Tugas Akhir CG Kel 5
-
Upload
tri-juli-ombieng -
Category
Documents
-
view
77 -
download
1
Transcript of Tugas Akhir CG Kel 5
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
1/28
MAKALAH TATA KELOLA PERUSAHAAN
Evaluasi PelaksanaanCorporate Social Responsibi li ty
pada PT Sampoerna Agro Tbk.
Kelompok 5
Flora bougenvilia 1206317253
Rahmawati Hasibuan 1206317846
Ratna Emilia 1206317865
Tri Juli Astuti S 1206318086
Umyati Qulsum 1206318104
PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2013
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
2/28
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran : Tata Kelola Perusahaan/Corporate Governance
Judul Makalah/Tugas : Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
pada PT Sampoerna Agro Tbk.
Tanggal : Desember 2013
Dosen : Purwatiningsih
1. Nama : Flora Bougenvil 4. Nama : Tri Juli Astuti S
NPM : 1206317253 NPM : 1206318086
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
2. Nama : Rahmawati Hasibuan 5. Nama : Umyati Qulsum
NPM : 1206317846 NPM : 1206318104
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
3. Nama : Ratna Emilia
NPM : 1206317865
Tanda Tangan :
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
3/28
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kita masih diberi kesehatan. Perkuliahan tata kelola perusahaan selama ini telah
membahas berbagai materi terkait bagaimana pengelolaan organisasi yang baik. Salah satu
aspek penilaian dari pengelolaan perusahaan yang baik adalah adanya pelaksanaan kegiatan
sosial (corporate social responcibility).
CSR sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan operasi di sekitarnya
dinilai perlu dikelola dengan baik. Hal ini karena CSR terkait dengan hubungan timbal balik
antara perusahaan dengan masyarakat yang akan turut mempengaruhi aktivitas perusahaan.
Pelaksanaan CSR yang baik menunjukkan pengelolaan perusahaan yang baik pula karena
berarti hakstakeholdersdalam hal ini masyarakat dapat terpenuhi.
PT Sampoerna Agro Tbk sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam
dengan kewajiban untuk melaksanaan CSR juga telah membuat beberapa program sosial
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi kerja
perusahaan. Banyaknya aspek lingkungan yang harus diperhatikan terkadang membuat
pelaksanaan program CSR mengalami beberapa hambatan.
Sebagai perusahaan besar yang memiliki banyak program CSR, kami tertarik untuk
mengetahui lebih dalam tentang bagaimana PT Sampoerna Agro Tbk menjalankan tanggung
jawab sosialnya. Oleh karena itu, kami menyusun makalah dengan tema Evaluasi
Pelaksanaan CSR di PT Sampoerna Agro Tbk.
Salam,
Kelompok V
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
4/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam dunia internasional, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan
semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple
Bottom Line in 21st Century Business(1998), karya John Elkington. Dimana dalam buku
tersebut menjelaskan tentang tiga komponen penting sustainable development, yaitu
economic growth (profit), environmental protection (planet), dan social equit (people).
Berdasarkan tiga komponen tersebut dapat dipahami bahwa perusahaan yang baik tidak
hanya perfokus kepada keuntungan ekonomi saja tetapi juga perlu mengembangkan
kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar tempat beroperasinya perusahaan tersebut.
Di Indonesia sendiri, CSR sudah lama diterapkan yaitu sekitas tahun 1900-an namun
dengan memakai istilah lain yaitu CSA (Corporate Social Activity)atau aktivitas sosial
perusahaan. Adapun penerapan CSA hampir sama dengan prinsip dari CSR itu sendiri
yaitu kepedulian dan keterlibatan perusahaan terhadap keberlangsungan kesejahteraan
sosial dan kelestarian lingkungan.Menurut Bhatt, setidaknya ada tiga alasan yang mendorong perusahaan melakukan
CSR, yaitu:
a. Compliance.
Perusahaan setidaknya harus patuh (comply) terhadap peraturan nasional. Demikian
pula dengan multinasional yang harus mematuhi ketentuan hukum, kesepakatan,
konvensi ataupun standar internasional yang berlaku.
b. Risk minimisation.
Lebih dari sekedar kepatuhan, perusahaan harus menyadariimpactnyata danimpact
potensial secara ekonomik, politik maupun lingkungan. Berdasarkan pada kesadaran
inilah, perusahaan harus mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta
prosedur untuk meminimalisasi berbagai kerusakan atau kerugian yang mungkin
dihasilkan dari operasi perusahaan atau dari rekanan bisnisnya.
c. Value Creation.
Lebih dari sekedar kepatuhan dan meminimalisasi kerusakan, perusahaan dapat
menciptakan positive social valuedengan melibatkan masyarakat di
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
5/28
dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial (innovative social
investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy dialogue), dan
membangun istitusi masyarakat(building civil institution), baik secara mandiri
ataupun bersama dengan perusahaan yang lain.
Seperti pada salah satu alasan perusahaan melaksanakan CSR adalah bentuk ketaatan
perusahaan terhadap peraturan yang berlaku baik peraturan pusat maupun peraturan
daerah. Peraturan yang ditetapkan di Indonesia secara tidak langsung mendesak
perusahaan untuk melaksanakan CSR sebagai bentuk dari tanggung jawab dan ketaatan
perusahaan serta bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan value perusahaan
baik di mata pemerintah maupun di mata masayarakat. Tidak hanya itu, berdasarkan
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 bagi perusahaan yang
bergerak di bidang sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan CSR. Berdasarkan
ayat ini, setiap perusahaan yang tidak melaksanakan CSR dan yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang sumber daya alam akan dianggap tidak mentaati peraturan
perundangan yang ada.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini kelompok kami akan mencoba
untuk mengevaluasi salah satu perusahaan Tbk. di Indonesia yang kegiatan operasional
perusahaannya berkaitan dengan sumber daya alam yaitu PT Sampoerna Agro Tbk.
Diharapkan melalui evaluasi ini dapat diperoleh kesimpulan terkait tingkat ketaatan dan
transparansi penerapan CSR pada PT Sampoerna Agro Tbk. Perlu diketahui bahwa PT
Sampoerna Agro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan khususnya
perkebunan kelapa sawit dengan cakupan wilayah yang sangat luas yaitu Sumatera dan
Kalimantan. Banyaknya isu-isu yang sedang dan akan muncul berkaitan dengan
kompetisi lahan, terutama dengan masyarakat setempat mendorong perusahaan untuk
lebih pro aktif dalam meningkatkan intensitas komunikasi dan pembinaan komunitas
melalui program-program CSR yang lebih terarah, komprehensif, dan tepat sasaran.
Untuk itu di 2012 PT Sampoerna Agro Tbk. telah melakukan studi pemetaan sosial di
beberapa daerah operasional untuk mengidentifikasi permasalahan sosial yang ada dan
memformulasikan cara menyikapinya. Perseroan masih akan terus melakukan studi
tersebut di beberapa daerah operasional lainnya, termasuk yang baru diakuisisi.
Perencanaan tata ruang tetap merupakan masalah yang mendasar, sama halnya seperti
pembebasan tanah. Inilah tantangan Perseroan yang keempat. Isu mengenai penetapan
ganti rugi lahan, ditambah permasalahan tata ruang, secara umum telah menciptakan
ketidakpastian bagi industri perkebunan dan masyarakat lokal.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
6/28
Kegiatan evaluasi yang kami lakukan pada penugasan kali ini terbatas pada informasi
yang diperoleh dari laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. periode 2011 dan 2012,
tanya jawab dari salah seorang pegawai PT Sampoerna Agro Tbk. serta informasi dari
sumber media lainnya tanpa adanya observasi langsung ke wilayah diterapkannya
kegiatan CSR PT Sampoerna Agro Tbk.
2. Gambaran Umum PT Sampoerna Agro Tbk.
PT Sampoerna Agro Tbk (SA) dan entitas anak (Perseroan) adalah perusahaan
perkebunan dengan kepentingan jangka panjang yang berupaya menjadi perusahaan
perkebunan yang terdiversifikasi dan terintegrasi Bersama 29 anak perusahaannya.
Perseroan saat ini memproduksi empat lini produk utama: Produk Kelapa Sawit, ProdukInti Sawit, Kecambah, serta Produk Non-Sawit. Lini Produk Kelapa Sawit merupakan
kontributor terbesar yang menyumbang 96% dari total pendapatan Perseroan di 2012.
a. Sejarah Pendirian PT Sampoerna Agro Tbk.
Dahulu bernama PT Selapan Jaya, Sampoerna Agro didirikan pada 1993 untuk
mengelola kebun kelapa sawit di Sumatera Selatan. Perseroan kemudian tercatat
sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia pada 2007. Secara rinci dapat
dilihat pada skema kilas balik perusahaan, sebagai berikut:
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
7/28
Terlihat adanya diversifikasi kagiatan usaha yaitu dengan dimulainya uji cobaoperasi pada pabrik pati sagu pada tahun 2011.
Berdasarkan laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. 2012, Perseroan terdiri
atas beberapa anak perusahaan baik yang sudah beroperasi maupun yang masih
dalam tahap pengembangan. Adapun anak-anak perusahan dimaksud adalah sebagai
berikut:
1)
Sudah beroperasi: PT Aek Tarum, PT Sungai Rangit, PT Telaga Hikmah, PT
Gunung Tua Abadi, PT Binasawit Makmur, PT Usaha Agro Indonesia, PT
Mutiara Bunda Jaya, PT Selatanjaya Permai, PT Sawit Selatan, PT National Sago
Prima, dan PT Lanang Agro Bersatu.
2) Tahap pengembangan: PT Nusantara Sago Prima, PT Wawasan Kebun Utama,
PT Pangan Agro Nusantara, PT Palma Timur Sejahtera, PT Sentosa Timur
Palma, PT Palma Timur Sentosa, PT Industri Hutan Lestari, dsb.
b. Visi dan Misi
Sebagai bagian dari Grup Sampoerna Strategic, PT Sampoerna Agro Tbk.
memiliki visi Menjadi salah satu perusahaan terdepan yang bertanggung jawab di
sektor agribisnis di Indonesia.
Untuk mencapai visi tersebut, Perseroan menetapkan beberapa misi untuk
dilaksanakan oleh seluruh kompenen perusahaan yaitu:
Mengembangkan tim manajemen profesional yang berintegritas tinggi dan
didukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan termotivasi.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
8/28
Mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan di
bisnis inti kami, dengan tetap menjaga pengeluaran biaya secara terkontrol.
Terus berusaha mencapai kesempurnaan melalui inovasi, penelitian, dan
pengembangan.
Ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar
perkebunan.
Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku dalam segala
aspek pengembangan, produksi, dan pengolahan.
c. Struktur Organisasi PT Sampoerna Agro Tbk.
Hingga akhir tahun 2012, Direksi terdiri dari:
Direktur Utama : Ekadharmajanto Kasih
Wakil Direktur Utama : Marc Stephan Louis Louette
Direktur Corporate Affairs : Achmad Hadi Fauzan
Direktur Penelitian & Pengembangan : Dwi Asmono
Direktur Sumber Daya Manusia : Hero Djajakusumah
Direktur Keuangan : Budi Setiawan Halim
Direktur Komersial : Lim King Hui
Per 31 Desember 2012, Dewan Komisaris terdiri atas:
Komisaris Utama: Michael Sampoerna;
Komisaris: Hendra Prasetya;
Komisaris Independen: Phang Cheow Hock;
Komisaris Independen: Arief Tarunakarya Surowidjojo.
Komite Audit terdiri dari 1 (satu) ketua dan 2 (dua) anggota. Komposisi Komite
Audit tahun 2012 yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris
No.274/SA/VI/12/RO/CD tanggal 18 Juni 2012 adalah sebagai berikut:
Ketua: Arief Tarunakarya Surowidjojo
Anggota: Dr. Timotius Ak.
Anggota: Irawan Sastrotanojo
Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 1 (satu) Ketua dan 2 (dua) anggota.
Komposisi Komite Nominasi dan Remunerasi di tahun 2012 yang ditunjuk
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
9/28
berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No. 537/SA/X/12/RO/CD tanggal 18
Oktober 2012 adalah sebagai berikut:
Ketua: Michael Sampoerna
Anggota: Phang Cheow HockAnggota: Henrica Julprima
Komite Belanja Modal dan Investasi terdiri dari 1 (satu) Ketua dan 2 (dua) anggota.
Komposisi Komite Belanja Modal dan Investasi di 2012 yang ditunjuk berdasarkan
Keputusan Dewan Komisaris No. 537/SA/X/12/RO/CD tanggal 18 Oktober 2012
adalah sebagai berikut:
Ketua : Michael Sampoerna
Anggota : Chye Chia Chow (Roger Chye)
Anggota: Hendra Prasetya
d. Ruang Lingkup Operasional PT Sampoerna Agro Tbk.
Sampoerna Agro saat ini memfokuskan diri pada empat lini produk utama:Lini
Produk Kelapa Sawit, Lini Produk Inti Sawit, Kecambah, serta Produk Non-Sawit.
e. Sertifikasi, Penghargaan dan Pengakuan Eksternal
30 Agustus 2013 menerima penghargaan dalam acara Malam Apresiasi
Indonesias Top 50, Company Excellent Achievement yaitu sebagai 50 emiten
perusahaan terbuka berpengaruh versi Koran Sindo.
Annex to Certificate - RSPO (Supply Base)
Emiten Saham Terbaik Kapitalisasi Pasar s/d Rp. 10 Triliun pada Capital
Market Award2011
Best Contribution to Labor Unionpada K-SPSI Award 2012
Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia pada MPPI Award 2011
Proper Peringkat Biru oleh Kementerian Lingkungan Hidup
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
10/28
BAB II
DASAR TEORI
1.
Pengertian Corporate Social Responsibi l ity
Pasal 1 angka 3 UU Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa, Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
Definisi CSR menurut Nor Hadi menyatakan bahwa CSR atau Tanggung Jawab
Sosial merupakan sebuah bentuk komitmen perusahaan dalam berkontribusi membangun
perekonomian perusahaan yang diimbangi dengan melakukan kegiatan etis yang dapat
meningkatkan kualitas hidup dari pekerja atau karyawan beserta keluarganya agar setaraf
dengan komunitas lokal dan masyarakat secara luas (Hadi, 2011:46).
Suatu pandangan berpendapat bahwa perusahaan mempunyai kewajiban sosial
untuk beroperasi dalam cara yang etis, sosial,dan tanggung jawab lingkungan.
Menurut Archie Caroll ada 4 level dari Corporate Social Responsibility, yaitu:
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
11/28
Level 1: Economicperusahaan harus mampu bertahan untuk menjalankan bisnisnya
dan menghasilkan laba. Dalam keempat level ini, level 1 merupakan prioritas
utama perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Level 2: Legal perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya harus tetap
berada pada kerangka hukum yang berlaku. Walaupun level 1 merupakan
prioritas utama dari perusahaan, dalam menjalankan bisnisnya perusahaan
harus tunduk pada level 2 dan 3.
Level 3: Ethical perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya pun harus
sejalan dengan etika yang ada dan norma-norma yang terdapat pada
masyarakat.
Level 4: Philanthropyperusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga harus
dapat berkontribusi terhadap masyarakat. Hal ini tidak diharuskan namun
apabila perusahaan melakukannya maka goodwillperusahaan akan semakin
baik dimata masyarakat dan dunia bisnis.
Economic responsibilities merupakan yang paling prioritas. Dimana sebuah
perusahaan harus efisien dan dapat bertahan untuk waktu yang lama, sehingga dapat
berguna bagi masyarakat dengan cara menjalankan aktivitasnya dan cara yang legal dan
etis.
Sebenarnya mengapa perusahaan disarankan untuk melakukan Corporate Social
Responsibility, ada beberapa hal yang menjadi pendorongnya, yaitu:
- Globalisasi,
-
Tekanan dari aktivis-aktivis sosial,
-
Makin berkembangnya lingkungan sosial, dan
- Meningkatnya keinginan dari pasar modal agar para perusahaan melakukan standar
etika dalam berbisnis.
Beberapa perusahaan mencantumkan pernyataan tanggung jawab sosial mereka
dalam nilai dan tujuan perusahaan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, dapatkah
citizenshipatau sense of corporate responsibility to society dipertimbangkan sebagai
suatu bentuk dari monitoring dan ketaatan?
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
12/28
2. Dasar Hukum Pelaksanaan CSR di Indonesia
Melaksanakan tanggung jawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral
bagi jenis perusahaan apapun. Ketika perusahaan sebagai komunitas baru melakukan
intervensi terhadap masyarakat lokal, sudah menjadi keharusan untuk melakukan adaptasi
dan memberikan kontribusi, dikarenakan keberadaannya telah memberikan dampak baik
positif maupun negatif.
Tidak hanya berkutat pada aspek normatif, saat ini CSR telah diatur dalam beberapa
regulasi yang sifatnya mengikat agar perusahaantertentuwajib melaksanakan tanggung
jawab sosialnya. Terdapat proses panjang berkaitan dengan sejarah munculnya peraturan
terkait CSR atau program yang pada mulanya identik dengan istilah Community
Development(CD), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Saat ini, terdapat 7 (tujuh) regulasi terkait tanggung jawab sosial perusahaan baik
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. Diluar
itu pemerintah daerah juga menerbitkan aneka produk sejenis Perda CSR.
Setidaknya lebih dari 50 Kab/ Kota di Indonesia telah menerbitkan Perda CSR. Sebagian
daerah mampu mengimplementasikan Perda, dan hanya sebagian kecil daerah
mendapatkan impact dari keberadaan Perda CSR.
Agar memudahkan memahami regulasi CSR dan mampu menerapkannya sesuai
jenis, cakupan, dan kebutuhan perusahaan. Penulis memaparkan ke-7 (tujuh) regulasi
CSR di Indonesia, jika sudah memahami, pihak perusahaan diharapkan bisa merujuk pada
aturan mana yang mengikatnya, selain juga menjadi kontrol bagi pihak lain yang akan
menjadikan CSR sebagai alat kepentingan kalangan tertentu. Bagi pemerintah pusat
maupun daerah, dengan memahami aturan yang ada, diharapkan tidak membuat regulasi
baru yang berpotensi bertentangan dengan peraturan diatasnya, atau mengalihbebankan
tanggung jawab pembangunan pemerintah kepada perusahaan.
Adapun ketujuh regulasi terkait tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia
adalah sebagai berikut;
Pertama, Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program perkuatan usaha kecil melalui
pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta
program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina
Lingkungan), dengan dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
13/28
Kedua, Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber
Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
2007. Dalam pasal 74 disebutkan:
(1)Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan,
(2)Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Ketiga, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan
lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Keempat, Peraturan yang mengikat jenis perusahaan penanaman modal, yaitu Undang-
Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007. Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan
bahwa "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan." Sanksi-sanksi, diatur dalam Pasal 34, berupa sanksi administratif dan sanksi
lainnya, diantaranya: (a) Peringatan tertulis; (b) pembatasan kegiatan usaha; (c)
pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau (d) pencabutan
kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.
Kelima, Peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur
dalam Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.
Dalam pasal 13 ayat 3 (p) disebutkan:Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: (p)
pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.
Keenam, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin.
Undang-Undang ini tidak membahas secara khusus peran dan fungsi perusahaan dalam
menangani fakir miskin, melainkan terdapat klausul dalam pasal 36 ayat 1 Sumberpendanaan dalam penanganan fakir miskin, meliputi: c. dana yang disisihkan dari
http://www.blogger.com/nullhttp://www.blogger.com/nullhttp://www.blogger.com/null -
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
14/28
perusahaan perseroan. Diperjelas dalam ayat 2 Dana yang disisihkan dari perusahaan
perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c digunakan sebesar-besarnya
untuk penanganan fakir miskin. Sedangkan pada Pasal 41 tentang Peran Serta
Masyarakat,dalam ayat 3 dijelaskan bahwaPelakuusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf j berperan serta dalam menyediakan dana pengembangan masyarakat
sebagai pewujudan dari tanggung jawab sosial terhadap penanganan fakir miskin.
Ketujuh, Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum Tanggung
Jawab Dunia Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejehteraan Sosial.Kementrian
Sosial memandang penting dibentuknya forum CSR pada level Provinsi, sebagai sarana
kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha. Rekomendasi Permensos adalah
dibentuknya Forum CSR di tingkat provinsi beserta pengisian struktur kepengurusan
yang dikukuhkan oleh Gubernur.
Aneka regulasi diatas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, menimbulkan
optimisme juga kekhawatiran. Optimisme, karena berbagai pihak memandang besarnya
potensi CSR dalam mendukung pemerintah meningkatkan kesejahteraan. Kekhawatiran
muncul, karena bagaimanapun perusahaan tersanderaoleh aneka aturan CSR baik pada
level pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah. Padahal hampir di semua perusahaan,
CSR dianggarkan dari keuntungan perusahaan, belum semua perusahaanmenganggarkannya secara khusus, karena bagaimanapun coreperusahaan adalah bisnis.
Perusahaan-pun berasumsi bahwa kewajibannya mensukseskan program pemerintah
dengan menunaikan aneka pajak.
Sebetulnya diikat oleh aturan apapun, CSR tidak akan maksimal jika perusahaan
sendiri belum paham apa itu CSR, belum menempatkan staf secara khusus sebagai
pengelola CSR, belum memiliki struktur CSR, belum memiliki code of conduct, dan
belum memiliki sistem administrasi CSR. Karena yang saat ini terjadi multi pihak berebut
memanfaatkan dana CSR.
Kita pahami bahwa coreperusahaan adalah bisnis, bukanlah mengurusi CSR
semata, jika kian dibelit aneka aturan CSR pada berbagai level. Sangat besar
kemungkinan investasi-investasi di negeri ini akan berpindah ke negara lain, karena
banyak ikatan yang semakin menambah beban modal perusahaan.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
15/28
3. Pelaporan Pelaksanaan CSR
CSR digunakan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dari sebuah Perusahaan
kepada seluruh pemangku kepentingan atas setiap program tanggung jawab sosial yang
telah dilakukan setiap tahunnya. Laporan CSR tersebut disertakan sebagai bagian dari
Laporan Tahunan (Annual Report) Perusahaan.
Laporan CSR yang baik adalah yang dapat menyajikan informasi yang sebenar-
benarnya mengenai tindakan apa saja yang telah dilakukan Perusahaan terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar dan semua hal yang berhubungan dengan CSR
perusahaan. Setidaknya sebuah Laporan CSR terdiri dari:
a. Visi dan Misi CSR;
b. Strategi CSR;
c.
Program beserta alokasi dana CSR; serta
d. Bentuk CSR yang dilakukan oleh Perusahaan.
Tujuan pengungkapan CSR adalah menyajikan informasi yang dianggap perlu untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan berbeda. Tenaya (2005:13) menyatakan tujuan CSR dibagi tiga,
yaitu:
a.
Tujuan untuk melindungi terhadap perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil
dan kurang terbuka (unfair). Tujuan ini biasanya menjadi pertimbangan badan
pengawas yang mendapat otoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal
seperti SEC atau Bapepam.
b.Tujuan infomatif merupakan tujuan yang diarahkan untuk menyediakan informasi
yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan penggunaan laporan
keuangan.
c. Tujuan kebutuhan khusus merupakan gabungan dari tujuan perlindungan dan tujuan
informasi. Artinya apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa
yang dipandang berguna bagi pemakai yang dituju.
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik, maka
perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR
termasuk dalam hal:
a. Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John
Elkington, yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).
b.
Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan
yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
16/28
c. Verite, acuan pemantauan.
d. Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000.
e.
Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
17/28
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Visi dan Misi CSR PT Sampoerna Agro Tbk
Seperti yang tertulis dalam Laporan CSRnya, PT Sampoerna Agro Tbk melakukan
CSR bukan hanya sebatas member kontribusi pada masyarakat, namun lebih kepada
bagaimana Perseroan beroperasi secara bertanggung jawab, akuntabel, transparan dan
menjunjung etika dalam setiap tahapan proses bisnis.
Perusahaan juga selalu senantiasa berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kepada
seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Keseluruhan proses
tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dalam mencapai
pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Perusahaan.
Visi dan Misi CSR PT Sampoerna Agro Tbk merupakan satu kesatuan dengan Visi
dan Misi Perusahaan, yaitu Menjadi salah satu Perusahaan terdepan yang
bertanggungjawab di sektor agribisnis di Indonesia. Visi tersebut diperkuat dengan
salah satu pernyataan misi Perusahaan, yaitu Ikut berpartisipasi dalam peningkatan
kualitas hidup masyarakat sekitar perkebunan.
Visi utama CSR bagi Perseroan adalah terwujudnya hubungan yang harmonis jangkapanjang dengan seluruh pemangku kepentingan, dimana Perseroan dapat berkontribusi
untuk pembangunan daerah dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui
kemitraan usaha dan investasi sosial berkelanjutan guna terciptanya masyarakat yang
mandiri dan sejahtera.
2. Divisi Corporate Af fai rs Services(CAS)
Perseroan memiliki divisi yang berfungsi sebagai pelaksana program tanggung jawab
sosial Perseroan yaitu Divisi Corporate Affairs Services (CAS). Selain menangani
program tanggung jawab sosial, divisi ini juga bertanggung jawab terhadap aspek hukum
Perseroan serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah dan pemangku kepentingan
eksternal lainnya. Divisi CAS memiliki tanggung jawab untuk menentukan kebijakan
sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditangani sekaligus strategi pelaksanaan programnya
dan koordinasi dengan personel CAS di tingkat unit bisnis.
Di tingkat unit bisnis, personel CAS juga bertanggung jawab secara fungsional
kepada pimpinan unit bisnis masing-masing. Hal tersebut untuk menciptakan mekanisme
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
18/28
organisasi yang sehat dan tetap lincah di tengah berbagai tantangan dan isu strategis yang
dihadapi. Sebagai bagian dari proses perbaikan secara terus-menerus, di tahun 2012
Perseroan telah memulai menyusun strategi dan roadmappelaksanaan program tanggung
jawab sosial yang strategis, khususnya berkenaan dengan investasi sosial jangka panjang
perseroan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Hal tersebut merupakan
upaya lebih Perseroan selain bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation dalam
membina pilar pendidikan.Roadmapyang disusun menggambarkan komitmen Perseroan
dalam lima tahun ke depan dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial. Dokumen
tersebut akan mencakup antara lain kebijakan, strategi, fokus program, model
pengelolaan program, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan dan komunikasi. Secara
lebih detail, kebijakan yang sedang Perseroan susun berkenaan dengan:
Perumusan visi, misi dan tujuan program tanggung jawab sosial kami, sesuai dengan
visi, misi dan tujuan Perseroan.
Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan program
investasi sosial strategis.
Perumusan indikator kinerja dan target pencapaian program investasi sosial strategis.
Penetapan alokasi dana untuk program investasi sosial strategis.
Perumusan mekanisme pelaksanaan program dan anggaran, dari perencanaan,
pengorganisasian, hingga pemantauan dan evaluasi.
Perumusan struktur organisasi pelaksana di tingkat Perseroan dan tingkat unit bisnis.
Perumusan strategi komunikasi pelaksanaan program kepada pemangku kepentingan,
baik internal maupun eksternal.
Perumusan strategi kemitraan multi pihak untuk peningkatan dampak program.
Perseroan menaruh harapan besar bahwa dengan disusunnya dokumen mengenai
kebijakan, strategi dan roadmapuntuk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan program
investasi sosial strategis tersebut, upaya Sampoerna Agro dapat lebih diterima oleh para
pemangku kepentingan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayah
operasional Perseroan. Namun demikian, masih terdapat sejumlah tantangan untuk
merealisasikan tujuan tersebut. Tantangan pertama adalah kesadaran dari pemangku
internal mengenai pentingnya pelaksanaan tanggung jawab sosial Perseroan. Sehingga
diperlukan internalisasi tanggung jawab sosial dalam bisnis, dimana semua bagian atau
unit bisnis dan karyawan menjadikan tanggung jawab sosial sebagai strategi bisnis dan
nilai inti Perseroan. Tantangan kedua adalah meningkatkan kesadaran dari para
pemangku kepentingan eksternal dan merubah alur pikir (mindset), bahwa tanggung
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
19/28
jawab sosial mempunyai makna yang tidak sebatas kontribusi karitatif atau
kedermawanan. (Sumber : Sustainabil ity report PT Sampoerna Agro)
3.
Kegiatan CSR PT Sampoerna Agro TbkPelaksanaan CSR oleh PT Sampoerna Agro Tbk. dikelola oleh divisi tersendiri yaitu
Divisi Corporate Affairs Services(CSA).
Sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas Perseroan kepada seluruh pemangku
kepentingan, setiap tahun Perseroan akan menyampaikan laporan tanggung jawab sosial
(CSR Report). Laporan tersebut disertakan sebagai bagian dari Laporan Tahunan (Annual
Report), dan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
Untuk melaksanakan CSR tersebut, Sampoerna Agro menetapkan strategi investasi
sosial yang diarahkan pada pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal,
sebagai penerima manfaatnya. Adapun yang menjadi fokus investasi sosial saat ini adalah
bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi, peningkatan kualitas kesehatan komunitas,
dan peningkatan kualitas infrastruktur komunitas. Hal tersebut sejalan dengan komitmen
Perseroan untuk memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan milenium
(Millennium Development Goals/MDGs) yang dicanangkan oleh pemerintah. Perseroan
menyadari bahwa investasi sosial yang dilakukan merupakan suplemen sekaligus
komplemen bagi pembangunan nasional dan daerah.
Sampoerna Agro berkeyakinan bahwa eksistensi Perseroan di sebuah wilayah
senantiasa memberikan dampak positif jangka panjang. Untuk itu, Perseroan telah
melakukan sejumlah inisiatif investasi sosial untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kemandirian masyarakat. Investasi sosial ini dilakukan dengan tujuan penciptaan situasi
sosial yang kondusif yang dapat mendukung pencapaian target bisnis Perseroan dalam
jangka panjang.
Program kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Sampoerna Agro Tbk. :
a) Bidang Pendidikan
Pendidikan sebagai salah satu elemen penting perkembangan suatu negara
menjadi perhatian khusus dari PT Sampoerna Agro Tbk dalam kaitannya dengan
tanggung jawab sosial perusahaan. PT Sampoerna Agro Tbk menyadari bahwa
belum semua elemen di sektor pendidikan telah berkembang dengan baik dan siap
untuk menunjang perkembangan industri. Masih ada kesenjangan yang perlu
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
20/28
dijembatani antara masyarakat dan infrastruktur yang ada. CSR telah menjadi bagian
dari strategi Perseroan untuk mempertahankan keberlanjutan proses bisnisnya.
Dalam bidang pendidikan, perkembangan CSR terjadi dalam bidang utama yaitu
peningkatan keterampilan dan pengetahuan guru untuk meningkatkan kualitas
mengajar, peningkatan kepemimpinan dan kemampuan manajerial kepala sekolah,
rehabilitasi gedung sekolah yang membutuhkan perbaikan atau renovasi, dan
menyediakan beasiswa untuk siswa berbakat dengan latar belakang keluarga kurang
mampu di Sampoerna Academy
Program School Developement Outreach
Putera Sampoerna Foundation (PSF) didirikan sebagai bukti kepedulian
perusahaan terhadap pendidikan. PSF berkomitmen untuk mencetak pemimpin
dan wirausahawan masa depan berkaliber tinggi yang berkualitas dan bermoralitas
bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Bekerja sama dengan School Development Outreach(SDO), PSF memberikan
bantuan layanan pendidikan dengan meningkatkan kualitas sekolah meliputi
kualitas pendidik dan staf-staf pendukung.
Pengembangan Efetivitas Guru dan Kepala Sekolah
Bersama dengan Sampoerna School Development Outreach, Sampoerna Agrobekerjasama dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan guru di
Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat. Kemitraan yang berfokus pada
guru serta kepala sekolah sebagai pelaksana terdepan dalam pendidikan tersebut,
membuat mereka berkesempatan untuk mempelajari aspek-aspek pedagogis serta
berbagai metode pengajaran lainnya. Kali ini, program-program yang diberikan
bertema Efektivitas Guru dan Kepala Sekolah.
Program pertama, yaitu pelatihan Efektivitas Guru (TETRA), yang memiliki
tujuan sebagai berikut:
1) Memfasilitasi guru untuk menerapkan pengajaran berbasis proyek di sekolah
mereka yang berbasis kurikulum, dan
2) Mengembangkan rencana kontekstual dan unit pembelajaran.
Adapun program kedua, yaitu pelatihan Efektivitas Kepala Sekolah (PETRA),
tujuannya adalah untuk meningkatkan kepemimpinan dan efektivitas keterampilan
manajerial para kepala sekolah, agar mereka mampu mengelola sekolah dengan
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
21/28
kinerja yang lebih baik.Setelah menerima materi pelatihan yang lebih baik, para
peserta mulai dapat melihat manfaatnya bagi sekolah dan masyarakat luas.
Program Beasiswa Sampoerna Academy
Beasiswa tersebut diberikan untuk siswa yang tinggal di sekitar perkebunanSampoerna Agro di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti (Provinsi Riau)
dan Sandai, Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat). Meskipun
beasiswa telah disediakan, para kandidat juga harus siap untuk mempertahankan
nilai akademisnya di SMAN Sumsel dan khususnya untuk lulus proses seleksi
SMAN Sumsel. Oleh karena itu, program persiapan ini dirancang untuk
memenuhi tujuan tersebut.
Putera Sampoerna Foundation adalah organisasi yang dipercaya olehSampoerna Agro untuk memulai program ini. Strateginya adalah dengan
mengirimkan 2 tutor ke setiap lokasi. Para tutor akan membantu 15 siswa yang
paling potensial untuk mempersiapkan diri dalam bersaing dan belajar di
Sampoerna Academy.
Program Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Sekolah
Sampoerna Agro melakukan Rekonstruksi Sekolah dan Program Rehabilitasi
untuk sekolah. Program ini mencakup pembangunan kelas serta rehabilitasi untuk
kelas, toilet, dan logistik sepertimeja, kursi, papan, rak buku, kipas, perangkat
komputer,dan perpustakaan.
Selama tahun 2011, program-program ini dijalankan dengan baik. Beberapa
sekolah di wilayah Sumatera Selatan diberikan layanan perbaikan kualitas
pendidikan.
Sampoerna Agro, Rabu (19/12/2013) resmi melaksanakan acara serah terimah
gedung dan fasilitas sekolah inti SD Negeri 2 Balian Pemekaran dan Sekolah
Satelit SDN 2 Balian Tongkang yang sudah direnovasi kepada Pemerintah Daerah
(Pemda) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumsel. (sumber:
http://palembang.tribunnews.com)
PT. Sampoerna Agro Tbk Kamis (4/7) melaksanakan serah terima secara
simbolis gedung SDN 08 Sekakai Kecamatan Marau dan SDN 06 Selakauan
Kecamatan Air Upas Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat yang sudah selesai
di renovasi oleh PT Sampoerna Agro Tbk kepada Pemerintahan setempat.
(sumber:http://ketapangnews.com)
http://palembang.tribunnews.com/http://ketapangnews.com/http://ketapangnews.com/http://palembang.tribunnews.com/ -
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
22/28
b) Bidang Ekonomi
Kegiatan CSR di bidang ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kualitas hidup masyarakat lokal. Selain itu juga diharapkan dapat menghindari
timbulnya isu-isu ketimpangan ketimpangan, kecemburuan, dan patologi sosial. Pada
tahun 2012, PT Sampoerna Agro Tbk mengalokasikan Rp166.000.000,00 dana
perseroan untuk melaksanakan program CSR di bidang ekonomi. Adapun upaya-
upaya yang dilakukan oleh Perseroan di bidang ekonomi antara lain adalah:
Berkontribusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Hal ini dimulai dengan prioritas untuk menyerap sumber daya lokal, termasuk
tenaga kerja dan pemasok lokal melalui program investasi sosial.
Adapun kegiatan yang dilakukan perseroan dalam program investasi sosial
antara lain berupa pemberdayaan dan pendampingan teknis kepada kelompok
petani plasma maupun kelompok masyarakat lainnya. Diharapkan dengan
pengetahuan dan keterampilan teknis inilah pertumbuhan ekonomi lokal dapat
meningkat.
Pada akhir 2012, luas perkebunan plasma binaan Perseroan mencapai sekitar
41% dari total lahan tertanam. Sampai saat ini, ada sekitar 24.000 keluarga petani
kecil dalam binaan Perseroan dengan luas lahan tertanam lebih dari 48.000 hektar.
Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan menghasilkan
pendapatan yang layak dari lahan sawit mereka, sekaligus menyediakan mata
pencaharian yang baik, sehingga meningkatkan ekonomi lokal dari daerah-daerah
terpencil.
Pengembangan kemitraan dengan masyarakat lokal.
Kemitraan yang terus diupayakan berjalan secara profesional adalah dengan
Koperasi Unit Desa (KUD) Plasma yang tidak sepenuhnya berpola business to
business. Tapi ada upaya proaktif dari Perseroan untuk melakukan penguatan
kelembagaan KUD.
Pemberian bantuan sembako oleh salah satu PT Sungai Rangit anak perusahaan
PT Sampoerna Agro Tbk kepada warga lanjut usia yang diberikan rutin setiap
bulan. (Sumber:http://www.borneonews.co.id)
http://www.borneonews.co.id/http://www.borneonews.co.id/ -
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
23/28
c) Bidang Keagamaan
Tujuan dari kegiatan ini adalah terciptanya iklim sosial yang kondusif, penuh
kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan
Sampoerna Agro dalam bidang keagamaan antara lain:
Penguatan kelembagaan adat.
Kontribusi sarana prasarana untuk komunitas adat.
Kontribusi terhadap acara-acara adat.
Kontribusi terhadap kegiatan PHBA (PeringatanHariBesarAgama).
Kontribusi saran prasarana(keagamaan, olahraga, kesenian).
Pembinaan sosial kemasyarakatan(tokohagama).
d) Infrastruktur
Selain melakukan Rekonstruksi Sekolah untuk SDN 2 Sumbu Sari dan SDN 1
Maribaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) serta SDN 027 dan
SDN 038 Kepau Baru di Selat Panjang, Kepulauan Meranti (Riau), PT Sampoerna
Agro Tbk juga melakukan perbaikan infrastruktur bagi masyarakat sekitar.
Dalam Paparan Publik yang dilakukan oleh PT Sampoerna Agro Tbk di Ritz
Carlton pada tanggal 27 November 2013, menyatakan bahwa Perseroan telah
melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup
masyarakat sekitar melalui peningkatan infrastruktur seperti:
1. Perbaikan jembatan;
2. Perbaikan saluran air bersih;
3. Pembangunan sumur bor;
4. Perbaikan jalan poros;
5. Pembangunan gorong-gorong; dan
6. Pembangunan sarana ibadah bagi seluruh masyarakat.
e) Kepemudaan dan Donasi
Perusahaan sebagai pelaku dalam dunia usaha memiliki tujuan yang berorientasi
pada pencapaian laba semaksimal mungkin. Jika dipandang secara sepintas, maka
tujuan tersebut memang merupakan salah satu hal yang dapat membangkitkan atau
mengembangkan posisi perusahaan di kalangan bisnis atau dunia usaha. Akan tetapi,
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh setiap perusahaan tersebut menimbulkan
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
24/28
tanggung jawab bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan dengan
lingkungannya.
Investasi sosial bagi Perusahaan adalah bagian dari skema menciptakan
keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang melalui proses pengembangan kapasitas
dan pemberdayaan.
Atas dasar komitmen ini, Perusahaan memiliki kebijakan untuk mengalokasikan
kurang lebih 2% dari keuntungan bersih setiap tahunnya bagi pelaksanaan program
investasi sosial. Kepastian alokasi anggaran yang jelas diharapkan dapat membantu
manajemen dan pelaksana program untuk membuat perencanaan program secara lebih
baik. Pada tahun 2012, biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan investasi sosial
dalam hal ini Bidang Kepemudaan/ Youth Organizations adalah sebesar 15.000.000
dan untuk Proggram CSR Donasi Sampoerna Agro Mengalokasikan Dana sebesar
580.223.947.
4. Isu-isu Pelaksanaan Opersional PT Sampoerna Agro Tbk
Ketidakjelasan Pelaksanaan Program CSR oleh Anak Perusahaan
Tidak terkait secara langsung dengan PT Sampoerna Agro Tbk, PT Nasional
Sagu Prima (NSP) sebagai anak perusahaan PT Sampoerna Agro Tbk dinilai belum
memiliki program CSR yang jelas oleh masyarakat.
Masyarakat mengharapkan adanya kepedulian terhadap kegiatan pemuda,olah
raga, beasiswa, pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya. Meskipun pihak
PT NSP membantah tuduhan masyarakat, kucuran dana lebih dari 1 M setiap
tahunnya memang dirasa belum terprogram dengan baik melalui bidang CSR karena
semua kegiatan CSR masih berada dalam koordinasi bidang operasi perusahaan. Dan
baru mulai bulan Juni 2013 dibentuk bidang khusus di dalam Perusahaan yang
menangani CSR. (http://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-
sagu-warga-meranti.html)
Sengketa Lahan Antara Perusahaan dengan Masyarakat Sekitarnya
Adapun beberapa sengketa lahan yang terjadi antara lain:
Tuntutan pembangunan lahan plasma masyarakat Desa Pematang Panggang serta
permintaan pengukuran ulang lahan inti PT Aek Tarum Kebun Mesuji
(Sampoerna Agro) di Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji. Karena
http://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.htmlhttp://www.haluankepri.com/meranti/53221-pt-nsp-serobot-kebun-sagu-warga-meranti.html -
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
25/28
diduga lahan kelapa sawit yang ditanam PT Aek Tarum melebihi luas lahan yang
tertera dalam HGU; (Sumber:http://kabarsumatera.com)
Tuntutan pembangunan plasma oleh masyarakat Desa Sido Mulyo Kecamatan
sungai Menang, terhadap PT Telaga Hikmah IV; (Sumber:http://kabarsumatera.com)
Kasus tanaman kelapa yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
dibeli tidak sesuai dengan harga semestinya oleh perusahaan. Sehingga para
petani kelapa harus menderita kerugian yang sangat besar dan kasus yang sama
tidak terulang kembali di Kepulauan Meranti dalam hal ini tanaman sagu.
(Sumber: http://www.antarariau.com)
http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/http://kabarsumatera.com/ -
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
26/28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Industri adalah bagian dari satu sistem masyarakat yang terintegrasi bersama unit-
unit masyarakat lain dalam satu komunitas. Industri disadari tergantung dan tidak
bisa menghindar dari pengaruh masyarakat di sekitarnya. Begitupun sebaliknya,
keberadaan industri di tengah masyarakat berdampak juga pada keberadaan
masyarakat itu sendiri. Perlunya hubungan timbal balik yang baik antara industri dan
masyarakat dijelaskan melalui CSR. CSR diberikan sebagai bentuk tanggung jawab
moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder termasuk masyarakat.
CSR memberikan komitmen pada perusahaan untuk dapat terus mengembangkan
aktivitas ekonominya tanpa memberikan efek negatif terhadap masyarakat di sekitar
dengan memperhatikan aspek profit, people, dan planet.
Melaksanakan tanggungjawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral
bagi jenis perusahaan apapun. Tidak hanya berkutat pada aspek normatif, saat ini
CSR telah diatur dalam beberapa regulasi yang sifatnya mengikat agar perusahaan
tertentuwajib melaksanakan tanggungjawab sosialnyaBerbagai macam regulasi yang ada saat ini dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, menimbulkan optimisme juga kekhawatiran. Optimisme, karena
berbagai pihak memandang besarnya potensi CSR dalam mendukung pemerintah
meningkatkan kesejahteraan. Kekhawatiran muncul, karena bagaimanapun
perusahaan tersandera oleh aneka aturan CSR baik pada level pemerintah pusat,
provinsi, hingga daerah.
PT Sampoerna Agro dengan 4 pilar program CSR nya yang meliputi penanggulangan
bencana, pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keberlangsungan
lingkungan secara umum telah melaksanakan program CSRnya.
Melalui pembinaan petani plasma, usaha peternakan, hingga membangun pendidikan
dan kesehatan, CSR PT Sampoerna Agro membawa hal dan kemajuan baru bagi
masyarakat sekitar. Pola kemitraan yang dibangun dengan masyarakat dinilai dapat
mengurangi kesenjangan dan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam bidang pendidikan melalui layanan dan bantuan pendidikan gratis yang
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
27/28
terpadu, CSR PT Sampoerna Agro Tbk. telah membantu meningkatkan kualitas
masyarakat, pendidik, staf pendukung, dan kualitas pendidikan secara umum.
Namun tetap perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan CSR tidak terlepas dari
pelaporan atas pelaksanaan CSR yang juga menjadi bentuk pertanggungjawaban
Perseroan kepada stakeholders baik internal maupun eksternal perusahaan.
Seyogianya suatu laporan pelaksanaan program juga dilengkapi pertanggungjawaban
atas penggunaan dana yang telah dialokasikan pada program tersebut. Jika dilihat
dari laporan tahunan PT Sampoerna Agro Tbk. masih belum terdapat rincian atas
penggunaan dana tersebut.
Perselisihan yang sering terjadi dengan masyarakat adalah terkait dengan
pembebasan lahan.
2. Saran
Perusahaan kelapa sawit di Indonesia sudah seharusnya menerapkan program CSR
secara nyata, bukan sekadar tindakan basa-basi, maka secara sistematis membuat
banyak daerah berhasil bertransformasi secara ekonomi, dari desa atau kabupaten
miskin menjadi daerah yang makmur.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik tentunya menjamin terpenuhinya hak-
hak stakeholders salah satunya masyarakat. Tanggung jawab sosial (CSR)
merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat
sekitar. Terkadang terjadi kesenjangan antara perusahaan dan masyarakat dalam
pelaksanaan aktivitas social perusahaan. Komunikasi dan pembinaan hubungan yang
baik antara perusahaan dengan stakeholders diperlukan untuk mencegah tidak
tersampaikannya keinginan masing-masing pihak. PT Sampoerna Agro Tbk. sebagai
salah satu perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar melalui
program-program CSR nya juga tak luput dari masalah pelaksanaan kegiatan
sosialnya. Secara umum, masalah yang timbul berawal dari penyampaian maksud
perusahaan yang belum terprogram dengan baik dan kurangnya pemahaman
masyarakat akan pelaksanaan CSR serta kondisi perusahaan.
Dengan adanya bagian khusus dalam perusahaan untuk menangani CSR, diharapkan
dapat meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dalam pelaksanaan CSR. Selain
itu, dana yang telah disediakan dapat dimanfaatkan dengan maksimal melalui
penyusunan program-program secara terpadu dan dilakukan sharing dengan
masyarakat sekitar agar dapat ikut serta menjalankan CSR yang baik.
-
5/21/2018 Tugas Akhir CG Kel 5
28/28
Perusahaan perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif agar pelaksanaan
program didasarkan pada kondisi nyata masyarakat.
Perusahaan perlu memperkuat pelaksanaan praktik CSR yang mengarah pada
program filantropi yang bertujuan unutk penguatan kapasitas masyarakat dan
berkelanjutan.
Perusahaan perlu mengembangkan perangkat-perangkat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan dan pelaporan pelaksanaan program-program.
PT Sampoerna Agro Tbk. perlu menerapkanfull disclosureatas pelaksanaan CSRnya
baik pelaporan yang dilampirkan dengan laporan tahunan Perseroan atau laporan
pelaksanaan CSR tersendiri. Dengan prinsip full disclosure ini, diharapkan seluruh
stakeholders dapat dengan jelas mengetahui penggunaan kekayaan Perseroan yang
dialokasikan untuk pelaksanaan CSR di setiap programnya. Selain itu juga dapat
menjadi sumber informasi Perseroan dalam memberikan penjelasan kepada
masyarakat sekitar apabila terdapat komplain dari masyarakat khususnya yang
berkaitan dengan CSR perusahaan.
Penerapan Full disclosure reporting ini juga dapat dijadikan sebagai bukti otentik
bagi Perseroan.
Perusahaan seharusnya mengembangkan mekanisme voluntary sebagai bagian dari
upaya pelibatan partisipasi masyarakat agar penyelenggaraan program berjalan lebih
maksimal.