TUGAS AKHIR KKL

15

Click here to load reader

description

ihih

Transcript of TUGAS AKHIR KKL

Page 1: TUGAS AKHIR KKL

Polusi asap, Riau kembali memburukPekanbaru (ANTARA News) - Asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau makin pekat sehingga mengakibatkan indeks pencemaran udara di sejumlah daerah di kembali ke tingkat yang berbahaya.Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau di Pekanbaru, Rabu, indeks pencemaran udara yang terpantau di daerah Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, mencapai angka 500 Psi (pollutant standar indeks).Indeks dengan angka di atas 300 menandakan polusi udara sudah pada level "Berbahaya" (hazardous).

Sejumlah daerah lainnya juga menunjukan kualitas udara mulai tidak sehat, seperti yang terpantau di dua alat indeks pencemaran udara milik perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Kabupaten Bengkalis menunjukan angka 105 dan 156. Indeks pencemaran di daera Libo juga mencapai 169, dan di Minas Kabupaten Siak mencapai 101.

"Riau memang kembali berasap," kata Kepala Divisi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

Satelit NOAA-18 pada 25 Maret pukul 18.00 WIB memantau ada 41 titik panas (hotspot), meningkat dari pantauan sehari sebelumnya yang hanya memantau 5 titik panas. Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir 12 titik, Bengkalis (11), Dumai (7), Siak (5), Pelalawan (3), Kepulauan Meranti (3).

Sedangkan, pantauan dari Satgas Pasukan Darat menunjukan ada 28 titik kebakaran besar di lapangan.Informasi dari BMKG, Riau baru akan dilanda hujan sekitar tanggal 28 Maret. Sebelumnya, munculnya kembali titik api dan asap juga memaksa Satgas Darurat Asap Riau mengevakuasi 24 warga akibat permukiman warga di Kabupaten Siak, Riau, terkepung asap kebakaran lahan.

"Dari puluhan warga yang diungsikan, dua diantaranya adalah balita dan delapan anak-anak," kata Kepala Penerangan Satgas Tanggap Darurat, Kolonel Robert.

Ia menjelaskan, warga yang diungsikan sebanyak delapan kepala keluarga atau 24 jiwa. Mereka adalah warga Desa Dayun Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak.

http://www.antaranews.com/berita/426074/polusi-asap-riau-kembali-memburuk dilihat pada senin 26 mei 2014 11:19

Page 2: TUGAS AKHIR KKL

ANALISA

a. PermasalahanProvinsi Riau kembali berasab, penyebabnya titik asap yang kembali meluas kebebeapa wilayah, seperti di Kabupaten Rokan Hilir 12 titik, Bengkalis (11), Dumai (7), Siak (5), Pelalawan (3), Kepulauan Meranti (3).

b. DampakAkibat dari berasapnya beberapa wilayah di provinsi Riau, banyak kegiatan yang terganggu. Seperti kegiatan persekolahan dan perkuliahan. Siswa-siwi mengeluh tentang buruknya udara sehingga mereka susah untuk berkonsentrasi dalam belajar. Akibatnya beberapa sekolah mengambil kebijakan untuk meliburkan proses belajar mengajar hingga kondisi udara kembali normal. Selain itu sektor perekonomian juga terganggu. Banyak pertokoan dan perkantoran yang terpaksa tutup karena kondisi udara yang tidak layak dalam menjalani proses perekonomian. Masih banyak lagi dampak yang ditimbulkan akibat asap kebakaran hutan di Riau ini.

c. SaranDalam sub-bab saran ini penulis memiliki 2 saran, yaitu untuk mengatasi kebakaran hutan itu sendiri dan mengatasi dampak dari kebakaran itu bagi masyarakat. Dalam upaya untuk mengatasi kebakaran hutan ini tentunya perlu peran yang jelas dari pemerintah, pemerintah disini memiliki peran untuk memfasilitasi dalam upaya pengurangan dan pemadaman titik api. Pemerintah bisa menggunakan cara-cara yang efektif dalam upaya pemadaman titik api, walaupun memerlukan biaya yang lebih dibanding cara konvensiona. Peran mansyarakat disini juga penting, khususnya masyarakat di sekitar titik api untuk mengawasi hutan-hutan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang jika ada pihak yang sengaja melakukan pembakaran hutan demi kepentingan pribadi.

Untuk mengatasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh asap kebakaran hutan ini. Penulis menyarankan agar masyarakat menggunakan masker yang berstandar dalam setiap kegiatan diluar ruangan. Dan manyarankan agar masyarakat tidak sering keluar dari ruangan jika tidak diperlukan serta berilah setiap rumah, pertokoan dan perkantoran serta pusat pendidikan maupun ibadah teknologi penyaring udara yang sederhana maupun yang modern.

Page 3: TUGAS AKHIR KKL

'Polusi Udara di Jakarta Sangat Buruk'REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polusi udara di Jakarta meningkat pada 2012 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan itu tak lepas dari meroketnya jumlah kendaraan pribadi di ibu kota.

Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin mengatakan selain disebabkan lemahnya kontrol pemerintah dalam melakukan uji emisi kendaraan, semakin banyaknya kendaraan yang melintas di Jakarta menjadikan kualitas udara di Jakarta kian buruk.

Diungkapkannya pada 2011 lalu, terjadi penambahan jumlah sepeda motor lebih dari enam juta unit di Jakarta. Ditambah kendaraan roda empat sebanyak empat juta unit lebih.

Peningkatan volume kendaraan yang mencapai 12 persen per tahun itu tidak sebanding dengan pelebaran jalan yang hanya berkisar tiga hingga lima persen. Kondisi seperti itu, membuat kemacetan menjadi konsekwensi.

Saat kemacetan terjadi, jelas Ahmad, polusi otomatis meningkat. Pasalnya, emisi gas buang kendaraan yang merayap berbeda 12 kali lipat dibanding saat kendaraan berjalan normal. Polusi tersebut memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup.

"Dibandingkan tahun 2010, 2011 itu melonjak drastis. Dari grafiknya mencapai 30-40 persen, artinya pencemaran udara meningkat drastis. Kayak partikel debu itu 70 persen dari kendaraan bermotor, kemudian hydro karbon dari kendaraan bermotor sebanyak 90 persen," kata Ahmad di Jakarta, Ahad (21/10).

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/10/21/mc8p5f-polusi-udara-di-jakarta-sangat-buruk dilihat pada senin 26 mei 2014 11:23

Page 4: TUGAS AKHIR KKL

ANALISA

a. PermasalahanKualitas udara yang buruk di ibukota yang disebabkan oleh jumlah kendaraan meningkat drastis dan tidak sesuai dengan peningkatan luas jalan, memiliki konsekwensi kemacetan yang sering terjadi di ibukota. Yang mana menurut penelitian emisi yang ditimbulkan ketika macet lebih banyak ketimbang kendaraan jalan normal.

b. Dampak

1.004 Perusahaan Potensi Cemari Sungai di Surabaya

AMPUH, SurabayaPencemaran air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan beberapa sungai lainnya di Jawa Timur semakin mengkhawatirkan. Dari data yang dihimpun dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, sampai Oktober 2013 ini sebanyak 1.004 industri berpotensi mencemari sungai di Jatim.

Dari data tersebut sekitar 50 persen atau 483 industri berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Sedangkan, 98 industri limbahnya dibuang di Kali Surabaya dengan rincian di aliran Kali Surabaya mencapai 65 industri dan di Kali Tengah sekitar 33 industri.

Terkait kasus itu Anggota Komisi D DPRD Jatim Kartika Hidayati membenarkan. Dari laporan yang diterimanya memang banyak industri di Jatim yang membuang limbah ke sungai. Padahal, sungai tersebut dipakai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya.

“Dari data yang kami dapat, sebagian besar limbah industri di Jatim banyak yang masuk kategori merah, artinya limbah yang mereka buang itu cukup berbahaya dan belum memenuhi baku mutu. Sedangkan industri yang masuk kategori kuning apa lagi hijau, jumlahnya sangat sedikit,” tegasnya pada Rabu (16/10).

Dia meminta agar Pemprov Jatim menindaklanjuti kasus pencemaran Kali Surabaya itu dengan membawanya ke ranah pidana dan administrasi. Bahkan jika sudah terbukti cukup membahayakan, maka industri tersebut harus ditutup. ”Harus ditindaklanjuti kalau perlu memang harus diproses secera pidana dan dibawa ke pengadilan apabila memang ditemukan bukti tentang pelanggaran itu,” tegasnya.

Sementara Kepala BLH Jatim Indra Wiragana mengatakan setiap tahun pihaknya selalu melakukan tindakan terhadap industri yang melanggar batas baku mutu saat membuang limbah. Selama tahun 2011 sampai 2012 tahun ini sudah ada 14 industri yang ditindak karena melakukan pelanggaran.

Page 5: TUGAS AKHIR KKL

Sedangkan, pada tahun 2013 pihaknya masih melakukan penyelidikan agar nantinya bisa segera diproses kalau memang ditemukan bukti yang kuat. “Pada 2013 ini masih dalam proses penyelidikan ada empat industri,” katanya.

Indra menjelaskan, pencemaran sungai di Jatim sebanyak 40 persen berasal dari industri. Sedangkan, sebanyak 10 persen dari limbah pertanian dan 50 persen adalah dari limbah rumah tangga.”Paling banyak yang mencemari sungai memang berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Kami tetap melakukan penindakan kalau ditemukan ada bukti kuat maka akan dibawah keranah pidana dan diberikan sanksi,” tukasnya.

Dia mencontohkan pada kasus Pabrik Gula Gempol Krep yang terpaksa dilarang membuang limbahnya, sehingga pabrik tidak bisa beroperasi.”Karena pembangunannya dilakukan di kawasan lindung milik pemerintah pusat, kemudian tidak ada izin pijam pakai dari Kementerian Kehutanan, juga Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan) tidak ada, tapi sudah berani bangun, dan oleh Pemerintah Mojokerto dibiarkan, maka kami tutup dan sekarang bangunannya mangkrak,” katanya. (spo)

http://ampuh.org/2013/10/1-004-perusahaan-potensi-cemari-sungai-di-surabaya/ dilihat pada senin 26 mei 2014 11:34

HNSI DS : "Pencemaran air laut Belawan segera direspon"

DELISERDANG I DNA - Ketua Himpinan Nelayan Seluruh Indonesia Deli Serdang (HNSI DS) Rakhmatsyah.SH, meminta Pemerintah segera tanggap atas situasi kawasan air laut di Belawan serta mengambil langkah kongkrit penanggulangan.

"Jangan sampai masalah ini berlarut-larut, kasihan para nelayan yang masih mencari nafkah dengan cara tradisional. Kita harapkan masalah ini segera tuntas," ungkapnya.

Mengingat, akibat pencemaran limbah minyak yang terjadi di Belawan tentu dapat mencemari beberapa daerah pesisir pantai disekitarnya, termasuk perairan Deliserdang. Seperti Percut Sei Tuan, dan Pantai labu.

Lanjutnya, dampak pencemaran tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap habitat laut, yang  menyebabkan nelayan tradisional dipesisir  laut Deliserdang terganggu mata pencahariannya. Dalam hal ini Pertamina dan instansi terkait diharapkan segera memberikan bantuan dan menyelesaikan permasalahan pencemaran tersebut. (DNA I R-05)

http://www.dnaberita.com/berita-3853-hnsi-ds--pencemaran-air-laut-belawan-segera-direspon.html dilihat pada senin 26 mei 2014 11:39

Page 6: TUGAS AKHIR KKL

Pencemaran Limbah PadatPencemaran lingkungan yang ditimbulkan limbah padat kemungkinan adalah timbulnya gas beracun, di antaranya asam sulfida, amoniak methan, CO2, CO. Limbah dari berbagai macam bentuk dan jenis bertumpuk pada satu tempat mengakibatkan terjadinya pembusukan dengan bantuan mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau ganti-berganti, proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob maupun anerob menimbulkan gas.

Penurunan Kualitas Udara

Pengaruh terhadap kualitas udara akibat timbulnya gas hasil reaksi kimia dalam timbunan limbah. Gas seperti H2S, NH3, methane akan terkonsentrasi di udara dengan nilai tartentu. Dalam konsentrasi 50 ppm H2S membuat mabuk dan pusing. Konsentrasi H2S yang diizinkan 30 mg per meter kubik udara. Karbon monoksida (CO) berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna. Nilai ambang batas CO 100 ppm = 110 mg per meterkubik udara. Amoniak yang berupa gas pada suhu dan tekanan normal mempunyai nilai ambang batas 35 mg per meter kubik udara. Serat asbestos, hidrokarbon, fenol, natrium sulfida, oksida logam dari pembakaran, seng, oksida, SO2 yang berasal dari bahan padat merupakan racun bagi manusia.

Penurunan Kualitas Air

Buangan jenis padat berupa lumpur, buburan dengan tidak disadari dibuang bersama air limbah. Demikian juga bentuk padatan lain yang tidak ekonomis dibuang langsung keperairan. Padatan tersebut dalam air dipecah dan berurai menjadi bahan pencemar lain seperti padatan larut, padatan mengendap dan zat organik lain. Kekeruhan air, warna dan rasa air berubah. Air menjadi beracun akibat limbah padat tersebut.

Kerusakan Permukaan Tanah

Timbunan sampah menghasilkan gas nitrogen, hidrogen,amoniak dan asam sulfida. Adanya zat merkuri, chrom dan arsen menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun dalam areal permukaan tanah, menjadi racun.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/pencemaran-limbah-padat/ dilihat pada senin 26 mei 2014 12:17

Page 7: TUGAS AKHIR KKL

Pencemaran Limbah Padat

Limbah padat adalah segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padat atau setengah padat. Limbah padat dapat berupa campuran berbagai bahan baik yang tidak berbahaya (sisa makanan) maupun berbahaya (limbah bahan berbahaya dan beracun dari industri). Adanya limbah padat yang terkontaminasi mikroorganisme dapat berdampak pada timbulnya berbagai gangguan kesehatan. Gas-gas yang dikeluarkan dalam proses pembusukan, pembakaran, ataupun pembuangan limbah juga dapat mengganggu kesehatan.Cairan yang dihasilkan dari penguraian limbah organik padat disebut leachate (lindi). Lindi dapat menyerap zat-zat pencemar di sekelilingnya sehingga di dalam lindi terdapat mikroba patogen, logam berat, atau zat berbahaya lain. Keadaan ini dapat mencemari air tanah dan jika terminum, dapat menimbulkan penyakit. Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi vektor penyakit.

Daur Ulang Limbah PadatPengolahan limbah padat dapat dimulai dengan pemisahan limbah sesuai dengan karakteristiknya, yaitu limbah yang dapat terurai dan yang tidak dapat terurai. Salah satu contoh limbah padat adalah sampah rumah tangga.Sampah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme adalah sampah organik, sedangkan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh makhluk hidup adalah limbah padat yang mengandung bahan anorganik. Jika ada yang dapat didaur ulang, sebaiknya dilakukan daur ulang atau dimanfaatkan kembali, tetapi jika tidak memungkinkan, bakarlah sampah anorganik tersebut untuk memperkecil volumenya.Limbah padat anorganik yang beracun dan berbahaya harus dikelola secara khusus, misalnya, dengan menggunakan incinerator dengan beberapa komponen penyusunnya, seperti tungku pembakar, ruang purna bakar, unit pembersih gas buang, dan cerobong asap. Limbah padat organik yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun dapat diproses secara biologi agar dapat diubah menjadi produk yang berguna, contohnya, biogas atau kompos, seperti pada pengolahan air limbah. Limbah padat secara biologi dapat dilakukandengan proses aerobik (pembuatan kompos) dan anaerobik (pembuatan biogas). Limbah padat organik yang berupa sisa makanan dapat diolah menjadi makanan ternak (animal feeding). Pengolahan limbah padat harus dilakukan secara bijak sehingga pengetahuan tentang karakteristik limbah padat harus dikuasai.Semua cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta seluruh anggota masyarakat, baik itu di perkotaan maupun di perdesaan. Hendaknya kita semua melakukan dengan penuh kesadaran bahwa lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kesadaran untuk mencintai lingkungan ini tidak datang begitu saja, tetapi harus ditanamkan sejak dini. Banyak cara untuk menanamkan cinta lingkungan kepada anak-anak. Salah satunya adalah dengan mengarahkannya untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengadakan lomba kebersihan antarkelas, dan tidak membuang air kecil atau air besar di sembarang tempat.

Page 8: TUGAS AKHIR KKL

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990219-pencemaran-limbah-padat/#ixzz32nRZBn8i dilihat pada senin 26 mei 2014 12:26

Limbah Minyak PT.Gold Water Cemari Lingkungan

OGAN ILIR, PP - Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih serius. Kasus pencemaran seperti yang terjadi di Tarakan (Kalimantan Timur), Riau, Sorong (Papua), Indramayu serta terakhir kasus pencemaran di Bojonegoro (Jawa Timur) seharusnya menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan minyak akan pentingnya pengelolaan pencemaran minyak di Indonesia.Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan minyak antara lain :

Distribusi/pengangkutan minyak bumi dengan menggunakan moda transportasi air, transportasi darat, marine terminal/pelabuhan khusus minyak bumi, perpipaan dan eksplorasi dan eksploitasi migas lepas pantai (floating production storage offloading, floading storage offloading) (Pertamina, 2005). Setiap tahun kebutuhan minyak bumi terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi pencemaran oleh minyak bumi juga meningkat.

Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka “pencemaran lingkungan oleh minyak” yaitu kualitas lingkungan tersebut turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Seperti tampak pada gambar dibawah ini, tumpahan minyak akibat kebocoran pipa di kawasan sumur bor Tanjung Miring Timur Kabupaten Ogan Ilir yang dikelola oleh Perusahaan Rekanan Pertamina Yakni PT.Gold Water masih dipandang sebelah mata oleh management perusahaan. Meski sudah tergolong pencemaran lingkungan, namun pihak perusahaan masih separuh hati memperbaiki kerusakan pipa yang mengakibatkan tanah terkontaminasi minyak dan merusak lingkungan serta menurunkan estetika.

Kebocoran pipa tersebut berada sekitar 1 km sebelum Stasiun Pengumpul (SP) I desa Tangai Ogan Ilir. Tumpahan minyak mengalir ke saluran air tepi jalan yang bermuara langsung ke danau kecil dekat pipa bocor tersebut. Menurut informasi

Page 9: TUGAS AKHIR KKL

yang diperoleh Posmetro Prabu dari warga sekitar mengungkapkan bahwa kebocoran pipa sudah seminggu lalu terjadi sebelum berita ini diturunkan. Warga juga bingung kepada siapa harus mengadu karena akses informasi sangat sulit dijangkau. Mereka hanya bisa berharap kepada pihak perusahaan yang hampir setiap jam melintasi pipa bocor tersebut untuk melakukan perbaikan. Namun sudah seminggu lebih kebocoran pipa masih belum dilakukan perbaikan, ujar warga.

Padahal jika dicermati mendalam, pencemaran lingkungan oleh minyak telah menimbulkan masalah yang sangat serius. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa 0,5 – 0,75 ton minyak hilang untuk setiap 1000 ton minyak yang dihasilkan. Kehilangan tersebut terjadi selama proses produksi dan pengilangan sebesar 0,1 ton, selama pengangkutan sebanyak 0,1 ton dan kehilangan terbesar 0,4 ton terjadi selama penyimpanan. Kehilangan minyak ini menyebabkan terjadi pencemaran di lingkungan sekitarnya.

Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun 2003. Oleh karena itu PT.Gold Water diharapkan secepat mungkin dapat memperbaiki kerusakan pipa yang bocor untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan warga sekitar dan Indonesia pada umumnya. (PP/RED

http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-gold-water-cemari.html dilihat pada senin 26 mei 2014 12:45

Limbah B3 Kerap Dibuang Ke Laut, Cacat Lahir Ancam Anak Kepri

Batam, BN-Kepulauan Riau (Kepri) memiliki luas wilayah 252.601 km? dan sekitar 95 persen merupakan lautan (perairan). Sejak lepas dari Provinsi Riau pada delapan tahun silam, laut Kepri telah tercemar limbah perusahaan.

Kepulauan Riau hanya memiliki 5 persen daratan. Parahnya, banyak perusahaan lokal mau pun asing mendirikan usahanya di Kepri. Otomatis dengan luas daratan yang hanya 5 persen itu, pemilik perusahaan sulit untuk membuang limbahnya ke daratan dan lebih memilih membuang limbah sembarang ke laut.

Seperti kasus yang kini jadi sorotan di Kepri khususnya Kota Batam. Dugaan PT ASL Shipyard membuang limbah ke laut telah berkumandang pada 2010 lalu melalui lembaga pemerhati lingkungan hidup (NGO). Sayangnya, kasus pembuangan limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang disinyalir punya perusahaan ASL Shipyard tersebut seolah tak tersentuh hukum.

Malahan keberadaan perusahaan pembuat galangan kapal ini dengan leluasa mengoperasikan usahanya dan tak memikirkan dampak yang terjadi di belakang hari. Temuan lembaga tersebut berupa pembuangan limbah oli kotor yang dilakukan PT ASL Shipyard dan beberapa perusahaan lainnya.

Pantauan BN di lapangan, kemarin, PT ASL Shipyard yang terletak di Jalan Brigjen Katamso KM.8

Page 10: TUGAS AKHIR KKL

Tanjung Uncang, Kota Batam-Kepri ini terdapat pipa siluman yang terhubung langsung ke laut. Padahal, perusahan tersebut sudah termaksud dalam perusahaan yang telah memiliki izin tempat penyimpanan sementara limbah B3.

Selain informasi pipa siluman yang terhubung kelaut, pada tahun sebelumnya perusahaan tersebut juga pernah membuang limbah B3 tersebut langsung ke dalam laut menggunakan karung-karung yang berisi limbah. Tampak pula di lokasi kawasan industri tumpukan-tunpukan besi sisa potongan (scap) yang ditumpuk.

Menurut sumber diperoleh BN, tindak tanduk PT ASL Shipyard membuang limbah ke laut bukanlah hal baru. Tapi sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini. Untuk jelasnya, kata sumber yang tak mau menyebutkan namanya itu, apabila air laut lagi surut, maka akan terlihat pipa penghubung yang dibuang ke laut.

"Secara kimiawi, kawasan laut ini telah tercemar limbah beracun coper sludge, racun mercury dan kimia jenis logam berat yang kini menyerang perairan pesisir pulau sekitar sejak dulu. Namun menurut para nelayan pesisir pulau kawasan ini mereka tidak mengetahui soal adanya pencemaran limbah B3 yang sangat beracun ini dan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia,? sebut sumber.

Padahal, masyarakat sering menyaksikan pihak perusahaan shipyard tersebut menenggelamkan karung-karung, namun masyarakat tidak mengetahui persis isi karung itu. Aktivitas menenggelamkan karung yang diindikasikan berisi limbah B3 ini dilakukan pada malam hari.

Lebih lanjut diungkapkan akibat pembuangan limbah tersebut membuat mata pencaharian nelayan berkurang. Dalam satu malam hasil tangkapan seperti udang dan kepiting hanya cukup untuk makan sehari, kalau ikan yang didapat hanya berukuran kecil saja.

?Dulu kail nelayan sering tersangkut karung limbah B3, namun akibat kejadian tersebut nelayan tidak dapat menanggapinya dan tutup mulut. Karena ditenggarai ketakutan nelayan terhadap ancaman perusahaan yang memiliki oknum-oknum aparat pembeking kepada nelayan yang berani buka suara soal keberadaan dan pembuangan limbah B3 kejurang laut tersebut,? bebernya.

Ditambahkan lagi,aksi kejahatan pembuangan limbah ke laut ini sejak dulunya dinilai cukup biadab, yaitu dapat meracuni masyarakat pesisir dengan limbah B3 perusahaan PT ASL Shipyard. Selain mengancam nyawa nelayan, akibat limbah B3 tersebut masyarakat pesisir juga dibayang-bayangi oleh cacat lahir pada 10 atau 15 tahun yang akan datang.

"Tragedi yang akan terjadi ini mengingatkan kita tentang pristiwa Minamata Jepang di tahun 80-an dimana akibat pencemaran laut oleh limbah B3 industri yang mengontaminasi habitat laut seperti ikan, udang, kepiting dan habitat laut lainya yang dikonsumsi warga jepang saat itu, pada wanita hamil dan terjadi kelahiran anak memiliki kecacatan anggota tubuh seperti tidak memiliki kaki, cacat tangan, telinga, hidung, bibir, mata, dan bagi orang dewasa kebanyakan terserang kangker dan tumor ganas yang berujung pada kematian,? katanya.

Diharapkan pihak PT ASL Shipyard bisa lebih tanggap dan menanggapi akan lingkungan hidup serta masyarakat sekitar yang langsung merasakan dampak dari aktivitas perusahaan tersebut.

Di tempat terpisah, pihak PTASL Shipyard ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa jika memang ada pipa limbah siluman perusahaan, silahkan datang saja dengan pihak kepolisian dan instansi terkait.

Page 11: TUGAS AKHIR KKL

"Untuk sekarang ini tidak mungkin ada pipa limbah siluman yang terhubung kelaut, sebab untuk saat ini semua lokasi perusahaan sudah disemen. Tetapi dulunya saya tidak tau, untuk lebih jelas informasinya nanti kita ketemu,? paparnya melalui telepon seluler.

Sementara Kepala Bapedal Kota Batam, Dendi menyebutkan akan menindaklanjuti informasi yang diperoleh. "Nanti kita cek,? singkatnya. Sesuai Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 23 tahun 1997 perusahaan dapat di tuntut secara pidana dalam perkara lingkungan hidup bila dengan sengaja melakukan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup.

Untuk itu sangsinya cukup jelas yakni ancaman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000. (RO)

http://www.bongkarnews.com/beta/view.php?newsid=5359 dilihat pada senin 26 mei 2014 12:49