Tugas bahasa indonesia

4
Nama: Ahmad Ramadhan Kelas: X TKJ B Tugas: Bahasa Indonesia Menulis Cerpen HARI SIALKU.. Tett… Tett… Aish. Hey, ayolah, ini bukan saat yang tepat untuk si benda mesin itu berbunyi. Ini masih subuh dan mataku sangat berat untuk terbuka. Bayangkan saja, semua kalangan juga tahu kalau hari ini adalah langganan bagi si virus hate monday” datang, dan jangan salahkan aku, aku juga terserang virus itu tiap Senin, dan sekarang si benda bulat berjarum tiga itu masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu? Aku benar-benar berharap agar hari Sabtu dan Mingguku yang berharaga dapat kembali, lalu aku tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi . Tapi sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alaram itu, karena bila tidak bangun segera, alaram lain pasti akan berbunyi. Ya suara ibuku akan menjadi pengganti alaram itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun. Kali ini aku benar-benar bangun, agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal

description

 

Transcript of Tugas bahasa indonesia

Page 1: Tugas bahasa indonesia

Nama: Ahmad Ramadhan

Kelas: X TKJ B

Tugas: Bahasa Indonesia Menulis Cerpen

HARI SIALKU..

Tett…

Tett…

Aish. Hey, ayolah, ini bukan saat yang tepat untuk si benda mesin itu berbunyi. Ini

masih subuh dan mataku sangat berat untuk terbuka. Bayangkan saja, semua kalangan juga

tahu kalau hari ini adalah langganan bagi si virus “ hate monday” datang, dan jangan salahkan

aku, aku juga terserang virus itu tiap Senin, dan sekarang si benda bulat berjarum tiga itu

masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu? Aku

benar-benar berharap agar hari Sabtu dan Mingguku yang berharaga dapat kembali, lalu aku

tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi. Tapi

sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alaram itu, karena bila tidak

bangun segera, alaram lain pasti akan berbunyi. Ya suara ibuku akan menjadi pengganti

alaram itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun. Kali ini aku benar-benar bangun,

agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal

otakku sudah berteriak minta tidak bangun, namun badanku justru menentangnya, dan kini

aku benar-benar bangun.

Seusai melaksanakan rutinitas pagiku, aku kembali mengecek barang-barang yang

akan aku bawa untuk sekolah, yang paling penting adalah topi. Aku kembali mengeceknya

dan ternyata topi itu masih ada di dalam tas. Sampai saat ini, topi itu belum pernah tesentuh

mesin cuci sekalipun, jangankan mesin cuci, air saja tidak pernah. Terserah deh, mau dibilang

jorok kek, aku sengaja tetap meletakkannya dalam tas, karena aku adalah orang pelupa.

Sebenarnya tidak terlalu pelupa, tapi tetap sajakan. Untuk menjaga-jaga agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan.

Senin memang hari yang sial, aku sudah memilihnya menjadi hari sial sejak duduk di

kelas 2 SMP. Hari ini juga begitu, mengingat dari tadi aku terus-terusan menarik oleh-oleh

Page 2: Tugas bahasa indonesia

musim hujanku. Aku terkena flu, flu barat. Suaraku sudah seperti orang sumbing, aku bicara

seolah-olah sedang menutup hidung. Awalnya, aku tidak ingin datang ke sekolah, namun saat

aku sadar hari ini adalah hari mengumpulkan tugas pelajaran produktif aku, aku harus pergi.

Karena aku sudah membuatnya dengan susah payah, sampai begadang hingga larut malam

kemarin, dan aku tidak mau tugas yang aku kerjakan menjadi sia – sia.

Jam sudah menunjukkan angka 06.30 WIB, aku bergegas berlari secepat kilat dari

tempat parkiran. Dalam hatiku berkata “Semoga masih belum terlambat dan semoga saat

upacara turun hujan“.Sesampainya di sekolah saya melihat di lapangan upacara sudah hampir

penuh dipenuhi dengan para siswa, aku terus berlari sampai di kelas. Sesampainya di kelas

perjuangan masih belum selesai, aku harus menuju kelapangan agar bisa upacara.

Setelah upacara para siswa pergi dari lapangan menuju ke kelasnya masing – masing.

Sesampainya di kelas aku tidak terkejut saat melihat teman – teman ku sedang mengerjaan

pekerjaan rumah mereka yang masih belum selesai.

“Eh,kamu sudah pekerjaan rumahnya? “ aku menanyakan kepada temanku yang

sedang sibuk mengerjakannya.

“Masih belum, tinggal sedikit lagi…..” dia menjawab dengan tergesa – gesa seperti

sedang dikejar makhluk alien yang sedang memburu manusia.

“Udah santai aja kale, yang lain juga pada belum selesai kok” aku menutup

percakapan kami dengan bermain laptop yang sedang aku hidupkan.

***

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dengan masih tetap menggunakan pakaian

sekolah. Otakku kembali memutar beberapa kejadian sial yang aku alami hari ini. Pertama,

aku harus terus berusaha mencari waktu yang tepat untuk membuang oleh-oleh musim

hujanku, hidungku bahkan terasa sangat perih seperti dicampur dengan sambal yang pedas.

Kedua, aku benar-benar harus menarik nafas panjang.Mid Semester tinggal tiga minggu lagi,

tapi itu akan terasa cepat. Dan aku harus menjalankan ulangan harian besok dan masih

banyak ulangan harian dari mata pelajaran yang berbeda pula, itu semua harus aku jalankan

hamper setiap hari. Belum cukup sampai di situ saja, sepulang sekolah aku lewat di dekat

Mall, rajanya macet. Aku duduk di jok Yamaha Mio sambil meratapi lampu lalu lintas yang

tetap berwarna merah. Tiba-tiba “Tiiiiiiiiiiiit” wah, suara apa itu? Aku yang sedang melamun

sontak kaget mendengar suara aneh itu. Ternyata suaranya berasal dari mobil hitam itu. Aku

merutukinya di dalam hati. Aku kembali tenang, lalu tiba-tiba “byurr” hei what the … air

coklat itu terciprat di sepatu hitamku, semuanya akibat dari si benda kuning besar itu. Bus

Page 3: Tugas bahasa indonesia

Transmetro, apakah dia tahu kalau sepatu ini masih akan ku gunakan lima hari kedepan,,,

hmmm..

***

Aku menarik nafas dalam. Kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Aku banar-

benar berharap beban hari ini akan terangkat semua.