TUGAS AKHIR ISBD

16

Click here to load reader

Transcript of TUGAS AKHIR ISBD

Page 1: TUGAS AKHIR ISBD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan dan manusia pada hakikatnya saling berkaitan. Henly

Thomas Bucle menyatakan bahwa iklim, tanaman, dan tanah berpengaruh

pada karakter dan sifat manusia. Manusia pun dapat mempengaruhi

lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya. Sebagai akibat dari

tindakan manusia yang memanfaatkan lingkungan untuk mendukung

kehidupannya muncullah istilah peradaban.

Menurut Pasal 1 Undang-undang no.23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,

termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup.

Komponen lingkungan terdiri dari faktor biotik (manusia, tumbuhan, dan

hewan) dan abiotik (tanah, air, udara, cuaca, dan suhu). Lingkungan bisa

terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan alam adalah

keadaan yang diciptakan manusia untuk Tuhan. Sedangkan lingkungan

buatan dibuat oleh manusia. Misalnya, jembatan, jalan, bangunan rumah, dan

lain-lain.

Lingkungan memiliki daya dukung, artinya lingkungan memiliki

kemampuan untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup

lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia, antara lain ;

- Lingkungan merupakan tempat hidup manusia

- Lingkungan memberi sumber penghidupan bagi manusia

- Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia

- Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia

- Manusia dapat memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan

untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidupnya

Namun kenyataannya, lingkungan hidup cenderung semakin rusak.

Manusia seolah lupa akan tanggung jawabnya untuk melestarikan lingkungan

Page 2: TUGAS AKHIR ISBD

hidup. Padahal antara manusia, masyarakat, dan lingkungan hidup terdapat

hubungan timbal balik yang harus selalu dinina dan dikembangankan agar

terdapat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dinamis.

Makalah ini akan membahas salah satu contoh pemanfaatan

lingkungan yang tidak bertanggung jawab, yaitu tentang abrasi di Pantai

Lebih, Gianyar yang terjadi akibat pengerukan pasir. Dalam pembuatan

makalah ini, kami menggunakan metode obseravasi langsung dengan

mewawancari warga sekitar. Selain itu, kami juga mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber dan literatur yang relevan. Kami berharap makalah ini

dapat memberi solusi untuk menyelesaikan kasus tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah keadaan Pantai Lebih saat ini?

2. Apakah penyebab abrasi di Pantai Lebih?

3. Langkah apa saja yang telah diambil untuk menanggulangi kasus

tersebut?

4. Apakah solusi untuk kasus tersebut?

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan kasus dalam makalah ini meliputi

penyebab terjadinya abrasi di Pantai Lebih, tanggapan masyarakat sekitar,

serta solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi masalah tersebut.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menyusun makalah ini adalah metode

wawancara, observasi lapangan dan studi pustaka. Wawancara dilakukan di

Pantai Lebih pada tanggal 28 Desember 2011 dengan responden pedagang

asongan dan pemilik warung di sekitar Pantai Lebih. Responden diajukan tiga

pertanyaan, yaitu ;

1. Apakah anda tahu penyebab abrasi di Pantai Lebih?

2. Apakah dampak terjadinya abrasi di Pantai Lebih?

Page 3: TUGAS AKHIR ISBD

3. Langkah apa saja yag telah dilakukan untuk menanggulangi masalah

abrasi di Pantai Lebih?

Selain mewawancari responden, kami juga mengumpulkan data dan

informasi yang relevan dari sumber lain seperti buku literature, koran, dan

internet. Pembahasan dalam makalah ini menggunakan data kualitatif yaitu

data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa, atau gambar.

Page 4: TUGAS AKHIR ISBD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pantai Lebih

Pantai Lebih adalah salah satu pantai yang terletak di kawasan selatan

Kabupaten Gianyar, Bali. Pantai Lebih berjarak sekitar 7 km dari Kabupaten

Gianyar dan terletak di Desa Lebih. Melalui pantai ini, kita dapat melihat

gambaran bentuk Pulau Lombok di bagian baratnya, serta gambaran Pulau

Nusa Penida di bagian selatannya. Selain berfungsi sebagai objek wisata,

Pantai Lebih juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara

keagamaan seperti upacara Melis dan Nangluk Merana. Untuk masuk ke areal

Pantai Lebih, pengunjung tidak dikenai tiket masuk. Namun, kendaraan roda

dua dan roda empat diharuskan untuk membayar retribusi parkir.

Sebagian besar masyarakat Pantai Lebih bermata pencaharian sebagai

nelayan, pencari kerikil dan pedagang. Keindahan Pantai Lebih menyebabkan

pantai tersebut cocok untuk dijadikan sebagai lokasi wisata. Para pedagang

pun mengambil kesempatan ini dengan membuka warung lesehan atau rumah

makan dekat pantai. Beberapa warga menjadi pencari batu kerikil di siang

hari karena batu kerikil Pantai Lebih memiliki bentuk hitam bulat sehingga

dapat digunakan sebagai hamparan batu hiasan di depan rumah.

B. Abrasi Pantai Lebih

Abrasi merupakan proses pengikisan daratan oleh gelombang

sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas daratan.

Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat

abrasi dapat dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai

tersebut. Abrasi secara tak langsung dapat pula disebabkan oleh naiknya

permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub

akibat pemanasan global. Pemanasan global sendiri disebabkan oleh gas CO2

hasil industri dan asap kendaraan bermotor yang menghalangi keluarnya

gelombang panas matahari ke atmosfer sehingga panas tersebut terperangkap

di dalam atmosfer di bumi dan meningkatkan suhu permukaan bumi.

Page 5: TUGAS AKHIR ISBD

Peningkatan suhu inilah yang menyebabkan es di kutub mencair dan

meningkatkan volume air laut sehingga air laut akan menggerus daratan yang

memiliki permukaan rendah. Oleh karena itu, abrasi ini tidak dapat

dilepaskan dari polusi atau pencemaran lingkungan.

Pantai Lebih yang terletak di kawasan selatan Kabupaten Gianyar

merupakan salah satu pantai yang mengalami abrasi. Abrasi ini kian memarah

selama 10 tahun belakangan akibat adanya peristiwa pengerukan pasir dan

batu di Pantai Lebih. Pasir yang dikeruk akan digunakan untuk menambah

volume pasir pantai yang lebih terkenal dan banyak pengunjung, seperti

Pantai Kuta dan Sanur. Pengerukan pasir pantai tanpa disadari menimbulkan

dampak perenggangan pada kawasan pantai.

Pasir pantai bergerak secara dinamis. Resultan arus yang

menghasilkan gelombang sejajar pantai menggerakkan pasir dalam suatu pola

dan akan kembali ke tempat semula pada periode tertentu. Sifat pasir inilah

yang sebenarnya berperan untuk melindungi pantai dari abrasi. Ketika pasir

tidak kembali ke tempatnya atau dipindahkan ke tempat lain, maka pantai

yang ditinggalkan akan mengalami resiko terkena abrasi.

Beberapa waktu belakangan ini, Pantai Lebih mengalami kerusakan

parah akibat abrasi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin menjorokknya tepi

Pantai Lebih hingga hampir mengenai jalan raya by pass Tohpati-Kusamba.

Menurut wawancara yang telah dilakukan, dampak yang paling besar

dirasakan oleh pemilik warung lesehan di sekitar pantai, para pencari batu

hitam, dan nelayan. Beberapa warung lesehan ikut tergerus akibat abrasi. Hal

ini menyebabkan pedagang di sekitar pantai mengalami kerugian dan

terancam akan kehilangan mata pencahariannya. Sebelum terjadi abrasi

tersebut, jumlah warung lesehan yang ada di Pantai lebih adalah sekitar 20

warung. Namun, abrasi yang ganas mengurangi jumlah warung yang masih

aktif beroperasi, yaitu berkurang menjadi 13 warung.

Abrasi juga menyebabkan kondisi pantai menjadi agak curam.

Dampak yang satu ini dirasakan oleh masyarakat sekitar yang bermata

pencaharian sebagai nelayan. Kondisi pantai yang agak curam memaksa

nelayan menambatkan perahu mereka di atas dan harus membayar jasa

Page 6: TUGAS AKHIR ISBD

penurunan jukung sebesar Rp20.000,00. Para pencari batu hitam juga banyak

mengalami kerugian karena mereka mengalami kesulitan untuk mencari batu

hitam pasca abrasi.

Dari wawancara yang dilakukan kepada penduduk setempat, diketahui

bahwa pemerintah Bali tengah melakukan upaya reklamasi untuk

menanggulangi abrasi yang terjadi di Pantai Lebih. Reklamasi ini

dilaksanakan sekitar bulan Juni 2011. Pedagang di sekitar pantai mengaku

bahwa adanya reklamasi ini sedikit mengurangi abrasi yang sering terjadi di

pantai tersebut. Para pedagang itu nampaknya berharap agar reklamasi terus

dilakukan dan dapat membawa hasil yang baik bagi kondisi Pantai Lebih.

Dulu, pemerintah sebenarnya telah berupaya mengurangi tingkat

abrasi di pantai Lebih. Sekitar tahun 1995, pemerintah memasang batu yang

dijaring dengan kawat sepanjang 100 meter. Namun, alat penahan ini tidak

dapat menahan terjangan ombak dalam waktu yang lama. Pada tahun 2002,

pemerintah kembali berupaya untuk mengurangi tingkat abrasi dengan

membangun kubus beton yang menjorok sekitar 25 meter ke tengah laut dari

arah bibir pantai. Namun lagi-lagi, penahan ombak itu tidak dapat bertahan

lama.

Manusia dan lingkungan saling berinteraksi dan mempengaruhi satu

sama lain. Lingkungan sendiri merupakan suatu media di mana makhluk

hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang

mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang

menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih

kompleks dan riil. Ketika manusia melakukan tindakan yang merusak

lingkungan, maka lingkungan juga akan melakukan aksi yang merugikan

manusia. Dalam kasus ini, aktivitas masyarakat mengeruk pasir dan batu di

Pantai Lebih telah merusak keseimbangan ekosistem Pantai Lebih.

Akibatnya, terjadi abrasi yang menggerus bangunan sekitar pantai. Hal ini

sesuai dengan Karma Phala yang menyebutkan bahwa apa yang kita terima

adalah hasil dari perbuatan kita. Ketika kita melakukan sesuatu yang baik,

maka hasil yang akan kita tuai adalah hasil yan baik pula. Begitu pula

sebaliknya.

Page 7: TUGAS AKHIR ISBD

C. Solusi Lain untuk Abrasi Pantai Lebih

Abrasi dapat dikendalikan dengan ditanamnya vegetasi pantai untuk

menghambat laju air laut yang akan mengalir ke daratan. Vegetasi yang

umum ditanam untuk mengurangi abrasi adalah kelapa sawit dan tanaman

bakau.Tumbuhan pantai tersebut memiliki akar yang panjang dan kuat

sehingga mampu menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.

Selain itu, dapat pula dilakukan konservasi terumbu karang untuk mengurangi

dampak abrasi.

Selain menambah vegetasi pantai, pemerintah juga dapat membangun

alat pemecah ombak atau breakwater. Alat pemecah ombak berfungsi untuk

menahan laju ombak dan memecah gelombang air sehingga kekuatan ombak

saat mencapai bibir pantai berkurang. Kehadiran alat pemecah ombak tidak

akan dapat bertahan lama tanpa adanya bantuan tambahan dari vegetasi

pantai. Hal ini disebabkan alat pemecah ombak tidak mampu terus-menerus

menahan terjangan gelombang laut. Kerusakan dan perbaikan alat pemecah

ombak juga akan menimbulkan kerugian bagi pemerintah, mengingat dana

yang dibutuhkan untuk perawatan alat ini cukup mahal. Sebaiknya, alat

pemecah ombak atau breakwater dibangun pada awal usaha untuk mengatasi

abrasi atau apabila abrasi yang terjadi telah berada di tingkat yang cukup

parah sehingga perlu penanggulangan yang cepat. Selanjutnya, diperlukan

penanaman vegetasi pantai untuk membantu alat dalam memecah ombak dan

menahan laju gelombang air laut. Beberapa tahun setelah penanaman,

vegetasi ini saja sudah cukup untuk melindungi daratan dari hempasan

gelombang laut. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasang

alat peredam ombak. Alat ini akan meredam laju ombak dengan cara

menyebar ombak ke samping, sehingga ombak yang sampai pada bibir pantai

tidak terlalu keras.

Page 8: TUGAS AKHIR ISBD

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pantai Lebih merupakan kawasan pantai yang indah dan cocok untuk

dijadikan sebagai objek wisata. Sayangnya, pantai ini mengalami abrasi parah

yang ditunjukkan dengan semakin menjoroknya air laut ke daratan hingga

hampir mencapai jalan raya yang ada di dekat pantai tersebut. Abrasi ini juga

merusak pemukiman penduduk serta menggerus warung-warung lesehan

yang selama ini berlokasi di pinggiran pantai. Akibatnya, beberapa warga

kehilangan mata pencahariannya sebagai pedagang. Nasib para nelayan juga

tidak lebih baik dari para pedagang tersebut. Nelayan seringkali mengalami

kesulitan untuk menurunkan kapal mereka ke pantai. Kondisi pantai yang

mengalami abrasi memaksa mereka untuk menambatkan perahunya di atas.

Abrasi yang terjadi di Pantai Lebih disebabkan oleh adanya

pengerukan pasir dan batu di Pantai Lebih. Faktor alam yang mendukung

terjadinya abrasi adalah karena adanya peningkatan volume air laut akibat

pemanasan global.

B. Saran

Setelah mengetahui seluk beluk tentang abrasi yang terjadi di Pantai Lebih,

kami memberi saran-saran berikut:

1. Pemerintah harus dapat menindak tegas pihak-pihak yang ingin merusak

lingkungan Pantai Lebih, seperti menghentikan aktivitas pengerukan pasir

dan batu yang terjadi di kawasan pantai.

2. Masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga ekosistem Pantai Lebih

dan bersedia membantu pemerintah dalam mengatasi masalah abrasi,

seperti aktif melakukan penanaman vegetasi pantai atau pemeliharaan alat

pemecah ombak.

Demikianlah saran-saran yang dapat kami berikan untuk mengatasi abrasi di

Pantai Lebih.

Page 9: TUGAS AKHIR ISBD

HALAMAN LAMPIRAN

Gambar1. Kondisi Pantai Lebih

Gambar2. Kerusakan bangunan akibat abrasi di Pantai Lebih

Page 10: TUGAS AKHIR ISBD

Gambar 3. Alat peredam ombak di bibir Pantai Lebih

Page 11: TUGAS AKHIR ISBD

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Karmaphala, “Karmaphala”, diakses pada tanggal 7 Januari 2011

Winarno, dkk. 2010. “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”. Jakarta: PT Bumi Aksara

http://www.walhi.or.id/id/ruang-media/walhi-di-media/berita-kebijakan-psda/922-rusak-parah-pantai-bali-dikonservasi.html, “Rusak Parah, Pantai Bali Dikonservasi” diakses pada tanggal 7 Januari 2011