Tugas Akuntansi Biaya Bahan Baku

28
TUGAS AKUNTANSI BIAYA Oleh Kelompok 6 NI MADE DEWI FEBRIYANTI (1006305011) FITRI APRILIA SARI (1006305044) PUTU MIA SULISTIARI PUTRI (1006305054) NI WAYAN LADY ANDINI (1006305125) GUSTI AYU MADE ERVINA ROSIANA (1006305157) SUHARTO (1006305183) FAKULTAS EKONOMI

description

akuntansi biaya

Transcript of Tugas Akuntansi Biaya Bahan Baku

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

OlehKelompok 6

NI MADE DEWI FEBRIYANTI (1006305011)

FITRI APRILIA SARI (1006305044)

PUTU MIA SULISTIARI PUTRI

(1006305054)

NI WAYAN LADY ANDINI (1006305125)

GUSTI AYU MADE ERVINA ROSIANA (1006305157)

SUHARTO(1006305183)FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

2011A. Prosedur Permintaan dan Pemakaian Bahan BakuMetode panentuan Harga Pokok Bahan Baku

Persediaan bahan baku awalRp xxx

Pembelian bahan bakuRp xxx

Bahan baku siap digunakanRp xxx

Persediaan bahan baku akhirRp xxx

Harga pokok bahan bakuRp xxx

Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku

a. Mutasi persediaan : Pada metode fisik setiap ada mutasi persediaan tidak ada catatannya sehingga untuk mengetahui nilai persediaan harus dilakukan dengan penghitungan secara fisik. Begitu juga harga pokok penjualan baru dapat dihitung setelah persediaan akhir sudah dihitung.b. Persediaan fisik : Pada metode buku/perpectual setiap ada mutasi persediaan selalu dilakukan pencatatan sehingga sewaktu-waktu dapat diketahui saldo dari persediaan.Metode Pencatatan Persediaan Akhir :

a. Metode identifikasi khusus

Metode ini mencatat setiap bahan dan harga belinya sendiri-sendiri sehingga bila ada bahan yang dipakai dapat diidentifikasi harga belinya. Perusahaan yang memakai harga pokok pesanan seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan baku yang tidak disediakan di gudang.b. Metode masuk pertama keluar pertama (Metode FIFO) Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang digunakan sesuai dengan urutan pembeliaanya; dengan perkataan lain, barang pertama yang dibeli adalah yang pertama yang digunakan (dalam perusahaan pabrikasi) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Persediaan yang tinggal dengan demikian harus mencerminkan pembelian yang paling mutakhir.c. Metode masuk terakhir keluar pertama (Metode LIFO) Metode LIFO pertama mencocokkan harga pokok dari barang yang dibeli terakhir terhadap pendapat. Jika persediaan periodik yang digunakan, maka akan diasumsikan bahwa harga pokok dari total kuantitas yang dijual dan digunakan selama bulan itu akan berasal dari pembelian yang paling baru.

d. Metode rata-rata tertimbang Metode rata-rata menetapkan harga barang-barang di dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata dari semua barang serupa yang tersedia selama periode bersangkutan.e. Metode biaya standar

Pada metode ini persediaan barang dinilai dengan biaya standar yaitu biaya- biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standat ini ditentukan dimuka, yaitu sebelum proses produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya standar akan dicatat sebagai selisih.

f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan Dalam metode ini persediaan barang yang ada pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli terakhir.B. Metode Penentuan Harga Pokok MaterialMetode Penentuan Harga Pokok Material

1. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli

Pada saat bahan diterima telah dilakukan pencatatan dengan mendebit persediaan bahan baku (pembelian) dan mengkredit utang dagang (kas). Berapa angka yang dicantumkan tergantung pada harga pokok bahan baku tersebut. Untuk menentukan harga pokok bahan baku harus diketahui elemen-elemen yang membentuk harga pokok bahan baku.

Elemen yang membentuk harga pokok bahan baku antara lain adalah:

Jumlah yang tercantum dalam faktur pembelian (antara lain harga beli)

Pajak

Biaya angkut

Jadi harga pokok bahan baku adalah harga faktur ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap digunakan (biaya angkut, biaya penyimpanan, dan lain-lain).

2. Alokasi Biaya Angkut Pembelian

Bila baya angkut pembelian dimasukkan sebagai elemen bahan baku masalahnya adalah kalau terjadi pemebelian lebih dari satu jenis bahan baku. Jadi terdapat masalah alokasi biaya angkut pembelian. Dasar alokasi yang sering digunakan adalah:

1. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli

2. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli

Contoh:

PT Haris membeli 3 jenis bahan secara kredit sebagai berikut:Bahan baku A: 3000 unit, harga per unit Rp 200 dengan berat per unit Rp 2 kg

Bahan baku B: 1000 unit, harga per unit Rp 300 dengan berat per unit Rp 3 kg

Bahan Baku C: 2000 unit, harga per unit Rp 50 dengan berat per unit Rp 1,5 kg

Atas pembelian bahan baku telah dibayarkan biaya angkut sebesar Rp 50.000,-

Jawab:

1. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku

A:B: C =6000:3000:3000

Alokasi biaya angkut adalah:

Bahan baku A: (2 : 4) x Rp 50.000,- = Rp 25.000,-

Bahan baku B: (1 : 4) x Rp 50.000,- = Rp 12.500,-

Bahan baku C: (1 : 4) x Rp 50.000,- = Rp 12.500,-

Jurnal:

Persediaan bahan baku

Rp 937.500,-

-

Persediaan bahan pembantuRp 112.500,-

-

Kas

-Rp 50.000,-

Utang Dagang

-Rp 1000.000,-

2. Harga faktur, alokasi biaya angkut :600.000 : 300.000 : 100.000

Bahan baku A: (6 : 10) x Rp 50.000,- = Rp 30.000,-

Bahan baku B: (3 : 10) x Rp 50.000,- = Rp 15.000,-

Bahan baku C: (1 : 10) x Rp 50.000,- = Rp 5.000,-

Jurnal:

Persediaan bahan baku

Rp 945.000,-

-

Persediaan bahan pembantuRP 105.000,-

-

Kas

-Rp 50.000,-

Utang dagang

-Rp 1.000.000,-

Alternatif lain adalah perlakuan biaya angkut sebagai biaya periodik yang akan menjadi elemen biaya overhead pabrik.

Jurnal:

FOH

Rp 50.000,- -

Kas -

Rp 50.000,-

3. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai

Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli dapat ditentukan, selanjutnya timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai. Penyebab timbulnya masalah tersebut karena perbedaan harga perolehan satuan setiap kali dilakukan pembelian bahan baku yang sama, jadi fluktuasi harga.

Tujuan akuntansi penetuan harga pokok bahan baku yang dipakai adalah:

a) Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih teliti.

b) Untuk tujuan pengendalian atas bahan.

1) Metode akuntansi persediaan

Dalam menyelenggarakan pencatatan persediaan bahan dapat memilih metode akuntansi persediaan, yaitu: metode persediaan phisik (physical inventory method) dan metode persediaan permanen (perpetual inventory method).

PhysicalPerpetual

PembelianPembelian xxx

Utang dagang xxxPersediaan bahan baku xxx

Utang dagang xxx

Retur pembelianUtang dagang xxx

Retur pembelian xxxUtang dagang xxx

Pesediaan bahan

baku xxx

Pemakaian bahan-Barang dalam proses xxx

Persediaan bahan

baku xxx

Akhir periode (dilakukan perhitungan fisik)

Dengan metode physical

Barang dalam prosesxxx -

Persediaan bahan (akhir periode) xxx -

Pembelian -xxx

Persediaan bahan (awal) -xxx

Metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai (cost).

Metode yang lebih umum digunakan untuk mengkalkulasi biaya bahan yang dikeluarkan dari persediaan adalah:

a) Masuk-pertama, keluar-pertama (first in, first out FIFO)

b) Biaya rata-rata (average cost)

c) Masuk-akhir, keluar pertama (last in, first out LIFO)

d) Identifikasi khusus

e) Metode-metode lain, seperti: penilaian persediaan menurut nilai terendah antara biaya (cost) dan pasar (market), whichever in lower, dan net realizable value method.

Contoh dengan metode FIFO:

Contoh perhitungan harga pokok bahan baku A yang dimiliki PT Bumi Damai dalam bulan Januari 2003 sebagai berikut:

Persediaan, 1 Januari 2003: 200 kg, dengan harga per kg Rp 1.000,-

Pembelian, 12 Januari

: 400 kg, dengan harga per kg Rp 1.200,-

Pembelian, 26 Januari

: 500 kg, dengan harga per kg Rp 900,-

Pembelian, 31 Januari

: 100 kg, dengan harga per kg Rp 1.100,-

Pemakaian, 16 Januari

: 500 kg

Pemakaian, 28 Januari

: 300 kg

Dari kasus di atas, hitunglah harga pokok bahan yang dipakai dan persediaan akhir!

Jawab:

Metode persediaan fisik (FIFO)

Persediaan awal per 1 Januari 2003= 200 kg x Rp 1.000,- = Rp 200.000,-

Pembelian bahan:

Tanggal 12/1/2003= 400 kg x Rp 1.200,- = Rp 480.000,-

Tanggal 26/1/2003= 500 kg x Rp 900,- = Rp 450.000,-

Tanggal 31/1/2003= 100 kg x Rp 1.100,- = Rp 110.000,-

Total pembelian

= Rp 1.040.000,-

+

Harga perolehan bahan siap pakai (1.200 kg)

= Rp 1.240.000,-

Persediaan bahan per 31/1/2003 : 400 kg dengan harga pokok:

100 kg x Rp 1.100,-= Rp 110.000,-

300 kg x Rp 900,-= Rp 270.000,-

+

= Rp 380.000,-

-

Harga perolehan bahan yang dipakai

= RP 860.000,-

Metode perpetual (FIFO)

Metode perpetual ini menggunakan kartu persediaan bahan.

C. Metode Penilaian Persediaan1. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah barang yang diperoleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dijual kembali atau diolah lebih lanjut dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya. Persediaan dalam perusahaan pengolahan akan terdiri atas persediaan bahan baku dan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Apabila selama perusahaan menyimpan persediaan terjadi inflasi maka perusahaan akan mendapatkan laba semu akibat kenaikan harga ini. Laba semu ini yang disebut dengan istilah holding gains merupakan laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen. Manajemen dan pembaca laporan keuangan harus menyadari tentang adanya holding gains ini, agar tidak mengambil keputusan yang keliru.

Persediaan merupakan elemen aktiva lancar yang penting, sebab sukses tidaknya perencanaan dan pengawasan persediaan akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan. Elemen persediaan akan berpengaruh terhadap penentuan laba perusahaan, penentuan tingkat likuiditas perusahaan, dan kebenaran penyajian neraca.

Akuntansi persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, sistem berkala, dan sistem permanen. Dalam sistem berkala pembelian barang dagangan atau bahan baku akan dicatat dalam rekening Pembelian. Pada akhir periode akan dihitung jumlah barang atau bahan baku yang masih ada. Kemudian, melalui jurnal penyesuaian terhadap persediaan, barulah dapat ditentukan jumlah harga pokok penjualan atau jumlah pemakaian bahan baku.

Dalam sistem permanen setiap pembelian barang atau bahan baku langsung dicatat dalam rekening Persediaan. Demikian juga pada saat penjualan atau pemakaian barang atau pemakaian baha baku, jumlah harga pokok barang yang dikeluarkan langsung dikredit pada rekening Persediaan, sedangkan debetnya dicatat dalam rekening Harga Pokok Penjualan atau Pemakaian Bahan Baku.

2. Penilaian Persediaan Persediaan tidak hanya menunjukkan jumlah persediaan yang berada di gudang perusahaan saja, tetapi meliputi juga barang-barang milik perusahaan yang masih ada dalam perjalanan yang dititipkan pada perusahaan lain (barang konsinyasi), dan barang-barang secara ekonomis masih di bawah penguasaan perusahaan.

Kesalahan penyajian di dalam persediaan akan mengakibatkan kesalahan dalam laporan keuangan. Kegagalan antuk mencatat pembelian dan utang usaha, memang tidak akan berpengaruh terhadap laba perusahaan, tetapi akan berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan.

Persediaan sebagaimana dengan aktiva lain akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost) Hinga perolehan persediaan mencakup seluruh beban atau pengeluaran yang diperlukan untuk menempatkan persediaan atau memproses menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Dengan demikian, secara teoretis batas pengangkutan, biaya proses pembelian, biaya penyimpanan harus dialokasikan sebagai bagian dari harga perolehan persediaan.

Beban periode tidak boleh dikapitalisasi dalam persediaan. Namun dalam kasus tertentu (discrete projects) beban bunga yang berkaitan dengan pembuatan kapal atau pembangunan real estate harus dikapitalisasi sebagai bagian dari aktiva yang bersangkutan.

Potongan pembelian harus diperlakukan sebagai pengurang dari pembelian, tidak dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Cara pencatatan pembelian dapat dilakukan dengan mencatat pembelian sebesar jumlah brutonya atau mencatatnya sejumlah netonya. Apabila menggunakan cara yang kedua, potongan pembelian yang tidak diambil akan dicatat dalam rekening Kerugian Potongan Pembelian yang akan disajikan dalam perhitungan laba rugi sebagai elemen biaya lain-lain. Jumlah ini dapat digunakan sebagai alat pengukur efisiensi manajer keuangan di dalam mengelola keuangannya.

Persediaan barang dalam proses dan barang jadi berisi kumpulan biaya-biaya, seperti biaya pemakaian bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam perusahaan industri perhitungan biaya pembuatan persediaan ini, biasanya dengan menggunakan skedul laporan tersendiri.

3. Metode Penilaian Persediaan 1. Dalam akuntansi persediaan dikenal beberapa metode penilaian, antara lain metode MPKP, MTKP, nilai rupiah MTKP, metode rata-rata, persediaan besi, dan harga perolehan standar. Sebetulnya selain metode-metode di atas terdapat juga metode penilaian yang lain, yang didasarkan pada harga taksiran. Penggunaan metode MTKP akan mengakibatkan laba bersih yang lebih rendah, tetapi akan menaikkan saldo akhir kas. Dalam contoh ini dianggap harga-harga naik, namun apabila harga cenderung menurun akibatnya akan menjadi sebaliknya. 2. Dalam keadaan harga cenderung meningkat metode MTKP akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih rendah, sedangkan metode MPKP akan menghasilkan nilai persediaan yang mendekati harga yang berlaku. Nilai persediaan yang dihasilkan metode rata-rata akan berada di antara hasil yang dihitung dengan metode MTKP dan MPKP. 3. Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode MTKP dikembangkan metode Nilai-rupiah MTKP. Metode ini digunakan untuk mengatasi pengaruh yang timbul karena adanya kenaikan jumlah unit persediaan lain yang sejenis yang jumlahnya cukup berarti. 4. Metode penilaian yang lain adalah metode persediaan besi dan harga perolehan standar. Dalam metode persediaan besi ditetapkan lebih persediaan yang harus ada dalam perusahaan, baik dalam unitnya maupun harga per unitnya. Selisih antara persediaan besi dengan persediaan yang ada dinilai sebesar harga perolehannya dan digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah persediaan besinya dalam metode harga biaya standar, persediaan dinilai sebesar harga perolehan standar yang telah ditetapkan di muka. Namun, apabila selisih antara harga standar dengan harga sesungguhnya cukup berarti maka persediaan harus dinilai atas dasar harga sesungguhnya.4. Penilaian Berdasarkan Harga Terendah Diantara Harga Pokok dan Harga Pasar 1. Penilaian persediaan berdasarkan harga yang terendah di antara harga pokok dan harga pasar, pada umumnya digunakan jika terjadi manfaat dari persediaan tidak lagi sepadan dengan harga pokoknya. 2. Beberapa tahap yang harus dilakukan apabila cara penilaian harga yang paling rendah antara harga pokok dan harga pasar akan dipakai, yaitu berikut ini. 1. Tahap pengumpulan data. 2. Tahap penentuan batas atas/tertinggi (ceiling) dan batas terendah (floor). 3. Memilih harga yang paling rendah di antara harga pokok dan harga pasar sebagai dasar penilaian. 3. Metode harga yang paling rendah di antara harga pokok dan harga pasar dapat diterapkan berdasarkan: 1. jenis tiap-tiap persediaan; 2. masing-masing kelompok persediaan; 3. keseluruhan persediaan. 4. Akuntansi terhadap rugi penurunan nilai persediaan adalah: 1. rugi penurunan nilai persediaan, tidak dilaporkan terpisah dari harga pokok penjualan; 2. rugi penurunan nilai persediaan, dilaporkan terpisah dari harga pokok penjualan digunakan metode: 3. langsung; 4. cadangan.

5. Metode Taksiran 1. Penentuan jumlah persediaan dapat didasarkan pada harga pokok (cost) yang didasarkan pada hasil perhitungan yang teliti, baik melalui catatan persediaan secara terus-menerus (perpetual inventory method) maupun didasarkan pada hasil perhitungan fisik, kemudian dihitung harga pokoknya secara teliti (physical inventory method). Namun, dalam kaitan adanya kebutuhan informasi secara cepat, baik dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek maupun kebutuhan informasi persediaan untuk tujuan lain, penentuan jumlah persediaan dapat dilakukan secara taksiran, yaitu dengan menggunakan Metode Laba Kotor dan Metode Harga Jual Eceran. Cara yang demikian ini, terutama akan sangat bermanfaat bagi pengusaha Toko Serba ada (swalayan). 2. Dalam metode laba kotor maka langkah pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan persentase laba kotor. Persentase ini dapat didasarkan pada harga pokok maupun harga jual. Setelah diketahui laba kotornya berikutnya adalah menentukan harga pokok barang yang dijual, yaitu hasil penjualan dikurangi laba kotor. Harga pokok penjualan dikurangkan terhadap harga barang yang tersedia untuk dijual akan dapat diperoleh jumlah persediaan. 3. Dalam metode harga jual eceran maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Persediaan awal ditentukan nilainya baik berdasarkan harga pokok maupun berdasarkan harga jual eceran 2. Setiap kali ada pembelian maka harus ditentukan harga pokok maupun harga jualnya. 3. Menentukan perlakuan terhadap perubahan harga jual eceran (kenaikan harga pembatalan kenaikan harga, penurunan harga dan pembatalan penurunan harga serta potongan-potongan khusus dan adanya barang yang rusak). 4. Menentukan persentase harga pokok terhadap harga jual dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada MPKP maka persediaan awal periode tidak dimasukkan dalam perhitungan. 2. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada rata-rata maka persediaan awal turut diperhitungkan. 3. Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada MTKP maka digunakan metode nilai rupiah (dengan indeks). 4. Kalau penilaian persediaan didasarkan pada yang terendah antara harga pokok dan harga pasar maka penurunan harga jual eceran tidak diperhitungkan dalam perhitungan persentase harga pokok tetapi ditambahkan pada penjualan. 5. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok jual eceran dengan cara mengurangkan hasil penjualan terhadap barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan harga jual. 6. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok dengan cara mengalikan persentase harga pokok (cost ratio) terhadap persediaan berdasarkan harga jual.

6. Penilaian Persediaan Pada Perusahaan Pengolahan dan Kontrak Jangka Panjang 1. Terdapat 2 cara dalam mengumpulkan biaya produksi pada perusahaan pengolahan. Caranya, yaitu dengan menggunakan bentuk proses dan bentuk pesanan. Perusahaan pengolahan yang menggunakan bentuk proses jika produk atau barang yang dihasilkan homogen, dan menggunakan bentuk pesanan jika barang yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan permintaan pemesan. 2. Pengakuan pendapatan dan penilaian persediaan pada kontrak-kontrak jangka panjang ada 2 alternatif sebagai berikut. 1. Metode persentase penyelesaian. 2. Metode kontrak selesai.3. Pada metode persentase penyelesaian pendapatan diakui selama masa pembangunan secara berkala (prioritas) sejalan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan. Sedangkan pada metode kontrak selesai pendapatan diakui setelah selesainya pekerjaan. D. Metode Pencatatan Persediaan

Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.

Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH PERSEDIAAN AKHIRUntuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan.

PERIODE AWALPerobahan persediaan (Harga Pokok) 999,999.99 Persediaan 999,999.99

PEMBELIANPembelian (Harga Pokok) 999,999.99 Ppn 999,999.99 Utang / Kas 999,999.99

PENJUALANPiutang/ Kas /Bank 999,999.99 Penjualan 999,999.99Ppn 999,999.99

AKHIR PERIODEPersediaan 999,999.99 Perubahan Persediaan (Harga Pokok) 999,999.99

Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print out maupun secara visual.A. WAKTU PEMBELIANPersediaan 999,999.99 Ppn 999,999.99 Utang/Kas/Bank 999,999.99

B. WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN) Persediaan barng dalam proses 999,999.99 Pesediaan bahan baku 999,999.99

C. PENERIMAAN HASIL PRODUKSIPersediaan barang Jadi 999,999.99 Persediaan Dalam Proses 999,999.99PENJUALAN1. Harga JualPiutang/Kas/Bank 999,999.99 Penjualan 999,999.99Ppn 999,999.99

2. Harga PokokHarga Pokok Penjualan 999,999.99 Persediaan Barang yang dijual 999,999.99

PENYESUAIAN AKHIR1. JIKA SALDO SEMENTARA < STOCK OPNAME Koreksi persediaan/Barang dalam proses 999,999.99 Koreksi pemakaian bahan 999,999.99

2. JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAMEKoreksi pemakaian Bahan 999,999.99 Persediaan/Barang dalam prosess 999,999.99

Walaupun sistem perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.Penilaian PersediaanMasalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung dan dapat pula tidak. Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal.Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.