Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

40
PENGERTIAN, FUNGSI DAN RAGAM BAHASA Disusun sebagai bentuk syarat pemenuhan tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia Disusun Oleh : Agus Santoso ( 201203075 ) Dosen Pengampu : Hendrian Yonata, SE.,S.Pd.,B.,S.Pd SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BUDDHI

Transcript of Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Page 1: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

PENGERTIAN, FUNGSI DAN RAGAM BAHASA

Disusun sebagai bentuk syarat pemenuhan tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Agus Santoso ( 201203075 )

Dosen Pengampu :

Hendrian Yonata, SE.,S.Pd.,B.,S.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BUDDHI

Jl. Imam Bonjol No.41 Karawaci Ilir - Tangerang, Banten, Indonesia - 15115

Telp : ( 021 ) 5517853, Fax : ( 021 ) 5586820

Page 2: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan

petunjuknya sehingga dapat diselesaikannya pemenuhan tugas Bahasa Indonesia.

Pengembangan pembelajaran yang ada pada makalah ini dapat senantiasa dilakukan

oleh mahasiswa/i dengan tetap bimbingan dosen. Upaya ini diharapkandapat lebih

mengoptimalkan penguasahaan mahasiswa/i terhadapat kompetensi yang diajarakan.

Dalam menyusun makalah ini, masih banyak kekurangannya. Untuk itu penyusun

mengharapkan tegur, sapa, atau kritik demi perbaikan yang akan datang.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantuk dalam menyelesaikan makalah ini,

Page 3: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Pengertian Bahasa, aspek dan fungsinya

2.1.1 Pengertian Bahasa

2.1.2 Aspek Bahasa

2.1.3 Fungsi Bahasa

2.2 Fungsi Kecerdasan Berbahasa

2.3 Pengertian Ragam Bahasa

2.4 Macam -Macam Ragam Bahasa

2.5 Contoh Ragam Bahasa yang tidak baku dijadikan baku

2.6 Contoh Ragam Bahasa Ilmiah & Non-Ilmiah

2.6.1 Ragam Bahasa Ilmiah

2.6.2 Ragam Bahasa Non-Ilmiah

2.7 Ragam Bahasa Formal & Non-Formal

2.8 Ragam Bahasa yang telah disempurnakan dan belum disempurnakan

Page 4: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Bab 3 Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Bab 4 Sintesis

4.1 Daftar Pustaka

Page 5: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya

peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang

berbunyi: “ kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoen-djoeng bahasa persatoean,

bahasa Indonesia ” dan pada undang-undang dasar 1945 kita yang di dalamnya tercantum

pasal khusus yang menyatakan bahwa “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Namun, di

samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat

yang terkemuka diantara beratus-beratus bahasa nusantara yang masing-masing amat penting

bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.

Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur,

luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya.

Jika kita menggunakan patokan yang pertama, yaitu jumlah penutur, maka bahasa Indonesia

sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya mungkin tidak sebanyak bahasa Jawa atau bahasa

Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu ditambahkan penutur dwibahasawan yang

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya

dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama.

Lagipula, hendaknya disadari bahwa jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat laun akan

bertambah. Patokan yang kedua, yakni luas penyebaran, jelas menempatkan bahasa Indonesia

di baris depan. Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah pantai timur

Sumatera, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai Kalimantan. Sebagai bahasa

kedua, pemencarannya dapat disaksikan dari ujung barat sampai ke ujung timur dan dari

pucuk utara sampai ke batas selatan negeri kita. Patokan yang ketiga, yakni peranannya

sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya, menunjukkan bahwa bahasa

Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu

pengetahuan serta media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga

Indonesia dengan latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda. Uraian di

atas memberikan gambaran betapa pentingnya bahasa Indonesia bagi kita. Berdasarkan ketiga

patokan itu, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih penting dari pada bahasa

daerah. Harus dicatat disini bahwa kedudukannya yang penting itu sekali-kali bukan karena

Page 6: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar kecilnya jumlah kosakatanya atau keluwesan

dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.

Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk memepersatukan

seluruh penduduk indonesia. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara

lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis.

Semua warga negara indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa Indonesia karena itu

merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus

mahir dalam memajukan kepribadian indonesia didalam maupun diluar negeri.

Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa indonesia, bagi

mahasiswa indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan

tata laku. Berbahasa indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis, sebagai mahasiswa harus

lebih dapat menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa

tetap utuh terjaga. Mahasiswa selain bebahasa indonesia juga dapat menggunakan kalimat

efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca.

Bahasa Indonesia perlu diperlajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya

pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga indonesia wahib mempelajari bahasa

indonesia. Dalam bahasaan bahasa indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana

ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam basa

lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan

karena di-era modern ini komunikasi lebih dominan mengunakan komunikasi lisan dalam

kehidupan sehari-hari dikarenakan sangat praktis menyebabkan orang yang menggunakan

komunikasi bahasa lisan tidak teliti dalam berbahasa akibatnya, kita mengalami kesulitan

pada saat menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih teratur dan cenderung lebih kaku,

kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa yang bukan bahasa

indonesia kedalam kehidupan kita. Padahal bahasa bersifat sangat manipulatif. Kita selalu

dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu

Page 7: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

Pengertian Bahasa, aspek dan fungsinya

Fungsi Kecerdasan Berbahasa

Pengertian Ragam Bahasa

Macam-macam ragam bahasa

Ragam bahasa yang tidak baku dijadikan baku

Ragam bahasa Ilmiah dan Non-Ilmiah

Ragam bahasa Formal dan Non-Formal

Ragam bahasa yang tidak sempurna dijadikan sempurna

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ataupun tugas ini untuk mengetahui apa yang dimaksud ragam

bahasa, serta macam-macam ragam bahasa dan fungsi kecerdasan berbahasa

1.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud ragam bahasa

Mahasiswa mengetahui berbagai macam ragam bahasa yang ada di indonesia

Contoh - contoh ragam bahasa

Mahasiswa mengetahui apa saja fungsi kecerdasan berbahasa

Page 8: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa, Aspek dan Fungsinya

2.1.1 Pengertian Bahasa

 Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang

bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa dinyatakan sebagai sistem bunyi yang arbitrer

yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri.

Bahasa juga dijabarkan oleh beberapa ahli seperti :

- Harimurti Kridalaksana " Bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk

komunikasi oleh kelompok manusia."

- Finoechiaro " Bahasa adalah simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang

dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu,

berkomunikasi atau berinteraksi."

2.1.2 Aspek Bahasa

Ada beberapa aspek dalam bahasa yaitu aspek fisik dan aspek sosial :

Aspek Fisik Bahasa

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa merupakan suatu bentuk alat

komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap

suara yang dikeluarkannya memiliki arti. Maka yang dimaksud aspek fisik bahasa

pada dasarnya mencakup tiga aspek.

1. Aspek Produksi : Bagaimana bunyi itu dihasilkan2. Aspek Akustis : Bagaimana ciri – ciri bunyi bahasa yang diujarkan.

Page 9: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

3. Aspek Persepsi Bunyi Bahasa : Bagaimana bunyi bahasa itu dipahami melalui

indra pendengaran.

Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan alat bicara yang normal,

keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi, serta

kemampuan mengatur pernapasan. Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan

perubahan kualitas bunyi (aspek produksi). Sebagai akibat proses artikulasi yang

berbeda pada bahasa – bahasa di dunia ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan

berbagai bahasa itu pun berbeda (aspek akustis). Indra pendengaran mampu

menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk

sebuah tuturan, cepat lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh seorang

penutur (aspek presepsi bunyi suara).

Aspek Sosial Bahasa

Bahasa mempunyai variasi dan memiliki ragam. Di dalam lingkungan masyarakat,

ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan ciri keakraban atau keintiman.

Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue, loe, bete. Berikut

termasuk ke dalam ragam intim. Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif,

yang merupakan ragam bahasa yang digunakan pada saat guru mengajar di kelas.

Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi. Ragam lain adalah bahasa yang

ditandai ujaran – ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual

dan seremonial.

2.1.3 Fungsi Bahasa

Bahasa selain berfungsi sebagai alat komunikasi manusia, sarana penyampaian informasi,

mengutarakan pikiran, perasaan maupun gagasan, bahasa juga memiliki beberapa fungsi

lainnya seperti :

1. Untuk Tujuan Praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.

2. Untuk Tujuan Artistik : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan

seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.

3. Untuk Tujuan Filologis : Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki

latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan

adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri

Page 10: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

4. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan

kebahasaan.

5. Sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, karena tanpa adanya bahasa,

maka pengembangan IPTEK pun tidak dapat tumbuh dan berkembang

2.2 Fungsi Kecerdasam Berbahasa

Ada beberapa fungsi kecerdasan berbahasa sebagai berikut :

1. Bahasa sebagai sarana komunikasi

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat.

Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan

yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi

kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.

2. Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi

Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya:

integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen,

integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa

dan bernegara.

3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial

Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang

yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing mengamati

ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah komunikasi.

Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang –

undang dan lain – lain.

4. Bahasa sebagai sarana memahami diri

Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi

kondisi dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya,

kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya,

kemauannya, tempramennya, dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan

fisik, emosi, inteligensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan lain – lain.

Dari pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun

Page 11: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

karakternya dan mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan

kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.

5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri

Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana

sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi

sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga dan

prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).

6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain

Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain,

seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakaian

bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis,

intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang melandasi

pemikirannya, tipologi dasar tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris,

flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi

pengembangan dirinya, dan lain – lain.

7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar

Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian

konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat

mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang melatar

belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya, mengidentifikasi objek

yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan

mengamati, bagaimana hasil pengamatan,. dan apa kesimpulan.

8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis

Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif,

deduktif, sebab – akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau

pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang

dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis

merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis,

dengan ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak

tersebut menjadi konkret.

Page 12: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

9. Bahasa membangun kecerdasan

Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi

bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi, persuasi,

deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam bahasa secara

tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam berbagai bentuk dan fungsi

kebahasaan.

10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda

Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan

sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan.

Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang

studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Misalnya,

seorang ahli program yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus elektronik,

atau membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang sudah ada.

11. Bahasa membangun karakter

Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya

lebih baik. Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat mengidentifikasi

kemampuan diri dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa

cinta. Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya : membuat proposal yang

menyatakan dirinya akan menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis suatu

laporan.

12. Bahasa Mengembangkan profesi

Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan

pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses pembelajaran,

tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian

puncak karier / profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa komunikasi

atau interaksi dengan mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya. Untuk itu semua

kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam

berbahasa sehingga mempu menciptakan kreatifitas baru dalam profesinya.

13. Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru

Page 13: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu

pemikiran yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya.

Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya. Melalui

pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual. Bakat alam

dan bakat intelektual ini dapat berkembang spontan menghasilkan suatu kretifitas

yang baru.

2.3 Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut

topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,

serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya

dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di

kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam

suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa

baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia,

timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam

situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa

baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak

dituntut menggunakan bahasa baku.

2.4 Macam - Macam Ragam Bahasa

1. Ragam Bahasa Ilmiah

karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi

penulisan yang baik dan benar.

Page 14: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Jenis karangan ilmiah :

Makalah : Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya

berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif

(menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti

karangan).

Kertas kerja : Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya

disajikan dalam lokakarya.

Skripsi : Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar

pendapat orang lain.

Tesis : Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

Disertasi : Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat

dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan

analisi yang terinci.

2. Ragam Bahasa Non Ilmiah

 

Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi

dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti

ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu

dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti

penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah

adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah

drama.

3. Ragam Bahasa Semi Ilmiah 

Semi ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan

menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret,

gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang

dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta

dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi formal tetapi tidak

sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan

karangan non ilmiah. Maksud dari karangan non ilmiah tersebut ialah karena jenis

Page 15: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

semi ilmiah masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat,

novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya adalah berada diantara ilmiah. Bentuk

karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase dan resensi buku.

Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan dan kritik objektif

terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan,

deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.

4. Ragam bahasa sastra

ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang

sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam

ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi

pembaca.

Ciri-ciri ragam bahasa sastra :

Menggunakan kalimat yang tidak efektif,

menggunakan kalimat yang tidak baku, dan

danya rangkaian kata yang bermakna konotasi

5. Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan

fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa,

kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan

tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk

mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:

Ragam bahasa cakapan

Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa kuliah

Ragam bahasa panggung

6. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan

dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata

cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain

dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti

bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan

Page 16: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan

antara lain meliputi:

Ragam bahasa teknis

Ragam bahasa undang-undang

Ragam bahasa catatan

Ragam bahasa surat

2.5 Contoh Ragam Bahasa Tidak Baku dijadikan Baku

Berikut beberapa contoh bahasa baku dan non baku :

atap - atep

habis - abis

dengan - dengen

senin - senen

mantap - mantep

hilang - ilang

dalam – dalem

Bahasa baku dan non baku ini dapat pula digunakan dalam sebuah kalimat efektif,

contohnya :

A. Bahasa Baku

Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.

Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya

merasa tidak aman.

B. Bahasa Tidak Baku

Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.

Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan

keluarganya.

2.6 Contoh Ragam Bahasa Ilmiah dan Non-Ilmiah

2.6.1 Ragam Bahasa Ilmiah

Artikel ilmiah adalah artikel yang memiliki nilai atau memenuhi kaidah (syarat)

keilmuan. Artinya artikel ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas

permasalahan, menyajikan kajian dengan ragam bahasa dan tata tulis ilmiah, dan

menggunakan prinsip-prinsip keilmuan pada umumnya seperti objektif, logis, empiris,

Page 17: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

sistematis. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat

diartikan sebagai karya tulis lengkap. Misalnya laporan berita atau essai dalam

majalah atau surat kabar. Artikel imiah juga dapat diartikan sebagai hasil berpikir

ilmiah yang didasarkan pada rencana yang relatif matang karena akan memudahkan

penulis untuk mewujudkan teks artikel.

Puspandari (2008:10) dalam karyanya menuturkan ragam bahasa ilmu yangditunjukkan pada

bagan berikut.

Ciri dan Karakter Bahasa Indonesia Ilmiah

Puspandari (2008:10) mengungkapkan bahwa ragam ilmu memiliki sifat sabagai berikut:

1) Baku

Ragam bahasa ilmu termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu,

ragam bahasa ilmu mengikuti kaidah - kaidah baku , yakni EYD, dan dalam ragam lisan

menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa dan kalimat yang

baku atau sudah dibakukan.

Contoh: Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka

proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa

serahkan kepada penguasa asing (Tidak Baku) Pada kalimat di atas terdapat kata dan

struktur yang tidak baku, yaitu: dikarenakan, dan lain sebagainya, dan kita terpaksa

serahkan. Kalimat diatas dapat diperbaiki sebagai berikut. Karena kekurangan modal,

Page 18: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia

Timur terpaksa kita serahkan kepada pengsaha asing.

2) Denotatif

Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukankonotatif dan tidak

bermakna ganda.

Contoh: Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh penerangan

yang memadai. (tidak lugas)Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan

mengandung maknaganda, yaitu informasi atau listrik.Perbaikan: Sampai saat ini

masyarakat desa Bojongsoang belum memperolehinformasi yang memadai atau sampai

saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh listrik yang memadai.

3) Berkomunikasi dengan pikiran dari pada perasaan

Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atauhemat, dan

tidak emosional.Contoh: Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun,

terminal,atau tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-

tempatramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidak

efisien)Perbaikan: Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempatyang

ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien)

4) Kohesif

Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimatmaupun dalam

alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu denganalinea yang lainnya bersifat

padu maka digunakan alat-alat penghubung,seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata

penghubung.

5) Koheren

Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok

6) Mengutamakan Kalimat Pasif

Contoh: Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium. Perbaikan: Penelitian ini

dilakukan di laboratorium.

Page 19: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

7) Konsisten

Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda,

dan juga penggunaan kata ganti diri.

8) Logis

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima

akal. Contoh: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap (tidak

logis) Perbaikan: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin itu akan

menguap.

9) Efektif

Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh

penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.

10) Kuantitatif

Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Contoh: Untuk

menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam. Perbaikan: Untuk menanam

pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalamansatu meter.

2.6.2 Ragam Bahasa Non Ilmiah

Artikel Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta

pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang

pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu

dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti

penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah

adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi dan naskah

drama.

Berikut penggalan contoh Ragam Bahasa Non Ilmiah :

Langit Menggelap di Vredeburg

Cerpen Sulialine Adelia

Beginilah menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di atas motor

model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga remaja atau mereka

Page 20: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku semen, di atas sadel motor, atau di

trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil disuapi orang tuanya. Pengamen yang

beristirahat setelah seharian bekerja. Dan orang gila yang tidur di sisi pagar.

Di salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang bermesraan,

Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati kendaraan atau orang-orang

yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan kota.

Tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan. "Apa

kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok telah menindas

warna putihnya.

"Kamu di sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa

berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuat Reyna

ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki itu.

Begitu juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya bergemuruh hebat

mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia memeluk, menciumi perempuan itu

seperti dulu, tetapi tak juga dilakukannya.

Hingga Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya memberi

tempat Mozes di sebelahnya.

"Kaget?" tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.

Reyna tertawa kecil.

"Gimana?" tanya Reyna tak jelas arahnya. "Lama sekali nggak ketemu."

"Iya. Berapa tahun ya? Dua lima, tiga puluh?"

"Tiga puluh tahun!" jawab Reyna pasti.

"Ouw! Tiga puluh tahun. Dan kamu masih semanis dulu."

"Terima kasih," Reyna tersenyum geli. Masih ’semanis dulu’. Bukankah itu lucu?

Kalaupun masih tampak cantik atau manis itu pasti tinggal sisanya saja. Kecantikan yang

telah terbalut keriput di seluruh tubuhnya. Tapi kalimat itu tak urung membuat Reyna

tersipu. Merasa bangga, tersanjung karenanya.

"Kapan datang?" tanya Reyna. Mulai berani lagi menatap mata lelaki di sebelahnya.

"Belum seminggu," jawab Mozes.

"Mencariku?" Reyna tersenyum. Sisa genitnya di masa muda.

Page 21: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Mozes tertawa berderai-derai. Lalu katanya pelan, "Aku turut berduka atas meninggalnya

suamimu," tawanya menghilang.

2.7 Ragam Bahasa Formal dan Non-Formal

Berdasarkan situasi pemakaianya, bahasa dapat dibagi menjadi : ragam formal, ragam

semiformal, ragam nonformal.

Ragam formal digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu

ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan

untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:

komunikasi resmi

wacana teknis

pembicaraan di depan khalayak ramai

pembicaraan dengan orang yang dihormati

Ragam formal lisan digunakan untuk :

Berceramah ilmiah

Berpidato resmi

Berdiskusi formal

Berdebat resmi

Ragam formal tulis dipakai untuk :

Menulis surat resmi

Menulis makalah, artikel

Menulis proposal

Menulis laporan formal

Sedangkan ragam nonformal tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku.

Ragam nonformal lisan dipakai untuk :

Berbicara sehari-hari dirumah

Bergunjing

Bercerita

Mengobrol

Ragam nonformal tulis dipakai untuk :

Menulis surat kepada kerabat

Page 22: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Menulis surat kepada teman

Menulis surat kepada pacar

Menulis catatan harian

Tipe bahasa yang hanya sesaat yang berada di kawasan non formal / lisan

Di dalam lingkungan masyarakat, ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan

citi keakraban dan keintiman, Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue,

lo, bête, ember tersebut termasuk ragam intim (intimate) di kalangan kaum muda di Jakarta.

Bahasa ini digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Secara sepintas, kita dapat membedakannya dengan bahasa santai (casual)  yang juga

ditandai dengan bentuk yang tidak baku. Ragam santai digunakan  di dalam situasi tidak

resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal (tidak intim)

(Kushartanti, 2009:50).

Ragam bahasa Gaul di kalangan anak muda memiliki kesamaan ciri dengan ragam intim

karena percakapan bahasanya terjadi di lingkungan yang sangat akrab dan intim. Walaupun 

ragam bahasa ini dapat berubah menjadi ragam santai ketika pemakaiannya telah meluas.

Ragam Bahasa Gaul ini tidak konsisten digunakan oleh penuturnya karena dikatakan sebagai

bahasa musimankarena apabila suatu periode tertentu telah berlalu maka bahasa atau istilah

tersebut tidak lagi digunakan atau dapat dikatakan bahasa itu mengikuti trend yang sedang

ada pada saat itu. Bahasa ini sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia yang ‘baik dan benar’.

Ragam ini cenderung memilih ragam santai sehingga tidak terlaku baku atau kaku.

Ketidakbakuan tersebut tercermin dalam kosakata, struktur, kalimat dan intonasi. Ragam ini

merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh penduduk Jakarta yang sangat

kosmopolitan. Oleh karena itu, banyak kalangan yang menyebutnya ragam santai dialek

Jakarta. (Sudana, 2011:144).

Kamus Linguistik memaparkan definisi Bahasa Gaul dan Prokem sebagai berikut:

Bahasa Gaul  termasuk bahasa dengan ragam non standar Bahasa Indonesia yang lazim

di Jakarta pada tahun 1980-an hingga abad ke-21 ini yang menggantikan bahasa

prokem yang lebih lazim pada tahun-tahun sebelumnya. Ragam ini semua

diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan

masyarakat terpinggir lain. Sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis

dan morfologi Bahasa Indonesia dan dialek Betawi. (Kridalaksana, 2008:25)

Page 23: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Bahasa prokem termasuk ragam nonstandard Bahasa Indonesia yang lazim di Jakarta

pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh  ragam yang disebut bahasa gaul.

Ragam prokem ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek Betawi yang

dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk –ok- di depan

fonem terakhir yang tersisa, misal kata bapak dipotong menjadi bap, kemudian disisipi

–ok-, jadilah kata prokembokap. Konon ragam ini berasal dari bahasa khusus yang

digunakan oleh para narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini

memanfaatkan sintaksis dan morfologi Bahasa Indonesia dan dialek Betawi.

(Kridalaksana, 2008:28).

Contoh penggunaan bahasa gaul sebagai berikut :

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)

Aku, Saya Gue

Kamu Elo

Di masa depan kapan-kapan

Apakah benar? Emangnya bener?

Tidak Gak

Tidak Peduli Emang gue pikirin!

Berikut ini contoh kosa kata  ragam bahasa gaul dari tahun 1980-an sampai saat ini (Unnanoche,2010):

Tahun 1980-an Tahun 1990-an Tahun 2000-an Alay

Bokin=pasangan Bete=bad mood Akika=akuMenggunakan bahasa

singkat tapi tidak karuan

Gintur=tidurDugem=dunia

gemerlapEmber=emang bener

W gk bs tdr = gue gak bisa tidur

Page 24: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Kemek=makan Gile! Gile!=gilaJayus=merujuk lucu tapi ternyata tidak

Menggunakan campuran huruf besar dan kecil :

BaHaSa aLay bIaSanYa sEpeRti iNi.

Kelokur=keluarLagi=digunakan

pada akhir kalimat sebagai penekanan

Gak asik= tidak menyenangkan

Menggunakan campuran angka : 4k L6 d1 sm4r4n6 

(aku lagi di Semarang)

Plokis=polisiNgebo’at=

menggunakan narkoba

Gak penting=remeh -

Cipokan=ciuman Tajir=kayaGitu loh!=pada akhir

kalimat sebagai penekanan

-

Kobam=mabok/teller Jomblo=lajang Kacian deh lo! -Doi=dia - Pembokat=pembantu -

Mokan=mana - Sutra= selesai, terserah -

  - Borju=kaya -

2.8 Ragam Bahasa yang telah disempurnakan dan belum sempurna

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak

tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran

Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk

melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru

dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972,

berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa

Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan

Rumi Bersama (ERB).

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan

pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas.

Page 25: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975

memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah".

Perbedaan-perbedaan antara ejaan sebelumnya dan EYD adalah:

'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci

'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak

'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum

'j' menjadi 'y' : sajang → sayang

'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk

'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat

'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir

awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh

"di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada

dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Sekarang kita akan membahas tentang sejarah dari Ejaan Yang Disempurnakan,adapun

sejarahnya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan,sudah mengalami perubahan system ejaan yaitu :

1. Ejaan Van Ophuysen

2. Ejaan Suwandi

3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Itu adalah sejarah perubahan system penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan, sekarang saya

akan menjelaskan perubahan system tersebut

Ejaan Ophuysen

Ejaan Republik (Ejaan

Suwandi)

Ejaan Yang

Disempurnakan(EYD

(1901-1947) (1947-1972)  (Mulai 16 Agustus 1972)

Choesoes Chusus Khusus

Djoem’at Djum’at Jumat

Ja’ni Jakni Yakni

Page 26: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Dari perubahan system diatas, perubahan terakhirlah yang digunakan hingga saat ini yaitu

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain perubahan system penulisan EYD, ada juga ruang

lingkup yang berkaitan dengan penulisan EYD, ruang lingkup tersebut meliputi lima aspek

sebagai berikut :

1. Pemakaian huruf

2. Penulisan huruf

3. Penulisan kata

4. Penulisan unsur

5. Pemakaian tanda baca

BAB 3

KESIMPULAN & SARAN

3.1 KESIMPULAN

Page 27: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi

melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut

topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,

serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan

bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan

(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu

mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan

sebagaimana pedoman yang ada.

3.2 SARAN

1. Dalam menulis makalah ini, diharapkan memeperhatikan sistematis penulisan

sehingga makalah ini dapat diterima oleh berbagai kalangan

2. Dalam menulis diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai masalah dalam

menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam era-modern ini, sehingga makalah

ini dapat menarik dan bermanfaat bagi semuanya

3. Kami mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan

kekritisannya dalam berfikir saat membuat makalah

BAB 4

SINTESIS

4.1 DAFTAR PUSTAKA

http://risanputtra.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-bahasa-aspek-dan-fungsinya/

Page 28: Tugas Ragam Bahasa ( Bahasa Indonesia ).docx

http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/

http://elishhaumahu.blogspot.com/2011/10/bab-i-pendahuluan.html

http://ani-yunita.blogspot.com/2013/10/macam-macam-ragam-bahasa-dan-

contohnya.html

http://hanumskamyta.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-macam-macam-ragam

bahasa.html

http://imamsetiyantoro.wordpress.com/tag/macam-macam-ragam-bahasa/

http://yana-anggraini.blogspot.com/2012/09/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html

http://www.academia.edu/3549685/pengertian_bahasa_indonesia_ragam_ilmiah-

tugas_bahasa_indonesia

http://alwi-hafiz.blogspot.com/2013/10/contoh-ragam-bahasa-ilmiah-semi-

ilmiah.html

http://iwardany.wordpress.com/2012/10/27/tipe-bahasa-yang-hanya-sesaat-yang-

berada-di-kawasan-non-formallisan/

http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/10/ragam-bahasa.html

http://keranggan.blogspot.com/2009/12/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html