tugas ISBD 1
Embed Size (px)
Transcript of tugas ISBD 1

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Pengertian
Secara Bahasa Para Ahli
Perwujudan Kebudayaan
Bersifat Abstrak
Co : Ide-ide, Gagasan-gagasan,
Norma, dll
Bersifat Konkret
Co : Perilaku bermasyarakat, Bahasa, Candi
Borobudur, Pakaian Adat,
dll
Substansi (Isi) Utama Kebudayaan
Kepercayaan
Sistem Pengetauan
Persepsi
Nilai
Pandangan Hidup
Etos Kebudayaan
PETA KONSEP
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hubungan manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu sama lain,
secara bahasa manusia berasal dari kata manu (sansekerta ), mens (latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata
budaya yang merupakan bentuk kata majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Dalam bahasa sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu
bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia
adalah mahluk budaya yang harus nembudayakan dirinya, Manusia sebagai mahluk
budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan mampu
2

beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan sekitar dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia
beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun menjadikan ciri
khas kebudayaan orang Indonesia. Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan
elemen masyarakat yang sebelumnya merenggang akibat konflik yang
berkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa
saling menhormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia
menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi
antar sesama dan sebagai cirri khas suatu kelompok masyarakat. Banyak hal dapat
dikaji mengenai manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat
tentang hubungan erat manusia dan kebudayaan yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan
menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya
menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial
membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain
yaitu kebudayaan.
1.2 Tujuan
kebudayaan dalam kehiduoan manusia memegang peranan penting dan tak
dapat dihindari manusia, dengan kebudayaan manusia merasakan adanya ketenangan
batin yang tak bisa didapatkan dari manapun. Dengan mempelajari hubungan
manusia dan kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan
sebagai identitas dalam bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi dan
adaptasi sangatlah penting bagi manusia dalam bertahan hidup di tengah
permasalahan yang semakin rumit. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting
dalam kehidupan manusia seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan
masih banyak lagi peranan penting yang dimiliki kebudayaan. Dalam dunia
pendidikan kebudayaan adalah penunjang yang bertujuan memperkenalkan macam-
3

macam kebudayaan, tujuan dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara
semacam ini diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui
makna kebudayaan. pemerintah juga harus ikut mendorong dan berpartisipasi agar
kebudayaan di masa yang akan datang tidak mengalami kepunahan kebudayaan. telah
banyak kebudayaan Indonesia diakui oleh bangsa lain , dikarenakan tak adanya rasa
kepedulian kebudayaan leluhur yang telah diwariskan pada generasi selanjutnya.
dengan membahas materi tentang pengertian manusia dan kebudayaan, perwujudan
kebudayaan, serta subtansi (isi) utama kebudayaan diharapkan dapat menambahkan
wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan. dengan menumbuhkan
rasa kepedulian dan pemberian materi ini semoga dapat membuat mahasiswa
program studi biologi semester enam kelas C fkip unpak khususnya dan bangsa
Indonesia umumnya agar menjadi individu dan bangsa yang menghargai
kebudayaannya dan membuka mata dunia tentang bangsa ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Manusia dan Kebudayaan
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan dan budaya, manusia merupakan suatu
organisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
4

lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik,
sosial), maupun kesejarahan. Ketika seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu
dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan. Sedangkan
panduan untuk mengolah dan berinteraksi dengan lingkungan dibutuhkan adanya
budaya. Oleh karena itu budaya mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu
sendiri.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata
kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam
arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Adapun para ahli antropologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya merumuskan definisi
budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat
istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai
anggota masyarakat.
5

Sedangkan R. Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan
diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua
rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit,
rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial
untuk perilaku manusia.
M.Jacobs dan B.J.Stern dalam bukunya general antropologi menulis bahwa :
kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi,
religi, dan kesenian serta benda(kebudayan ) yang semua itu merupakan warisan
sosial.
Prof, Takdir Alisyahbana, mengemukakan kebudayaan ialah : manifestasi dari
cara berfikir. Bagi takdir pengertian kebudayaan amatlah luas,sebab semua laku dan
perbuatan dapat di pulangkan pada hasil cara berfikir. Perasaan bagi takdir masuk
pikiran juga.
Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi memberikan defenisi kebudayaan
merupakan sarana hasil karya, rasa, dan karya cipta masyarakat.
Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatakan budaya dengan:
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut Secara praktis bahwa kebudayaan
merupakan suatu system nilai dan gagasan utama (vital) yang menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material dan dapat
dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia
yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
6

Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan
antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
2.2. Perwujudan Kebudayaan
Apabila kita menelaah pengertian budaya seperti yang dikemukakan
sebelumnya jelas kebudayaan tidak memiliki wujud nyata atau konkret seperti
sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.Menurut analisis tersebut kebudayaan hanya ada
dalam alam pikiran manusia para pendukung kebudayaan yang bersangkutan,
wujudnya hanyalah merupakan ide, pandangan hidup,peraturan atau norma yang
dianut oleh para anggota masyarakatnya, yang apabila dilaksanakan secara konsekuen
dan teratur akan melahirkan prilaku yang dipandang layak dan dapat diterima.
Secara lebih rinci Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan kedalam tiga
wujud, ( Dr. Elly M. Setiadi, M.Si.,dkk,2010 : 28 ) yaitu:
1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya.
Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, artinya tidak bisa
diraba, dipegang ataupun difoto. Berada dalam pikiran masing-masing
anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri
atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta
bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola
tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau
konkret. Wujud ini tampak jelasnya dalam bentuk perilaku dan bahasa pada
saat manusia berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari;
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkrit berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto.
7

Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka wujud kebudayaan
dapat dikelompokkan menjadi : budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang
bersifat konkret.
1. Budaya yang bersifat Abstrak
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, budaya yang bersifat abstrak ini
letaknya ada di dalam pikiran manusia, sehingga tidak dapat diraba atau
difoto. Karena terwujud sebagai ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturanperaturan dan cita-cita. Dengan demikian, budaya yang bersifat
abstrak adalah wujud ideal dari budaya. Ideal disini berarti sesuatu yang
seharusnya atau sesuatu yang diinginkan manusia sebagai anggota
masyarakat yang telah menjadi aturan main bersama. Contohnya : nilai-nilai
dalam pancasila, norma-norma pembagian kelompok masyarakat dalam
agama hinduisme 1500 SM, peraturan-peraturan yang terkandung di dalam
Al-quran dan Hadist;
2. Budaya yang bersifat Konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau
perbuatan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang terlihat secara
kasat mata. Sebagaimana disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya konkret
ini dengan system social dan fisik, yang terdiri dari : perilaku, bahasa dan
materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam
situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus
mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakatnya. Pola-
pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat
yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama. Manusia
mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena
8

itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia
diperlukan design for living atau garis-garis petunjukdalam hidup sebagai
bagian budaya, misalnya :
1) apa yang baik dan buruk, benar-salah, sesuai-tidak sesuai dengan
keinginan (valuational elements)
2) bagaimana orang harus berlaku (priscriptrive elements)
3) perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan,
(cognitive elements), misalnya : kelahiran, pernikahan, kematian.
b. Bahasa
Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting
dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti
sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat
berkouminkasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada.
Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan : bahasa menunjukkan
bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu
saja termasuk didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa
kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta
dapat diwariskan pada generasi mendatang. Bahasa bermanfaat bagi
manusia, bahasa dapat menjelaskan ketidak mengertian manusia akan
sesuatu hal. Dengan demikian bahasa dapat menambah pengetahuan
manusia, memperluas cakrawala pemikiran, melanggengkan kebudayaan.
c. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat
rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan
sebagainya. Contohnya : Candi Borobudur, rumah adat daerah, pakaian,
batik, tembok cina, piramida dan lain-lain.
9

2.3 Substansi (isi) Utama Kebudayaan
Dr. Elly M. Setiadi, M.Si. dkk dalam bukunya Ilmu Sosial Budaya Dasar :
2010. Menyatakan bahwa subtansi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari
segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang
memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri baik dalam bentuk atau berupa system
pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan.
Selanjutnya substansi-substansi tersebut akan dibahas secara lebih mendetail yaitu:
1. Sistem Pengetahuan
Melalui sistem pengetahuan, manusia mampu beradaptasi untuk
menyesuaikan hidupnya dengan alam sekitarnya. Melalui sistem pengetahuan
juga manusia mampu meningkatkan produktivitas kebutuhan hidupnya.
Contohnya, pengetahuan manusia tentang flora dan fauna dapat membantu
upaya manusia untuk mengembangkan produktivitas di bidang perburuan,
penangkapan ikan, peternakan, dan pertanian. Pengetahuan manusia tentang
pengobatan tradisional melalui dukun atau tabib membantu upaya manusia
mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit atau luka akibat kecelakaan
dan peperangan. Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di
dunia memiliki sistem pengetahuan tentang:
a. Alam sekitar
b. Alam flora dan fauna di tempat tinggal
c. Zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
d. Tubuh Manusia
e. Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
f. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan yang telah disebutkan diatas manusia
melakukan tiga cara, yaitu:
10

a. Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui
pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka piker individu
untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan
pedomannya
b. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman formal
disekolah maupun dari pendidikan non-formal seperti kursus-kursus,
penataran dan ceramah
c. Melalui petunjuk-petunjukyang bersifat simbolis yang sering disebut
sebagai komunikasi simbolik.
2. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat
menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau
buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa
manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga
(nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius
(nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi
manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi
rohani manusia.
C. Kluchson mengemukakan bahwa yang menemukan orientasi nilai
budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:
11

a. Hakikat hidup manusia
b. Hakikat karya manusia
c. Hakikat waktu manusia
d. Hakikat alam manusia
e. Hakikat hubungan antar manusia
3. Pandangan Hidup
Pandangan hidup atau idiologi merupakan pedoman bagi suatu bangsa
atau masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi berbagai macam problema
dalam kehidupan. Pandangan hidup berisikan nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau
suatu bangsa. Karenanya di dalam pandangan hidup terkandung konsep nilai
yang dicita-citakan oleh suatu individu, masyrakat atau bangsa. Tanpa
pendangan hidup suatu bangsa atau masyarakat akan mudah dintervensi oleh
bangsa lain, dan sulit berkembang yang kemungkinan cepat atau lambat
bangsa tersebut akan mengalami kemunduran atau bahkan hancur.
Habib Mustofa mengkategorikan pandangan hidup dalam 3 kategori,
yaitu:
a. Pandangan hidup yang berasal dari norma-norma agama, yang dinyatakan
sebagai dogma, berisi perintah atau keharusan dan larangan bagi segenap
penganut agama yang bersangkutan.
b. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi negara, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
c. Pandangan hidup yang berasal dari renungan atau falsafah hidup seorang
individu. Kebenaran pandangan hidup ini bersifat relatif, karena hanya
sesuai dengan pribadi individu yang bersangkutan. Misalnya, ada orang
yang berpandangan bahwa hidup berserah kepada nasib atau takdir.
12

4. Kepercayaan
Secara naluriah manusia sadar akan kelemahannya sebagai manusia dan
sadar akan adanya zat yang lebih berkuasa (Maha) yang mengatur kehidupan
mereka. Kepercayaan terhadap zat yang Maha ini tentunya akan berbeda setiap
orangnya, tergantung kepada keyakinan orang tersebut. Dorongan tersebut
merupakan suatu akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam
menghadapi tantangan tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang
mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan
hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” diluar diri
manusia, bermacam macam tergantung keyakinan manusia,; orang islam tentu
saja percaya pada Allah SWT sebagai kekuatan diatas kekuatan, dan agama lain
percaya pada TuhanNya. Sementara pada jaman prasejarah kepercayaan kepada
roh nenek moyang (animisme), kepercayaan kepada benda(dinamisme).
5. Persepsi
Persepsi adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala
dalam kehidupan. Pengertian sederhananya, persepsi adalah pandangan
individu atau kelompok terhadap sesuatu. Ada kalanya persepsi satu individu
dengan individu lainnya berbeda, hal ini terjadi karena berbagai faktor, antara
lain faktor pengalaman, pengetahuan, lingkungan dan lain-lain. Menurut Dr.
Elly M Setiadi : 2010. Persepsi terdiri dari:
a. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah
satu indra manusia
b. Persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental
individu lain
c. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian
di tempatlain, jauh dari orang yang bersangkutan.
13

6. Etos Kebudayaan
Etos secara harfiah diambil dari Bahasa Inggris yang berarti watak
yang khas. Etos atau jiwa kebudayaan sering terlihat pada gaya perilaku dalam
suatu masyarakat, misalnya pada kegemaran-kegemarannya, hasil kerajinan
tangannya dlsb. Setiap suku memilki etosnya masing-masing, . Contohnya,
kebudayaan batak dilihat oleh orang jawa sebagai orang yang agresif , kasar,
kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya
kebudayaan jawa dilihat oleh orang batak, bahwa watak orang jawa
memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban,
tingkah laku yang sukar ditebak. Gagasan yang berbelit-belit, feudal, serta
diskriminasi terhadap tingkatan sosial. terlepas dari baik atau buruk jika
dipandang oleh suku lainnya. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kita memilki
sikap kedewasaan dan toleransi yang tinggi terhadap budaya-budaya tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan di atas dapat disimpulkan secara bahasa budaya berasal dari
Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau
akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda diistilahkan dengan kata
culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata
colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu
14

sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Banyak para ahli yang mengartikan kebudayaan, dari semuanya dapat disimpulkan
secara praktis bahwa kebudayaan merupakan suatu system nilai dan gagasan utama
(vital) yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun
non material dan dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting
dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
Dipandang dari Wujudnya Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan
menjadi tiga yaitu : kebudayaan sebagai kompleks ide atau gagasan yang bersifat
abstrak, karena hanya terdapat dalam alam pikiran manusia; kebudayaan sebagai
kompleks tingkah laku atau perbuatan manusia; kebudayaan sebagai kompleks hasil
perbuatan manusia, yang pada umumnya berwujud benda-benda, sehingga disebut
kebudayaan material. Dari pengelompokan tersebut tampak wujud budaya itu ada
yang bersifat abstrak ( ideu-ideu, gagasan, nilai-niai, norma-norma) dan bersifat
konkret (perilaku bermasyarakat, bahasa, artefak, pakaian adat, bangunan).
Adapun Subtansi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala
macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang
memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system
pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan.
3.2 Kritik dan Saran
Demikian penulisan makalah tentang manusia dan kebudayaan yang di dalamnya
masih banyak materi yang di sampaikan. Saran serta kritik kami terima demi
kesempurnaan penulisan makalah yang akan mendatang. Kekhilafan dan kesalahan
dalam penulisan kata-kata dalam makalah, mohon di maafkan karena tak ada gading
yang tak retak dan tak ada yang sempurna kecuali ALLAH Swt.
15

16