Tugas Blok Indra (Autosaved)

10
TUGAS BLOK INDERA SILABUS KELAINAN MATA “HIPERMETROPI” NAMA : Gusti Putu Ary Dharmawan NIM : H1A 010 020 Fakultas Kedokteran

description

nice

Transcript of Tugas Blok Indra (Autosaved)

Page 1: Tugas Blok Indra (Autosaved)

TUGAS

BLOK INDERA

SILABUS KELAINAN MATA

“HIPERMETROPI”

NAMA : Gusti Putu Ary Dharmawan

NIM : H1A 010 020

Fakultas Kedokteran

Universitas Mataram

Page 2: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Hipermetropi

Fisiologi Media Refraksi

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.

Dikenal berbagai titik di dalam bidang refraksi, seperti Pungtum Proksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas. Pungtum Remotum adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropia puntum remotum terletak di depan mata sedang pada mata hipermetropia titik semu berada di belakang mata (Ilyas, 2013).

Gambar 1.1 Fisiologi Proses Refraksi Pada Mata

Page 3: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Refraksi ialah tindakan atau proses membiaskan. Media refrakta terdiri atas : kornea, lensa, dan badan kaca. Kornea merupakan tonjolan jernih di mata depan dan elemen pemfokus yang terfiksasi. Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau membelokkan berkas cahaya. Apabila kornea terlalu melengkung maka mata akan berpenglihatan dekat, dan apabila kelengkungan kornea kurang yang akan terjadi adalah mata akan berpenglihatan jauh (Fox, 2003).

Anatomi Media Refraksi di mata

Secara anatomis media refraksi dari mata adalah : kornea, aquos humor, pupil, lensa, vitreous humor. Bagian terdepan dari mata adalah kornea yang merupakan suatu lapisan transparan dengan tujuan agar dapat membiarkan berkas cahaya masuk ke dalam mata.

Di sebelah dalam sklera adalah koroid, suatu lapisan berpigmen yang mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan makanan pada bagian-bagian lain bola mata. Lensa adalah struktur transparan yang berbentuk bulat dan agak gepeng pada daerah equatornya yang terpaut oleh serabut-serabut yang menggantungkan lensa pada korpus siliaris.

Lensa memiliki pembungkus yang lentur dan ditopang di bawah tegangan oleh serat – serat penunjang. Saat otot mata berfungsi memfokuskan bayangan berelaksasi, tegangan ini menjaga agar lensa tetap gepeng dan berada pada dayanya yang paling rendah, dan mata berfokus pada benda jauh. Titik ketika benda jauh terfokuskan saat otot- otot yang memfokuskan berelaksasi disebut titik jauh. Lensa berubah menjadi bentuk yang lebih bulat, terutama karena bagian depan menjadi lebih lengkung, daya pemfokusan lensa kemudian menjadi lebih besar, benda yang terletak dekat dengan mata di bawa ke focus di retina. Titik terdekat ketika benda masih dapat difokuskan saat lensa berada dalam keadaan paling tebal. Ruang antara lensa dan retina berisi massa cair-kental yaitu korpus vitreum dan cairan akuos humor.

Aqueous humor mengisi ruang antara lensa dan kornea. Cairan ini terdiri dari air, diproduksi terus-menerus, dan jumlah cairan yang berlebih keluar melalui canalis schlemm. Aqueous humor mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke lensa dan kornea yang tidak berpembuluh darah. Aqueous humor berfungsi untuk mempertahankan tekanan internal mata. Akuos humor yang dihasilkan oleh korpus siliaris terutama mengisi bilik mata depan (Vaughn et al., 2008).

Page 4: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Corpus vitreum adalah bagian dari media refraksi mata. Merupakan gel transparan yang mengisi bola mata di bagian belakang lensa. Fungsinya adalah meningkatkan daya pembesaran mata, menyokong permukaan posterior lensa, membantu perlekatan pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina.

Gambar 1.2 Anatomi Mata

Gambar 1.3 Anatomi Internal Mata

Page 5: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopía, hipermetropía dan astigmatisma (Illyas, 2006).

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea serta panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding media penglihatan mata lainnya. Lensa memegang peranan terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut ametropía (Illyas, 2006).

Salah satu ametropía yang sering terjadi adalah hipermetropía. Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperpropia atau rabun dekat. Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang makula lutea (Illyas, 2004).

Pada hipermetropía keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika terjadi ketidaksesuaian antara bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina.Keadaan ini dapat disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek. Hipermetropía dapat disebabkan oleh :

a.Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek

Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, atau ablasio retina(lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).

b.Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah

Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropi adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksi menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor. Misal pada penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah normal.

Page 6: Tugas Blok Indra (Autosaved)

c.Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat

Kelengkungan kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.

d. Perubahan posisi lensa

Dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior.

Gejala yang dapat terjadi akibat keadaan tersebut adalah sakit kepala terutama di daerah dahi atau frontal, silau, kadang rasa juling atau melihat ganda, mata terasa melelh, penglihatan kabur saat melihat dekat (Ilyas, 2006).

Gambar 1.4 Kelainan Refraksi Pada Mata

Page 7: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Gambar 1.5 Patofisiologi Hipermetropi beserta Penggunaan Lensa Cembung

Klasifikasi Hipermetropi

Page 8: Tugas Blok Indra (Autosaved)

Daftar Pustaka

Fox, Ira Stuart. 2003. Human Physiology, Lange-Mcgraw-Hill, International Edition : New York

Ilyas , S. 2004. Kelainan Refraksi dan Koreksi Penglihatan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

Ilyas , S. 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

Ilyas, S. 2013. Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

Riordan-Eva, P. 2000, Vaughn and Asbury’s General Opthalmology, Lange-Mcgraw-Hill, International Edition : New York