Makalah Ragam Bahasa Indonesia
-
Upload
septiana-farikha -
Category
Education
-
view
35.425 -
download
12
Transcript of Makalah Ragam Bahasa Indonesia
RAGAM BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Rika putriana (1401412369)
2. Muhammad Samsun Erfin (1401412325)
3. Septiana Farikhatun (1401412438)
Rombel :
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
1. PEMBUKA
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia digunakan untuk tujuan tertentu dan konteks tersebut
yangmenentukan ragam bahasa Indonesia yang digunakan. Terdapat berbagai
macamragam bahasa Indonesia, misalnya saja seseorang yang menggunakan
bahasaIndonesia dalam orasi politik menggunakan ragam bahasa yang berbeda
dariorang lain yang menggunakannya untuk menyampaikan khotbah jumat
atau bahan kuliah (Anshari dkk, 2013:41).
Pembahasan lebih lanjut dalam tulisan ini lebih mengkhusus pada
bahasaIndonesia ragan ilmiah. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam
duniaakademik/ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam
ilmiah,yang memiliki ciri khas: cendikia, lugas dan jelas, menghindari
kalimatfragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dankonsisten (Anshari dkk, 2013:41).
Pengertian dan karakteristik dari ragam ilmiah perlu untuk diketahui
khususnya bagi pelajar atau mahasiswa yang senantiasa menggunakan
bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam dunia kependidikannya. Maka dari itu, tulisan
ini hadir sebagai salah satu media untuk membantu mahasiswa memahami tentang
bahasaIndonesia ragam ilmiah, memahami tentang karakteristik dan ciri-ciri ragam
ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian ragam bahasa Indonesia?
1.2.2 Apa saja macam ragam bahasa Indonesia?
1.2.3 Bagaimana pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian ragam bahasa Indonesia.
1.3.2 Mengetahui berbagai macam ragam bahasa Indonesia.
1.3.3 Memahami pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan
tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam
bahasa.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh
penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian
bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku
dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti
di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
2.2 Macam-macam Ragam Bahasa
2.2.1 Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku
Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering
disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku
bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang
dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur
bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di
dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku
di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna
dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,
tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam
3
bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa
Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang
berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam
bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
2.2.1.1 Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan
bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat
tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi
dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami
makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan
dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam
bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai
ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja
diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat
dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri ragam lisan :
1) Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2) Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3) Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4) Berlangsung cepat;
5) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6) Kesalahan dapat langsung dikoreksi; dan
7) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta
intonasi.
4
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah,
sambutan, berbincang-bincang, dan masihbanyak lagi. Semua itu
sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari,
terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh
aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun
ceramah.
2.2.1.2 Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di
samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat
kabar, dll. Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan
karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain;
2) Tidak terikat ruang dan waktu;
3) Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat;
4) Pembentukan kata dilakukan secara sempurna;
5) Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap;
6) Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu;
7) Berlangsung lambat; dan
8) Memerlukan alat bantu.
2.2.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
2.2.2.1 Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang
tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
5
di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa
Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi
awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung,
Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak
pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2.2.2.2 Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang
berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,
kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
2.2.2.3 Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap
kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika
dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan
kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa
seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika
terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan
pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan
makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya,
makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam :
1) Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan,
seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
2) Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan
atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
6
3) Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan,
undang-undang.
4) Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis,
disertasi.
2.2.3 Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang
dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini
kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang
digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan
dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan
dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam
bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini
dikenal pula dengan istilah laras bahasa
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut,
misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam
bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang
kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam
lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok
persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda
dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah,
kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.
2.3 Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata
bahasa).
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,
1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa
7
yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai
derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1) Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan
upacara pernikahan.
2) Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato,
rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3) Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat
pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
4) Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5) Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan
yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi:
1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-
batas kedaerahan;
2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan
dengan bangsa lain;
3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya
pemakaian bahasa.
3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa Indonesia ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia baku yang
digunakanuntuk kegiatan ilmiah oleh kelompok masyarakat terpelajar. Bahasa
Indonesia ragamilmiah, memliki ciri khas cendekia, lugas dan jelas, menghindari
kalimatfragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dankonsisten.
8
3.2 Saran
3.2.1 Bagi pelajar
Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan
tetang pemahaman bahasa Indonesia ragam ilmiah sekiranya dapat digunakan
dandimanfaatkan demi kemajuan ilmu pengetahuan.
3.2.2 Pengajar/Pendidik
Berbagai macam literature yang menunjang pembelajaran dapat
diperolehdengan mudah, tulisan ini diharapkan menjadi salah satu literature
yangdapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang ragam ilmiah.
9
Daftar Pustaka
Harsono, fitri. 2013. Ragam Bahasa Indonesia. (online)
http://fitriharsono.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-indonesia.html (diakses pada
21 Maret 2014)
Rosdianto, Candra. 2013. Ragam Bahasa Indonesia. (online)
http://candrarosdianto.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-indonesia_7424.html
(diakses pada 21 Maret 2014)
Anshari, Abdullah Dola, Ahyar Anwar, Akmal Hamsa, Salam, Juanda, Ramly,Mayong
Maman, Azis, Nensilianti, Idawati, Helena, Nurwaty Syam, Asia,Suarni Syamsaguni,
Muhammad Rapi, Achmad Tollo, Muhammad, Johar amir, sulastriningsih, A. wardihan,
Syamsudduha, Kembong Daeng, EnungMaria, Taufik, Usman, Bachtiar Syamsuddin, Andi
Fatimah Yunus, Hajrah,dan Faisal. 2013. Mata Kuliah Pengenbangan Kepribadian Bahasa
Indonesia.Badan pengembangan bahasa dan sastra indonesia dan daerah fakultas bahasadan
sastra universitas negeri makassar
Faisol, Muhammad. 2012. Pengertian Bahasa Indonesia Ilmiah. Arikel Online. (http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengertian-bahasa-indonesia- ilmiah) diakses pada 7 maret 2013.
Puspandari, Dyas. 2008.Bahasa Indonesia Hand Book (Sifat Ragam Bahasa Ilmu) .Bandung : Polytechnic Telkom
10