TUGAS 2 WIDI WIDAYAT 0402514025 Mengkaji Udara Dan Pencemar Udara Serta Pemecahan Masalah Lingkungan

download TUGAS 2 WIDI WIDAYAT 0402514025 Mengkaji Udara Dan Pencemar Udara Serta Pemecahan Masalah Lingkungan

of 11

description

kimia lingkungan

Transcript of TUGAS 2 WIDI WIDAYAT 0402514025 Mengkaji Udara Dan Pencemar Udara Serta Pemecahan Masalah Lingkungan

UNNESUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UDARA DAN PENCEMAR UDARA SERTA PEMECAHAN MASALAH LINGKUNGAN

Disusun Untuk memenuhi tugas 2Mata Kuliah Kimia LingkunganDosen Pengampu : Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si.

OlehWidi Widayat0402514025

PRODI PENDIDIKAN IPAPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015

Widi [email protected] IPA Konsentrasi IPAProgram Pascasarjana UnnesUniversitas Negeri Semarang

RANGKUMAN 2:Udara dan Pencemar Udara serta pemecahan masalah lingkungan

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi maka diudara dikatakan telah tercemar. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara menglami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara telah tercemarI. Mengkaji komposisi dan sifat-sifat zat kimia di udara Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Drai beberapa macam komponen pencemar udara, amka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen seperti Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Belerang oksida (SOx), Partikulat. 1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini : a) Pembakaran bahan bakar fosil.b) Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon C yang menghasilkan gas CO. c) Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen. Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain. 2. Nitrogen Oksida (NO2) Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NOx diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain. Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :NO2 + sinar matahari NO + O O + O2 O3 (ozon)O3 + NO NO2 + O2 3. Belerang Oksida (SOx) Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) bneda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm. Gas dari pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas Sox diudara meningkat. Reaksi antara gas Sox denagn uap air yang terdapat diudara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negar industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkunagn semakin parah. Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbenruk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilakna SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu. 4. Partikulat Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama denagn bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara. Sunber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah : 1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang. 2. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibatletusan gunung berapi. 3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah pegunungan.

II. Menganalisis jenis pencemar dan dampaknyaMenurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a. Pencemaran Udara Alami Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat proses proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya. b. Pencemaran Udara Non- Alami Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.Dampak pencemaran uadra saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, Kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan penyakit jantung, AIDS dan lain sebagainya. 1. Dampak Pencemaran Oleh Karbon Monoksida Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Konsentrasi gas CO samapi dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila diruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO denagn konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung. Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman. 2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx) Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%. Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan. 3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx) Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur. Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada systen pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.III. Menganalisis polutan penyebab hujan asam Hujan asamdiartikan sebagai segala macamhujandenganpHdi bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karenakarbondioksida(CO2) diudara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagaiasamlemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkanmineraldalamtanahyang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.Hujan asam disebabkan olehbelerang(sulfur) yang merupakan pengotor dalambahan bakar fosilsertanitrogendi udara yang bereaksi dengan oksigen membentuksulfur dioksidadannitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi keatmosferdan bereaksi dengan air untuk membentukasam sulfatdanasam nitratyang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan. Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

IV. Melahirkan gagasan mengatasi masalahOleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni : - Penanggulangan Secara Non-teknis - Penanggulangan Secara Teknik Melalui cara penanggulangan dengan cara non-teknis dan teknis ini diharapkan bahwa pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan. Barangkali akan timbul pertanyaan pada diri kita : Mungkinkah itu dapat terjadi ? Jawabannya adalah : Mungkin! Sejauh ada niat dan keinginan untuk melaksanakannya. Oleh karena itu usaha menanggulangi dan mengurangi pencemaran lingkungan sepenuhnya tergantung pada kita semua. Kalau kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita , maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan. 1. Penanggulangan Secara Non-teknis Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundanagn yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi : - Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) - Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) - Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi - Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan - Menanamkan Perilaku Disiplin 2. Penanggulangan Secara Teknis Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun criteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut : - Mengutamakan keselamatan lingkungan - Teknologinya telah dikuasai dengan baik - Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan Berdasarkan kriteria tersebut di atas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut : - Mengubah proses - Menggantikan sumber energi - Mengelola limbah - Menambah alat bantu Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut di atas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya.Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi denagn cara sebagai berikut : - Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun. - Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota. - Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.

V. Menerapkan prinsip green chemistry untuk menangani permasalahan pencemaran udaraDalam usaha untuk menjaga lingkungan, green chemistry kimia hijau saat ini sedang menjadi topik hangat untuk dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia industri. Dalam Green Chemistry Program, US EPA (Environmental Protenction Agency) mendefinisikan green chemistry sebagai upaya-upaya pencegahan polusi yang disebabkan oleh zat-zat kimia dan perancangan terhadap produk kimia beserta proses produksinya yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan zat-zat berbahaya. Beberapa jenis dari penerapan green chemistry adalah pengurangan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam industri, sintesis zat pelarut baru untuk menggantikan pelarut organik yang mudah menguap, minimalisasi dari penggunaan energi dari proses industri yang bersifat komersial, dan minimalisasi zat-zat buangan dalam proses industri.Anastas dan Warner dalam bukunya Green Chemistry Theory and Practice mengembangkan dua belas prinsip dari green chemistry, yaitu:1. Lebih baik mencegah produksi dari zat buangan daripada mengolah atau mengeliminasinya setelah zat buangan tersebut terbentuk.2. Metode dari sintesis produk sebaiknya didesain untuk memaksimalkan output yang diharapkan.3. Metode dari sintesis produk juga sebaiknya didesain agar zat-zat yang akan digunakan atau yang nanti akan dibuang, memiliki tingkat toksisitas serendah mungkin yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan4. Produk yang dihasilkan sebaiknya bersifat seefektif dan seefisien mungkin sambil dikurangi tingkat toksisitasnya.5. Penggunaan zat-zat tambahan, seperti pelarut dan zat pemisah sebaiknya diminimalkan walaupun memungkinkan untuk digunakan dan juga tidak berbahaya.6. Minimalisasi dari penggunaan energi yang dapat mengakibatkan dampak yang kurang baik dalam bidang ekonomi dan lingkungan.7. Sebaiknya digunakan bahan-bahan mentah yang bersifat renewable meskipun bersifat ekonomis dan teknis.8. Minimalisasi dari derivatisasi, seperti langkah-langkah untuk memproteksi dan mendeproteksi dalam mekanisme reaksinya.9. Penggunaan reagen katalitik10. Produk yang dihasilkan sebaiknya bersifat mudah didegradasi.11. Pengembangan metodologi analisis untuk memantau proses dan mengontrol lebih awal terhadap kemungkinan terbentuknya zat-zat yang berbahaya.12. Semua zat yang terlibat dalam proses, termasuk reaktan dan produk, sebaiknya tidak berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan kimia, seperti ledakan dan timbulnya api.