Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

5
Diagnosis keperawatan ketiga a) Diagnosis keperawatan Respon berduka yang berhubungan dengan kematian janin. b) Tujuan Ibu mampu menunjukan tahap proses berduka yang dialami, mampu mengekspresikan perasaan dengan tepat, mampu megnidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses berduka (seperti masalah fisik, makan, tidur), mamou m,encari bantuan yang tepat. c) Intervensi 1) Berikan kesempatan bila ibu menginginkan kontak yang sering dengan perawat, anjurkan untuk tidak membatasi kunjungan oleh keluarga dan teman. 2) Tentukan makna kehilangan terhadap kedua pasangan, perhatikan bagaimana kuatnya pasangan menginginkan kehamilan ini. 3) Fasilitasi reaksi berdukan ibudan keluarganya (suami) 4) Jelaskan respon seseorang dalam berduka. 5) Kaji pengalaman Ibu tentang kehamilan dimasalalu. 6) Kenali dan tekankan kekuatan-kekuatan yang dimiliki ibu dan anggota keluarganya (suami) 7) Beri dorongan pada ibu dan keluarganya untuk mengevaluasi perasaan-perasaannya dan anjurkan saling mendukung satu sama lainnya, berikan setiap anggota keluarga privasi untuk saling menceritakan rasa saling berdukanya. 8) Libatkan pasangan dalam perencanaan perawatan, berikan kesempatan pada pasangan untuk terlihat bersama-sama. 9) Kaji pengetahuan ibu (termasuk pasangan) dan interpretasi terhadap kejadian sekitar kematian janin atau bayi, berikan informasi dan perbaiki kesalahan konsep berdasarkan kesiapan pasangan dan kemampuan untuk mendengarkan secara efektif

description

tugas

Transcript of Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

Page 1: Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

Diagnosis keperawatan ketiga

a) Diagnosis keperawatanRespon berduka yang berhubungan dengan kematian janin.

b) Tujuan Ibu mampu menunjukan tahap proses berduka yang dialami, mampu mengekspresikan perasaan dengan tepat, mampu megnidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses berduka (seperti masalah fisik, makan, tidur), mamou m,encari bantuan yang tepat.

c) Intervensi1) Berikan kesempatan bila ibu menginginkan kontak yang sering dengan perawat,

anjurkan untuk tidak membatasi kunjungan oleh keluarga dan teman.2) Tentukan makna kehilangan terhadap kedua pasangan, perhatikan bagaimana

kuatnya pasangan menginginkan kehamilan ini.3) Fasilitasi reaksi berdukan ibudan keluarganya (suami)4) Jelaskan respon seseorang dalam berduka.5) Kaji pengalaman Ibu tentang kehamilan dimasalalu.6) Kenali dan tekankan kekuatan-kekuatan yang dimiliki ibu dan anggota

keluarganya (suami)7) Beri dorongan pada ibu dan keluarganya untuk mengevaluasi perasaan-

perasaannya dan anjurkan saling mendukung satu sama lainnya, berikan setiap anggota keluarga privasi untuk saling menceritakan rasa saling berdukanya.

8) Libatkan pasangan dalam perencanaan perawatan, berikan kesempatan pada pasangan untuk terlihat bersama-sama.

9) Kaji pengetahuan ibu (termasuk pasangan) dan interpretasi terhadap kejadian sekitar kematian janin atau bayi, berikan informasi dan perbaiki kesalahan konsep berdasarkan kesiapan pasangan dan kemampuan untuk mendengarkan secara efektif

10) Identifikasi ekspresi dari tahap berduka, misalnya menyangkal, marah, tawar-menawar, depresi, dan menerima. Gunakan keterampilan komunikasi terapeutik, menghargai permintaan ibu untuk tidak berbicara.

11) Tingkatkan upaya berduka terhadap setiap respons:a. Menyangkal: jelaskan manfaat terhadap menyangkal, jangan memaksa

ibu untuk terlalu cepat melewatinya.b. Isolasi: perkuat harga diri ibu dengan memberikan privasi, dorong

ibu/keluarga meningkatkan aktivitas sosialnya secara bertahap.c. Depresi: identifikasi tahap depresi dan kembangkan kekuatan yang sesuai

, gunakan rasa berbagi dengan empati, hargai rasa berduka.d. Marah: jelaskan pada ibu/keluarga bahwa dengan perasaan marah tetap

belajar untuk mengontrol lingkungan seseorang lebih dekat dengan

Page 2: Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

ketidakmampuan untuk mengontrol kehilangan, dorong untuk mengungkapkan kemarahan.

e. Rasa bersalah: anjurkan ibu untuk mengidentifikasi kontribusi/aspek-aspek yang positif dari hubungan antar manusia, hindari menghakimi, berpartisipasi dalam system individu tentang apa yangseharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan.

f. Ketakutan: fokuskan pada keadaan sekarang dan mempertahankan keamanan dan perlindungan lingkungan.

g. Penolakan: jelaskan respons ini pada ibu dan keluarga.h. Hysteria: kurangi stress lingkungan, sediakan individu area keamanan,

area yang bersifat pribadi untuk mengekspresikan rasa berdukanya.12) Diskusikan kemungkinan perilaku individu saat melalui tahap-tahap berduka, beri

informasi pada ibu dan keluarga bahwa perlambatan terhadap proses berduka atau berulangnya berduka adalah normal.

13) Perhatikan pola komunikasi antara ibu, keluarga, dan system pendukung.14) Akui apa yang telah terjadi sesering mungkin sesuai kebutuhan, kuatkan realitas

situasi, dan anjurkan diskusi dengan ibu.15) Perhatikan pola aktivitas ibu meliputi pola tidur, makan, dan kebersihan diri.16) Berikan bantuan perawatan fisik sesuai kebutuhan.17) Diskusikan respons yang antisipasi secara fisik dan emosi terhadap kehilangan,

evaluasi keterampilan koping, perhatikan keyakinan religious dan latar belakang budaya.

18) Tinjau ulang perubahan peran dan rencana untuk mengatasi kehilangan, perhatikan kehadiran sibling.

19) Diskusikan cara-cara pada pasangan untuk membicarakan dengan sibling, tekankan pentingnya kata-kata yang digunakan, anjurkan pasangan untuk memberikan contoh penjelasan yang jujur dengan menggunakan kata-kata yang benar sesuai tingkat pemahaman anak.

Diagnosis keperawatan keempat

a) Diagnosis keperawatanCemas yang berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kehilangan pada periode perinatal.

b) TujuanIbu mengatakan cemas berkurang, mampu membedakan penyebab kematian yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol, mampu mengungkapkan pemahaman

Page 3: Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

alasan dari kehilangan bila diketahui, mampu mendiskusikan kemungkinan rfek jangka pendek dan panjang dari kehilangan.

c) Intervensi1) Kaji kondisi kecemasan yang dirasakan ibu meliputi tingkatan dan respons yang

ditimbulkannya.2) Kaji kesiapan dan kempuan keluarga untuk memahami dan menyerap suatu

informasi.3) Berikan informasi tentang kemungkinan adanya efek emosi dan fisik jangka

pendek maupun jangka panjang dari berduka, meliputi gejala-gejala somatik, kurang tidur, mimpi buruk, mimpi tentang bayi atau kehamilan, rasa hampa, kelelahan, perubahan respons seksual dan kehilangan nafsu makan.

4) Beri informasi pada ibu dan keluarga tentang kemungkinanterjadinya IUFD dengan bahasa yang mudah dipahamidan daya penyerapan susuai dengan keadaan berduka yang sedang dialami.

5) Identifikasi response ibu dan pasangan tentang kejadian kehilangan janin dan perbaiki kesalahpahaman sesuai indikasi.

6) Siapkan pasangan terhadap reaksi teman dan keluarga tentang kondisi kehilangan janin saat terjadi interaksi diantara mereka.

4. Implementasi

Kondisi ibu postpartum dengan kematian janin akan mengalami keadaan kehilangan dan berduka karena kematian janinnya. Situasi ini sangat memerlukan dukungan social support, baik orang terdekat, keluarga maupun petugas kesehatan. Masa postpartum yang seharusnya dilalui dengan menimang bayi, tetapiberubah dengan timbulnya perasaan berduka. Perubahan psikologi yang dirasakan ibu haruslah mendapat perhatian yang khusus, karena respons seseorang terhadap kondisi kehilangan sangat ber berbeda. Jadi, selama ibu dirawat dirumah sakit, perawat sangatlah perlu untuk terlibat secara langsung dalam proses adaptasi dalam memberikan dukungan dan pemahaman.

Implementasi yang dilakukan pada ibu Ny. L berdasarkan teori adaptasi Roy yang digunakan dalam melakukan pendekatan selama melakukan asuhan keperawatan ditujukan untuk memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, maupun residual. Hal ini diharapkan pada akhirnya Ny. L dapat mencapai kondisi mekanisme koping yang adaptif dalam menghadapi kehilangan janinnya.

Page 4: Tugas Bu Ice Oleh Lastika Putri

Perawat mengawali interaksi dengan menjalin hubungan saling percaya antar perawat, ibu, dan kekuarga. Selanjutnya, setelah hubungan saling percaya terjalin Ny. L dan juga keluarga (suami) memiliki rsepons yang baik saat berinteraksi dengan perawat.