TUGAS ADMINSTRASI BISNIS - ebook.repo.mercubuana...

download TUGAS ADMINSTRASI BISNIS - ebook.repo.mercubuana …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/FTI/tugas_doc_20151/14121022... · kesalahan dan lupa dari makalah tersebut kami sadar bahwa

If you can't read please download the document

Transcript of TUGAS ADMINSTRASI BISNIS - ebook.repo.mercubuana...

  • 1

    TUGAS ADMINSTRASI BISNIS (Dosen Pengampu : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

    MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

    NAMA : RICKY ARIF SUKOCO

    NIM :14121022

    KELAS : 21

    PRODI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

    UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Robbil Alamin rasa Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah

    memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas

    makalah yang berjudul Internal Control dalam Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

    Adminstrasi Bisnis dari dosen saya.

    Sholawat iring salam kami limpahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW

    yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju ke era globalisasi pada saat ini, sehingga

    kita bisa membedakan mana yang sah dan mana yang fatal.

    Innal Insana wal khotoiwan Nisyan sesungguhnya manusia itu adalah tempatnya

    kesalahan dan lupa dari makalah tersebut kami sadar bahwa selaku manusia biasa kami tidak

    akan luput dari kehilafan ataupun kekurangannya, oleh karena itu kami mengharap partisipasi

    dari teman-teman mahasiswa untuk ikut menyumbang fikirannya lewat kritik dan saran para

    pembaca setia. Demikian dari kami dan terimakasih.

    WassalamualaikumWr.Wb.

  • 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2

    DAFTAR ISI.....3

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang........4

    1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 5

    1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................................ 5

    BAB II. PEMBAHASAN

    2.1. Sejarah internal control ................................. 5

    2.2. Definisi pengendalian internal .............................6

    2.3. Unsur-unsur Pengendalian intern ............10

    2.4. Manfaat pengendalian intern ........15

    BAB III.PENUTUP

    3.1. Kesimpulan........................................................................................................................ 16

    2.2. Saran................................................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA................17

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Internal control merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan guna

    meminimalisasi kemungkinan risiko yang akan terjadi saat operasional perusahaan dalam

    mencapai tujuan perusahaan. Internal control bertujuan untuk meningkatkan keandalan laporan

    keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi dan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-

    undangan. Jadi dengan tercapainya tujuan internal control otomatis tujuan dari perusahaan juga

    akan tercapai, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan nilai stakeholders.

    Sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

    perusahaan-perusahaan raksasa dunia pada awal tahun 2000 seperti Peregrine Investment

    Holding di Hongkong, Baring Futures di Singapore, Enron Corporation di Amerika Serikat, dan

    HIH Insurance Company Ltd di Australia, maka perhatian dunia terhadap internal control mulai

    meningkat. Analisis yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dan regulator

    pemerintah menemukan sebab utama tragedi bisnis adalah karena lemahnya internal control di

    banyak perusahaan-perusahaan.

    Menurut Stephen, Owen dan Solomon dalam Aldrige (2005), bangkrutnya perusahaan-

    perusahaan raksasa dunia disebabkan karena perusahaan memiliki sistim internal control yang

    lemah. Hal ini mengakibatkan kepercayaan investor atas pasar modal menurun. Untuk

    mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan UU yang

    bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor. UU tersebut bernama Sarbanes-Oxley

    Act (2002) yang dalam salah satu pasalnya (psl 404) mewajibkan semua perusahaan publik

    untuk melaksanakan sistim internal control. Berdasarkan kasus-kasus di atas, maka dapat

    diambil pelajaran bahwa betapa pentingnya internal control dalam pengelolaan perusahaan. Dan

    oleh karena itu penulis ingin mencoba untuk memberikan gambaran berturut-turut tentang

    pengertian internal control; komponen internal control serta keterbatasan internal control.

  • 5

    1.2.Rumusan Masalah

    Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:

    1. Sejarah singkat internal control

    2. Pengertian Internal control

    3. Unsur-unsur Pengendalian intern control

    4. Manfaat Pengendalian intern control

    1.3.Tujuan Penulisan

    1. Menjelaskan tentang sejarah singkat internal control

    2. Menjelaskan pengertian internal control

    3. Menjelaskan unsur-unsur Pengendalian intern control

    4. Mengetahui manfaat Pengendalian intern control

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Sejarah Internal Control

    Konsep Internal Control telah bergulir sejak tahun 1930-an. Untuk pertama kali, George E.

    Bennet menyebutkan definisi Internal Control. Namun istilah tersebut baru dinyatakan secara

    institutional oleh AICPA pada tahun 1949 melalui laporan khusus yang berjudul Pengendalian

    Internal Elemen-elemen Sistem yang Terkoordinasi dan Pentingnya Pengendalian bagi

    Manajemen dan Akuntan Independen. Selanjutnya konsep tersebut berkembang pesat dengan

    yang kita kenal 8 (delapan) unsur Pengendalian Internal.

    Perkembangan berikutnya, pada awal tahun 80-an konsep tersebut dinilai banyak pihak

    sudah tidak aplicabel lagi. Semakin kompleksnya

    Dunia bisnis dan teknologi membuat konsep pengendalian internal tersebut tidak efektif

    dalam mendorong tercapainya tujuan perusahaan. Semakin banyak keluhan dari perusahaan dan

    institusi yang telah menerapkan konsep internal control sebagaimana dikembangkan oleh

    American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), namun masih mengalami

    kegagalan.

  • 6

    Pada tahun 1992, The Commitee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission

    (COSO) menerbitkan laporan yang berjudul Internal Control-Integrated Framework. Laporan

    COSO tersebut memberikan suatu pandangan baru tentang konsep Internal Control yang lebih

    luas dan terintegrasi serta sesuai dengan perkembangan dunia usaha untuk mencegah terjadinya

    penyimpangan .Jika pada konsep sebelumnya hanya menekankan pada proses penyusunan

    laporan keuangan saja, maka konsep COSO memiliki pandangan yang lebih luas yaitu dengan

    melakukan pengendalian atas perilaku seluruh komponen organisasi. Konsep ini mendapat

    akseptasi yang luas dari berbagai pihak.

    Di Indonesia, perkembangan menarik terjadi dengan terbitnya Undang-undang nomor 1

    tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006. Pada ketentuan tersebut, ditetapkan

    bahwa setiap instansi pemerintah harus mengembangkan Sistem Pengendalian Intern. Penjelasan

    dan ketentuan lain yang menjabarkan menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern terdiri

    dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,

    informasi dan komunikasi serta monitoring. Hal ini mengandung arti bahwa konsep Internal

    Control versi COSO diterapkan pada sektor pemerintahan di Indonesia. Sebuah langkah maju

    dan berani serta menjadi tantangan yang tidak mudah bagi para auditor internal pemerintah.

    Tulisan ini akan membahas secara umum konsep tersebut.

    2.2.Definisi Pengendalian Internal

    Pada tahun 1949, AICPA mendefinisikan Internal Control (IC) sebagai rencana organisasi

    dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di

    perusahaan untuk mengamankan aktiva, meyakini keandalan dan akurasi data akuntansi,

    meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang

    telah ditetapkan. Definisi ini diinteprestasikan oleh banyak pihak terdiri atas dua kelompok yaitu

    pengendalian administatif dan pengendalian akuntansi. Pengendalian administratif yang

    berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan sedangkan pengendalian akuntansi terkait

    dengan penyajian laporan keuangan.

    Perluasan atas definisi IC dilakukan oleh AICPA berlaku mulai 1 Januari 1997. Redefinisi ini

    dipengaruhi oleh Laporan COSO sebagaimana disebutkan sebelumnya (1992). Laporan COSO

    menyatakan definisi Internal Control sebagai berikut :

  • 7

    a. Internal control is broadly defined as a process, effected by an entitys board of

    directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance

    regarding the achievement of objectives in the following categories:

    b. Effectiveness and efficiency of operations.

    c. Reliability of financial reporting.

    d. Compliance with applicable laws and regulations

    Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal Control sama

    dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas Dewan Komisaris,

    Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar atas (a)

    keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) ketaatan terhadap

    hukum dan peraturan yang berlaku. Berbeda dengan definisi pertama yang hanya mengaitkan

    pengendalian hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran, pada definisi berikutnya

    terkait dengan proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh komponen organisasi. Definisi

    ini mengandung makna yang lebih luas dari definisi sebelumnya.

    Sesuai dengan definisi IC menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations

    of the Treadway Commission), komponen-komponen tersebut mencerminkan adanya

    perubahan pengertian yang cukup signifikan. IC bukan hanya meliputi komponen-komponen

    organisasi yang bersifat statis, tetapi meliputi juga hal-hal yang bersifat dinamis. Tidak hanya

    terkonsentrasi pada penyusunan laporan keuangan saja, namun meliputi juga pencapaian tujuan

    organisasi. Tidak hanya memperhatikan tingkatan manajerial dan operasional organisasi, namun

    juga meliputi tingkatan strategis pada organisasi.

    Kelima komponen IC di atas memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Larry F Konrath

    (1999) menggambarkan kelima komponen tersebut bagaikan sebuah bangunan rumah dimana

    Lingkungan Pengendalian menjadi pondasinya. Penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan

    informasi dan komunkasi menjadi pilar-pilarnya. Sedangkan Monitoring menjadi atapnya.

    Dengan demikian, sebuah IC akan berjalan secara efektif jika kelima unsur tersebut terbangun

    dengan baik dan beroperasi sesuai proporsinya masing-masing.

    Pengertian Internal Control menurut beberapa para ahli;

    a. Mulyadi : Sistem Pengendalian Internal Meliputi struktur Organisasi, metode, dan

    ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

  • 8

    ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

    kebijakan manajemen.

    b. James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson (sesuai dengan SAS

    No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan

    untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (Entity) dapat

    tercapai.

    ELEMEN-ELEMEN

    Mulyadi :

    1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

    2. Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang

    cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

    3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

    4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

    Efektifitas unsur-unsur Sistem pengendalian tersebut sangat ditentukan oleh Lingkungan

    Pengendalian (Control Environment) dimana lingkungan pengendalian tersebut memiliki 4

    (empat) unsur sebagai berikut :

    1. Filosofi dan gaya operasi

    2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan

    3. Metode Pengendalian Manajemen

    4. Kesadaran pengendalian

    James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson :

    1. Lingkungan Pengendalian (The Control Environment)

    Lingkungan Pengendalian adalah efek kolektif dari berbagai factor pada saat

    pembangunan, penyempurnaan, atau pelemahan efektifnya system akuntansi suatu entitas atau

    Prosedur Pengendalian (Control Procedures) dan kemampuannya untuk memcapai tujuan

    tertentu. Faktor Lingkungan Pengendalian meliputi filosofi manajemen dan gaya operasi,

    struktur organisasi, fungsi dewan direksi dan komisinya (khususnya audit committee), metode

    penentuan wewenang dan tanggung jawab, metode pengendalian manajemen, kebiasaan dan

    kebijaksanaan personelnya, dan pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi sebuah entitas.

  • 9

    2. Sistem Akuntansi (The Accounting System)

    Sistem akuntansi terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang dibangun untuk

    mengidentifikasi, membangun, mengklasifkasi, merekam, dan melaporkan transaksi suatu entitas

    dan untuk menjaga akuntabilitas asset dan hutang yang terkait.

    Sebuah system akuntansi harus memiliki metode dan catatan yang cukup dan tepat untuk

    menyelesaikan tujuan sebagai berikut :

    Mengidentifikasi dan merekam seluruh transaksi yang valid

    Menggambarkan transaksi dalam basis waktu dan detil yang cukup untuk membolehkan

    klasifikasi transaksi yang sesuai untuk Laporan Keuangan

    Mengukur nilai transaksi dalam dalam suatu sikap(gaya/tingkahlaku) yang membolehkan

    mencatat nilai moneter yang wajar dalam Pernyataan Keuangan.

    Menentukan periode waktu kapan terjadinya transaksi agar dibolehkannya pencatatan

    transaksi dalam periode waktu yang sesuai.

    Menyajikan transaksi secara sesuai dan penyingkapan yang berhubungan dalam

    pernyataan keuangan.

    3. Prosedur Pengendalian (Control Procedures)

    Prosedur Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur tambahan selain Lingkungan

    Pengendalian dan system akuntasi, yang dibangun manajemen untuk memberikan jaminan yang

    masuk akal bahwa tujuan khusus sebuah entitas dapat tercapai.

    Tujuan khusus tersebut terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :

    Pemberian wewenang (Otorisasi) yang sesuai untuk melaksanakan transaksi dan kegiatan

    Pemisahan Tugas

    Desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

    Perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan asset dan catatan-catatan.

    Pengecekan independen terhadap performance dan penilaian yang sesuai dengan jumlah

    yang direkam

  • 10

    2.3.Unsur- UnsurPengendalian Intern

    Agar dapat mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan pengendalian intern yang

    memadai. Pengendalian intern yang memadai yaitu pengendalian intern yang memenuhi unsur-

    unsur yang berlaku di perusahaan.

    Menurut Mulyadi dalam buku Auditing menyebutkan unsur-unsur tersebut terdiri dari lima

    kategori, yaitu :

    a. Lingkungan pengendalian.

    b. Penaksiran resiko.

    c. Informasi dan komunikasi.

    d. Aktivitas pengendalian.

    e. Pemantauan.

    Unsur-unsur pengendalian intern tersebut dijelaskan sebagai berikut :

    1. Lingkungan Pengendalian

    Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan

    mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian

    merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk dan terstruktur.

    Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain:

    a. Integritas dan nilai etika

    Efektivitas pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang yang mendesain dan

    melaksanakannya. Pengendalian intern yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-

    orang yang tidak menjungjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika, akan mengakibatkan

    tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen

    adalah menjungjung tinggi nilai integritas suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang

    dikatakan atau telah menjadi komitmennya.

    b. Komitmen terhadap kompetensi

    Untuk mencapai tujuan entitas, personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki

    pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.

    Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan

    keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang

    dituntut dalam pengembangan kompetensi.

  • 11

    c. Dewan komisaris dan komite audit

    Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, jika penunjukan auditor dilakukan

    oleh manajemen puncak, kebebasan auditor akan dapat berkurang dipandang dari sudut

    pemegang saham. Hal ini karena manajemen puncak adalah pihak yang seharusnya dinilai

    kejujuran pertanggungjawaban keuangannya oleh auditor, padahal manajemen puncak

    menentukan pemilihan auditor yang ditugasi dalam audit atas laporan keuangan yang dipakai

    untuk pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen puncak.

    Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum

    perseroan terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan

    oleh manajemen (direksi). Dengan demikian, dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsinya

    dapat mencegah konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen (direksi).

    Perusahaan-perusahaan Indonesia yang go public ada yang membentuk komite audit

    (audit commitee) yang anggotanya seluruh atau terutama terdiri dari pihak luar perusahaan.

    Pembentukan komite audit ini ditujukan untuk memperkuat independensi auditor yang oleh

    masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan

    oleh manajemen.

    d. Filosofi dan gaya operasi manajemen

    Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter

    bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan memeberikan jawaban atas pertanyaan-

    pertanyaan:

    1. Apa yang menjadi alasan perusahaan dalam bisnis?

    2. Bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis?

    3. Apa yang dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan sebagai bisnis perusahaan?

    Dalam berbisnis, manajemen yang memiliki filosofi akan meletakkan kejujuran sebagai

    dasr bisnisnya. Laporan keuangan perusahaan ini akan digunakan sebagai alat manajemen untuk

    mencerminkan kejujuran pertanggungjawaban keuangan perusahaan kepada siapa saja yang

    berhubungan bisnis dengan mereka. Dengan demikian, filosofi ini menjadi warna unik

    perusahaan dalam melaksanakan bisnis mereka.

    Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi entitas harus

    dilaksanakan. Ada manajer yang memilih gaya operasi yang sangat menekankan pentingnya

  • 12

    pelaporan keuangan, penyusunan, dan penggunaan anggaran sebagai alat pengukuran kinerja

    manajer, dan pencapaian tujuan yang telah dicanangkan dalam anggaran; ada manajer yang tidak

    demikian. Ada manajemen puncak perusahaan yang memilih gaya operasi yang lebih condong

    pada pemusatan kekuasaan di tangan beberapa gelintir manajer puncak; ada manajer yang

    memilih gaya operasi yang condong pada desenteralisasi kekuasaan ke tangan manajemen

    menengah dan bawah. Manajemen dengan gaya operasi sentralisasi memerlukan alat kontrol

    yang cendurung berbiaya tinggi.

    e. Struktur organisasi

    Organisasi dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Orang bergabung

    dalam suatu organisasi dengan maksud utama untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat

    dicapainya dengan kemampuan yang dimilikinya sendiri. Struktur memberikan kerangka untuk

    perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan

    struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung

    jawab di dalam suatu organisasi dalam tujuan organisasi.

    f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab

    Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab merupakan perluasan lebih

    lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi

    akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan

    organisasi. Di samping itu, pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan

    pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Jika

    kepada seorang manajer dibebankan wewenang yang terlalu banyak, hal ini akan berakibat

    timbulnya iklim yang mendorong ketidakberesan dalam pelaksanaan wewenang tersebut.

    g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

    Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian intern. Jika perusahaan

    memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian intern yang lain dapat

    dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan

    pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Pengendalian intern yang baik tidak akan

    dapat menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak

    kompeten dan tidak jujur.

  • 13

    2. Penaksiran Resiko

    Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan

    pengolahan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan

    prinsip akuntansi di Indonesia. Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah

    penaksiran resiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain

    serta implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada

    tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran resiko manajemen

    harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan

    keaadaan, seperti :

    a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum

    pernah dikenal.

    b. Perubahan standar akuntansi.

    c. Hukum dan peraturan baru.

    d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk

    pengolahan informasi.

    e. Pertumbuhan Pesat, yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan

    informasi dan personel yang terlibat di dalam fungsi tersebut.

    3. Informasi dan Komunikasi

    Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan,

    menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu kesatuan usah serta menyelenggarakan

    pertanggung jawaban kekayaan dan utang kesatuan usaha tersebut. Mulyadi dalam bukunya yang

    berjudul Auditing menyebutkan sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan

    yang memadai bahwa transaksi telah dicatat atau terjadi adalah :

    a. Sah.

    b. Telah diotorisasi.

    c. Telah dicatat.

    d. Telah dinilai secara wajar.

    e. Telah digolongkan secara wajar..

    f. Telah dicacat dalam periode yang seharusnya.

    g. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.

  • 14

    Komunikasi mencakup penyampaian informasi semua kepada personel yang terlibat

    dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan

    orang lain baik yang berada di dalam maupun diluar organisasi. Komunikasi mencakup

    pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam kesatuan usaha.

    4. Aktivitas Pengendalian

    Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan

    keyakinan bahwa petrunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur

    ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk

    mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan satuan usaha. Aktivitas pengendalian yang relevan

    dengan pemeriksaan atas laporan keuangan dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok.

    Salah satu cara penggolongan adalah :

    1. Pengendalian pengolahan informasi.

    a. Pengendalian umum.

    b. Pengendalian aplikasi.

    (1) Otorisasi memadai

    (2) Perancangan dan penggunaan dokumen yang memadai.

    (3) Pengecekan secara independen.

    2. Pemisahan fungsi yang memadai.

    3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan.

    4. Review atas kinerja.

    5. Pemantauan.

    Pemantauan atas proses penilaian efektivitas rancangan dan operasional strruktur

    pengendalian internal secara periodik dan terus menerus yang dilakukan oleh fungsi Internal

    Auditing untuk melihat apakah telah dilaksanakan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan

    keadaan. Informasi untuk penilaian dan perbaikan dapat berasal dari berbagai sumber meliputi

    studi atas struktur pengendalian internal, Laporan pemeriksa internal, laporan penyimpangan atas

    aktivitas pengendalian, laporan dari bank sentral, umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari

    pelanggan.

  • 15

    2.4.Manfaat pengendalian intern

    Menurut Mulyadi (2002 : 189 ) manfaat pengendalian intern ini antara lain :

    1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi Kekayaan fisik suatu

    perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika

    kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai. Begitu juga dengan

    kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang akan rawan

    oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga.

    2. Mengecek ketelitian dan kendalan data akuntan Manajemen memerlukan informasi

    keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi

    akuntansi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting.

    Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data

    akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal, karena data

    akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.

    3. Mendorong efisiensi Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang

    tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk

    mencegah penggunaaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.

    4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

    manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur. Pengendalian intern ini ditujukan untuk

    memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.

    Untuk mencapai kegunaan dan manfaat pengendalian intern tersebut di atas maka

    diperlukan adanya sistem informasi akuntansi yang benar hal ini dapat memberikan bantuan

    yang utama terhadap kekayaan perusahaan dengan cara penyelenggaraan pencatatan aktiva yang

    baik. Apabila struktur pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka akan timbul kesalahan,

    ketidakakuratan serta kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.

    Menurut manfaat pengendalian intern tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :

    1. Pengendalian akuntansi (Internal Accounting Control) merupakan bagian dari

    pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

    dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dam mengecek ketelitian

    dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan

  • 16

    menjamin keamanan kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan

    dan akan meghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

    2. Pengendalian administratif (Internal Administratif Control), meliputi struktur

    organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong

    efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

    BAB III

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Belajar dari kasus-kasus bisnis perusahaan raksasa dunia yang bangkrut, maka perlu kita

    sadari bahwa betapa pentingnya keberadaan internal control dalam suatu perusahaan. Hal ini

    disebabkan karena internal control adalah alat pengawasan bagi manajemen untuk

    meminimalisasi kemungkinan risiko yang akan terjadi pada perusahaan. Oleh karena itu internal

    control harus diperhatikan apakah desainnya telah memadai dan apakah telah efektif. Dan juga

    harus diperhatikan apakah internal control masih up to date agar bisa memberikan manfaat

    sesuai dengan tujuan diadakannya internal control tersebut.

    4.2. Saran

    Pengendalian intern dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengawasi dan

    memberikan jaminan terhadap keamanan harta perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan

    dituntut untuk mengawasi kondisi perusahaannya dengan menjaga seluruh aktivitas operasi

    perusahaan dengan suatu pengendalian yang baik. Pengendalian yang sangat penting

    diperhatikan adalah kas.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Aldrige, E. J dan S. Sutojo. 2005. Good Corporate Governance. Tata Kelola Perusahaan

    Yang Sehat. Penerbit Damar Mulia, Jakarta.

    Arens, A. A., R. J. Elder dan M. S. Beasley. 2006. Auditing and Assurance Services An

    Integrated Approach. Eleventh Edition. PHIPE International Edition Prentice Hall.

    Boynton, W. C., N. J. Raymon dan G. K. Walter. 2003. Modern Auditng. Seventh

    Edition. USA. Richard D. Irwin Inc. Corporation, Orlando, Florida.

    Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision (COSO). 1002.

    Internal Control-Integrated Framework.

    Root, S. J. 1998. Beyond COSO Internal Control to Enhance Corporate Governance.

    John Wiley & Sons. INC.

    Sawyer, L. B., A. D. Mortimer dan H. S. James. 2005. Sawyers Internal Auditing: The

    Practice of Modern Internal Auditing. Five Edition. Altamonte Springs, Florida: The Institute of

    Internal Auditors, Inc.

    Sarbanes-Oxley Act of 2002 (Sarbox), An Act., 107th Congress USA. Turnbull, S. 1997.

    Corporate Governance: Its Scope, Concern and Theories.

    Scholarly Research and Theory Paper. Vol. 5, number 4 October. Zaman, M. 2001

    Turnbull-Generating in Due Expectations of the Corporate

    Governance Role of Audit Committees. Management Auditing Journal. 16/1.

    pp: 5-9. MCB University Press.