Tugas Blok Xxix

9
TUGAS BLOK XXIX MANAJERIAL RUMAH SAKIT Oleh : PRADITYA ARDIAN HANAFI 41110005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

description

tugas

Transcript of Tugas Blok Xxix

Page 1: Tugas Blok Xxix

TUGAS BLOK XXIX

MANAJERIAL RUMAH SAKIT

Oleh :

PRADITYA ARDIAN HANAFI

41110005

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

Page 2: Tugas Blok Xxix

2015

PENDAHULUAN

Latar belakang:

Dokter memiliki peran sebagai pemimpin dan menjadi panutan dalam upaya

pengambilan keputusan dalam berbagai kasus dalam rangka pertanggungjawaban medic

tertentu. Tugas dokter dalam pelayanan medis tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan

semata.

Peran dokter harus disesuaikan pula dengan instansi tempat kerja dimana dokter

tersebut bekerja. Dengan standart yang telah ditetapkan rumah sakit, dokter menjadi ujung

tombak pelayanan kesehatan yang harus memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam hal

peningkatan pelayanan rumah sakit, dan sesuai standart operasional yang berlaku.

Tujuan:

Mengetahui dan memahami syarat- syarat rumah sakit tipe D.

Mengetahui dan memahami mengenai SOP di IGD dan ICU serta petugas medis

yang berperan di dalamnya.

Mampu mengidentifikasi akar permasalahan dan masalah manajerial dalam kasus

TINJAUAN PUSTAKA

Rumah sakit kelas D memiliki kriteria menurut Permenkes No 56 Tahun 2014

tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Kriteria tersebut di dasarkan pada bentuk

pelayanan, SDM dan peralatan yang tersedia.

1. Pelayanan rumah sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit meliputi:

A. Pelayanan medik

Page 3: Tugas Blok Xxix

o Pelayanan gawat darurat

o Pelayanan medik umum

o Pelayanan medik spesialis dasar

Pelayanan medik spesialis dasar paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat)

pelayanan medik spesialis dasar yang meliputi pelayanan penyakit

dalam, kesehatan anak, bedah, dan/atau obstetri dan ginekologi.

o Pelayanan medik spesialis penunjang

Pelayanan medik spesialis penunjang meliputi pelayanan radiologi dan

laboratorium.

B. Pelayanan K efarmasian

Pelayanan kefarmasian sebagaimana meliputi pengelolaan sediaan farmasi,

alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

C. Pelayanan K eperawatan dan K ebidanan

Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan keperawatan dan

asuhan kebidanan.

D. Pelayanan P enunjang K linik

Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan darah, perawatan high care

unit untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen

dan rekam medik

E. Pelayanan P enunjang N on K linik

Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana meliputi pelayanan laundry, jasa

boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,

ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem

penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air

bersih.

Page 4: Tugas Blok Xxix

F. Pelayanan R awat I nap

Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

o Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh

persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;

o Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh

persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;

o Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari

seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah

Sakit milik swasta.

2. Sumber daya rumah sakit

Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D terdiri atas:

A. Tenaga medis

Tenaga medis sebagaimana paling sedikit terdiri atas: 4 (empat) dokter

umum untuk pelayanan medik dasar, 1 (satu) dokter gigi umum untuk

pelayanan medik gigi mulut, 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis

pelayanan medik spesialis dasar

B. Tenaga kefarmasian

Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas: 1 (satu) orang apoteker

sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit, 1 (satu) apoteker yang

bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 2

(dua) orang tenaga teknis kefarmasian, 1 (satu) orang apoteker sebagai

koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat merangkap

melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan

dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan

beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

Page 5: Tugas Blok Xxix

C. Tenaga keperawatan

Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan perbandingan

2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur, kualifikasi dan kompetensi

tenaga keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.

D. Tenaga kesehatan dan non kesehatan lainnya

Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

3. Peralatan rumah sakit

Peralatan paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk instalasi

gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi,

persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

Ketika terjadi suatu kejadian di rumah sakit, langkah awal yang harus dilakukan

adalah melaporkan kejadian tersebut dengan cara mengisi Formulir Laporan insiden

keselamatan pasien. Pengisian disesuaikan sesuai petunjuk yang ada pada formulir. Meliputi

identitas pasien, kronologi pasien, gejala yang dialami sampai kronologi pasien meninggal di

ICU.

SDM rumah sakit tipe D dengan jumlah dokter dan perawat yang terbatas, membuat

pekerjaan yang dilakukan menjadi sangat banyak. Dan lain sisi mereka melayani pasien rawat

jalan, rawat inap, UGD dan di sisi lain mereka juga harus memberikan perawatan pasien di

ICU. Melihat kondisi ini dapat di pastikan bahwa dalam menanggani pasien ICU tentunya

pelayanan yang di berikan bisa saja tidak efektif karena keterbatasan tenaga kesehatan.

Page 6: Tugas Blok Xxix

Rumah sakit tipe D dengan ada layanan ICU seharusnya memiliki dokter dan perawat tetap

jaga yang bekerja full di dalam ICU sehingga pemantauan pasien dapat lebih efektif.

Komunikasi dapat menjadi sumber persoalan. Hendaknya penanganan pasien selalu

memberikan informasi terkait perkembangan pasien termasuk didalamnya tentang prosedur

yang akan dilakukan. Kesalahpahaman dapat terjadi apabila informasi yang diberikan kepada

keluarga tidak tersampaikan dengan jelas sehingga dapat menimbulkan persoalan dan mudah

untuk menyalahkan tenaga medis

Sebagai pimpinan di rumah sakit untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan

meninjau kembali apakah perawatan pasien dari awal hingga pasien tersebut meninggal

sudah sesuai perawatan dengan standar SOP dan SPM yang telah ada di rumah sakit tersebut.

KESIMPULAN dan SARAN

- Meningkatkan pengetahuan komunikasi untuk mempermudah penyampaian informasi

yang mudah dipahami antar pegawai rumahsakit dan keluarga.

- Meningkatkan kuantitasn dan kwalitas dokter dan perawat rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA

- Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit.