Tugas Akhir CG Kel 5

download Tugas Akhir CG Kel 5

of 28

Transcript of Tugas Akhir CG Kel 5

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    1/28

    MAKALAH TATA KELOLA PERUSAHAAN

    Evaluasi PelaksanaanCorporate Social Responsibi li ty

    pada PT Sampoerna Agro Tbk.

    Kelompok 5

    Flora bougenvilia 1206317253

    Rahmawati Hasibuan 1206317846

    Ratna Emilia 1206317865

    Tri Juli Astuti S 1206318086

    Umyati Qulsum 1206318104

    PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS INDONESIA

    TAHUN 2013

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    2/28

    Statement of Authorship

    Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah

    murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa

    menyebutkan sumbernya.

    Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata

    ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas

    menggunakannya.

    Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

    dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

    Mata Ajaran : Tata Kelola Perusahaan/Corporate Governance

    Judul Makalah/Tugas : Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

    pada PT Sampoerna Agro Tbk.

    Tanggal : Desember 2013

    Dosen : Purwatiningsih

    1. Nama : Flora Bougenvil 4. Nama : Tri Juli Astuti S

    NPM : 1206317253 NPM : 1206318086

    Tanda Tangan : Tanda Tangan :

    2. Nama : Rahmawati Hasibuan 5. Nama : Umyati Qulsum

    NPM : 1206317846 NPM : 1206318104

    Tanda Tangan : Tanda Tangan :

    3. Nama : Ratna Emilia

    NPM : 1206317865

    Tanda Tangan :

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    3/28

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

    karunia-Nya kita masih diberi kesehatan. Perkuliahan tata kelola perusahaan selama ini telah

    membahas berbagai materi terkait bagaimana pengelolaan organisasi yang baik. Salah satu

    aspek penilaian dari pengelolaan perusahaan yang baik adalah adanya pelaksanaan kegiatan

    sosial (corporate social responcibility).

    CSR sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan operasi di sekitarnya

    dinilai perlu dikelola dengan baik. Hal ini karena CSR terkait dengan hubungan timbal balik

    antara perusahaan dengan masyarakat yang akan turut mempengaruhi aktivitas perusahaan.

    Pelaksanaan CSR yang baik menunjukkan pengelolaan perusahaan yang baik pula karena

    berarti hakstakeholdersdalam hal ini masyarakat dapat terpenuhi.

    PT Sampoerna Agro Tbk sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam

    dengan kewajiban untuk melaksanaan CSR juga telah membuat beberapa program sosial

    yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi kerja

    perusahaan. Banyaknya aspek lingkungan yang harus diperhatikan terkadang membuat

    pelaksanaan program CSR mengalami beberapa hambatan.

    Sebagai perusahaan besar yang memiliki banyak program CSR, kami tertarik untuk

    mengetahui lebih dalam tentang bagaimana PT Sampoerna Agro Tbk menjalankan tanggung

    jawab sosialnya. Oleh karena itu, kami menyusun makalah dengan tema Evaluasi

    Pelaksanaan CSR di PT Sampoerna Agro Tbk.

    Salam,

    Kelompok V

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    4/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.

    Latar Belakang

    Dalam dunia internasional, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan

    semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple

    Bottom Line in 21st Century Business(1998), karya John Elkington. Dimana dalam buku

    tersebut menjelaskan tentang tiga komponen penting sustainable development, yaitu

    economic growth (profit), environmental protection (planet), dan social equit (people).

    Berdasarkan tiga komponen tersebut dapat dipahami bahwa perusahaan yang baik tidak

    hanya perfokus kepada keuntungan ekonomi saja tetapi juga perlu mengembangkan

    kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya terhadap lingkungan dan

    masyarakat sekitar tempat beroperasinya perusahaan tersebut.

    Di Indonesia sendiri, CSR sudah lama diterapkan yaitu sekitas tahun 1900-an namun

    dengan memakai istilah lain yaitu CSA (Corporate Social Activity)atau aktivitas sosial

    perusahaan. Adapun penerapan CSA hampir sama dengan prinsip dari CSR itu sendiri

    yaitu kepedulian dan keterlibatan perusahaan terhadap keberlangsungan kesejahteraan

    sosial dan kelestarian lingkungan.Menurut Bhatt, setidaknya ada tiga alasan yang mendorong perusahaan melakukan

    CSR, yaitu:

    a. Compliance.

    Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional. Demikian

    pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan,

    konvensi ataupun standar internasional yang berlaku.

    b. Risk minimisation.

    Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus menyadariimpactnyata danimpact

    potensial secara ekonomik, politik maupun lingkungan. Berdasarkan pada kesadaran

    inilah, perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta

    prosedur untuk meminimalisasi berbagai kerusakan atau kerugian yang mungkin

    dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari rekanan bisnisnya.

    c. Value Creation.

    Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi kerusakan, perusahaan dapat

    menciptakan positive social valuedengan melibatkan masyarakat di

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    5/28

    dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial (innovative social

    investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy dialogue), dan

    membangun istitusi masyarakat(building civil institution), baik secara mandiri

    ataupun bersama dengan perusahaan yang lain.

    Seperti pada salah satu alasan perusahaan melaksanakan CSR adalah bentuk ketaatan

    perusahaan terhadap peraturan yang berlaku baik peraturan pusat maupun peraturan

    daerah. Peraturan yang ditetapkan di Indonesia secara tidak langsung mendesak

    perusahaan untuk melaksanakan CSR sebagai bentuk dari tanggung jawab dan ketaatan

    perusahaan serta bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan value perusahaan

    baik di mata pemerintah maupun di mata masayarakat. Tidak hanya itu, berdasarkan

    Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 bagi perusahaan yang

    bergerak di bidang sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan CSR. Berdasarkan

    ayat ini, setiap perusahaan yang tidak melaksanakan CSR dan yang kegiatan usahanya

    bergerak di bidang sumber daya alam akan dianggap tidak mentaati peraturan

    perundangan yang ada.

    Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini kelompok kami akan mencoba

    untuk mengevaluasi salah satu perusahaan Tbk. di Indonesia yang kegiatan operasional

    perusahaannya berkaitan dengan sumber daya alam yaitu PT Sampoerna Agro Tbk.

    Diharapkan melalui evaluasi ini dapat diperoleh kesimpulan terkait tingkat ketaatan dan

    transparansi penerapan CSR pada PT Sampoerna Agro Tbk. Perlu diketahui bahwa PT

    Sampoerna Agro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan khususnya

    perkebunan kelapa sawit dengan cakupan wilayah yang sangat luas yaitu Sumatera dan

    Kalimantan. Banyaknya isu-isu yang sedang dan akan muncul berkaitan dengan

    kompetisi lahan, terutama dengan masyarakat setempat mendorong perusahaan untuk

    lebih pro aktif dalam meningkatkan intensitas komunikasi dan pembinaan komunitas

    melalui program-program CSR yang lebih terarah, komprehensif, dan tepat sasaran.

    Untuk itu di 2012 PT Sampoerna Agro Tbk. telah melakukan studi pemetaan sosial di

    beberapa daerah operasional untuk mengidentifikasi permasalahan sosial yang ada dan

    memformulasikan cara menyikapinya. Perseroan masih akan terus melakukan studi

    tersebut di beberapa daerah operasional lainnya, termasuk yang baru diakuisisi.

    Perencanaan tata ruang tetap merupakan masalah yang mendasar, sama halnya seperti

    pembebasan tanah. Inilah tantangan Perseroan yang keempat. Isu mengenai penetapan

    ganti rugi lahan, ditambah permasalahan tata ruang, secara umum telah menciptakan

    ketidakpastian bagi industri perkebunan dan masyarakat lokal.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    6/28

    Kegiatan evaluasi yang kami lakukan pada penugasan kali ini terbatas pada informasi

    yang diperoleh dari laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. periode 2011 dan 2012,

    tanya jawab dari salah seorang pegawai PT Sampoerna Agro Tbk. serta informasi dari

    sumber media lainnya tanpa adanya observasi langsung ke wilayah diterapkannya

    kegiatan CSR PT Sampoerna Agro Tbk.

    2. Gambaran Umum PT Sampoerna Agro Tbk.

    PT Sampoerna Agro Tbk (SA) dan entitas anak (Perseroan) adalah perusahaan

    perkebunan dengan kepentingan jangka panjang yang berupaya menjadi perusahaan

    perkebunan yang terdiversifikasi dan terintegrasi Bersama 29 anak perusahaannya.

    Perseroan saat ini memproduksi empat lini produk utama: Produk Kelapa Sawit, ProdukInti Sawit, Kecambah, serta Produk Non-Sawit. Lini Produk Kelapa Sawit merupakan

    kontributor terbesar yang menyumbang 96% dari total pendapatan Perseroan di 2012.

    a. Sejarah Pendirian PT Sampoerna Agro Tbk.

    Dahulu bernama PT Selapan Jaya, Sampoerna Agro didirikan pada 1993 untuk

    mengelola kebun kelapa sawit di Sumatera Selatan. Perseroan kemudian tercatat

    sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia pada 2007. Secara rinci dapat

    dilihat pada skema kilas balik perusahaan, sebagai berikut:

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    7/28

    Terlihat adanya diversifikasi kagiatan usaha yaitu dengan dimulainya uji cobaoperasi pada pabrik pati sagu pada tahun 2011.

    Berdasarkan laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. 2012, Perseroan terdiri

    atas beberapa anak perusahaan baik yang sudah beroperasi maupun yang masih

    dalam tahap pengembangan. Adapun anak-anak perusahan dimaksud adalah sebagai

    berikut:

    1)

    Sudah beroperasi: PT Aek Tarum, PT Sungai Rangit, PT Telaga Hikmah, PT

    Gunung Tua Abadi, PT Binasawit Makmur, PT Usaha Agro Indonesia, PT

    Mutiara Bunda Jaya, PT Selatanjaya Permai, PT Sawit Selatan, PT National Sago

    Prima, dan PT Lanang Agro Bersatu.

    2) Tahap pengembangan: PT Nusantara Sago Prima, PT Wawasan Kebun Utama,

    PT Pangan Agro Nusantara, PT Palma Timur Sejahtera, PT Sentosa Timur

    Palma, PT Palma Timur Sentosa, PT Industri Hutan Lestari, dsb.

    b. Visi dan Misi

    Sebagai bagian dari Grup Sampoerna Strategic, PT Sampoerna Agro Tbk.

    memiliki visi Menjadi salah satu perusahaan terdepan yang bertanggung jawab di

    sektor agribisnis di Indonesia.

    Untuk mencapai visi tersebut, Perseroan menetapkan beberapa misi untuk

    dilaksanakan oleh seluruh kompenen perusahaan yaitu:

    Mengembangkan tim manajemen profesional yang berintegritas tinggi dan

    didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan termotivasi.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    8/28

    Mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan di

    bisnis inti kami, dengan tetap menjaga pengeluaran biaya secara terkontrol.

    Terus berusaha mencapai kesempurnaan melalui inovasi, penelitian, dan

    pengembangan.

    Ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar

    perkebunan.

    Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku dalam segala

    aspek pengembangan, produksi, dan pengolahan.

    c. Struktur Organisasi PT Sampoerna Agro Tbk.

    Hingga akhir tahun 2012, Direksi terdiri dari:

    Direktur Utama : Ekadharmajanto Kasih

    Wakil Direktur Utama : Marc Stephan Louis Louette

    Direktur Corporate Affairs : Achmad Hadi Fauzan

    Direktur Penelitian & Pengembangan : Dwi Asmono

    Direktur Sumber Daya Manusia : Hero Djajakusumah

    Direktur Keuangan : Budi Setiawan Halim

    Direktur Komersial : Lim King Hui

    Per 31 Desember 2012, Dewan Komisaris terdiri atas:

    Komisaris Utama: Michael Sampoerna;

    Komisaris: Hendra Prasetya;

    Komisaris Independen: Phang Cheow Hock;

    Komisaris Independen: Arief Tarunakarya Surowidjojo.

    Komite Audit terdiri dari 1 (satu) ketua dan 2 (dua) anggota. Komposisi Komite

    Audit tahun 2012 yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris

    No.274/SA/VI/12/RO/CD tanggal 18 Juni 2012 adalah sebagai berikut:

    Ketua: Arief Tarunakarya Surowidjojo

    Anggota: Dr. Timotius Ak.

    Anggota: Irawan Sastrotanojo

    Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 1 (satu) Ketua dan 2 (dua) anggota.

    Komposisi Komite Nominasi dan Remunerasi di tahun 2012 yang ditunjuk

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    9/28

    berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No. 537/SA/X/12/RO/CD tanggal 18

    Oktober 2012 adalah sebagai berikut:

    Ketua: Michael Sampoerna

    Anggota: Phang Cheow HockAnggota: Henrica Julprima

    Komite Belanja Modal dan Investasi terdiri dari 1 (satu) Ketua dan 2 (dua) anggota.

    Komposisi Komite Belanja Modal dan Investasi di 2012 yang ditunjuk berdasarkan

    Keputusan Dewan Komisaris No. 537/SA/X/12/RO/CD tanggal 18 Oktober 2012

    adalah sebagai berikut:

    Ketua : Michael Sampoerna

    Anggota : Chye Chia Chow (Roger Chye)

    Anggota: Hendra Prasetya

    d. Ruang Lingkup Operasional PT Sampoerna Agro Tbk.

    Sampoerna Agro saat ini memfokuskan diri pada empat lini produk utama:Lini

    Produk Kelapa Sawit, Lini Produk Inti Sawit, Kecambah, serta Produk Non-Sawit.

    e. Sertifikasi, Penghargaan dan Pengakuan Eksternal

    30 Agustus 2013 menerima penghargaan dalam acara Malam Apresiasi

    Indonesias Top 50, Company Excellent Achievement yaitu sebagai 50 emiten

    perusahaan terbuka berpengaruh versi Koran Sindo.

    Annex to Certificate - RSPO (Supply Base)

    Emiten Saham Terbaik Kapitalisasi Pasar s/d Rp. 10 Triliun pada Capital

    Market Award2011

    Best Contribution to Labor Unionpada K-SPSI Award 2012

    Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia pada MPPI Award 2011

    Proper Peringkat Biru oleh Kementerian Lingkungan Hidup

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    10/28

    BAB II

    DASAR TEORI

    1.

    Pengertian Corporate Social Responsibi l ity

    Pasal 1 angka 3 UU Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa, Tanggung Jawab

    Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

    pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

    lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun

    masyarakat pada umumnya.

    Definisi CSR menurut Nor Hadi menyatakan bahwa CSR atau Tanggung Jawab

    Sosial merupakan sebuah bentuk komitmen perusahaan dalam berkontribusi membangun

    perekonomian perusahaan yang diimbangi dengan melakukan kegiatan etis yang dapat

    meningkatkan kualitas hidup dari pekerja atau karyawan beserta keluarganya agar setaraf

    dengan komunitas lokal dan masyarakat secara luas (Hadi, 2011:46).

    Suatu pandangan berpendapat bahwa perusahaan mempunyai kewajiban sosial

    untuk beroperasi dalam cara yang etis, sosial,dan tanggung jawab lingkungan.

    Menurut Archie Caroll ada 4 level dari Corporate Social Responsibility, yaitu:

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    11/28

    Level 1: Economicperusahaan harus mampu bertahan untuk menjalankan bisnisnya

    dan menghasilkan laba. Dalam keempat level ini, level 1 merupakan prioritas

    utama perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

    Level 2: Legal perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya harus tetap

    berada pada kerangka hukum yang berlaku. Walaupun level 1 merupakan

    prioritas utama dari perusahaan, dalam menjalankan bisnisnya perusahaan

    harus tunduk pada level 2 dan 3.

    Level 3: Ethical perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya pun harus

    sejalan dengan etika yang ada dan norma-norma yang terdapat pada

    masyarakat.

    Level 4: Philanthropyperusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga harus

    dapat berkontribusi terhadap masyarakat. Hal ini tidak diharuskan namun

    apabila perusahaan melakukannya maka goodwillperusahaan akan semakin

    baik dimata masyarakat dan dunia bisnis.

    Economic responsibilities merupakan yang paling prioritas. Dimana sebuah

    perusahaan harus efisien dan dapat bertahan untuk waktu yang lama, sehingga dapat

    berguna bagi masyarakat dengan cara menjalankan aktivitasnya dan cara yang legal dan

    etis.

    Sebenarnya mengapa perusahaan disarankan untuk melakukan Corporate Social

    Responsibility, ada beberapa hal yang menjadi pendorongnya, yaitu:

    - Globalisasi,

    -

    Tekanan dari aktivis-aktivis sosial,

    -

    Makin berkembangnya lingkungan sosial, dan

    - Meningkatnya keinginan dari pasar modal agar para perusahaan melakukan standar

    etika dalam berbisnis.

    Beberapa perusahaan mencantumkan pernyataan tanggung jawab sosial mereka

    dalam nilai dan tujuan perusahaan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, dapatkah

    citizenshipatau sense of corporate responsibility to society dipertimbangkan sebagai

    suatu bentuk dari monitoring dan ketaatan?

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    12/28

    2. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR di Indonesia

    Melaksanakan tanggung jawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral

    bagi jenis perusahaan apapun. Ketika perusahaan sebagai komunitas baru melakukan

    intervensi terhadap masyarakat lokal, sudah menjadi keharusan untuk melakukan adaptasi

    dan memberikan kontribusi, dikarenakan keberadaannya telah memberikan dampak baik

    positif maupun negatif.

    Tidak hanya berkutat pada aspek normatif, saat ini CSR telah diatur dalam beberapa

    regulasi yang sifatnya mengikat agar perusahaantertentuwajib melaksanakan tanggung

    jawab sosialnya. Terdapat proses panjang berkaitan dengan sejarah munculnya peraturan

    terkait CSR atau program yang pada mulanya identik dengan istilah Community

    Development(CD), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

    Saat ini, terdapat 7 (tujuh) regulasi terkait tanggung jawab sosial perusahaan baik

    dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. Diluar

    itu pemerintah daerah juga menerbitkan aneka produk sejenis Perda CSR.

    Setidaknya lebih dari 50 Kab/ Kota di Indonesia telah menerbitkan Perda CSR. Sebagian

    daerah mampu mengimplementasikan Perda, dan hanya sebagian kecil daerah

    mendapatkan impact dari keberadaan Perda CSR.

    Agar memudahkan memahami regulasi CSR dan mampu menerapkannya sesuai

    jenis, cakupan, dan kebutuhan perusahaan. Penulis memaparkan ke-7 (tujuh) regulasi

    CSR di Indonesia, jika sudah memahami, pihak perusahaan diharapkan bisa merujuk pada

    aturan mana yang mengikatnya, selain juga menjadi kontrol bagi pihak lain yang akan

    menjadikan CSR sebagai alat kepentingan kalangan tertentu. Bagi pemerintah pusat

    maupun daerah, dengan memahami aturan yang ada, diharapkan tidak membuat regulasi

    baru yang berpotensi bertentangan dengan peraturan diatasnya, atau mengalihbebankan

    tanggung jawab pembangunan pemerintah kepada perusahaan.

    Adapun ketujuh regulasi terkait tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia

    adalah sebagai berikut;

    Pertama, Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

    sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

    Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program perkuatan usaha kecil melalui

    pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta

    program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina

    Lingkungan), dengan dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    13/28

    Kedua, Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber

    Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun

    2007. Dalam pasal 74 disebutkan:

    (1)Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

    dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

    Lingkungan,

    (2)Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan

    kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan

    yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

    Ketiga, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab

    Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor

    40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau

    berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab

    sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan

    lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang

    dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

    Keempat, Peraturan yang mengikat jenis perusahaan penanaman modal, yaitu Undang-

    Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007. Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan

    bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial

    perusahaan." Sanksi-sanksi, diatur dalam Pasal 34, berupa sanksi administratif dan sanksi

    lainnya, diantaranya: (a) Peringatan tertulis; (b) pembatasan kegiatan usaha; (c)

    pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau (d) pencabutan

    kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

    Kelima, Peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur

    dalam Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.

    Dalam pasal 13 ayat 3 (p) disebutkan:Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p)

    pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.

    Keenam, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin.

    Undang-Undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi perusahaan dalam

    menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul dalam pasal 36 ayat 1 Sumberpendanaan dalam penanganan fakir miskin, meliputi: c. dana yang disisihkan dari

    http://www.blogger.com/nullhttp://www.blogger.com/nullhttp://www.blogger.com/null
  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    14/28

    perusahaan perseroan. Diperjelas dalam ayat 2 Dana yang disisihkan dari perusahaan

    perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan sebesar-besarnya

    untuk penanganan fakir miskin. Sedangkan pada Pasal 41 tentang Peran Serta

    Masyarakat,dalam ayat 3 dijelaskan bahwaPelakuusaha sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) huruf j berperan serta dalam menyediakan dana pengembangan masyarakat

    sebagai pewujudan dari tanggung jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.

    Ketujuh, Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung

    Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial.Kementrian

    Sosial memandang penting dibentuknya forum CSR pada level Provinsi, sebagai sarana

    kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha. Rekomendasi Permensos adalah

    dibentuknya Forum CSR di tingkat provinsi beserta pengisian struktur kepengurusan

    yang dikukuhkan oleh Gubernur.

    Aneka regulasi diatas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, menimbulkan

    optimisme juga kekhawatiran. Optimisme, karena berbagai pihak memandang besarnya

    potensi CSR dalam mendukung pemerintah meningkatkan kesejahteraan. Kekhawatiran

    muncul, karena bagaimanapun perusahaan tersanderaoleh aneka aturan CSR baik pada

    level pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah. Padahal hampir di semua perusahaan,

    CSR dianggarkan dari keuntungan perusahaan, belum semua perusahaanmenganggarkannya secara khusus, karena bagaimanapun coreperusahaan adalah bisnis.

    Perusahaan-pun berasumsi bahwa kewajibannya mensukseskan program pemerintah

    dengan menunaikan aneka pajak.

    Sebetulnya diikat oleh aturan apapun, CSR tidak akan maksimal jika perusahaan

    sendiri belum paham apa itu CSR, belum menempatkan staf secara khusus sebagai

    pengelola CSR, belum memiliki struktur CSR, belum memiliki code of conduct, dan

    belum memiliki sistem administrasi CSR. Karena yang saat ini terjadi multi pihak berebut

    memanfaatkan dana CSR.

    Kita pahami bahwa coreperusahaan adalah bisnis, bukanlah mengurusi CSR

    semata, jika kian dibelit aneka aturan CSR pada berbagai level. Sangat besar

    kemungkinan investasi-investasi di negeri ini akan berpindah ke negara lain, karena

    banyak ikatan yang semakin menambah beban modal perusahaan.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    15/28

    3. Pelaporan Pelaksanaan CSR

    CSR digunakan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dari sebuah Perusahaan

    kepada seluruh pemangku kepentingan atas setiap program tanggung jawab sosial yang

    telah dilakukan setiap tahunnya. Laporan CSR tersebut disertakan sebagai bagian dari

    Laporan Tahunan (Annual Report) Perusahaan.

    Laporan CSR yang baik adalah yang dapat menyajikan informasi yang sebenar-

    benarnya mengenai tindakan apa saja yang telah dilakukan Perusahaan terhadap

    masyarakat dan lingkungan sekitar dan semua hal yang berhubungan dengan CSR

    perusahaan. Setidaknya sebuah Laporan CSR terdiri dari:

    a. Visi dan Misi CSR;

    b. Strategi CSR;

    c.

    Program beserta alokasi dana CSR; serta

    d. Bentuk CSR yang dilakukan oleh Perusahaan.

    Tujuan pengungkapan CSR adalah menyajikan informasi yang dianggap perlu untuk

    mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang

    mempunyai kepentingan berbeda. Tenaya (2005:13) menyatakan tujuan CSR dibagi tiga,

    yaitu:

    a.

    Tujuan untuk melindungi terhadap perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil

    dan kurang terbuka (unfair). Tujuan ini biasanya menjadi pertimbangan badan

    pengawas yang mendapat otoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal

    seperti SEC atau Bapepam.

    b.Tujuan infomatif merupakan tujuan yang diarahkan untuk menyediakan informasi

    yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan penggunaan laporan

    keuangan.

    c. Tujuan kebutuhan khusus merupakan gabungan dari tujuan perlindungan dan tujuan

    informasi. Artinya apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa

    yang dipandang berguna bagi pemakai yang dituju.

    Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik, maka

    perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR

    termasuk dalam hal:

    a. Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John

    Elkington, yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).

    b.

    Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan

    yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    16/28

    c. Verite, acuan pemantauan.

    d. Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000.

    e.

    Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    17/28

    BAB III

    PEMBAHASAN

    1.

    Visi dan Misi CSR PT Sampoerna Agro Tbk

    Seperti yang tertulis dalam Laporan CSRnya, PT Sampoerna Agro Tbk melakukan

    CSR bukan hanya sebatas member kontribusi pada masyarakat, namun lebih kepada

    bagaimana Perseroan beroperasi secara bertanggung jawab, akuntabel, transparan dan

    menjunjung etika dalam setiap tahapan proses bisnis.

    Perusahaan juga selalu senantiasa berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kepada

    seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Keseluruhan proses

    tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dalam mencapai

    pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Perusahaan.

    Visi dan Misi CSR PT Sampoerna Agro Tbk merupakan satu kesatuan dengan Visi

    dan Misi Perusahaan, yaitu Menjadi salah satu Perusahaan terdepan yang

    bertanggungjawab di sektor agribisnis di Indonesia. Visi tersebut diperkuat dengan

    salah satu pernyataan misi Perusahaan, yaitu Ikut berpartisipasi dalam peningkatan

    kualitas hidup masyarakat sekitar perkebunan.

    Visi utama CSR bagi Perseroan adalah terwujudnya hubungan yang harmonis jangkapanjang dengan seluruh pemangku kepentingan, dimana Perseroan dapat berkontribusi

    untuk pembangunan daerah dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui

    kemitraan usaha dan investasi sosial berkelanjutan guna terciptanya masyarakat yang

    mandiri dan sejahtera.

    2. Divisi Corporate Af fai rs Services(CAS)

    Perseroan memiliki divisi yang berfungsi sebagai pelaksana program tanggung jawab

    sosial Perseroan yaitu Divisi Corporate Affairs Services (CAS). Selain menangani

    program tanggung jawab sosial, divisi ini juga bertanggung jawab terhadap aspek hukum

    Perseroan serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah dan pemangku kepentingan

    eksternal lainnya. Divisi CAS memiliki tanggung jawab untuk menentukan kebijakan

    sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditangani sekaligus strategi pelaksanaan programnya

    dan koordinasi dengan personel CAS di tingkat unit bisnis.

    Di tingkat unit bisnis, personel CAS juga bertanggung jawab secara fungsional

    kepada pimpinan unit bisnis masing-masing. Hal tersebut untuk menciptakan mekanisme

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    18/28

    organisasi yang sehat dan tetap lincah di tengah berbagai tantangan dan isu strategis yang

    dihadapi. Sebagai bagian dari proses perbaikan secara terus-menerus, di tahun 2012

    Perseroan telah memulai menyusun strategi dan roadmappelaksanaan program tanggung

    jawab sosial yang strategis, khususnya berkenaan dengan investasi sosial jangka panjang

    perseroan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Hal tersebut merupakan

    upaya lebih Perseroan selain bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation dalam

    membina pilar pendidikan.Roadmapyang disusun menggambarkan komitmen Perseroan

    dalam lima tahun ke depan dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial. Dokumen

    tersebut akan mencakup antara lain kebijakan, strategi, fokus program, model

    pengelolaan program, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan dan komunikasi. Secara

    lebih detail, kebijakan yang sedang Perseroan susun berkenaan dengan:

    Perumusan visi, misi dan tujuan program tanggung jawab sosial kami, sesuai dengan

    visi, misi dan tujuan Perseroan.

    Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan program

    investasi sosial strategis.

    Perumusan indikator kinerja dan target pencapaian program investasi sosial strategis.

    Penetapan alokasi dana untuk program investasi sosial strategis.

    Perumusan mekanisme pelaksanaan program dan anggaran, dari perencanaan,

    pengorganisasian, hingga pemantauan dan evaluasi.

    Perumusan struktur organisasi pelaksana di tingkat Perseroan dan tingkat unit bisnis.

    Perumusan strategi komunikasi pelaksanaan program kepada pemangku kepentingan,

    baik internal maupun eksternal.

    Perumusan strategi kemitraan multi pihak untuk peningkatan dampak program.

    Perseroan menaruh harapan besar bahwa dengan disusunnya dokumen mengenai

    kebijakan, strategi dan roadmapuntuk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan program

    investasi sosial strategis tersebut, upaya Sampoerna Agro dapat lebih diterima oleh para

    pemangku kepentingan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayah

    operasional Perseroan. Namun demikian, masih terdapat sejumlah tantangan untuk

    merealisasikan tujuan tersebut. Tantangan pertama adalah kesadaran dari pemangku

    internal mengenai pentingnya pelaksanaan tanggung jawab sosial Perseroan. Sehingga

    diperlukan internalisasi tanggung jawab sosial dalam bisnis, dimana semua bagian atau

    unit bisnis dan karyawan menjadikan tanggung jawab sosial sebagai strategi bisnis dan

    nilai inti Perseroan. Tantangan kedua adalah meningkatkan kesadaran dari para

    pemangku kepentingan eksternal dan merubah alur pikir (mindset), bahwa tanggung

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    19/28

    jawab sosial mempunyai makna yang tidak sebatas kontribusi karitatif atau

    kedermawanan. (Sumber : Sustainabil ity report PT Sampoerna Agro)

    3.

    Kegiatan CSR PT Sampoerna Agro TbkPelaksanaan CSR oleh PT Sampoerna Agro Tbk. dikelola oleh divisi tersendiri yaitu

    Divisi Corporate Affairs Services(CSA).

    Sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas Perseroan kepada seluruh pemangku

    kepentingan, setiap tahun Perseroan akan menyampaikan laporan tanggung jawab sosial

    (CSR Report). Laporan tersebut disertakan sebagai bagian dari Laporan Tahunan (Annual

    Report), dan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.

    Untuk melaksanakan CSR tersebut, Sampoerna Agro menetapkan strategi investasi

    sosial yang diarahkan pada pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal,

    sebagai penerima manfaatnya. Adapun yang menjadi fokus investasi sosial saat ini adalah

    bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi, peningkatan kualitas kesehatan komunitas,

    dan peningkatan kualitas infrastruktur komunitas. Hal tersebut sejalan dengan komitmen

    Perseroan untuk memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan milenium

    (Millennium Development Goals/MDGs) yang dicanangkan oleh pemerintah. Perseroan

    menyadari bahwa investasi sosial yang dilakukan merupakan suplemen sekaligus

    komplemen bagi pembangunan nasional dan daerah.

    Sampoerna Agro berkeyakinan bahwa eksistensi Perseroan di sebuah wilayah

    senantiasa memberikan dampak positif jangka panjang. Untuk itu, Perseroan telah

    melakukan sejumlah inisiatif investasi sosial untuk menumbuhkan dan mengembangkan

    kemandirian masyarakat. Investasi sosial ini dilakukan dengan tujuan penciptaan situasi

    sosial yang kondusif yang dapat mendukung pencapaian target bisnis Perseroan dalam

    jangka panjang.

    Program kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Sampoerna Agro Tbk. :

    a) Bidang Pendidikan

    Pendidikan sebagai salah satu elemen penting perkembangan suatu negara

    menjadi perhatian khusus dari PT Sampoerna Agro Tbk dalam kaitannya dengan

    tanggung jawab sosial perusahaan. PT Sampoerna Agro Tbk menyadari bahwa

    belum semua elemen di sektor pendidikan telah berkembang dengan baik dan siap

    untuk menunjang perkembangan industri. Masih ada kesenjangan yang perlu

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    20/28

    dijembatani antara masyarakat dan infrastruktur yang ada. CSR telah menjadi bagian

    dari strategi Perseroan untuk mempertahankan keberlanjutan proses bisnisnya.

    Dalam bidang pendidikan, perkembangan CSR terjadi dalam bidang utama yaitu

    peningkatan keterampilan dan pengetahuan guru untuk meningkatkan kualitas

    mengajar, peningkatan kepemimpinan dan kemampuan manajerial kepala sekolah,

    rehabilitasi gedung sekolah yang membutuhkan perbaikan atau renovasi, dan

    menyediakan beasiswa untuk siswa berbakat dengan latar belakang keluarga kurang

    mampu di Sampoerna Academy

    Program School Developement Outreach

    Putera Sampoerna Foundation (PSF) didirikan sebagai bukti kepedulian

    perusahaan terhadap pendidikan. PSF berkomitmen untuk mencetak pemimpin

    dan wirausahawan masa depan berkaliber tinggi yang berkualitas dan bermoralitas

    bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.

    Bekerja sama dengan School Development Outreach(SDO), PSF memberikan

    bantuan layanan pendidikan dengan meningkatkan kualitas sekolah meliputi

    kualitas pendidik dan staf-staf pendukung.

    Pengembangan Efetivitas Guru dan Kepala Sekolah

    Bersama dengan Sampoerna School Development Outreach, Sampoerna Agrobekerjasama dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan guru di

    Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat. Kemitraan yang berfokus pada

    guru serta kepala sekolah sebagai pelaksana terdepan dalam pendidikan tersebut,

    membuat mereka berkesempatan untuk mempelajari aspek-aspek pedagogis serta

    berbagai metode pengajaran lainnya. Kali ini, program-program yang diberikan

    bertema Efektivitas Guru dan Kepala Sekolah.

    Program pertama, yaitu pelatihan Efektivitas Guru (TETRA), yang memiliki

    tujuan sebagai berikut:

    1) Memfasilitasi guru untuk menerapkan pengajaran berbasis proyek di sekolah

    mereka yang berbasis kurikulum, dan

    2) Mengembangkan rencana kontekstual dan unit pembelajaran.

    Adapun program kedua, yaitu pelatihan Efektivitas Kepala Sekolah (PETRA),

    tujuannya adalah untuk meningkatkan kepemimpinan dan efektivitas keterampilan

    manajerial para kepala sekolah, agar mereka mampu mengelola sekolah dengan

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    21/28

    kinerja yang lebih baik.Setelah menerima materi pelatihan yang lebih baik, para

    peserta mulai dapat melihat manfaatnya bagi sekolah dan masyarakat luas.

    Program Beasiswa Sampoerna Academy

    Beasiswa tersebut diberikan untuk siswa yang tinggal di sekitar perkebunanSampoerna Agro di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti (Provinsi Riau)

    dan Sandai, Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat). Meskipun

    beasiswa telah disediakan, para kandidat juga harus siap untuk mempertahankan

    nilai akademisnya di SMAN Sumsel dan khususnya untuk lulus proses seleksi

    SMAN Sumsel. Oleh karena itu, program persiapan ini dirancang untuk

    memenuhi tujuan tersebut.

    Putera Sampoerna Foundation adalah organisasi yang dipercaya olehSampoerna Agro untuk memulai program ini. Strateginya adalah dengan

    mengirimkan 2 tutor ke setiap lokasi. Para tutor akan membantu 15 siswa yang

    paling potensial untuk mempersiapkan diri dalam bersaing dan belajar di

    Sampoerna Academy.

    Program Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Sekolah

    Sampoerna Agro melakukan Rekonstruksi Sekolah dan Program Rehabilitasi

    untuk sekolah. Program ini mencakup pembangunan kelas serta rehabilitasi untuk

    kelas, toilet, dan logistik sepertimeja, kursi, papan, rak buku, kipas, perangkat

    komputer,dan perpustakaan.

    Selama tahun 2011, program-program ini dijalankan dengan baik. Beberapa

    sekolah di wilayah Sumatera Selatan diberikan layanan perbaikan kualitas

    pendidikan.

    Sampoerna Agro, Rabu (19/12/2013) resmi melaksanakan acara serah terimah

    gedung dan fasilitas sekolah inti SD Negeri 2 Balian Pemekaran dan Sekolah

    Satelit SDN 2 Balian Tongkang yang sudah direnovasi kepada Pemerintah Daerah

    (Pemda) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumsel. (sumber:

    http://palembang.tribunnews.com)

    PT. Sampoerna Agro Tbk Kamis (4/7) melaksanakan serah terima secara

    simbolis gedung SDN 08 Sekakai Kecamatan Marau dan SDN 06 Selakauan

    Kecamatan Air Upas Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat yang sudah selesai

    di renovasi oleh PT Sampoerna Agro Tbk kepada Pemerintahan setempat.

    (sumber:http://ketapangnews.com)

    http://palembang.tribunnews.com/http://ketapangnews.com/http://ketapangnews.com/http://palembang.tribunnews.com/
  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    22/28

    b) Bidang Ekonomi

    Kegiatan CSR di bidang ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    dan kualitas hidup masyarakat lokal. Selain itu juga diharapkan dapat menghindari

    timbulnya isu-isu ketimpangan ketimpangan, kecemburuan, dan patologi sosial. Pada

    tahun 2012, PT Sampoerna Agro Tbk mengalokasikan Rp166.000.000,00 dana

    perseroan untuk melaksanakan program CSR di bidang ekonomi. Adapun upaya-

    upaya yang dilakukan oleh Perseroan di bidang ekonomi antara lain adalah:

    Berkontribusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

    Hal ini dimulai dengan prioritas untuk menyerap sumber daya lokal, termasuk

    tenaga kerja dan pemasok lokal melalui program investasi sosial.

    Adapun kegiatan yang dilakukan perseroan dalam program investasi sosial

    antara lain berupa pemberdayaan dan pendampingan teknis kepada kelompok

    petani plasma maupun kelompok masyarakat lainnya. Diharapkan dengan

    pengetahuan dan keterampilan teknis inilah pertumbuhan ekonomi lokal dapat

    meningkat.

    Pada akhir 2012, luas perkebunan plasma binaan Perseroan mencapai sekitar

    41% dari total lahan tertanam. Sampai saat ini, ada sekitar 24.000 keluarga petani

    kecil dalam binaan Perseroan dengan luas lahan tertanam lebih dari 48.000 hektar.

    Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan menghasilkan

    pendapatan yang layak dari lahan sawit mereka, sekaligus menyediakan mata

    pencaharian yang baik, sehingga meningkatkan ekonomi lokal dari daerah-daerah

    terpencil.

    Pengembangan kemitraan dengan masyarakat lokal.

    Kemitraan yang terus diupayakan berjalan secara profesional adalah dengan

    Koperasi Unit Desa (KUD) Plasma yang tidak sepenuhnya berpola business to

    business. Tapi ada upaya proaktif dari Perseroan untuk melakukan penguatan

    kelembagaan KUD.

    Pemberian bantuan sembako oleh salah satu PT Sungai Rangit anak perusahaan

    PT Sampoerna Agro Tbk kepada warga lanjut usia yang diberikan rutin setiap

    bulan. (Sumber:http://www.borneonews.co.id)

    http://www.borneonews.co.id/http://www.borneonews.co.id/
  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    23/28

    c) Bidang Keagamaan

    Tujuan dari kegiatan ini adalah terciptanya iklim sosial yang kondusif, penuh

    kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan

    Sampoerna Agro dalam bidang keagamaan antara lain:

    Penguatan kelembagaan adat.

    Kontribusi sarana prasarana untuk komunitas adat.

    Kontribusi terhadap acara-acara adat.

    Kontribusi terhadap kegiatan PHBA (PeringatanHariBesarAgama).

    Kontribusi saran prasarana(keagamaan, olahraga, kesenian).

    Pembinaan sosial kemasyarakatan(tokohagama).

    d) Infrastruktur

    Selain melakukan Rekonstruksi Sekolah untuk SDN 2 Sumbu Sari dan SDN 1

    Maribaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) serta SDN 027 dan

    SDN 038 Kepau Baru di Selat Panjang, Kepulauan Meranti (Riau), PT Sampoerna

    Agro Tbk juga melakukan perbaikan infrastruktur bagi masyarakat sekitar.

    Dalam Paparan Publik yang dilakukan oleh PT Sampoerna Agro Tbk di Ritz

    Carlton pada tanggal 27 November 2013, menyatakan bahwa Perseroan telah

    melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup

    masyarakat sekitar melalui peningkatan infrastruktur seperti:

    1. Perbaikan jembatan;

    2. Perbaikan saluran air bersih;

    3. Pembangunan sumur bor;

    4. Perbaikan jalan poros;

    5. Pembangunan gorong-gorong; dan

    6. Pembangunan sarana ibadah bagi seluruh masyarakat.

    e) Kepemudaan dan Donasi

    Perusahaan sebagai pelaku dalam dunia usaha memiliki tujuan yang berorientasi

    pada pencapaian laba semaksimal mungkin. Jika dipandang secara sepintas, maka

    tujuan tersebut memang merupakan salah satu hal yang dapat membangkitkan atau

    mengembangkan posisi perusahaan di kalangan bisnis atau dunia usaha. Akan tetapi,

    aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh setiap perusahaan tersebut menimbulkan

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    24/28

    tanggung jawab bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan dengan

    lingkungannya.

    Investasi sosial bagi Perusahaan adalah bagian dari skema menciptakan

    keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang melalui proses pengembangan kapasitas

    dan pemberdayaan.

    Atas dasar komitmen ini, Perusahaan memiliki kebijakan untuk mengalokasikan

    kurang lebih 2% dari keuntungan bersih setiap tahunnya bagi pelaksanaan program

    investasi sosial. Kepastian alokasi anggaran yang jelas diharapkan dapat membantu

    manajemen dan pelaksana program untuk membuat perencanaan program secara lebih

    baik. Pada tahun 2012, biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan investasi sosial

    dalam hal ini Bidang Kepemudaan/ Youth Organizations adalah sebesar 15.000.000

    dan untuk Proggram CSR Donasi Sampoerna Agro Mengalokasikan Dana sebesar

    580.223.947.

    4. Isu-isu Pelaksanaan Opersional PT Sampoerna Agro Tbk

    Ketidakjelasan Pelaksanaan Program CSR oleh Anak Perusahaan

    Tidak terkait secara langsung dengan PT Sampoerna Agro Tbk, PT Nasional

    Sagu Prima (NSP) sebagai anak perusahaan PT Sampoerna Agro Tbk dinilai belum

    memiliki program CSR yang jelas oleh masyarakat.

    Masyarakat mengharapkan adanya kepedulian terhadap kegiatan pemuda,olah

    raga, beasiswa, pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya. Meskipun pihak

    PT NSP membantah tuduhan masyarakat, kucuran dana lebih dari 1 M setiap

    tahunnya memang dirasa belum terprogram dengan baik melalui bidang CSR karena

    semua kegiatan CSR masih berada dalam koordinasi bidang operasi perusahaan. Dan

    baru mulai bulan Juni 2013 dibentuk bidang khusus di dalam Perusahaan yang

    menangani CSR. (http://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-

    sagu-warga-meranti.html)

    Sengketa Lahan Antara Perusahaan dengan Masyarakat Sekitarnya

    Adapun beberapa sengketa lahan yang terjadi antara lain:

    Tuntutan pembangunan lahan plasma masyarakat Desa Pematang Panggang serta

    permintaan pengukuran ulang lahan inti PT Aek Tarum Kebun Mesuji

    (Sampoerna Agro) di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji. Karena

    http://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.html
  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    25/28

    diduga lahan kelapa sawit yang ditanam PT Aek Tarum melebihi luas lahan yang

    tertera dalam HGU; (Sumber:http://kabarsumatera.com)

    Tuntutan pembangunan plasma oleh masyarakat Desa Sido Mulyo Kecamatan

    sungai Menang, terhadap PT Telaga Hikmah IV; (Sumber:http://kabarsumatera.com)

    Kasus tanaman kelapa yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

    dibeli tidak sesuai dengan harga semestinya oleh perusahaan. Sehingga para

    petani kelapa harus menderita kerugian yang sangat besar dan kasus yang sama

    tidak terulang kembali di Kepulauan Meranti dalam hal ini tanaman sagu.

    (Sumber: http://www.antarariau.com)

    http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/
  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    26/28

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1.

    Kesimpulan

    Industri adalah bagian dari satu sistem masyarakat yang terintegrasi bersama unit-

    unit masyarakat lain dalam satu komunitas. Industri disadari tergantung dan tidak

    bisa menghindar dari pengaruh masyarakat di sekitarnya. Begitupun sebaliknya,

    keberadaan industri di tengah masyarakat berdampak juga pada keberadaan

    masyarakat itu sendiri. Perlunya hubungan timbal balik yang baik antara industri dan

    masyarakat dijelaskan melalui CSR. CSR diberikan sebagai bentuk tanggung jawab

    moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder termasuk masyarakat.

    CSR memberikan komitmen pada perusahaan untuk dapat terus mengembangkan

    aktivitas ekonominya tanpa memberikan efek negatif terhadap masyarakat di sekitar

    dengan memperhatikan aspek profit, people, dan planet.

    Melaksanakan tanggungjawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral

    bagi jenis perusahaan apapun. Tidak hanya berkutat pada aspek normatif, saat ini

    CSR telah diatur dalam beberapa regulasi yang sifatnya mengikat agar perusahaan

    tertentuwajib melaksanakan tanggungjawab sosialnyaBerbagai macam regulasi yang ada saat ini dengan segala kelebihan dan

    kekurangannya, menimbulkan optimisme juga kekhawatiran. Optimisme, karena

    berbagai pihak memandang besarnya potensi CSR dalam mendukung pemerintah

    meningkatkan kesejahteraan. Kekhawatiran muncul, karena bagaimanapun

    perusahaan tersandera oleh aneka aturan CSR baik pada level pemerintah pusat,

    provinsi, hingga daerah.

    PT Sampoerna Agro dengan 4 pilar program CSR nya yang meliputi penanggulangan

    bencana, pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keberlangsungan

    lingkungan secara umum telah melaksanakan program CSRnya.

    Melalui pembinaan petani plasma, usaha peternakan, hingga membangun pendidikan

    dan kesehatan, CSR PT Sampoerna Agro membawa hal dan kemajuan baru bagi

    masyarakat sekitar. Pola kemitraan yang dibangun dengan masyarakat dinilai dapat

    mengurangi kesenjangan dan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Dalam bidang pendidikan melalui layanan dan bantuan pendidikan gratis yang

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    27/28

    terpadu, CSR PT Sampoerna Agro Tbk. telah membantu meningkatkan kualitas

    masyarakat, pendidik, staf pendukung, dan kualitas pendidikan secara umum.

    Namun tetap perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan CSR tidak terlepas dari

    pelaporan atas pelaksanaan CSR yang juga menjadi bentuk pertanggungjawaban

    Perseroan kepada stakeholders baik internal maupun eksternal perusahaan.

    Seyogianya suatu laporan pelaksanaan program juga dilengkapi pertanggungjawaban

    atas penggunaan dana yang telah dialokasikan pada program tersebut. Jika dilihat

    dari laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. masih belum terdapat rincian atas

    penggunaan dana tersebut.

    Perselisihan yang sering terjadi dengan masyarakat adalah terkait dengan

    pembebasan lahan.

    2. Saran

    Perusahaan kelapa sawit di Indonesia sudah seharusnya menerapkan program CSR

    secara nyata, bukan sekadar tindakan basa-basi, maka secara sistematis membuat

    banyak daerah berhasil bertransformasi secara ekonomi, dari desa atau kabupaten

    miskin menjadi daerah yang makmur.

    Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik tentunya menjamin terpenuhinya hak-

    hak stakeholders salah satunya masyarakat. Tanggung jawab sosial (CSR)

    merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat

    sekitar. Terkadang terjadi kesenjangan antara perusahaan dan masyarakat dalam

    pelaksanaan aktivitas social perusahaan. Komunikasi dan pembinaan hubungan yang

    baik antara perusahaan dengan stakeholders diperlukan untuk mencegah tidak

    tersampaikannya keinginan masing-masing pihak. PT Sampoerna Agro Tbk. sebagai

    salah satu perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar melalui

    program-program CSR nya juga tak luput dari masalah pelaksanaan kegiatan

    sosialnya. Secara umum, masalah yang timbul berawal dari penyampaian maksud

    perusahaan yang belum terprogram dengan baik dan kurangnya pemahaman

    masyarakat akan pelaksanaan CSR serta kondisi perusahaan.

    Dengan adanya bagian khusus dalam perusahaan untuk menangani CSR, diharapkan

    dapat meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dalam pelaksanaan CSR. Selain

    itu, dana yang telah disediakan dapat dimanfaatkan dengan maksimal melalui

    penyusunan program-program secara terpadu dan dilakukan sharing dengan

    masyarakat sekitar agar dapat ikut serta menjalankan CSR yang baik.

  • 5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5

    28/28

    Perusahaan perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif agar pelaksanaan

    program didasarkan pada kondisi nyata masyarakat.

    Perusahaan perlu memperkuat pelaksanaan praktik CSR yang mengarah pada

    program filantropi yang bertujuan unutk penguatan kapasitas masyarakat dan

    berkelanjutan.

    Perusahaan perlu mengembangkan perangkat-perangkat sebagai pedoman untuk

    pelaksanaan dan pelaporan pelaksanaan program-program.

    PT Sampoerna Agro Tbk. perlu menerapkanfull disclosureatas pelaksanaan CSRnya

    baik pelaporan yang dilampirkan dengan laporan tahunan Perseroan atau laporan

    pelaksanaan CSR tersendiri. Dengan prinsip full disclosure ini, diharapkan seluruh

    stakeholders dapat dengan jelas mengetahui penggunaan kekayaan Perseroan yang

    dialokasikan untuk pelaksanaan CSR di setiap programnya. Selain itu juga dapat

    menjadi sumber informasi Perseroan dalam memberikan penjelasan kepada

    masyarakat sekitar apabila terdapat komplain dari masyarakat khususnya yang

    berkaitan dengan CSR perusahaan.

    Penerapan Full disclosure reporting ini juga dapat dijadikan sebagai bukti otentik

    bagi Perseroan.

    Perusahaan seharusnya mengembangkan mekanisme voluntary sebagai bagian dari

    upaya pelibatan partisipasi masyarakat agar penyelenggaraan program berjalan lebih

    maksimal.