPerdata 2. Bahwa pihak kesatu dan pihak kedua telah menundukkan diri dan patuh terhadap isi perjanjian tersebut sebagaimana dianggap sebagai UU bagi keduanya.

3. Apabila terdapat suatu perubahan di dalam isi perjanjian tersebut, maka kedua belah pihak menyepakati adanya suatu negoisasi yang dilaksanakan atas dasar musyawarah/mufakat bersama-sama. 4. Bentuk surat perjanjian ini dibuat secara tertulis sebagai persyaratan terhadap suatu dokumen yang dapat digunakan sebagai barang bukti apabila terdapat adanya suatu sengketa/wanprestasi. 5. Bahwa surat perjanjian ini memuat kemampuan modal para pihak yang diperoleh dari penanaman modal para anggotanya atau adanya peminjaman kepada pihak Bank. 6. Apabila terdapat penyalahgunaan wewenang ataupun fungsionalnya yang dilakukan oleh para pihak, maka terdapat sanksi yang berlaku baginya sesuai yang telah diatur di dalam UU baik berupa sanksi pidana maupun sanksi perdata.

Pasal 1 DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dasar perjanjian dan pelaksanaan pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam PERJANJIAN, yaitu : a. Surat Perjanjian antara PT. Indo Jaya dengan PT. Maju Rasa tentang Study Kelayakan Pembangunan PLTM Penyairan, Kabupaten Garut Jawa Barat No. 002/SKJTE/PLTMDW2007 dan No. 232/PLTM-P/BHO/X/2007, tanggal 14 Nopember 2007. b. Perjanjian Dasar Jual Beli Tenaga Listrik Dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro penyairan antara PT. Indo Raya dan Koperasi Warga Desa Penanjung Timbangaten dengan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. c. Berita Acara Negosiasi Penawaran Harga No. 003/BA/1EX2008, tanggal 29 Januari 2008. d. Surat Keputusan Penunjukkan No. 004/SKPP/I/2008, tanggal 29 Januari 2008.

Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU :

1. PIHAK KESATU memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAKKEDUA menerima tugas untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan PLTM Penyairan, Desa Pakenjeng Kecamatan Pamulihan Kabupaten Garut Jawa Barat.

2. Untuk pengendalian pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan,pengujian dan pengkoreksian, PIHAK KESATU menunjuk Konsultan Pengawas dan diserahkan kepada PIHAK KEDUA, apabila konsultan pengawas tersebut berhalangan maka pihak kesatu dapat menunjuk penggantinya dan diberitahukan secara tertulis kepada pihak kedua.

3. Memberikan petunjuk dan peringatan baik lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi; 4. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;

5. Membayar hasil pekerjaan sesuai dengan harga kontrak kepada PIHAKKEDUA dengan tahapan sebagaimana ditetapkan.

6. PIHAK KESATU berhak melakukan pengujian dan penolakan terhadapbahan dan peralatan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA jika kualitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan.

Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA : 1. Menerima pembayaran atas hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontak ; 2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; 3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK KESATU sesuai format dan ketentuan yang berlaku;

4. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkunganbaik di dalam maupun diluar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh / gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan PIHAK KEDUA;

5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaanyang telah ditetapkan dalam kontak selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 2009, apabila semua persyaratan dipenuhi oleh Pihak I dan Pihak II 6. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menyerahkan seluruh pekerjaan kepada subkontraktor atau PIHAK KETIGA tanpa persetujuan PIHAK KESATU, apabila PIHAK KEDUA terdapat hubungan dengan subkontraktor maka tanggung jawab sepenuhnya berada di dalam PIHAK KEDUA.

7. PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh bahan dan peralatan terlebihdahulu kepada pihak kesatu yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan kontruksi ini, kemudian bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini harus disediakan dalam keadaan layak pakai oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 3 TENAGA KERJA 1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan pekerjaan dan diserahkan kepada PIHAK KESATU; 2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai pemimpin pelaksana yang mempunyai wewenang penuh mewakili PIHAK KEDUA yang dapat menerima / memberikan / memutuskan segala urusan pekerjaan di lapangan. 3. Penunjukan / penugasan / penggantian staf proyek atau pemimpin pelaksana harus memenuhi kualifikasi, kemampuan dan pengalaman memadai. 4. Jika PIHAK KESATU meminta PIHAK KEDUA untuk memberhentikan orang atau tenaga kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka PIHAK KEDUA harus meninggalkan lokasi pekerjaan, dan tidak berhubungan lagi dengan pekerjaan dalam kontrak. 5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk keselamatan kerja 6. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas kerugian PIHAK KESATU akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan. 7. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, baik di dalam maupun diluar pengadilan.

Pasal 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN PEMELIHARAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai 100%(Serah terima pertama pekerjaan), adalah 15 (lima belas) bulan kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

2. Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah Serah Terima Pertama pekerjaan. 3. Pelaksanaan pekerjaan terhitung mulai tanggal sebagaimana ditentukan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang segera diterbitkan setelah PERJANJIAN ini ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pasal 5 JAMINAN PELAKSANAAN 1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada KESATU Jaminan Pelaksanaan yang diterbitkan oleh bank umum atau asuransi sebesar 5% dari nilai proyek, yaitu 5% x Rp. 12.400.000.000,- = Rp. 620.000.000,- (enam ratus dua puluh juta rupiah), selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah PERJANJIAN ini ditandatangani oleh kedua belah pihak. 2. Jaminan pelaksanaan tersebut diatas telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU berupa jaminan dari : Nama Asuransi : PT. Asuransi Umum Centris Alamat : Plaza Centris Lt. 9 II H.R. Rasuna Said Ka. B5, Jakarta No. Surat Jaminan : 1-0256.018.1530 Nilai : Rp. 620.000.000,Masa Berlaku : 04 Februari 2008 s/d 04 Mei 2009

3. Apabila Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud Ayat (1) Pasal initelah habis masa berlakunya, sedangkan pelaksanaan pekerjaan belum selesai, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan tersebut. 4. Pembayaran-pembayaran tersebut akan dipotong sesuai pajak yang diatur oleh peraturan hukum yang berlaku menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Pasal 6 HARGA BORONGAN DAN SUMBER DANA 1. Harga total pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan PLTM Penyairan, Kabupaten Garut, Jawa Barat sebesar Rp. 12.400.000.000,- (dua belas = liar empat ratus juta rupiah) belum termasuk PPN 10%. 2. Harga sebagaimana tercantum dalam ayat (1) Pasal ini merupakan harga tetap (fixed price). Pasal 7 CARA PEMBAYARAN

1. Hasil PEKERJAAN akan dibayar dengan cara pindah buku / transfer langsung ke rekening bank yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA pada BANK BCA tabang Cileungsi, Rekening Nomor : 47567 atas nama PT., paling lambat 7 (tujuh) hari setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pembayaran.

2. Pembayaran Uang Muka : PIHAK KEDUA akan diberikan uang sebesar15% (lima belas persen) dari nilai proyek yaitu 15% x Rp. 12.400.000.000,- = Rp.1.860.000.000,- (saw milyar delapan ratus enam puluh juta rupiah). 3. Pembayaran Tahap I : Pembayaran tahap I akan dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai progress 35% (tiga puluh lima persen) yaitu sebesar 15% x Rp.12.400.000.000,- = Rp.1.860.000.000,- (satu milyar delapan ratus enam puluh juta rupiah).

4. Pembayaran tahap II pembayaran tahap II akan dibayarkan setelah prestasipekerjaan mencapai proggress 55% yaitu sebesar 20% x Rp. Fr/12.400.000.000,- = Rp. 2.480.000.000,- (dua milyar empat ratus delapan puluh juta rupiah). 5. Pembayaran tahap III : pembayaran tahap III akan dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai progress 80% (delapan puluh persen) yaitu sebesar 25% x Rp. 12.400.000.000,- = Rp. 3.100.000.000 (tiga milyar seratus juta rupiah)

6. Pembayaran tahap IV : pembayaran tahap IV akan dibayarkan setelahprestasi pekerjaan mencapai progress 90% (Sembilan puluh persen) yaitu sebesar 15% x Rp.12.400.000.000,- = Rp. 1.860.000.000,- (satu milyar delapan ratus enam puluh juta rupiah). 7. Pembayaran tahap V (terakhir) : Pembayaran tahap V akan dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) yaitu sebesar 10% x Rp.12.400.000.000,- = Rp. 1.240.000.000,- (satu milyar dua ratus empat puluh juta rupiah). Ditambah perhitungan akhir dari pekerjaan pembayaran mechanical electrical. 8. Jaminan pemeliharaan tersebut, akan dikembalikan / dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setelah masa pemeliharaan berakhir (setelah Serah Terima Pekerjaan). 9. Prestasi pekerjaan yang akan dicapai PIHAK KEDUA harus dinyatakan dalam Berita Acara Kemajuan Pekerjaan yang disetujui PIHAK KESATU. 10. Jadwal pembayaran yang telah disepakati akan mempengaruhi jadwal pekerjaan.

Pasal 8 KENAIKAN HARGA Kenaikan harga bahan, peralatan dan upah selama masa pelaksanaan konstruksi ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA, dan apabila kenaikan harga di luar kewajaran akibat kebijakan pemerintah, perubahan ekonomi dunia yang signifikan maka PIHAK KESATU dapat menerima tuntutan (claim) kepada PIHAK KEDUA atas kenaikan harga bahan, pralatan dan upah tersebut.

Pasal 9

1. Perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaandianggap sah sesudah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU dengan menyebutkan jenis, volume dan rincian pekerjaan secara jelas. 2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan apabila tidak tercantum dalam harga satuan pekerjaan, dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh KEDUA BELAH PIHAK.

3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untukmengubah jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis PIHAK KESATU.

Pasal 10 SANKSI / DENDA

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan hasil pekerjaan sesuaidengan waktu yang telah ditentukan dalam Surat Perjanjian Kerja, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda pasar sebesar 1 (satu permil) dari jumlah harga kontrak untuk setiap hari keterlambatan, kecuali bila keterlambatan tersebut disebabkan keadaan memaksa (force tnajeure).

2. Apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan PIHAK KEDUA sudah melampaui jumlah jaminan pelaksanaan, maka PIHAK KESATU dapat memutuskan kontrak secara sepihak, serta jaminan pelaksanan dicairkan dan disetorkan ke kas negara. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kerugian atas pemutusan kontrak tersebut. Pasal 13 KEADAAN MEMAKSA 1. Yang digolongkan keadaan memaksa adalah bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan), peperangan, kerusuhan dan kebakaran. 2. Bila terjadi keadaan memaksa, maka PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah terjadinya keadaan memaksa. 3. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU bahwa keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan. 4. Hal-hal yang tidak disebut pada Ayat (1) Pasal diatas akan tetapi dikeluarkan oleh Pemda setempat dapat dikatagorikan menjadi keadaan kahar. Pasal 14 RESIKO

1. Apabila terjadi BENCANA ALAM (force mayer atau keadan memaksa),maka PIHAK KEDUA dan ASURANSI bertanggungjawab atas setiap cidera atau kematian dan semua kerugian atau kerusakan atas pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan harta benda sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan.

2. Apabila PIHAK KEDUA selama melaksanakan pekerjaan menimbulkankerugian pada PIHAK KETIGA yang tidak ada kaitannya dengan PERJANJIAN maka segala kerugian yang terjadi ditanggung oleh PIHAK KEDUA. Pasal 15 PENGAKHIRAN PERJANJIAN 1. PERJANJIAN berakhir karena : a. Pekerjaan sudah selesai dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan.

b. Keadaan memaksa yang mengakibatkan PIHAK KEDUA tidak dapatmelaksanakan kewajibannya sebagaimana ketentuan dalam PERJANJIAN. 2. Pengakhiran PERJANJIAN oleh PIHAK KESATU sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kalender setelah PIHAK KESATU menyampaikan pemberitahuan rencana pengakhiran PERJANJIAN secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk kejadian-kejadian sbb : a. PIHAK KEDUA tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan PERJANJIAN pada tanggal mulai kerja ; b. PIHAK KEDUA tidak berhasil memperbaiki kegagalan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dirinci dalam surat pemberitahuan ; c. PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh pekerjaan kepada sub kontraktor atau pihak ketiga ; d. PIHAK KEDUA menyerahkan pekerjaan kepada sub kontraktor tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU ; e. PIHAK KEDUA tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan f. PIHAK KEDUA gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan ; KESATU dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau kepentingan PIHAK KESATU. 3. Pengakhiran PERJANJIAN oleh PIHAK KEDUA sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kalender setelah PIHAK KEDUA menyampaikan pemberitahuan rencana pengakhiran PERJANJIAN secara tertulis kepada PIHAK KESATU untuk kejadian-kejadian sebagai berikut ; a. Sebagai b. PIHAK akibat KESATU keadaan gagal memaksa, mematuhi PIHAK keputusan KEDUA akhir tidak dapat melaksanakan pekerjaan ; penyelesaian perselisihan. 4. Para pihak dengan ini setuju untuk melepaskan ketentuan dalam pasal 1266 KUH Perdata sepanjang ketentuan tersebut berlaku. Pasal 16 PERSELISIHAN g. PIHAK KEDUA menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada PIHAK

1. Bila terdapat perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehubungandengan PERJANJIAN ini, maka kedua belah pihak untuk mengutamakan penyelesaian secara musyawarah/mufakat.

2. Bila dengan jalan musyawarah tidak dapat dicapai penyelesaian, makakedua belah pihak membentuk suatu Panitia Penyelesaian Perselisihan

(Arbitrase) yang terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu satu orang anggota yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU, satu orang anggota yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA dan satu orang sebagai Ketua merangkap anggota yang dipilih oleh kedua annggota yang ditunjuk oleh kedua belah pihak. Pasal 17 AMANDEMEN / ADDENDUM Perubahan / penambahan terhadap isi PERJANJIAN ini bila telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam bentuk Amandemen / Addendum, berlaku dan mengikat kedua belah pihak dan merupakan bagian yang terpisahkan dari perjanjian.

Pasal 18 PENUTUP PERJANJIAN ini mulai berlaku sejak penandatanganan oleh kedua belah pihak pada hari, tanggal sebagaimana tersebut diatas. PERJANJIAN ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi materai tempel secukupnya yang mempunyai kekuatan hokum yang sama sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian PERJANJIAN ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PT.. PIHAK KESATU PT..

_______________________ Direktur Utama

_______________________ Direktur Utama