Tugas Isbd Bima
-
Upload
husnul-hatimah -
Category
Documents
-
view
169 -
download
1
Embed Size (px)
description
Transcript of Tugas Isbd Bima
-
TUGAS ISBD
BIMA
DAERAH TERPENCIL YANG
MENYIMPAN SEJUTA KEUNIKAN
DI SUSUN OLEH :
NAMA : HUSNUL HATIMAH
NIM : 1308205019
FAKULTAS : MIPA
JURUSAN : FISIKA
TAHUN AJARAN
2013-2014
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
KONDISI GEOGRAFI KOTA BIMA
Batas Administrasi
Kota Bima merupakan salah satu kabupaten/kota yang ada di Propinsi
Nusa Tenggara Barat. Secara geografis Kota Bima terletak di Pulau Sumbawa
bagian timur pada posisi 11804100 - 11804800 Bujur Timur dan 803000 -
802000 Lintang Selatan dengan batas batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima
- Sebelah Timur : Kecamatan Wawo Kabupaten Bima
- Sebelah Selatan : Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima
- Sebelah Barat : Teluk Bima
Luas Wilayah Kota Bima 222,25 km2 yang terbagi dalam 5 kecamatan
yaitu Kecamatan Rasanae Barat, Rasanae Timur Asakota, Mpunda dan Raba serta
38 kelurahan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Pembagian Wilayah Administratif Kota Bima
No. Kecamatan Kelurahan / Desa Luas Wilayah
(dalam km2)
I. Kecamatan Rasanae
Barat
1. Kel. Tanjung
2. Kel. Paruga
3. Kel. SaraE
4. Kel. NaE
5. Kel. Pane
6. Kel. Dara
0,79
0,91
0,48
0,31
0,31
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
No. Kecamatan Kelurahan / Desa Luas Wilayah
(dalam km2)
7,34
Jumlah I 10.14
II. Kecamatan Mpunda 1. Kel. Sambinae
2. Kel. Panggi
3. Kel.
Monggonao
4. Kel.
Manggemaci
5. Kel. Penatoi
6. Kel. Lewirato
7. Kel. Sadia
8. Kel. Mande
9. Kel. Santi
10. Kel.
Matakando
5,43
3,51
0,63
0,52
0,74
0,49
0,68
0,69
0,72
1,87
Jumlah II 15.28
III. Kecamatan Raba 1. Kel. Penaraga
2. Kel. Penanae
3. Kel. Rite
4. Kel.
Rabangodu
Utara
5. Kel.
Rabangodu
Selatan
0,74
5,34
1,84
0,98
1,43
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
No. Kecamatan Kelurahan / Desa Luas Wilayah
(dalam km2)
6. Kel.
Rabadompu
Timur
7. Kel.
Rabadompu
Barat
8. Kel. Rontu
9. Kel. Ntobo
10. Kel. Kendo
11. Kel. Nitu
0,54
1,66
4,74
31,19
9,08
6,19
Jumlah III 63.73
IV. Kecamatan Asakota 1. Kel. Melayu
2. Kel. Jatiwangi
3. Kel. Jatibaru
4. Kel. Kolo
0,76
22,18
19,60
26,49
Jumlah IV 69,03
V. Kecamatan Rasanae
Timur
1. Kel. Kumbe
2. Kel. Lampe
3. Kel. Oi Foo
4. Kel. Kodo
5. Kel Dodu
6. Kel. Lelamase
7. Kel. Nungga
1,52
7,23
9,20
5,55
7,93
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
No. Kecamatan Kelurahan / Desa Luas Wilayah
(dalam km2)
21,05
11,59
Jumlah V 64.07
Jumlah I + II + III + IV + V 222,25
Gambar Peta Administrasi Kota Bima
Klimatologi
Wilayah Kota Bima beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata pada
tahun 2011 sebesar 74,7 mm/th, di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
April yaitu 235,8 mm dan terendah pada bulan Juni dan Agustus yaitu 0,0 mm.
Jumlah hari hujan selama tahun 2011 tercatat 153 hari dengan jumlah hari hujan
terbanyak pada bulan Januari yaitu 28 hari dan terendah pada bulan Juni dan
Agustus dimana tidak terdapat hari hujan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Morfologi
1. Ketinggian
Berdasarkan ketinggian, luas Kota Bima yang berada pada ketinggian
antara 0-25 m dpl seluas 770 ha (3,54%), ketinggian 25-50 m seluas 3.968 ha
(17,13 %) dan di atas 50 m seluas 16.989 ha (78,19 %).
2. Kelerengan
Kondisi kelerengan lahan di wilayah Kota Bima didominasi oleh lahan
dengan kemiringan sangat curam atau lahan dengan kelerengan lebih dari 40 %,
yaitu seluas 7.307 ha, kemudian lahan bergelombang seluas 5.275 ha, lahan
dengan kemiringan curam seluas 5.162 ha, dan lahan dengan kondisi relatif datar
dengan luas 3.983 ha.
Dilihat dari aspek kelerengan, karakteristik wilayah Kota Bima di bagian
timur yang meliputi Kecamatan Rasanae Timur dan Kecamatan Raba lebih
didominasi oleh wilayah dengan kelerengan yang sangat curam. 39,07% wilayah
Kecamatan Rasanae Timur dan 44,36% wilayah Kecamatan Raba memiliki
kelerengan lebih dari 40% . Sebaliknya, Kecamatan Rasanae Barat dan
Kecamatan Mpunda didominasi wilayah yang relatif datar dan bergelombang.
Sementara itu, 29,91% dari wilayah Kecamatan Asakota memiliki karakteristik
kelerengan bergelombang.
3. Geomorfologi
Secara fisiografi wilayah Kota Bima dan sekitarnya termasuk dalam Busur
Gunungapi Nusa Tenggara yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah
Timur dan Busur Banda sebelah Barat. Busur tersebut terbentang mulai dari Pulau
Jawa ke Nusa Tenggara yang selanjutnya melengkung mengitari Samudra
Indonesia (Sembiring, dkk, 1993). Wilayah Bima dan sekitarnya secara
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
geomorfologi berdasarkan morfometri dan morfogenesa, dapat dibedakan menjadi
4 satuan geomorfologi, yaitu:
1. Satuan geomorfologi dataran fluvial.
Di daerah Kota Bima ini terhampar diantara perbukitan disekitarnya dan
Teluk Bima yang terletak di tengah-tengah daerah Kota Bima memanjang dari
Barat ke Timur melalui celah antara Dora Pokah dengan Doro Kolo. Satuan
geomorfologi ini menempati 20% dari daerah Kota Bima, yang terhampar luas
pada bagian utara dan bagian selatan lokasi Kota Bima. Satuan geomorfologi
dataran fluvial, meliputi daerah Jatibaru, Sadia, Sambinae, Monggonao, Paruga,
Nae, Santi, Penatoi, Penaraga, Raba Ngodu, Raba Dompu, Kumbe, Sadia, Kendo,
Tato, Lampe, dan sekitarnya. Satuan geomorfologi dataran fluvial ini memiliki
nilai beda tinggi rata rata 3 meter dan kemiringan lereng rata rata sebesar 2%.
Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah pasir dan lempung.
2. Satuan Geomorfologi Dataran Endapan Pantai
Satuan geomorfologi ini menempati 10% dari daerah Kota Bima, yang
terhampar luas pada bagian barat Kota Bima. Satuan geomorfologi dataran
endapan pantai, meliputi: daerah Tanjung, Melayu dan sekitarnya. Satuan
geomorfologi dataran endapan pantai ini memiliki nilai beda tinggi rata rata 2
meter dan kemiringan lereng rata rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan
geomorfologi ini adalah pasir.
3. Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional.
Disusun oleh batuan hasil gunungapi tua, batuan sedimen dan setempat-
setempat oleh batugamping koral. Satuan geomorfologi ini menempati 30% dari
daerah Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian tengah lokasi Kota Bima.
Satuan geomorfologi bergelombang lemah denudasional, meliputi: daerah Doro
Oiombo, Doro Oisi,i, Doro Jati Oiifoo, Nitu dan sekitarnya. memiliki nilai beda
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
tinggi ratarata 42 meter dan kemiringan lereng rata rata sebesar 6 %. Litologi
penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah batugamping dan batupasir.
4. Satuan geomorfologi bergelombang lemahkuat vulkanik.
Disusun oleh batuan hasil gunungapi tua berupa breksi, lava, tuf dan
batuan beku terobosan. Satuan geomorfologi ini menempati 40% dari daerah
Kota Bima, yang terhampar luas pada bagian tengah dan bagian selatan lokasi
Kota Bima satuan geomorfologi bergelombang lemahkuat vulkanik, meliputi:
daerah Doro Kol0, Doro Lewamori, Doro Lalepa, Doro Londa dan sekitarnya.
Memiliki nilai beda tinggi rata rata 75 meter dan kemiringan lereng rata rata
sebesar 13 %. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah andesit dan
tuf.
Gambar Geomorfologi Kota Bima
Litologi
Litologi di Kota Bima dan sekitarnya disusun oleh batuan dari tua ke
muda, yaitu batuan gunungapi tua, batuan gunungapi, batugamping, batuan hasil
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
gunungapi tua dan aluvium (Ratman dan Yasin, 1978). Batuan-batuan tersebut
mempunyai umur mulai dari Miosen Awal sampai Holosen seperti berikut ini:
1. Batuan gunungapi tua.
Meliputi bagian Selatan Kota Bima dan merupakan daerah pegunungan
terjal yang mengitari teluk Kota Bima di bagian selatan seperti Doro Parewa dan
sekitarnya. Batuan gunungapi tua ini penyusun utamanya adalah lava dan breksi
berkomposisi andesit dan basalt, mengandung sisipan tufa bersifat andesit dan
batugamping, sedangkan lavanya sebagian berstruktur bantal dan bersisipan rijang
merah. Umur batuan ini diperkirakan Miosen Awal.
Andesit pada kenampakan di daerah Waki yaitu: warna segar abu-abu
kehitaman, warna lapuk kehitaman dan ukuran butir halus. Dari analisa petrografi
yang diambil dari sampel didapat: warna abu-abu kecoklatan, tekstur porfiritik,
fenokris berukuran (0,1 1,8)mm, bentuk anhedral subhedral, terdiri dari
plagioklas, piroksen dan magnetik, masa dasar berupa mikrolit plagioklas dan
gelas, dengan komposisi mineral plagioklas (56%), piroksen (5%), magnetik
(4%), massa dasar (23%), nama petrografi Andesite (William, et al, 1982).
Andesit pada kenampakan di daerah Sambinae, yaitu: warna segar abu-abu
kehitaman, warna lapuk kehitaman dan ukuran butir halus. Dari analisa petrografi
yang diambil dari sampel didapat: warna abu-abu kecoklatan, tekstur porfiritik,
fenokris berukuran (0,1 1,8)mm, bentuk anhedral subhedral, terdiri dari
plagioklas, piroksen dan magnetik, masa dasar berupa mikrolit plagioklas dan
gelas, dengan komposisi mineral plagioklas (46%), piroksen (17%), magnetik
(3%) dan massa dasar (34%), nama petrografi Pyroxene Andesite (William, et al,
1982).
Andesit pada kenampakan di daerah Doro Bedi, yaitu: warna segar abu-
abu kehitaman, warna lapuk kehitaman dan ukuran butir halus. Dari analisa
petrografi yang diambil dari sampel didapat: warna abu-abu kecoklatan, tekstur
porfiritik, fenokris berukuran (0,1 1,0)mm, bentuk anhedral subhedral, terdiri
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
dari plagioklas, piroksen dan magnetik, masa dasar berupa mikrolit plagioklas dan
gelas. Tampak struktur aliran dengan adanya penjajaran plagioklas dengan masa
dasar, menunjukkan batuan berupa lava, dengan komposisi mineral plagioklas
(40%), piroksen (18%), magnetik (2%), masa dasar (40%), nama
petrografiPyroxene Andesite (William, et al., 1982).
2. Batugamping
Meliputi bagian Selatan dan bagian Barat daerah Kota Bima, penyusun
utama batuan ini adalah batugamping berlapis berwarna kelabu, pejal,
mengandung sisipan-sisipan batugamping tufaan, batupasir kuarsa, umur dari
batuan ini Miosen Tengah.
Batugamping pada kenampakan di lapangan, yaitu: warna segar abu-abu
cerah, warna lapuk abu-abu kehitaman, tekstur klastik, struktur berlapis, ukuran
butir halus dan kemas terbuka. Dari analisa petrografi yang diambil dari sampel
daerah Doro Oimbo didapat: warna abu abu keruh, tekstur klastik, grain
supported, berukuran pasir sedang (0,1 1,2)mm, bentuk butir membulat
tanggung meruncing tanggung, pemilahan sedang, komposisi terdiri dari fosil
foram besar, alge, kalsit dan lumpur karbonat. Batuan telah mengalami proses
diagenesa dengan hdirnya kalsit dalam jumlah yang cukup banyak, dengan
komposisi mineral fosil (56%), kalsit (30%) dan lumpur karbonat (14%), nama
petrografi Calcarenite (Pettijohn, 1972).
3. Satuan Hasil gunungapi Tua
Meliputi bagian utara Kota bima, penyusun batuan ini terdari persilangan
antara lahar dan tuf, lahar dan abu vulkanik andesit. Secara petrografis batuanya
bersusunan andesit piroksen, gelas basalt, basalt dan basalt olivin.
4. Endapan Permukaan berupa Aluvium dan Endapan Pantai (Qa)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Meliputi bagian teluk yang cukup luas. Penyusun utama terdiri dari kerikil
dan pasir. Satuan batuan ini merupakan satuan batuan termuda yang tersingkap di
daerah penelitian. Penyebaran satuan ini menempati satuan geomorfologi daratan
fluvial dan satuan geomorfologi daratan endapan pantai.
Gambar Geologi Kota Bima
Hidrologi
Wilayah Kota Bima dilewati oleh 7 (tujuh) sungai. Sungai-sungai tersebut
memiliki hulu di sebelah utara dan timur Kota Bima, dan bermuara menuju Teluk
Bima. Sungai terpanjang adalah Sungai Lampe yang memiliki panjang 25 km. Air
sungai dimanfaatkan antara lain sebagai sumber air minum dan pengairan/irigasi.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
SEJARAH KOTA BIMA
Bima atau yang disebut juga dengan Dana Mbojo telah mengalami
perjalanan panjang dan jauh mengakar ke dalam Sejarah. Menurut Legenda
sebagaimana termaktub dalam Kitab BO (Naskah Kuno Kerajaan dan Kesultanan
Bima), kedatangan salah seorang musafir dan bangsawan Jawa bergelar Sang
Bima di Pulau Satonda merupakan cikal bakal keturunan Raja-Raja Bima dan
menjadi permulaan masa pembabakan Zaman pra sejarah di tanah ini. Pada masa
itu, wilayah Bima terbagi dalam kekuasaan pimpinan wilayah yang disebut Ncuhi.
Nama para Ncuhi terilhami dari nama wilayah atau gugusan pegunungan yang
dikuasainya.
Ada lima orang ncuhi yang tergabung dalam sebuah Federasi Ncuhi yaitu,
Ncuhi Dara yang menguasai wilayah Bima bagian tengah atau di pusat
Pemerintah. Ncuhi Parewa menguasai wilayah Bima bagian selatan, Ncuhi
Padolo menguasai wilayah Bima bagian Barat, Ncuhi Banggapupa menguasai
wilayah Bima bagian Timur, dan Ncuhi Dorowuni menguasai wilayah Utara.
Federasi tersebut sepakat mengangkat Sang Bima sebagai pemimpin. Secara De
Jure, Sang Bima menerima pengangkatan tersebut, tetapi secara de Facto ia
menyerahkan kembali kekuasaannya kepada Ncuhi Dara untuk memerintah atas
namanya.
Pada perkembangan selanjutnya, putera Sang Bima yang bernama Indra
Zambrut dan Indra Komala datang ke tanah Bima. Indra Zamrutlah yang menjadi
Raja Bima pertama. Sejak saat itu Bima memasuki Zaman kerajaan. Pada
perkembangan selanjutnya menjadi sebuah kerajaan besar yang sangat
berpengaruh dalam percaturan sejarah dan budaya Nusantara. Secara turun
temurun memerintah sebanyak 16 orang raja hingga akhir abad 16.
Fajar islam bersinar terang di seluruh Persada Nusantara antara abad 16
hingga 17 Masehi. Pengaruhnya sagat luas hingga mencakar tanah Bima. Tanggal
5 Juli 1640 Masehi menjadi saksi dan tonggak sejarah peralihan sistem
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
pemerintahan dari kerajaan kepada kesultanan. Ditandai dengan dinobatkannya
Putera Mahkota La Kai yang bergelar Rumata Ma Bata Wadu menjadi Sultan
Pertama dan berganti nama menjadi Sultan Abdul Kahir (kuburannya di bukit
Dana Taraha sekarang). Sejak saat itu Bima memasuki peradaban kesultanan dan
memerintah pula 15 orang sultan secara turun menurun hingga tahun 1951.
Masa kesultanan berlangsung lebih dari tiga abad lamanya. Sebagaimana
ombak dilautan, kadang pasang dan kadang pula surut. Masa-masa kesultanan
mengalami pasang dan surut disebabkan pengaruh imperialisme dan kolonialisme
yang ada di Bumi Nusantara. Pada tahun 1951 tepat setelah wafatnya sultan ke-14
yaitu sultan Muhammad Salahudin, Bima memasuki Zaman kemerdekaan dan
status Kesultanan Bima pun berganti dengan pembentukan Daerah Swapraja dan
swatantra yang selanjutnya berubah menjadi daerah Kabupaten.
Pada tahun 2002 wajah Bima kembali di mekarkan sesuai amanat Undang-
undang Nomor 13 tahun 2002 melaui pembentukan wilayah Kota Bima. Hingga
sekarang daerah yang terhampar di ujung timur pulau sumbawa ini terbagi dalam
dua wilayah administrasi dan politik yaitu Pemerintah kota Bima dan Kabupaten
Bima. Kota Bima saat ini telah memliki 5 kecamatan dan 38 kelurahan.
Sebagai sebuah daerah yang baru terbentuk, Kota Bima memiliki
karakteristik perkembangan wilayah yaitu: pembangunan infrastruktur yang cepat,
perkembangan sosial budaya yang dinamis, dan pertumbuhan jumlah penduduk
yang tinggi.
Sudah 11 tahun ini Kota Bima dipimpin oleh seorang Walikota dengan
peradaban Budaya Dou Mbojo yang sudah mengakar sejak jaman kerajaan hingga
sekarang masih dapat terlihat dalam kehidupan masyarakat Kota Bima dalam
kesehariannya. Baik sosial, Budaya dan Seni tradisional yang melekat pada
kegiatan Upacara Adat, Prosesi Pernikahan, Khataman Quran, Khitanan dan lain-
lain serta bukti-bukti sejarah Kerajaan dan Kesultanan masih juga dapat dilihat
sebagai Situs, Kepurbakalaan dan bahkan menjadi Objek Daya Tarik Wisata yang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
ada di Kota Bima dan menjadi objek kunjungan bagi wisatawan lokal, nusantara
bahkan mancanegara.
Sumber daya alam Kota Bima juga memiliki daya tarik tersendiri sebagai
Obyek Daya Tarik Wisata karena letak Kota Bima berada di bibir Teluk yang
sangat indah yang menawarkan berbagai atraksi wisata laut dan pantai seperti;
berenang, berperahu, memancing, bersantai, melihat kehidupan masyarakat
nelayan serta menikmati makanan khas desa tradisional nelayan. Disisi lain alam
dan hutan serta hamparan sawah yang luas juga dapat dilihat di Kota Bima.
Suku asli masyarakat Kota Bima adalah suku Bima atau dikenal dalam
bahasa lokal nya Dou Mbojo dengan mayoritas beragama islam dengan mata
pencaharian nya Bertani, Bertenak, Melaut dan sebagian Pegawai Negeri Sipil.
Salah satu ke-unikan Kota Bima adalah sebagian dari masyarakat nya juga berasal
dari berbagai suku dan etnik di indonesia seperti; Jawa, Sunda, Timor, Flores,
Bugis, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali, Minang dan Batak sehingga
memberi warna tersendiri didalam keseharian mereka di Kota Bima (suku-suku
ini selalu memeriahkan upacara dan pawai pada hari-hari besar di Kota Bima)
dengan hidup berdampingan secara rukun dan damai serta suasana kondusif.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
LAMBANG KOTA
Bentuk, isi dan tulisan lambang daerah :
1. Bentuk lambang daerah aadalah perisai segi lima dengan garis tepi warna hitam,
didalamnya berisi lukisan-lukisan :
2. Isi lambang daerah sebagai berikut :
1. Sebuah bintang bersudut lima berwarna kuning emas.
2. Setangkai bulir padi berjumlah 45 butir berwarna kuning dan setangkai
kapas berjumlah 17 ( Tujuh Belas ) buah berwarna hijau putih.
3. Sebuah kubah masjid berwarna putih.
4. Rantai dalam ikatan yang tidak terputus yang berjumlah 8 ( delapan )
buah berwarna hitam.
5. Gambar Burung Garuda yang berpaling kedua sisi.
6. Persegi delapan ( Nggusu Waru )
7. Garis pembatas dan tulisan berwarna hitam.
8. Tulisan Kota Bima.
9. Sehelai pita putih bertuliskan Maja Labo Dahu Berwarna Hitam.
3. Pada bagian bawah Lambang Daerah terdapat tulisan Maja Labo Dahu.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Arti simbol dan warna lambang daerah :
1. Arti simbol yang terdapat dalam Lambang Daerah :
1. Perisai : Bentuk dasar perisai berwarna hijau daun yang
sederhana serta memiliki keseimbangan
memberi kesan kemudahan pelayanan kepada
masyarakat serta mencerminkan kemakmuran
masyarakat Kota Bima.
2. Bintang : Bersudut lima sebagai Lambang Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Kubah : Melambangkan kehidupan masyarakat Daerah
Kota Bima yang senantiasa beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Rantai : Rantai dalam ikatan bersambung
melambangkan keanekaragaman masyarakat
yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan masyarakat Berbangsa dan
Bernegara.
5. Rangkaian Padi dan Kapas serta dalam
ikatan yang tidak terputus
: Melambangkan keadilan sosial, kesejahteraan,
kedamaian serta Persatuan dan Kesatuan dalam
Wadah Negara Kesatuan RI yang di
Proklamasikan Tanggal 17 8 1945 yang
bergambar dari tujuh belas rantai yang saling
terkait, delapan Buah Kapas dan 45 bulir padi.
6. Tulisan Kota Bima di atas Kubah : Memberi makna bahwa Kota Bima telah
memiliki Pemerintah Otonom.
7. Gambar Burung Garuda berpaling ke
dua sisi
: Mencerminkan Masyarakat Kota Bima yang
mengandung sitsem sosial Adat Bersendikan
Sara-Sara Bersendi Kitabullah.
8. Persegi Delapan ( Ngggusu Waru ) : 1. Iman ro Taqwa ( keimanan dan ketaqwaan )
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
mencerminkan sifat dan Fisiolofis
Kepemimpinan Dana Mbojo
2. Ilmu ro Bae Ade ( Ilmu Pengetahuan )
3. Loa ro Tingi ( Keahlian dan Ketrampilan )
4. Londo ro Dou ( Asal Usul Keturunan )
5. Mori ro Woko ( Keadaan serta Tata
Kehidupan )
6. Ruku ro Rawi ( Tingkah Lakunya )
7. Nggahi ro Eli ( Tutur Katanya )
8. Hidi ro Toho ( Fisik dan Mentalnya )
2. Arti Warna yang Terdapat Dalam Lambang Daerah :
1. Hijau Daun : Berarti memberi kesan kemudahan
pelayanan kepada masyarakat serta
mencerminkan kemakmuran masyarakat
Kota Bima.
2. Merah : Mencerminkan sifat dan filosofis
kepemimpinan Dana Mbojo.
3. Putih : Melambangkan kesucian masyarakat Kota
Bima yang mayoritas muslim, teguh serta
taat dalam melaksanakan syariat
agamanya.
4. Hitam : Menggambarkan arti mampu
menghimpun tangguh dalam menyikapi
tantangan dalam gerak penyelenggaraan
pemerintahan serta kemantapan untuk
meraih harapan.
5. Biru Tua : Kesetiaan yang berarti tetap menjunjung
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 serta tetap setia pada Pemerintah
Republik Indonesia.
6. Kuning : Kejayaan, Keberanian berjuang atas dasar
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
kesucian sebagai Lambang Ketuhanan
Yang Maha Esa.
3. Penggunaan Warna Pada Lambang Daerah.
1. Hijau Daun : Dipergunakan pada dasar Lambang
( Perisai ) dan Kelopak Kapas.
2. Kuning : Dipergunakan pada Warna Bulir Padi dan
Bintang.
3. Putih : Dipergunakan pada bagian Kubah Masjid
dan Bunga Kapas.
4. Merah : Dipergunakan pada dasar Nggusu Waru,
dasar Tulisan Kota Bima dan garis
pembatas lambang.
5. Biru Tua : Dipergunakan pada gambar Burung
Garuda yang berpaling kedua sisi.
6. Hitam : Dipergunakan sebagai garis pembatas
Lambang, Tulisan Kota Bima dan Tulisan
Maja Labo Dahu.
Motto :
1. Motto Daerah Kota Bima adalah Maja Labo Dahu.
2. Arti Motto Maja Labo Dahu adalah orang yang beriman dan bertaqwa akan malu
kepada Tuhan, kepada manusia dan diri sendiri dan takut kepada Allah dan juga
kepada manusia apabila tidak mematuhi perintah dan larangan agama dan adat
yang baik.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk
Kota Bima berdasarkan data tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa
yang terdiri dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%)
penduduk perempuan. Sebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk
berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak
berada di Kelurahan Paruga, yaitu berjumlah 12.275 jiwa (11%) dan paling sedikit
di Desa Kendo yang berjumlah 1.130 jiwa (1%). Selanjutnya berdasarkan hasil
sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kota Bima berjumlah 142.443 jiwa yang
terdiri dari 69.8411 jiwa laki-laki dan 72.602 jiwa perempuan. Jumlah penduduk
menurut kecamatan adalah sebagai berikut :
Kecamatan Jumlah Penduduk
Raba 34.756 jiwa
Mpunda 32.531 jiwa
Rasanae Barat 31.029 jiwa
Asakota 27.931 jiwa
Rasanae Timur 16.196 jiwa
MATA PENCARIAN
Komposisi penduduk Kota Bima berdasarkan
mata pencaharian didominasi oleh petani/peternak dan
jasa/pedagang/pemerintahan yang besarnya masing-
masing 45,84% dan 45,05%. Jenis pekerjaan yang
digeluti penduduk Kota Bima antara lain: petani
15.337 orang, nelayan 425 orang, peternak 13.489 orang, penggalian 435 orang,
Tahun Jumlah penduduk
2000 116.295
2010 142.443
Sejarah kependudukan kota Bima
Sumber:
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
industri kecil 1.952 orang, industri besar/sedang 76 orang, perdagangan 1.401
orang, ABRI 304 orang, guru 1.567 orang dan PNS berjumlah 2.443 orang.
KEAGAMAAN
Mayoritas penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu sekitar
97,38% dan selebihnya memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen
Katholik 0,62% dan Hindu/Budha sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota
Bima terdiri dari Masjid sebanyak 51 unit, Langgar/Mushola 89 unit dan
Pura/Vihara 3 unit. Sedangkan fasilitas sosial yang ada di Kota Bima meliputi
Panti Sosial Jompo dan Panti Asuhan sebanyak 6 Panti yang tersebar di 3
kecamatan. Masyarakat Bima adalah masyarakat yang religius. Secara historis
Bima dulu merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Nusantara yang di
tandai oleh tegak kokohnya sebuah kesultanan, yaitu kesultanan Bima. Islam tidak
saja bersifat elitis, hanya terdapat pada peraturan-peraturan formal-normatif serta
pada segelintir orang saja melainkan juga populis, menjadi urat nadi dan darah
daging masyarakat, artinya juga telah menjadi kultur masyarakat Bima.
PEMERINTAHAN
Kota Bima sebagai pemerintah daerah dibentuk melalui Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002.
PEREKONOMIAN
Berdasarkan potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang investasi
cukup prospektif untuk dikembangkan di Kota Bima, antara lain di bidang: jasa,
termasuk pengangkutan, kelistrikan dan telekomunikasi, perdagangan,
agrobisnis/agroindustri, industri air minum kemasan, industri kecil dan kerajinan,
pariwisata dan pendidikan
Peluang tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup
memadai seperti transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
jasa perbankan. Di samping itu Pemerintah Kota Bima memberikan berbagai
insentif bagi investor yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perizinan
dan penyediaan sarana pendukung.
PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Berdasarkan pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai
1.923 ha yang terdiri sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas
98 ha. Sedangkan tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas
1.225 ha dan kawasan hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian
terdiri dari padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas
unggulan perkebunan meliputi: serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen
dan kapuk. Hingga saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Kegiatan pengembangan baru dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala
usaha dan teknologi yang masih terbatas.
PERIKANAN
Kegiatan perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha
budidaya di perairan laut, perairan air payau dan air tawar. Adapun komoditas
yang dibudidayakan meliputi: bandeng, udang dan rumput laut.
PETERNAKAN
Hingga saat ini jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat
setempat adalah: sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Kota Bima
sesungguhnya memiliki potensi peternakan yang cukup prospektif dengan
ketersediaan lahan peternakan dan lahan pakan yang cukup luas.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
KEHUTANAN
Kota Bima memiliki wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki
kekayaan berbagai macam komoditas dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup
potensial terdiri dari kayu jati, sono keling dan kayu campuran.
INDUSTRI DAN KERAJINAN
Skala industri yang telah berkembang baik saat ini di Kota Bima meliputi
industri Garam Rakyat (PD Budiono Madura), genteng pres, bata merah, batako,
tenun tradisional, gerabah, meubel dan pembuatan tahu/tempe.
PERTAMBANGAN
Sebagai daerah perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota
Bima memiliki potensi pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang
berhasil diidentifikasi terdiri dari andesit dan marmer dengan volume
517.738.375 m.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan
andil sebesar 16,66% dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri
atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan
perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota
Raba-Bima tercatat 4 unit, masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu,
Tanjung dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang
tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam
mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor
perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
PERBANKAN
Dunia perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank
Pemerintah dan Swasta, yaitu: Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang,
Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1
Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang serta Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) yang meliputi BPR LKP dan Bank Bias.
SARANA DAN PRASARANA
Transportasi darat
Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan
pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan
Negara (38,56 km), Jalan Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten (174,26
km)yang sebagian besar merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya jalan
perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1
buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional
yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya dan Terminal
Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe, yaitu terminal angkutan umum yang
menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru, yaitu terminal
angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana
angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.
Transportasi laut
Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu
gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun
pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan
Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan
fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera
sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m serta dermaga pelayaran rakyat
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
sepanjang 50 m dengan lantai 500 m. Kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar
minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m serta luas lantai 750 m, open
strorage 26.097 m, terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA
dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 ton. Pelabuhan
laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM
Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis.
Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.
Pos dan telekomunikasi
Jasa pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos
Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba.
Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di
seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan
telepon yang dilayani oleh PT. Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan
telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup
memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik
berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal
maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah
menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler
sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang
ada tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit dengan jumlah pelayanan
meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040) dan sosial (13).
Listrik
Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
wilayah XI, Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani
kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi
energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan
sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit listrik
portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk
investasi dibidang kelistrikan.
Pendidikan
Fasilitas pendidikan[2] yang terdapat di Kota Bima pada tahun 2005 adalah
Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit, Sekolah
Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah
Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak
17 (tujuh belas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit,
Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empat belas) unit ditambah
Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit.
Untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
sumberdaya manusia yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki
Perguruan Tinggi Negeri yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global.
Kesehatan
Fasilitas kesehatan[3] yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas
Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Klinik BKIA, Apotek, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktik swasta
(Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat
yang mempraktikkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan
menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan
adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
SENI DAN BUDAYA
Bima memang unik dengan beragam tarian tradisional baik yang lahir dari
Istana maupun di luar Istana. Pada masa lalu, terutama pada zaman ke-emasan.
Kesultanan Bima, Seni tari dan atraksi seni budaya tradisioanl merupakan salah
satu cabang seni yang sangat populer. Pengembangan seni tari mendapat perhatian
dari pemerintah kesultanan. Kala itu, Istana Bima (Asi Mbojo) tidak hanya
berfungsi sebagai pusat Pemerintahan namun Asi juga merupakan pusat
pengembangan seni dan budaya tradisional. Pada masa pemerintahan Sultan
Abdul Khair Sirajuddin (Sultan Bima yang kedua) yang memerintahkan antara
tahun 1640-1682 M, seni budaya tradisional berkembang cukup pesat. Hingga
saat ini seiring berjalannya waktu, beberapa seni tari dan atraksi seni budaya
tradisional itu masih tetap eksis. Beberapa tarian yang masih dapat di nikmati
antar lain;
Atraksi Gantao
Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao.
Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini
berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara
kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat
dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan selalu
mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan
Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok,
hingga saat ini Gantao masih tetap lestari detengah-tengah masyarakat Bima dan
selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan).
Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa
pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2
yang memerintah antara tahun 1640-1682 M. Salah satunya adalah Tarian
Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi
Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur
Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.
Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara
formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk
menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri
dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur
beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah
raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo.
Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera
Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang
khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama
kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo
Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.
Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya
pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo
yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut
Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang
pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo
selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat
rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.
Rawa Mbojo
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat
tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen
sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi
gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah
pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di
tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang
membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.
Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang
berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah
warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat
beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko
Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing.
Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan
kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang.
Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai
keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa
membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara
spontanitas.
Hadrah Rebana
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah
Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair
lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya
mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai
12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain.
Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WAA COI (Antar Mahar), Sunatan
maupun Khataman Alquran. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang
pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah
Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak
sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah
Rebana ini.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu
di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan
untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-
kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus
pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).
Pacoa Jara (Pacuan Kuda)
Pacuan Kuda atau dalam bahasa Bima disebut Pacoa Jara tampaknya
makin marak di Bima. Paling tidak pacuan kuda diselenggarakan 2 kali setahun,
yaitu pada hari-hari besar seperti Hari Proklamasi (Agustus) dan Hari Pemuda
(Oktober). Pacuan kuda ini dilaksanakan dalam bentuk kejuaraan, bahkan
melibatkan juga peserta dari daerah lain, Dompu, Sumbawa, hingga dari Lombok.
Yang menarik, hadiah bagi jawara pacuan kuda ini tidak sedikit, sehingga banyak
peminatnya. Hadiah pertama antara lain sebuah sepeda motor + sepasang anak
sapi + hadiah lainnya. Setiap peserta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp
150.000,- Jika ternyata kalah dan keluar, peserta yang penasaran bisa mendaftar
lagi. Nah, untuk satu periode pacuan, jumlah pendaftar ini bisa mencapai 800
hingga 1000 peserta! Selain di Panda, arena pacuan ada juga di kota Bima dan di
Sila
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Ntumbu (Adu Kepala)
Adu Kepala atau dalam Bahasa Bima disebut Ntumbu, sampai saat ini belum diketahui secara pasti kapan atraksi kesenian seperti ini mulai ada di Bima. Karena Atraksi Ntumbu ini hanya ditemkukan di Desa Nori Kecamatan Wawo.
Beberapa sejarahwan dan budayawan berpendapat bahwa atraksi ini telah ada pada zaman kesultanan Bima pada abat ke 17. Hampir 90 persen atraksi kesenian tradisional Bima didominasi oleh atraksi ketangkasan yang menggambarkan semangat patriotisme dan kepahawanan. Hal itu dibuktikan dengan penggunaan alat-alat ktangkasan dan perlengkapan perang seperti parang, tombak, keris dan lain-lain dalam setiap atraksi.
Di Desa Ntori kecamatan Wawo Bima, Ntumbu diwariskan turun temurun oleh satu keluarga atau keturunan. Dan tidak bisa dimainkan oleh orang lain di luar lingkungan keluarga itu. Sebelum bertanding (Beradu Kepala), salah seorang yang tertua di antara mereka memberikan air doa dan mantera-mantera kepada seluruh anggota pemain. Mantera itu adalah ilmu kebal sehingga ketika mereka melakukan adu kepala tidak merasakan sakit dan tidak benjol atau berdarah akibat benuran kepala itu. Atraksi Adu Kepala diiringi oleh alunan musik tradisonal Bima yaitu Dua Buah Gendang, Satu serunai, Gong, dan Tawa-tawa. Ketika musik dimainkan, beberapa orang berlaga di depan seperti gaya pencak silat lalu saling menyerang dengan kepala.
Sejarahwan M. Hilir Ismail mengemukakan bahwa Atraksi Adu Kepala ini sempat juga dilarang karena ada pandangan bahwa atraksi ini bertentangan dengan ajaran Islam. Kenapa demikian ? karena kepala adalah simbol kehormatan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
seseorang jadi alangkah hinanya jika diadu. Namun ada juga kalangan yang berpendapat bahwa hal itu adalah bagian dari tradisi untuk menggugah semangat patriotisme membela negara(Kerajaan). Terlepas dari polemik itu, dalam konteks kekinian Adu Kepala merupakan salah satu komditi pariwisata Kabupaten Bima yang perlu dilestarikakeberadaanya.
PARIWISATA
Bima yang terletak di tengah-tengah segitiga emas tujuan pariwisata
nasional, yaitu Bali, Pulau Komodo, dan Bunaken, Kota Bima memiliki fungsi
strategis sebagai kota transit. Namun lebih dari itu, Kota Bima sendiri memiliki
berbagai potensi pariwisata untuk ditawarkan, khususnya wisata alam.
Visi pembangunan bidang pariwisata adalah Mendorong Pengembangan
dan Peningkatan Kualitas Kepariwisataan Yang Berwawasan Budaya, Ramah
Lingkungan dan Melibatkan Peran Serta Masyarakat Luas.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ada 3 kebijakan yang diambil, yaitu:
1. Pengembangan pemasaran pariwisata;
2. Pengembangan destinasi pariwisata;
3. Pengembangan kemitraan.
Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kota Bima meliputi wisata budaya
dan wisata alam. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, di
mana saat ini masih terbatas pada wisatawan lokal. Jika dilihat secara geografis,
posisi Kota Bima berada di antara dua kawasan yang menjadi tujuan wisata, yaitu
Pulau Lombok di sebelah barat dan Pulau Komodo di sebelah timur.
Beberapa obyek wisata yang ada di Kota Bima secara sekilas dapat diuraikan
sebagai berikut.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Istana Kayu Asi Bou
Istana ini terletak di samping timur Istana Bima (sekarang Museum Asi
Mbojo). Dinamakan Asi Bou karena didirikan setelah pendirian Istana Bima pada
tahun 1927, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1881-1936). Asi
Bou dibangun oleh untuk Putera Mahkota Muhammad Salahuddin.
Masjid Muhammad Salahuddin
Masjid ini dibangun oleh Sultan Abdul Kadim Muhammad Syah dengan
Wajir Ismail pada tahun 1737. Masjid ini terletak di Kampung Sigi atau di sebelah
selatan lapangan Sera Suba (Jalan Soekarno Hatta).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Museum Asi Mbojo
Museum Asi Mbojo dulunya merupakan Istana bagi Raja dan Sultan Bima.
Museum ini dikonstruksi dengan campuran gaya Eropa dan Bima pada tahun
1927 oleh Mr. Obzicshteer Rehata. Lokasinya berada di pusat kota dan mudah
diakses. Di Museum ini terdapat silsilah/tata urutan Raja dan Kesultanan Bima,
benda tata urutan kepangkatan kepemerintahan, barang-barang serta pakain adat
yang digunakan Istana Kerajaan, para prajurit serta masyarakat pada jaman itu.
Selain itu juga dipamerkan benda-benda yang tidak hanya berasal dari jaman
kerajaan dan kesultanan, tetapi juga benda-benda purbakala sebelum masa
kerajaan dan kesultanan Bima.
Museum Samparaja
Museum Samparaja merupakan museum yang ada di Kota Bima selain
Museum Asi Mbojo. Museum ini terletak di Jalan Gajah Mada Kelurahan
Moggonao Kota Bima. Koleksi yang ada di museum ini antara lain Kitab BO
yang asli, kitab yang membahas ihwal Kerajaan Bima pada abad 14 Masehi.
Selain itu terdapat benda-benda peninggalan kesultanan Bima.
Pantai Niu
Pantai Niu berada di sisi timur Teluk Bima, di jalan lintas Bima-Sumbawa
sekitar 3,5 km dari terminal Dara Kota Bima. Lokasinya yang berada di tepi jalan
nasional ini menjadikan pantai ini mudah dijangkau oleh wisatawan. Obyek
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
wisata ini cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal, terutama pada hari-hari libur.
Di kawasan ini terdapat gazebo-gazebo yang dibangun Pemerintah Kota Bima dan
dapat dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati panorama pantai kawasan ini.
Pantai Lawata
Pantai Lawata merupakan salah satu tempat tujuan wisata utama bagi
masyarakat Kota Bima. Di kawasan pantai ini pengunjung dapat menikmati gai
beryang tersedia dan melakukan aktifitas seperti berenang.
Pantai Amahami
Pantai Amahami juga merupakan tempat tujuan bagi masyarakat Kota
Bima untuk berwisata. Kawasan pantai ini ramai terutama pada sore dan malam
hari, dengan berbagai aktifitas yang ada seperti pedagang kaki lima. Pantai ini
berdekatan dengan Pantai Lawata atau berada sebelum Pantai Lawata dari arah
Terminal Dara. Selain pantai-pantai tersebut, di kawasan pesisir Teluk Bima
masih terdapat obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Pantai
Ule dan Pantai So Ati.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Wisata Alam Soromandi
Wisata Alam Soromandi Bima adalah salah satu kota kecil yang terletak di
ujung timur Propinsi NTB (Nusa Tenggara Barat), di bumi Ngaha Aina Ngoho ini
tersimpan banyak sekali aset-aset alam yang menyimpan sejuta pesona yang
masih belum terjamah, dan perlu untuk di gali dan dijadikan sebagai objek wisata.
Aset alam ini bisa dijadikan sebagai daya tarik para wisatawan domestik maupun
asing. Gambar-gambar yang saya ambil disini merpakan hasil jepretan dari
komunitas pecinta alam bima KOPA MBOJO
Desa Campa
Campa adalah salah satu desa kecil yang letaknya di kabupaten Bima,
NTB, khususnya di kecamatan Madapangga. Letaknya memang jauh dari
keramaian, tetapi campa juga menyimpan keindahan alam yang mungkin banyak
orang yang belum tahu akan hal ini. Contohnya seperti wana wisata OI TABA,
kalo yang ini mungkin sudah banyak yang tahu, tetapi ada satu tempat yang belum
orang tahu letaknya yaitu AIR TERJUN, Berikut ini adalah foto-foto wana wisata
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
OI TABA Campa, bentuk wana wisata ini adalah semacam tempat meluncur tapi
bedanya tempat meluncur di OI taba ini di bentuk oleh alam
Pantai Kalaki
Pantai Kalaki adalah pantai berpasir yang cukup landai, terletak di sebelah
selatan kota Bima. Dari kota Bima, melewati Lawata menuju ke arah Lapangan
Terbang Palibelo. Di Kalaki, pengunjung bisa bermain air laut yang dangkal, atau
piknik sambil menikmati pemandangan laut teluk Bima. Pengunjung Pantai
Kalaki umumnya berasal dari kota Bima dan dari kecamatan Woha dan
Belo/Palibelo. Pada waktu liburan seperti saat Aru Raja (Lebaran), pantai Kalaki
ramai sekali. Para pedagang jauh-jauh hari sudah mendirikan tenda-tenda di
pinggir jalan sepanjang pantai. Sebenarnya, pantai Kalaki tidaklah terlalu bagus.
Pasirnya bercampur lumpur sehingga kalau dilalui akan menjadi keruh. Di
samping itu terdapat banyak batu-batu yang cukup tajam jika diinjak, dan tentu
sangat tidak nyaman karena bisa menyandung. Pantai juga terlalu landai sehingga
untuk mendapatkan kedalaman yang cukup untuk berenang atau menyelam,
pengunjung harus masuk jauh ke dalam laut.
Jika air laut surut, pemandangan menjadi tidak sedap lagi karena air
menjadi sangat jauh ke dalam sementara daratan yang ditinggalkannya tampak
penuh batu yang berserakan. Pemda Kabupaten Bima yang menjadi pemilik
pantai Kalaki tampak sudah melakukan beberapa pembangunan di pantai
tersebut, berupa beberapa shelter yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
berteduh dan duduk-duduk. Namun jumlahnya tentu tidak mencukupi saat
pengunjung ramai seperti ketika Aru Raja. Pengunjung akhirnya menggelar tikar
dan berkelompok di kebun orang di seberang pantai. Mereka umumnya
mengadakan acara berbeque atau bakar-bakar di tempat itu. Biasanya, yang
dibakar adalah ayam dan ikan laut. Pantai Kalaki, sekali lagi, menjadi pilihan
masyarakat untuk piknik karena tidak banyak pilihan yang lebih baik lagi. Pantai
di teluk Waworada (sebelah timur Karumbu) yang lebih indah dengan view pantai
selatan sangat jauh dan fasilitas jalan juga belum memadai. Dalam hal ini, Pemda
Kabupaten Bima masih harus berperan lagi dalam menata obyek wisata yang
dibutuhkan oleh masyarakat
Gunung tambora
Gunung Tambora merupakan
gunung vulkanik yang termasuk dalam
wilayah kecamatan Tambora, sekitar
200 km dari Kota Bima. Letusannya
pada tahun 1815 sungguh dasyat,
Kekuatan letusan mencapai 7 kali lebih
kuat dari bom atom. Akibat letusan
Tambora, 92.000 orang meninggal dan
3 kerajaan musnah yaitu :
kerajaan Sanggar, Tambora dan Pekat. Sisa letusan menyebabkan adanya kaldera
dengan luas 9 km dengan kedalaman 1.100 m. Dari puncak kawasan Gunung
Tambora kita dapat menikmati keindahan kawasan hutan kayu Calabai, air terjun
Sori Panihi (Kawinda) dan juga panorama laut semenanjung (Paninsula) Pantai
Sanggar.
Pulau ular
Pulau Ular adalah salah satu pulau yang berada di tengah perairan bagian
timur wilayah administrasi Kecamatan Wera, sekitar 80 km dari Kota Bima. Ular-
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
ular yang mendiami pulau ular sangat unik dan bersahabat, dengan warna putih
silver dan hitam mengkilat yang sangat eksotis. Pulau ini dapat di capai dengan
perahu tradisional nelayan dengan tempuh 15 menit dari daratan.
MAKANAN KHAS
Tumi Sepi (Tumis Udang Rebon) Sepi adalah makanan khas Bima yang terbuat dari udang rebon (anak udang yang sangat kecil yang di Bima disebut Sepi Bou). Udang rebon difermentasi dengan garam saja sehingga mengeluarkan aroma khas.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
* 2 sendok makan Sepi * 1 ruas jari lengkuas * 1 lembar sereh * 2 genggam kemangi * 1 sendok makan minyak goreng * 100ml air Bumbu-bumbu (Semuanya diiris-iris) * 10 butir bawang merah * 5 siung bawang putih * 1 buah tomat ukuran besar * 7 buah belimbing sayur * 5 buah cabe keriting * 1-15 buah cabe rawit biarkan utuh * Garam secukupnya * Gula pasir sendok teh
Cara Membuatnya :
* Panaskan minyak, tumis semua bumbu yang sudah diiris masukkan daun sereh dan lengkuas setelah harum masukkan Sepi, garam secukupnya dan gula pasir, masukkan 100ml air,
* aduk-aduk terus hingga matang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
* Sebelum diangkat masukkan cabe rawit dan kemangi biarkan cabe rawit layu setelah itu angkat.
* Siap dihidangkan dengan lalaban.
* Cocok dihidangkan bersama sayur asam atau sayur bening.
SEPI bisa juga dikonsumsi langung tanpa dimasak terlebih dahulu. Tambahkan cabe rawit (potong-potong) dan air jeruk purut, lebih sedap bila kulit jeruk purut diiris-iris dicampurkan dengan SEPI (sebelumnya jeruk purut dimemarkan dulu untuk membuang rasa getir). Atau juga bisa dicampurkan dengan mbohi dungga (sambal parado)
Mangge Mada (Gulai Jantung Pisang)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
* 1 buah jantung pisang kepok * 1 genggam kelapa parut (sangrai lalu dihaluskan) * 1 gelas santan kental dari 1 kelapa * 300gr udang (rebus tampa air, buang kulit dan kepalanya) * 1 butir jeruk nipis (ambil airnya) Bumbu-bumbu (potong-potong sesuai selera) * 5 buah cabe keriting * 7 butir bawang merah * 5 buah belimbing wuluh * Garam secukupnya Cara Membuatnya : * Siangi jantung pisang (ambil bagian putihnya) * Rebus sampai matang, angkat dan tiriskan, dipotong-potong lalu diperas (buang air getirnya) * Campurkan dengan potongan cabe, bawang merah, belimbing dan kelapa gongseng serta garam. * Masukkan santan dan air jeruk nipis, * terakhir masukkan udang yang sudah direbus. *Udang dapat digantikan dengan : Cumi atau Ikan Pari yang dipindang atau Cingur Sapi/Kulit yang dibakar terlebih dahulu Uta Mbeca Ro'o Parongge (Sayur Daun Kelor)
Bahan-bahan yang dibutuhkan: * 3 ikat daun kelor (sebagai patokan: ikatan daun katuk) * 1 genggam tauge pendek * 1 ikat kangkung * 5 butir bamea (Okra, jenis sayuran banyak terdapat di Timur Tengah dan Pakistan)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
* 5 butir bawang merah (potong-potong) * 1 batang tamu kunci (potong-potong) * 2 liter air Bumbu-bumbu * Garam secukupnya * Gula secukupnya * Penyedap rasa sedikit bila suka Cara Membuatnya : * Siangi daun kelor (rontokkan daunnya), kangkung dipotong sepanjang 2cm, bamea dipotong-potong sepanjang 1cm. * Campur dan cuci semua bahan-bahan kecuali bamea dicuci tersendiri. * Rebus dua liter air sampai mendidih, masukkan semua bahan kecuali okra yang dimakkan setelah beberapa menit untuk menghindari agar okra tidak terlalu berlendit. * Masukkan garam dan gula secukupnya, masak terus sampai sayur matang. * Angkat dan hidangkan dengan uta puru dan sambal dhocho mange.
Uta palomara londe (bandeng kuah santan)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 ekor ikan bandeng ukuran sedang (6-7ons) bersihkan sisik dan isi perutnya (bila suka biarkan saja isi perutnya, buang empedunya saja), potong 5 bagian; 1 batang sereh dan 1 ruas jari lengkuas memarkan; 1 ikat daun kemangi atau segenggam; 1 sendok makan minyak goreng untuk menumis; 100 cc air asam jawa/bima dari 2-3 buah asam matang; 2 gelas air untuk kuah.
Bumbu yang dihaluskan :
2 cabe merah; 5 butir bawang merah; 3 siung bawang putih; 1 buah tomat ukuran sedang; ruas jari kunyit; Garam secukupnya.
Cara membuatnya :
1. Panaskan minyak, setelah panas masukkan bumbu yang sudah dihaluskan diikuti sereh dan lengkuas, setelah harum masukkan ikan bandeng aduk-aduk dan biarkan beberapa detik lalu masukkan air asam ditambah 2 gelas air. Masak di atas api sedang selama kira-kira 20 menit, setelah matang masukkan kemangi, tambahkan sedikit gula atau penyedap rasa bila suka. Siap dihidangkan.
2. Bumbu-bumbu di atas tidak dihaluskan tapi cukup diiris tipis-tipis, bila suka tambahkan irisan belimbing wuluh tetapi air asam harus dikurangi. Siapkan panci atau penggorengan. Campur minyak dan semua bumbu yang sudah diiris serta ikan bandeng ke dalam panci serta air asam dan 2 gelas air. Rebus kira-kira selama 20 menit, selanjutnya ikuti cara 1 di atas. (Rasanya lebih segar).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
3. Bila bandeng diganti dengan udang, rasanya hampir mirip dengan tom yam kung (masakan Thailand), tambahkan bubuk cabe saja dan daun jeruk lengkuas dan daun sereh diperbanyak.
Palomara santa (ikan kuah santan).
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
kg pindang ikan tongkol atau pindang kembung panjar (salepe ruma londe bila ada), potong-potong sesuai selera; minyak untuk menggoreng ikan. Bahan dan bumbu lainnya sama seperti Resep 1 (uta londe palomara) kecuali air asam ditiadakan tapi diganti dengan 2 gelas santan dari butir kelapa ukuran besar.
Cara Membuatnya :
Goreng terlebih dahulu ikan pindang tongkol di atas api sedang jangan sampai garing, goreng sebentar saja; Iris tipis-tipis semua bumbu; cabe, bawang merah, bawang putih, kunyit, tomat, belimbing wuluh. Panaskan minyak diatas penggorengan atau panci, setelah panas masukkan semua bumbu yang sudah diiris, lengkuas dan sereh setelah layu masukkan ikan yang sudah digoreng disusul santan. Masak selama kira-kira 15 menit setelah matang masukkan daun kemangi tambahkan sedikit gula atau penyedap rasa bila suka. Siap dihidangkan dengan sambal dhoco toma atau sambal yang bercita rasa asam.
Uta londe puru (bandeng bakar)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 ekor bandeng ukuran sedang (6-7ons) disayat 2-3 sayat, sisiknya dibiarkan utuh bersihkan isi perutnya bila suka biarkan saja isi perutnya, buang empedunya saja. sendok makan garam yang sudah dilarutkan dalam 100 cc air matang Alat pemanggangan dan arang secukupnya.
Cara membuatnya :
Siapkan alat pemanggang serta arang yang sudah jadi bara, panggang ikan bandeng di atasnya balik-balik jangan sampai hangus. Setelah matang celupkan segera ikan bandeng ke dalam air garam. Hidangkan bersama tambeca maci roo parongge (lihat kelompok Sayur Mayur) serta sambal sia dungga atau mbohi dungga, dhoco mangge moro (lihat kelompok Pelengkap atau Sambal).
Uta kato basa tangiri mangge
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
kg ikan kakap atau bandeng atau ikan apa saja sesuai selera tapi kalo bisa jangan ikan kembung, 1 batang sereh, 1 ruas jari lengkuas, 1 ikan atau 1 genggam kemangi. Bumbu yang dihaluskan : 2 buah cabe merah atau keriting, 10 butir kemiri, ruas jari jahe, 10 butih bawang merah, 5 siung bawang putih, ruas jari kunyit/bisa juga tidak pakai, 2 jumput tarindi (pucuk daun asam).
Cara Membuatnya :
Lumuri ikan dengan bumbu yang sudah dihaluskan serta campurkan dengan sereh, lengkuas dan kemangi, pepes dengan daun pisang menjadi 3 bungkus. Panaskan wajan lalu taruh ikan pepes di atasnya, bolak balik sampai matang di atas api kecil sedang.
Sup ayam kampung
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 ekor ayam kampung yang sedang besarnya, lebih enak kalau ayam betina tapi yang muda, yang baru 1 atau 2x bertelur, 2 lembar daun seledri, 2 ltr air untuk merebus ayam.
Bumbu yang dihaluskan :
15 20 butir lada, 2 siung bawang putih, 3 butir bawang merah, ruas jari jahe, 1 sendok the garam.
Cara Membuatnya : Rebus ayam kampung sampai mendidih dan empuk, masukkan bumbu yang dihaluskan, masak sampai aromanya harum ketika sudah matang masukkan daun seledri yang sudah dipotong terlebih dahulu. Hidangkan dengan dhoco toma. Cara lainnya : bumbu ditumis terlebih dahulu dengan 1 sendok makan minyak goreng* tidak perlu tambahan penyedap rasa.
Uta janga puru (ayam bakar)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 ekor ayam kapung yang sedang besarnya. Alat pembakaran beserta arang. Bumbu yang dihaluskan : 15 butir lada, 4 siung bawang putih, 3 butir bawang merah, sendok makan garam, 1 sendok makan minyak goreng (campurkan pada bumbu yang dihaluskan).
Cara Membuatnya :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Ayam dibersihkan, dibelah dada (bekakak), potong kakinya hingga 5 cm dibawah ruas paha. Lumuri ayam dengan bumbu yang sudah dihaluskan diamkan selama 30 menit. Sementara menuggu ayam didiamkan, buatlah bara di atas pemanggang. Setelah siap, panggang ayam sambil di bolak balik agar tidak hangus. Setelah matang siap dihidangkan panas-panas dengan sambal dhoco sia dungga (sambal bawang). Kalau suka yang agak manis bisa ditambah dengan olesan madu sebelum ayamnya dipanggang.
Uta maju puru (daging rusa bakar)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Dendeng Maju, potong-potong sesuai selera Siapkan panggangan beserta arang buatlah bara/bisa juga langsung bakar di atas nyala kompor. Siapkan martil pemukul daging dan alasnya, bisa berupa talenan atau cobek.
Cara Membuatnya :
Bakar daging dendeng Uta Maju di atas bara api, bolak-balik sebentar, setelah harum angkat, taruh daging diatas cobek lalu memarkan dengan martil jangan sampai tercabik-cabik biarkan utuh, bakar lagi sebentar sampai diperkirakan matang. Bila dagingnya terlalu asin bisa dicuci dulu sebelum diolah, bila masih terasa terlalu asin juga cuci lagi setelah dimemarkan sebelum dibakar untuk kedua kalinya. Siap dihidangkan dengan sayur asam wua parongge.
Uta maju ncango (daging rusa goreng)
Dendeng Maju, potong-potong sesuai selera Siapkan panggangan beserta arang buatlah bara/bisa juga langsung dibakar di atas nyala kompor. Siapkan martil pemukul daging dan alasnya, bisa berupa talenan atau cobek. 3 sendok makan minyak goreng. Alat penggorengan.
Cara Membuatnya :
Bakar daging dendeng Uta Maju di atas bara api, bolak balik sebentar, setelah harum angkat, taruh daging diatas cobek lalu memarkan dengan martil jangan sampai tercabik-cabik biarkan utuh. Panaskan minyak dengan api kecil, goreng daging sudah dimemarkan. Goreng hanya sebentar saja (seperti menggoreng ikan asin). Bila dagingnya terlalu asin ikuti petunjuk di atas; cuci setelah dimemarkan lalu digoreng.
Uta maju ncango sipa (abon daging rusa)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
kg dendeng Maju. Siapkan panggangan beserta arang buatlah bara/bisa juga langsung bakar di atas nyala kompor. Siapkan martil pemukul daging dan alasnya, bisa berupa talenan atau cobek. kg bawang merah (Buatlah bawang goreng untuk tabur). 10 tangkai cabe keriting potong serong, bila suka pedas (goreng untuk tabur).
Bumbu Perendam :
1 gelas air asam jawa/bima dari 1 lembar asam matang, kepal gula jawa/gula merah (kurangi bila tidak suka manis), Garam sedikit (sesuaikan dengan keasinan dendeng), Penyedap rasa bila suka, ltr minyak untuk menggoreng, Alat penggorengan.
Cara Membuatnya :
Bakar daging dendeng Uta Maju di atas bara api, bolak balik sebentar, setelah harum angkat, taruh daging diatas cobek lalu memarkan dengan martil. Suwir-suwir daging tersebut dengan menggunakan tangan, jangan terlalu halus.
Bumbu Perendam :
Haluskan gula, campur dengan air asam serta garam dan penyedap rasa. Masukkan daging yang sudah dicabik ke dalam bumbu perendam diamkan 30 menit. Goreng di atas api sedang setelah matang angkat dan tiriskan. Campur denga bawang goreng dan cabe goreng. Cocok untuk disimpan dan untuk perjalanan jauh.
Karena hanya daging kering yang diasinkan, Uta Maju masih bisa dibuat bermacam-macam masakan, misalnya : Mpal goreng, dendeng balado atau bisa juga disayur atau masakan yang berkuah.
Saronco peke (asam-asam tulang iga sapi).
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 kg tulang iga sapi, 2 cm lengkuas (memarkan), 1 lembar daun sereh, 1 ikat pataha doro (daun ruku-ruku), 1 buah tomat besar (potong-potong), 1 gelas air asam dari 3 lembar asam matang, Air secukupnya untuk merebus tulang iga.
Bumbu yang dihaluskan :
2 buah cabe besar (keluarkan bijinya), 20 butir lada, sendok teh ketumbar, 1 ruas jari kunyit, 1 tomat kecil, 1 sendok makan minyak goreng, Garam secukupnya.
Cara Membuatnya :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Rebus tulang iga sampai setengah empuk, diamkan sampai dingin, setelah dingin angkat dan buang lemak-lemak yang mengambang menutupi kuah. Panaskan kembali. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan setelah harum angkat dan masukkan ke dalam panci yang berisi tulang iga diikuti bumbu lainnya; tomat, sereh, lengkuas dan terakhir daun ruku-ruku (dimasukan menjelang matang/diangkat).
Mbohi jame
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
kg mbohi mene (ikan teri basah yang sudah difermentasi), cuci lalu tiriskan, 1 sendok makan minyak goreng, 300 ml santan dari buah kelapa, 1 genggam daun kemangi, 1 lembar sereh, 1 ruas jari lengkuas, 10 buah cabe rawit biarkan utuh, Garam secukupnya.
Bumbu-bumbu (semuanya diiris-iris) :
5 cabe keriting, 10 butir bawang merah, 5 siung bawang putih, 1 buah tomat, 5 buah belimbing wuluh, 1 ruas jari kunyit.
Cara membuatnya :
Panaskan minyak dan tumis semua bumbu yang sudah diiris-iris diikuti sereh, lengkuas, setelah harum masukkan mbohi mene aduk aduk sebentar lalu masukkan santan, garam secukupnya dikira-kira garamnya mengingat mbohi mene sudah asin. Masukkan cabe rawit setelah matang dan santan berkurang masukkan kemangi lalu angkat. Kalau tidak ada mbohi mene bisa digantikan dengan ikan teri basah tetapi sebelum dimasak digarami terlebih dahulu dan biarkan menjadi layu (tidak perlu dimasukkan ke dalam lemari es) sampai hendak dimasak. Rasanya lebih segar.
Dhoco toma (sambal tomat).
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
2 tomat (iris tipis-tipis), 1 timun (buang kulitnya, dicacah-cacah, buang bijinya), 3 buah cabe rawit (potong kecil-kecil, atau gerus kasar), 6 butir bawang merah, 1 jumput tauge pendek, Garam secukupnya.
Cara Membuatnya :
Cuci semua bahan-bahan. Campur semua bahan-bahan, aduk-aduk pakai sendok sampai tercampur dengan baik dan biarkan sebentar sebelum disantap agar bahan-bahan agak layu sehingga kalau disantap tidak kaku. (Cara instant agar cepat layu : bahan dicampur sambil sedikit diremas-remas).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Sia dungga (sambal bawang)
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
10 butir bawang merah (potong melintang, agak tebal), 5 buah cabe boleh pilih cabe keriting atau rawit tergantung selera (potong melintang), Garam secukupnya, 2 jeruk nipis (ambil airnya), sendok gula (bila suka).
Cara Membuatnya :
Cuci semua bahan-bahan. Campur semua bahan-bahan, tiriskan lalu masukkan garam dan air jeruk nipis serta sedikit gula. Untuk tampak cantik bawang dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong-potong. Dan juga bisa ditambahkan cabe merah besar yang dipotong melintang tipis sebagai hiasan.
Mbohi dungga (sambal fermentasi jeruk nipis)
Sambal ini khusus diproduksi di Desa Parado secara turun temurun. Sederhana saja bahan dan cara pembuatannya. Terbuat dari jeruk (jeruk khusus yang ada di Parado semacam jeruk Medan tapi rasanya asam) yang dibuang kulit dan bijinya serta diiris-iris lalu dicampurkan dengan garam. Dibiarkan selama berminggu-minggu (difermentasi). Jadilah sambal siap saji tahan bertahun-tahun.
Bingka dolu
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
500 gr tepung terigu, 500 gr telur, 400 gr gula pasir, 5 gelas santan dari 2 kelapa ukuran sedang, 1 gelas air pandan suji (untuk pewarna hijau), sendok teh garam, Minyak untuk mengoles cetakan.
Cara Membuatnya :
Campur telur dan gula kemudian kocok sebentar sampai gula hancur dan berbuih (tidak sampai mengembang), Masukkan santan dan air suji serta garam dan aduk-aduk, Masukkan terigu sedikit demi sedikit, aduk terus sampai tercampur dengan baik, Panaskan cetakan, olesi dengan minyak atau mentega setelah panas tuangi adonan setengah sampai tiga per empat cetakan saja (jangan penuh), tutup. Setelah matang angkat dengan menggunakan 2 sendok makan. Pastikan cetakan terbuat dari kuningan yang menghantarkan panas dengan baik.
Srikaya
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
500 gr telur, 400 gr gula merah, 4 gelas santan dari 4 kelapa ukuran sedang, sendok teh garam, 1 ruas jari kayu manis, 5 lembar daun pandan, 1 loyang atau mangkok tahan panas, Dandang atau panci ukuran besar (yang memuat loyang).
Cara Membuatnya :
Rebus gula merah dengan segelas air, masukkan kayu manis dan daun pandan. Setelah gula cair angkat, dinginkan lalu saring. Kocok telur sebentar (kocok tangan saja, jangan sampai mengembang) setelah itu campurkan dengan santan dan gula serta garam, aduk-aduk sampai tercampur dengan baik. Masukkan adonan ke dalam loyang, Siapkan dandang berisi air untuk merebus. Taruh loyang berisi adonan ke dalam dandang dengan posisi air merendam setengah sampai tiga per empat loyang. Rebus selama 1-2 jam (periksa airnya sekali-sekali jangan sampai habis (tambahkan bila perlu). Pastikan air merendam loyang berisi adonan untuk mendapatkan tekstur srikaya yang lembut dan berserat bolong-bolong.
Minuman Tradisianal Buah Lontar (Oi Taa)
Melintasi sepanjang jalan lintas Bima Sape tepatnya di sebelah timur Terminal Kumbe Kota Bima, kita akan menemukan Kedai kedai Oi Taa atau Air Lontar yang dijual warga di Oi Mbo Kelurahan Kumbe. Nama Oi Mbo tercatat dalam legenda Tanah Bima, nama kampung ini diberikan oleh Raja Indra Zamrut untuk mengenang adiknya Indra Komala yang telah memakjulkan diri disebuah mata air di ujung selatan kampung Oi Mbo, karena adanya perselisihan di antara keduanya yang disebabkan oleh Mata Pancing Indra Zamrut yang dihilangkan oleh Indra Komala. Nama Oi Mbo berasal dari Oi Mbora (air yang hilang) karena di mata air itulah Indra Komala menenggelamkan diri hingga menghilang.
Memperoleh air lontar tertentu tidaklah mudah. Hanya orang-orang tertentu dan yang memiliki keahlian memanjat pohon lontar yang dapat mengambilnya. Karena ketinggian pohon-pohon lontar ini berkisar antara 25 20 meter. Untuk memanjat pohon lontar masyarakat Oi Mbo bisa menggunakan Rangge yaitu semacam tangga yang dibuat dari bambu yang dikenal dengan Oo Todo. Bambu ini adalah memang jenis bambu yang bisa digunakan untuk memanjat pohon lontar karena disetiap ujung palngkalnya dapat dipasangkan kayu sebagai tempat pijakan pada saat memanjat.
Waktu yang tepat untuk mengambil Air Lontar adalah pada pagi hari dan sore hari, sementara produksi air lontar yang melimpah di Oi Mbo ini berlangsung dari bulan April hingga Agustus. Meminum air lontar yang segar adalah pada saat baru di ambil dari pohonnya. Disamping airnya, lontar memiliki banyak manfaat antara lain daunnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rokok, bahan Topi dan payung (Paju Longge) dalam upacara-upacara adat Bima dan buah lontar sangat gurih untuk dimakan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
OLEH-OLEH KHAS
Kain tenun
Kain tenun masrain :
Ukuran kain : 400 X 60 cm
Ukuran selendang : 200 X 60 cm
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Kain sarung rayon tradisional :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Kain tenun katun :
Ukuran kain : 400 X 60 cm
Ukuran selendang : 200 X 60 cm
Jajan tradisional
1. Pangaha bunga 2. Bingka dolu 3. Kahangga 4. Kadodo Nunggi (Dodol Khas Wera)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Kerajinan dari mutiara
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
LAMPIRAN
(Teropong bima )
Kantor Walikota Bima, nuansa Islam yang kental
Aksara Bima
Naskah kuno Bo Sangaji Kai.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Pesona Kota Bima dari Doro Raja
Aksi demonstrasi diyakini sebagai salah satu alat untuk menyalurkan kebebasan masyarkat Bima
Makam Bukit Dana Taraha
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Perlombaan pacuan Kuda di Kelurahan Sambinae.
Busana Rimpu
Parang ini dijuluki La Nggunti Rante.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WAA COI (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alquran.
Upacara Adat Hanta UA Pua : atraksi budaya sambil menanti kedatangan rombongan penghulu melayu bersama rumah mahligai yang mengusung penghulu
melayu, panari lenggo mone dan lenggo siwe yang akan menyampaikan Kitab Suci Alquran kepada Sultan Bima. Bunyi dan alunan gendong, Gong serta
Serunai baru mulai tampak sesaat sebelum rombongan penghulu melayu memasuki Istana Bima.
Teluk Waworada
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Gunung Tambora
Tarian Soka
Tumi Sepi
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Permainan anak-anak berupa kesenian biasa disebut masyarakat Mbojo dinamakan Mpaa Rompije Dambe Toi
Tata cara berpakaian, bentuk serta warna dan seni aksesorisnya harus sesuai dengan etika dan estetika masyarakat . Pakaian harus harus diperoleh dengan cara
halal, bukan dengan cara yang dilarang oleh agama atau yang haram. Pakaian yang memenuhi persyaratan seperrti itulah yang dinilai kani ro lombo ma ntika
raso (pakaian yang indah dan bersih) oleh masyarakat.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Ae-aena merupakan perpaduan Seni Gerak (Tari), percakapan atau Dialog (Teater) diiringi lagu Ae-aena. Pada masa lalu,permainan ini lazim dimainkan
anak-anak pada waktu istirahat seusai belajar atau bekerja membantu orang tua guna menghibur hati yang gundah. Dimainkan oleh anak-anak usia antara 7-12
tahun, terdiri dari anak perempuan dan laki-laki. Lazimnya dimainkan dihalaman rumah dikala bulan purnama seusai belajar mengaji dan shalat.
Ae-aena diangkat dari judul laguAe-aena yang mengiringi dolanan Ae-aena. Aena berarti Hasna, kata Na merupakan singkatan dari Jaenab, Nurjanah atau Hasnah (nama perempuan). Nama-nama tersebut biasa disapa dengan Na.
Diiringi Musik Vokal (Lagu) Ae-aena yang dinyanyikan secara bergilir oleh dua kelompok pelaku.
Ae-aena Ae aena
Wati edamu sahe nahu ( Nggak lihat Kerbau Saya ?) Ese tolo mpada rida ( Di atas Swah Mpoda Rida )
Kadondo ma da ( Di bawah pohon kedondong) La hama wae ( La Hama Wae )
Matutu tero wei( Yang sering Memukul Istri ) Kacaina wei( Dikiri istri
Pala wunta wau( Padahal bunga-bunga berserahkan)
Lupe, jas hujan tradisional
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Toro Wamba
Pesisir utara Bima
Mata air Oi Tampuro
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Museum Asi Mbojo.
Teluk Bima
Gunung Tambora
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Asa Kota
Perkebunan bawang merah
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
KEPENDUDUKANJumlah pendudukMATA PENCARIANKEAGAMAAN
PEMERINTAHANPEREKONOMIANPERTANIAN DAN PERKEBUNANPERIKANANPETERNAKANKEHUTANANINDUSTRI DAN KERAJINANPERTAMBANGANPERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORANPERBANKAN
SARANA DAN PRASARANATransportasi daratTransportasi lautPos dan telekomunikasiListrik
PendidikanKesehatan
moreKain tenun masrain :Kain sarung rayon tradisional :/ / /Kain tenun katun :